Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Indra Lestari
"Fokus penelitian ini adalah tentang manusia yang bekerja dengan komputer sebagai programer komputer di lingkungan kerja bank dan bertujuan untuk mengetahui dampak negatif dari pekerjaan programer komputer dalam bentuk stres kerja, penyebab stres dan manifestasinya. Unsur peralatan kerja (komputer) dimasukkan sebagai salah satu aspek yang dianalisa berkaitan dengan sumber stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja manusianya dan organisasi secara keseluruhan.
Penelitian merupakan suatu kajian lapangan dengan noneksperimen. Sampel penelitian ditentukan secara purposif dan berjumlah 90 orang programer komputer yang bekerja di bank. Kriteria responden adalah telah bekerja minimal 1 (satu) tahun dan pendidikan formal minimal SLTA atau minimal mempunyai pendidikan informal di bidang komputer. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap/cara, yakni dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 3 orang Informan programer (data kualitatif dengan pedoman wawancara) dan melakukan survey terhadap 90 orang programer komputer dengan menggunakan kuesioner (data kuantitatif). Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu tentang karakteristlk responden, tentang dimensi kerja dan tentang stres kerja sendiri.
Variabel bebas yang ingin dilihat sumbangannya terhadap variabel terikat yaitu Stres Kerja dan kedua dimensinya (job pressure dan lack of support) dibedakan antara faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kerja (usia, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, status perkawinan dan kepribadian) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kerja (persepsi terhadap pekerjaan dan persepsi terhadap kondisi kerja fisik). Untuk mengukur kepribadian, sebagai salah satu variabel bebas, digunakan skala Dimensi Kepribadian dari Eysenck (1976), sedangkan untuk mengukur Stres Kerja digunakan alat ukur sires dari Spielberger (1991) yang sedikit dimodifikasi. Uji valliditas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dari Pearson (Pearson's Product Moment Correlation), sedangkan uji reliabititas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya dampak negatif dari penggunaan komputer, baik pada kondlsi fisik maupun sosial psikologis manusia sebagai pemakainya. Dampak negatif terhadap kondisi fisik meliputi gangguan pada penglihatan, gangguan pada otot-otot dan berbagai keluhan fisik lainnya.Temyata salah satu penyebab gangguan pada fisik ini bersumber dan adanya ketidaknyamanan pada interaksi manusia dan komputer yang disebabkan oleh aspek komputernya, pola kerjanya dan aspek ergonomikanya. Sedangkan dampak negatif terhadap kondisi psikis adalah terjadinya stres kerja yang manifestasinya berupa keluhan pada kondisi fisik (psikosomatis) dan gangguan pada relasi sosialnya, baik di lingkungan kerja, keluarga dan lingkungan sosial yang lebih luas. Artinya, dalam menggunakan komputer kita harus selalu waspada terhadap dampak negatif beserta manifestasinya, seperti "rasa lesu, lelah, bosan, jenuh", "malas bergaul, berkomunikasi", ?lebih senang menyendiri" dan sebagainya. Salah satu karakteristik responden yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh adalah kepribadian mereka yang ternyata mayoritas tergolong tipe Ekstraversion yang pada mulanya dianggap kurang cocok dengan kerja sebagai programer komputer.
Dari pengukuran stres yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur JSS (Job Stress Survey) dari Spielberger (1991) terhadap 90 orang programer diketahui tingkat stres kerja mereka selama 6 bulan terakhir tergolong "tinggi". Sedangkan tingkat intensitas dan frekuensi stres dalam 6 bulan terakhir tergolong "sedang" dengan sumber stres kerja yang lebih banyak berasal dari dimensi Unjob pressure" (aspek pola kerja dan tahap-tahap pembuatan program) dibandingkan yang berasal dari dimensi "lack of support". Dari hasii uji hipotesa ternyata hanya varlabel "usia", "persepsi terhadap kondisi kerja fisik" dan "persepsi terhadap pekerjaan sebagai programer" yang terbukti memberikan sumbangan terbesar terhadap tinggi rendahnya tingkat stres kerja dan kedua dimensinya. Hasil wawancara mendaiam lebih jauh mengungkapkan adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah jam kerja yang panjang '(sering lembur) dan penghargaan atau insentif yang dianggap kurang memadai.
