Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Liliek Nurhidayati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivitri Dewi Prasasty
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Sarastia Indriyadi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan asam amino glutamin dalam medium pengencer Tris kuning telur TKT 20 terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO pascapengeringbekuan. Sampel semen diambil dari dua ekor sapi PO jantan masing-masing sebanyak satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan hingga masing-masing mencapai 4 ulangan. Sampel semen diencerkan dengan pengencer Tris-kuning telur yang ditambahkan asam amino glutamin dengan konsentrasi 0 mM KK ; 2,5 mM KP1 ; 5 mM KP2 ; dan 10 mM KP3. Sebanyak 0,25 ml sampel semen dikemas dalam cryotube0,5 ml dengan dosis 50 juta sel/ml. Sampel semen diekuilibrasi pada suhu 5 oC selama 3 jam, kemudian dibekukan dalam nitrogen cair -196 oC . Pengeringbekuan dilakukan pada suhu -60 oC dan tekanan 0,011 mBar selama 24 jam. Hasil evaluasi spermatozoa pascapengeringbekuan pada KK, KP1, KP2, dan KP3 menunjukkan nilai rerata persentase integritas membran sebesar 32,5 2,53 ; 45,0 4,57 ; 47,1 6,64 ; 40,1 3,21 ; abnormalitas sebesar 28,2 5,30 ; 18,5 2,81 ; 14,8 4,29 ; 11,9 1,87 ; dan integritas DNA sebesar 86,0 1,15 ; 100,0 0,00 ; 100,0 0,00 ; 100,0 0,00 . Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaa nyata P>0,05 antara KK dengan KP1, KP2, dan KP3 terhadap persentase integritas membran dan abnormalitas semen sapi PO pascapengeringbekuan. Integritas DNA tidak diamati secara statistik karena tidak memenuhi jumlah ulangan sesuai rumus Federer. Perbedaan konsentrasi asam amino glutamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kualitas spermatozoa sapi PO pascapengeringbekuan.

ABSTRACT
The research aimed to find out the effect of glutamine amino acid addition into Tris egg yolk 20 extender for the quality of ongole crossbreed cattles spermatozoa post freeze drying. The semen samples were collected from two peranakan ongole cattles each one time a week using an artificial vagina up to 4 replications for each. The semen samples were diluted in Tris egg yolk extender added by glutamine amino acid with concentration 0 mM KK 2,5 mM KP1 5 mM KP2 and 10 mM KP3. A total of 0,25 ml diluted semen samples were packed in 0,5 ml cryotube with 50 million cells ml dossage. Samples were equilibrated at 5 oC for three hours, then freezed in liquid nitrogen 196 oC . The semen samples then freeze dried at 60 oC and 0,011 mBar for 24 hours. The result of evaluation of spermatozoa after freeze drying on KK, KP1, KP2, and KP3 showed the average value of membrane integrity percentage 32,5 2.53 45.0 4.57 47.1 6.64 40.1 3.21 abnormality 28.2 5.30 18.5 2.81 14.8 4.29 11.9 1.87 and DNA integrity 86.0 1.15 100.0 0.00 100.0 0.00 100.0 0.00 .The one factor ANOVA followed by Tukey test showed a significant differences."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Haidir
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan glutation dengan konsentrasi 0,5 mM KP 1, 1,0 mM KP 2, dan 1,5 mM KP 3 ke dalam pengencer tris-kuning telur TKT 20 terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO pascapengeringbekuan dengan suhu pembekuan -196 C. Sampel ditampung dari dua ekor sapi PO masing-masing satu kali dalam satu minggu menggunakan metode vagina buatan. Semen sapi PO dikemas ke dalam cryotube 1,5 ml dengan dosis 25 juta sel/ml. Semen diekuilibrasi selama 3 jam pada suhu 4--5 C, kemudian dibekukan menggunakan nitrogen cair yang memiliki suhu -196 C. Semen selanjutnya dikeringbekukan selama 24 jam pada suhu -60 C dan tekanan 0,011 mBar. Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji perbedaan berganda Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata P.