Untuk memaksimalkan manfaat penggunaan komputer dan menghindari dampak negatifnya, didiskusikan tentang keterbatasan psikofisiologis manusia dalam berinteraksi dengan komputer. Saran dan rekomendasi yang diberikan terutama berkaitan dengan kepentingan manusia pemakainya dalam konsep "people oriented computer system" (sistem komputer yanga berorientasi untuk kepentingan manusianya) untuk menciptakan ?a caring corporate culture?."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini mencoba lebih lanjut meneliti fenomena pengaruh buruk stres terhadap kemampuan pasangan melakukan coping dengan membedakan sumber stres dan menggunakan analisa diadik. Penelitian ini menguji pengaruh stres internal dan stres eksternal terhadap coping diadik negatif pasangan. Data dikumpulkan dari 203 pasangan, metode statistik dilakukan mengikuti Actor-Partner Interdependece Model (APIM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres eksternal tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap coping diadik negatif, tapi stres eksternal akan mempengaruhi stres internal yang kemudian akan mempengaruhi coping diadik negatif. Stres internal mempunyai orientasi pasangan, oleh karena itu stres internal suami bukan hanya mempengaruhi coping suami, tetapi juga istri. "
JPSU 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rumondor, Pingkan C.B.
"Stres dapat dialami oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa tahun pertama. Salah satu upaya coping stres (coping efforts) ialah dengan humor. Cara seseorang menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari (humor styles) dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor.
Penelitian yang dilakukan pada 137 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia ini ingin mengetahui hubungan dimensi humor styles dengan stres pada mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling atau convenience sampling. Stres pada mahasiswa tahun pertama diukur dengan Hassles Assessment Scale for Students in College dan humor styles diukur dengan Humor Styles Questionnaire.
Dari hasil korelasi pearson ditemukan bahwa affiliative humor memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan stres, sementara aggressive humor dan self-defeating humor memiliki hubungan positif yang signifikan dengan stres. Untuk self-enhancing humor, tidak terdapat hubungan signifikan dengan stres pada mahasiswa (r = - .37, p > ). Mahasiswa tahun pertama dengan tingkat stres yang rendah akan cenderung menggunakan humor untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain. Sementara mahasiswa dengan tingkat stres yang tinggi akan cenderung menggunakan humor untuk menjatuhkan orang lain dan menjatuhkan diri sendiri.

Stress can be experienced by college students, especially the first year college students. One of the efforts to cope with stress is humor. Individual differences in humor use (humor styles) could be posited in four dimensions as follows: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and selfdefeating humor.
This research with 137 first year students from Universitas Indonesia explores the correlation between the dimensions of humor styles and stress in college students. The sampling techniques used in this research are accidental sampling or convenience sampling. Stress in first year college students is measured with Hassles Assessment Scale for Students in College and humor styles is measured with Humor Styles Questionnaire.
Pearson correlation analysis demonstrate that affliliative humor have a significant negative correlation with stress, while aggressive humor and self-defeating humor have a significant positive correlation with stress. In self-enhancing humor there is no significant correlation with stress in college students. Thus, first year college students with lower levels of stress tend to use humor to facilitate relationship with others. Students with higher level of stress tend to use humor to put down others and him/herself."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Yuanita
"Proyek konstruksi sangat ditentukan oleh kualitas proses pengendalian guna menghasilkan salah satu tujuannya yaitu biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Penyimpangan biaya seringkali terjadi pada tahap pelaksanaan proyek yang disebabkan oleh berbagai komponen biaya seperti material, alat, tenaga kerja, overhead dan subkontraktor sehingga mengakibatkan cost overrun. Dari setiap komponen biaya tersebut diidentifikasi indikator cost overrun yang mempengaruhi penyimpangan biaya. Pada penelitian ini diidentifikasi indikator cost overrun pada penyimpangan biaya tenaga kerja yaitu upah kerja dan tunjangan, biaya lembur dan shift, biaya asuransi, serta biaya transport dan akomodasi.
Untuk memperbaiki penyimpangan biaya diidentifikasi penyebab dan dampak penyimpangan biaya yang terjadi. Dampak penyimpangan biaya berpengaruh terhadap penurunan kinerja biaya tenaga kerja proyek. Dalam penelitian ini dilakukan analisa resiko untuk mengetahui dampak-dampak yang berisiko signifikan dalam menurunkan kinerja biaya. Setelah itu dilakukan analisa statistik terhadap dampak basil analisa resiko dengan bantuan perangkat lunak SPSS var. 11 untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut.
Hasilnya adalah kombinasi dampak keterlambatan dalam pelaksanaan dan dampak tambahan biaya pekerja paling berpengaruh terhadap penurunan kinerja biaya tenaga kerja dengan pengaruh menurunkan kinerja biaya adalah 94,4%. Kedua dampak tersebut beresiko signifikan jika terjadi di lapangan.

Construction Project determined by the quality of controlling process to produce one of its aim which is the expense cost equal to the planned cost. Cost overrun happen in contraction project stage caused by the cost component such as material cost, labor cost, overhead, equipment and subcontractor. Identification the indicator cost overrun from each cost component is the first step. In this thesis, the indicator of labor cost overrun are wage, overtime, insurance and acomodation.
To fix cost overrun, identify the cause and impact first. The impact of cost overrun can cause the decrease of labor cost performance. Risk analysis is done to find out the risk of impact. Statistical analysis is needed to be done in this thesis with software SPSS Version II to find the correlation of dependent variable and the independent variable.
The most significant impacts are combination delay in construction and additional worker cost. These impacts combination can cause 94.4% decrease in labor cost.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Latifa
"Humor sebagai bagian dari kualitas insani memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan dan sores individu, meningkatkan kesehatan mental, serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian matang. Perhatian ahli-ahli ilmu sosial, khususnya psikologi, terhadap fenomena humor ternyata juga cukup besar. Terlihat dan adanya berbagai teori dan penelitian tentang humor dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Termasuk penelitian mengenai pengembangan alat ukur rasa humor guna menelusuri tingkat dan jenis rasa humor yang terdapat pada individu.
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan alat ukur rasa humor ini adalah penelitian Thorson & Powell (1991) yang mencoba menggabungkan berbagai konsep dan definisi rasa humor dari penelitian terdahulu, sehingga dihasilkan konsep yang multidimensional dalam memaknai rasa humor. Konsep Thorson & Powell ini dituangkan pada sebuah alat ukur rasa humor yang diberi nama Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Dalam perjalanannya, alat ukur ini sudah digunakan secara Iuas oleh banyak peneliti di seluruh dunia serta menunjukkan angka reliabilitas dan validitas yang sangat baik.
Penelitian ini ingin mengetahui: (1) Koefisien reliabilitas dan validitas hasil adaptasi item-item Multidimensional Sense of Humor Scale pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (2) Gambaran tingkat sense of humor pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berdasarkan kategori penormaan yang dibuat.
Sampel diambil dengan cara accidental pada beragarn responden yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sejumlah 210 orang.
Hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0.8674 (N of cases = 210, N of items = 24). Hasil uji validitas per item didapatkan skor validitas di atas 0.2 pada tiap item. Hanya terdapat 2 item yang memiliki skor < 0.2 yakni item nomor 19 dan 20.
Berkaitan dengan kategori penormaan, terdapat sejumlah 27 orang subyek yang skornya berada antara 28 - 53 dikategorikan pada kelompok yang memiliki tingkat rasa humor yang rendah, 124 responden yang rasa humomya berada pada taraf sedang (rentang skor 54-70), 59 responden dikategorikan memiliki tingkat rasa humor yang tinggi dengan rentang skor antara 71 sampai 96.