ABSTRACT
The research aimed to find out the effect of the addition of glutathione with concentration of 0.5 mM KP 1, 1.0 mM KP 2, and 1.5 mM KP 3 into the tris egg yolk of ongole crossbreed cattle post freeze drying using freezing temperature of 196 C. Semen samples were collected from two ongole crossbreed cattle each once a week using an artificial vaginal method. Diluted semen samples were packed into 1.5 ml cryotube with 25 million cells ml dosage. Samples were equilibrated for 3 hours at 4 5 C, then freezed in liquid nitrogen using temperature of 196 C. Samples were freeze dried for 24 hours at 60 C and pressure of 0.011 mBar. The result of one factor ANOVA and continued with Tukey test showed the significant difference."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktisa Durrah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi glutation dalam medium pengencer terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO , 48 jam pascapengeringbekuan dengan suhu pembekuan -80OC. Sampel semen dikoleksi dua kali dalam seminggu dari dua ekor jantan pendonor, selama tiga minggu. Semen sapi PO diencerkan dalam pengencer Tris-kuning telur 20 yang mengandung glutation 0 mM KK ; glutation 0,5 mM KP1 ; glutation 1 mM KP2, dan glutation 1,5 mM KP3. Semen yang telah diencerkan selanjutnya diekuilibrasi, dibekukan, lalu dikeringbekukan pada suhu -60OC dan tekanan 0,011 mbar. Parameter kualitas spermatozoa yang diamati meliputi integritas membran, abnormalitas, dan integritas DNA spermatozoa. Hasil uji analisis variansi ANAVA pola satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaan nyata P le;0,05 antara KK 29,00 3,03 dengan KP2 46,67 6,90 dan KP3 45,75 5,63 terhadap persentase integritas membran spermatozoa, serta antara KK 26,8 4,88 dengan KP1 20,6 2,11 dan KP2 18,9 2,11 terhadap persentase abnormalitas spermatozoa. Integritas DNA KP1 = 88,1 2,78 ; KP2 = 93,4 2,06 ; KP3 = 90,0 2,94 spermatozoa pada tiap kelompok perlakuan cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol KK = 86,0 3,37 pascapengeringbekuan.

ABSTRACT
The present study was conducted to assess the effect of glutathione in various concentration on ongole crossbred spermatozoa quality, 48 hours post freeze drying using freezing temperature of 80OC. Semen samples was collected twice in a week for three weeks from two donor bulls. The samples were diluted in Tris egg yolk extender with glutathione additives at concentration 0 mM KK 0,5 mM KP1 1 mM KP2, and 1,5 mM KP3. Diluted semen was equilibrated, freezed, and immediately freeze dried at 60OC with 0,011 mbar pressure. Parameters of spermatozoa quality include membrane integrity, abnormal morphology, and DNA integrity of spermatozoa were assessed. One factor analysis of variance ANAVA test continued with Tukey test showed a significant differences P le 0,05 between KK 29,00 3,03 and KP2 46,67 6,90 along with KP3 45,75 5,63 on the percentage of sperm membran integrity, and between KK 26,8 4,88 and KP1 20,6 2,11 along with KP2 18,9 2,11 on the percentage of sperm abnormal morphology. The DNA integrity of post freeze drying spermatozoa in additive groups KP1 88,1 2,78 KP2 93,4 2,06 KP3 90,0 2,94 showed an increasing patterns as compared to the control goup KK 86,0 3,37 . "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmanto Z. Ganin
"Hyaluronidase testicular (E.C.3.2.1.35) adalah enzim yang mendepolimerisasi asam hyaluronat menjadi oligosakarida. Enzim ini digunakan untuk terapi, sebagai spreading factor yang dikombinasikan dengan suatu anastesi lokal. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemurnian enzim hyaluronidase dari testis sapi peranakan ongole dengan kromatografi afinitas. Setelah diisolasi menggunakan sukrosa 0,25 M, fraksinasi dengan amonium sulfat, dan dialisis, pemurnian enzim dilakukan menggunakan kromatografi afinitas blue sepharose CL-6B. Dari pemurnian ini diperoleh aktivitas spesifik sebesar 171,45 x 10-3 U/mg dengan tingkat kemurnian 86 kali dan rendemen 39,84% dari ekstrak kasar. Fraksi blue sepharose CL-6B yang diperoleh kemudian dimurnikan dengan kromatografi imunoafinitas CNBr-activated sepharose 4 FF dengan imunoglobulin G spesifik hyaluronidase dan diperoleh aktivitas spesifik sebesar 558,49 x 10-3 U/mg dengan tingkat kemurnian 617 kali dan rendemen 13,50% dari ekstrak kasar. Sedangkan pemurnian hyaluronidase dari fraksi blue sepharose CL-6B yang dilanjutkan dengan kromatografi penukar ion DEAE FF memiliki aktivitas spesifik sebesar 620,80 x 10-3 U/mg dengan tingkat kemurnian 310 kali dan rendemen 37,87% dari ekstrak kasar. Dengan menggunakan elektroforesis gel SDS-PAGE bobot molekul hyaluronidase testis sapi peranakan ongole diperkirakan sebesar 62 kDa. Aktivitas enzim optimum pada pH 5,0 dan fraksi-fraksi hyaluronidase dari tahap pemurnian relatif stabil apabila disimpan pada suhu 0 oC dibanding pada suhu 4 oC dan 25 oC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T40059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Fifteen Dairy cattle of Holstein Crossbred heifer were used for estimating rumen microbial protein synthesis. The cattle fed by a single diet of King Grass (KG), Corn Stover (CS) or rice straw (RS) ad libitum as basal diet that was supplemented by a high protein concentrate. Microbial protein synthesis were estimated from derivatives concentration. Data obtained: microbial protein synthesis (MPS) were analyzed using analyses of variance, in split plot and completely randomized design. The means differences were analyzed by DMRT. The result of this research showed that purin derivatives concentration of cattle fed on KG, CS, and RS were 75.07; 67.72 and 61.88 mmol/day, respectively. The production of microbial protein synthesis value were respectively 55.79, 49.43 and 44.35 gN/day and it was significantly different among diet (P<0.01). The Duncan test showed that KG's diet was the highest followed by CS's diet and RS's was the lowest. "