Hasil adaptasi alat tes ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti aslinya (Thorson & Powell, 1993). Dan penelitian terhadap 426 orang di Nebrasaka didapatkan penyebaran skor dari nilai 31 hingga 96, sementara pada penelitian ini (N = 210) skornya terdistribusi secara normal dari angka 28 hingga 96. Sementara itu, berkaitan dengan data kontrol, Thorson & Powell juga tidak menemukan perbedaan siginfikan pada tingkat usia dan jenis kelamin (Thorson & Powell, 1993), sama halnya dengan hasil pada penelitian ini. Mengenai 2 item yang memiliki validitas rendah (item nomor 19 dan 20) yakni kemungkinan karena tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya (keterbatasan kosa kata Bahasa Indonesia). Keterbatasan sebuah hasil adaptasi skala memang banyak dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan jenis kosa kata dari masing-masing negara tempat suatu alat tes diadaptasikan. Hal ini pernah terjadi saat Thorson & Powell (1991) melakukan adaptasi skala Svebak's Sense of Humor Questionnaire. Hasilnya menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas yang sangat rendah (0.512), yang menurut penelitian Thorson & Powell tak lain disebabkan karena alat ukut ini tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson & Powell, 1991). Salah satu dimensi dari alat ukur ini (uses of humor for coping) terbukti cukup baik untuk mengaitkan humor dengan kemampuan menghadapi situasi sulit dalam hidup dan selanjutnya dapat berperan untuk setting klinis (Thorson & Powell, 1991).
Untuk penelitian lebih lanjut dapat dicermati pengalihbahasaan secara lebih teliti dan menghindari ambiguitas makna pada tiap-tiap item, gunanya untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas skala. Pada data kontrol, ada baiknya jika pilihan rentang usia dipersempit guna melihat ragam karakteristik usia yang lebih spesifik. Saran praktis: skala ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi rasa humor pada klien dengan gangguan klinis. Rasa humor ada kaitannya dengan kepribadian matang, dan jika diketahui adanya rasa humor pada klien, maka dapat berguna bagi perkembangan kepribadian klien selanjutnya, terutama juga berguna dalam menangani masalah yang sedandihadapinya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Meriem Beru Brahmana
"Di zaman modern seperti sekarang perilaku merokok tidak hanva dilakukan oleh kaum pria saja namun juga oleh wanita termasuk mahasiswi. Pada saat ini penelitian mengenai perilaku merokok tersebut menemukan bahwa jumlah wanita dewasa dan remaja yang merokok mengalami peningkatan. Hal ini membuat banyak pihak baik pemerintah, LSM, maupun masyarakat sadar bahwa diperlukan berbagai macam tindakan untuk menanganinya, karena perilaku merokok dapat mengakibatkan dampak negatif pada tubuh. Dampak negatif dari merokok yang sering terjadi pada wanita adalah sebagai berikut: penurunan kesuburan, aborsi spontan, kelahiran prematur, menopause dini, jantung koroner, kanker leher dan rahim serta kematian.
Pada umumnya wanita yang merokok, termasuk mahasiswi sudah mengetahui dampak negatif yang dapat timbul dari merokok. Namun pada kenyataannya mereka tidak mempedulikannya karena dampak negatif tersebut tidak secara nyata mereka rasakan saat ini. Sebagai individu yang telah memasuki tahap dewasa muda, mahasiswi seharusnya sudah mampu berpikir dan bertindak dengan lebih bijaksana sebelum mengambil keputusan untuk merokok, terlebih lagi mereka pada umumnya sudah mampu berpikir kritis mengenai apa yang benar dan salah. Sehubungan dengan fenomena tersebut maka masalah yang muncul adalah mahasiswi dengan kemampuan intelektualnya seharusnya sadar akan resiko yang akan dihadapi dari perilaku merokoknya. Dengan demikian maka diperlukan cara-cara tertentu untuk meningkatkan kesadaran dalam did mahasiswi mengenai dampak negatif dari merokok.
Pada Tugas Akhir ini diajukan usulan untuk melakukan metode dengan pendekatan group psychotherapy namun difokuskan pada IDI (In Depth Interview) dan FGD (Focus Group Discussion). Dengan demikian penulis akan menyusun pedoman untuk IDI dan FGD dimana dalam pedoman tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu mahasiswi menyadari dampak negatif yang dapat timbul dari perilaku merokok. Selain itu, penulis juga akan mengusulkan agar dalam kegiatan IDI dan FGD dibuat sesi dimana akan diperlihatkan gambar-gambar dampak negatif dari merokok, sehingga mahasiswi dapat mengetahui dampak tersebut secara nyata."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T37989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulul Ilma
"Manusia sebagai makhluk sosial yang ada dalam suatu organisasi akan selalu berinteraksi satu sama lain dan menjaga hubungan kelompok sosialnya dengan cara apapun, termasuk melalui humor atau lelucon. Setiap individu memiliki gaya humor yang berbeda dalam berinteraksi. Gaya humor tersebut terdiri dari affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor. Masing-masing gaya humor yang digunakan oleh seorang individu mempunyai pengaruh berbeda terhadap hasil organisasi, beberapa diantaranya yaitu stres, kepuasan terhadap rekan kerja, kerjasama tim, dan komitmen organisasi. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya humor terhadap stres, kepuasan dengan rekan kerja, kerjasama tim, dan komitmen organisasi. Sebanyak 277 responden yang bekerja secara tim di Wilayah DKI Jakarta dengan minimal masa kerja 1 tahun terlibat di dalam penelitian ini. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan metode Multiple Linier Regression dengan software SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis humor yang berpengaruh terhadap hasil organisasi. Affiliative humor memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kepuasan terhadap rekan kerja, kerjasama tim, dan komitmen organisasi. Self-enhancing humor memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Self-defeating humor memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap stres dan pengaruh negatif secara signifikan terhadap kerjasama tim. Kemudian aggressive humor tidak memiliki pengaruh terhadap hasil organisasi.

Humans as social beings in an organization will always interact with eachother and maintain social group relations in any way, including through humor or jokes. Each individual has a different style of humor in interacting. The humor styles consists of affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and self-defeating humor. Each humor style used by an individual and has different influences on organizational outcomes, which are stress, satisfaction with coworkers, team coopeartion, and organizational commitment. This quantitative research aims to analyze the impact of humor styles on stress, satisfaction with coworkers, team cooperation, and organizational commitment. A total of 277 respondents who worked in teamwork in the DKI Jakarta Region with a minimum working period of 1 year were involved in this study. The data that has been obtained is processed using the Multiple Linear Regression method with SPSS 23 software. The results of the study indicate that there is a type of humor that impact organizational outcomes. Affiliative humor has a significant positive effect on satisfaction with colleagues, teamwork, and organizational commitment. Self-enhancing humor has a significant positive effect on organizational commitment. Self-defeating humor has a significant positive effect on stress and a significant negative effect on team cooperation. Then aggressive humor has no impact on organizational outcomes.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Anindita
"Perusahaan yang bergerak di industri jasa sangat bertumpu pada faktor sumber daya manusia sebagai kekuatan dalam menjalankan usahanya, begitupula dengan perbankan yang dalam usahanya berfokus untuk memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah sehingga sumber daya manusia tersebut perlu dikelola sedemikian rupa agar dapat memberikan kontribusi terbaiknya dan berperilaku sesuai dengan harapan perusahaan. Kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam meminimalisasi perilaku-perilaku negatif yang mungkin timbul dari pegawai, di antaranya berupa perilaku yang menyimpang dan keinginan untuk berhenti dari perusahaan.
Salah satu faktor penentu dari kepuasan kerja seorang pegawai adalah yang berkaitan dengan situasi kerja sehingga stres kerja yang dihadapi pegawai menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan oleh manajemen. Stres kerja dapat diidentifikasi melalui ketidakjelasan peran (role ambiguity), konflik peran (role conflict) dan beban berlebih (role overload). Dengan dikelolanya stres kerja serendah mungkin, diharapkan kepuasan kerja pegawai menjadi tinggi dan pada akhirnya kecenderungan berperilaku negatifnya rendah.