580 AGR 19 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Susanti
"Konsumsi daging sapi dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker, penyakit kardiovaskular dan jantung, serta tekanan darah tinggi atau hipertensi. Oleh karena berbagai dampak negatif tersebut, perlu dibuat sebuah produk pangan alternatif berupa daging sapi sintetik yang tetap mengandung nutrien penting tetapi memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih kecil. Dalam penelitian ini, protein dalam daging sapi sintetik diperoleh dari bahan baku berupa gluten, kacang merah, ampas kedelai, dan textured vegetable protein yang divariasikan konsentrasinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peningkatan konsentrasi tepung kacang merah dan textured vegetable protein dapat meningkatkan kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak dalam daging sapi sintetik. Selain itu, peningkatan konsentrasi ampas kedelai dapat meningkatkan kadar air dan karbohidrat, menurunkan nilai kalori, dan mengurangi kekerasan daging sapi sintetik. Dari penelitian ini diperoleh daging sapi sintetik terbaik dengan kombinasi 60% gluten, 10% tepung kacang merah, 20% ampas kedelai, dan 10% textured vegetable protein diperoleh. Berdasarkan hasil analisis proksimat dan kalori, daging sapi sintetik terbaik mengandung 60,3% air, 0,6% abu, 19,3% protein, 4,5% lemak, 15,6 karbohidrat, dan 178 kkal/100 g.
Berdasarkan hasil texture profil analysis, daging sapi sintetik terbaik memiliki daya kohsesif 0,570, kekerasan 5845,4, dan elastisitas 88,0. Daging sapi sintetik terbaik mengandung seluruh asam amino esensial dan memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi. Dari penelitian ini, telah dapat dihasilkan daging sapi sintetik dengan kandungan nutrisi yang cukup dan risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi sehingga daging sapi sintetik dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pengganti daging sapi yang lebih sehat.

Consumption of beef can increase the risk of cancer, cardiovascular and heart disease, and hypertension. Because of those disadvantages, an alternative food in the form of synthetic beef which contains almost the same amount of nutrient as the original beef but with less health risk can be made. In this research, the protein content of synthetic beef will be derived from gluten, kidney bean, soy pulp, and texturized vegetable protein which are varied in the concentration.
Based on this research, the increase of kidney bean flour and textured vegetable protein’s concentration will increase the ash, protein, and fat content of synthetic beef. Meanwhile, the increase of soy pulp’s concentration will increase the water and carbohydrate content, decrease the amount of calories, and reduce synthetic beef’s hardness. This research has produced the best synthetic beef with a combination of 60% gluten, 10% kidney bean flour, 20% soybean pulp, and 10% texturized vegetable protein is obtained.
According to the proximate and calorimetry analysis, the best synthetic beef contained 60.3% water, 0.6% ash, 19.3% protein, 4.5% fat, and 15.6 carbohydrate, and 178 kkal/100 g. According to the texture profile analysis, the best synthetic beef has 0.570 cohesiveness, 5845.4 hardness, and 88.0 springiness. The best synthetic beef contains all essential amino acids and has less saturated fat in comparison to beef. Based on this research, a synthetic beef with sufficient amount of nutrient and less health risk has been produced. Therefore, synthetic beef is a healthy alternative food that can substitute original beef.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Uji Antigen-ELISA (Ag-ELISA) untuk mendiagnosis tripanosomiasis atau surra dengan menggunakan antibodi monoklonal (TE-MABs) spesifik terhadap Trypanosoma evansi buatan Centre for Tropical Veterinary Medicine (CTVM) telah dilakukan pada sampel darah yang diambil dari 4 ekor sapi Peternakan Ongole (PO) yang telah diinfeksi dengan T.evansi. Hasil uji Ag-ELISA ini kemudian dibandingkan dengan uji microhaematocrit centrifugation technique (MHCT) dan uji inokulasi pada mencit (mouse inoculation test, MI). Sensitivitas uji Ag-ELISA, MHCT, dan MI masing-masing adalah 80,8%, 38,5%, dan 82,7%. Dapat disimpulkan bahwa uji Ag-ELISA yang sedang dikembangkan memberi sensitivitas yang tidak berbeda dengan MI, tetapi lebih tinggi daripada MHCT. Namun, spesifisitas Ag-ELISA tersebut masih perlu dievaluasi lebih lanjut.
"
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>