Penelitian ini dilakukan pada bagian kredit PT Bank X dengan mengambil sampel sebanyak 250 orang, yang menggunakan tiga jenis kuesioner yaitu role ambiguity dan role conflict oleh Rizzo, House and Lirtzman (1970) sedangkan untuk rnengukur role overload dibuat oleh Baehr, Walsh and Taber (1976). Kuesioner Job Satisfaction oleh Edwin A. Locke yang mengukur 7 dimensi kepuasan kerja serta perilaku menyimpang oleh Michael Zottoli (2003) dan kecenderungan untuk berhenti oleh Rusbult, Farrell, Rogers and Mainous (1988). Nanun hanya sebanyak 154 yang kembali dan dapat diolah lebih lanjut menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).
Dan 5 (lima) hipotesis yang diajukan, terdapat 3 hubungan yang signifikan yaitu role ambiguity berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja secara keseluruhan, kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap kecenderungan perilaku menyimpang dan keinginan untuk berhenti pegawai pada tingkat kepercayaan yang berbeda. Analisis tambahan mengenai dimensi kepuasan kerja dilakukan hanya untuk memperdalam pembahasan mengenai kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan peran aktif dan atasan/supervisor baik untuk mengelola ketidakjelasan peran yang dihadapi pegawai menjadi sesuatu yang menantang bagi pegawai tersebut. Helpdesk yang sudah ada perlu disosialisasikan dan diaktifkan kembali untuk mengatasi ketidakjelasan khususnya yang terkait dengan kebijakan manajemen. Berkaitan dengan kepuasan kerja, manajemen perlu mendorong terciptanya kondisi kerja dan hubungan antar rekan kerja yang lebih kondusif serta perlu dirancang suatu pola sistem balas jasa yang terintegrasi dengan fungsi-fungsi sumber daya manusia lainnya dengan lebih transparan dan obyektif.

Serviced based company depends on its human resources as the strength to run its business, so does banking industry which focused on delivering the best service for its customers, therefore those human resources need to be managed professionally to enhance their best contributions and maintain their positive behavior toward the company. Job satisfaction is a significant factor which has great effects in minimizing negative behaviors that may occur from the employee, among those are deviant work behavior and intention to quit.
One of the work related factor which determines employee's job satisfaction is work stress, therefore it needs extra attention from management. Work stress can be identified through role ambiguity, role conflict and role overload. By keeping work stress level low, employee's job satisfaction hopefully will increase and negative behavior will decrease eventually.
This research is conducted in Credit Division of PT Bank X by taking 250 employees as sample, using role ambiguity and role conflict questionnaire by Rizzo, House and Lirtzman (1970), role overload questionnaire by Beehr, Walsh and Taber (1976). Job satisfaction questionnaire by Edwin Locke which measures 7 dimensions of job satisfaction, deviant work behavior questionnaire by Michael Zottoli (2003) and intention to quit questionnaire by Rusbult, Farrell, Rogers and Mainous (1988). However, only 154 out of 250 employees return the questionnaire and therefore only 154 will be processed using Structural Equation Modeling (SEM).
Only three of five hypothesis presented have significant relationship, that is role ambiguity positively related to employee's overall job satisfaction, job satisfaction negatively related to employee's deviant work behavior and intention to quit under different level of confidence. Additional analysis on job satisfaction dimensions are given to deepen the analysis of overall job satisfaction itself.
Based on the result, the writer suggests active participation from supervisor in managing employee's role ambiguity into challenging job and monitoring employee's workload periodically. This suggestion also requires full support from the management through programs which provide support for the shaf such as comprehensive orientation. Suggestion related to the job satisfaction are management needs to encourage condusive working condition and relationship between colleagues. Compensation plan also needs to integrate with other human resources functions to achieve maximum satisfaction.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>