Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Abd. Jalil
"ABSTRACT
Salah satu Gardu Induk yang ada di wilayah PT. PLN Pelayanan Area Tanjung Priok adalah Gardu Induk Kemayoran. Besarnya jumlah dan variasi gangguan pada Gardu Induk Kemayoran selama satu tahun terakhir relatif tinggi dengan rata-rata 2 kali terjadi gangguan dalam sebulan. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, dilakukan analisis terhadap indeks keandalan setiap penyulang pada Gardu Induk Kemayoran. Metode yang dilakukan yaitu menghitung nilai SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), SAIDI (System Average Interruption Duration Index), dan CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index), dan Energi Not Served (ENS). Hasil perhitungan dan analisis didapatkan nilai SAIDI, SAIFI dan CAIDI Gardu Induk Kemayoran masing-masing yaitu 1,54 kali/tahun, 2,97 jam /tahun dan 1,93 jam/gangguan dengan nilai energi yang tidak tersalurkan sebesar 95850,98 kWh.

ABSTRACT
One of the substations in the area of ​​PT. PLN Tanjung Priok Service Area is the Kemayoran Substation. The amount and variation of disturbances at the Kemayoran substation during the past year is relatively high with an average of 2 interruptions occurring in a month. To improve customer service, an reliability index of each feeder is conducted at the Kemayoran Substation. The method used is calculating the SAIFI (System Average Interruption Frequency Index), SAIDI (System Average Interruption Duration Index), and CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index), and Energy Not Served (ENS). Calculation and analysis results obtained SAIDI, SAIFI and CAIDI Kemayoran substation values ​​are 1.54 times/year, 2.97 hours/year and 1.93 hours/disturbance with the value of energy that is not channeled at 95850.98 kWh
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Subhi Ahmad
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2645
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Symphathetic Tripping adalah suatu peristiwa yang menggambarkan kejadian ketika suatu peralatan pengamanan menanggapi secara salah atau tidak cliharapkan pada suatu sistem tenaga listrik yang sedang mengalami gangguan. Hal ini dapat terjadi pada suatu peralatan pengaman yang dihubungkan secara seri pada suatu penyulang yang sarna, sedemikian rupa sehingga untuk gangguan yang terjadi diantara peralatan-peralatan pengaman tersebut, sate atau lebih peralatan pengaman yang lain akan turut bekega. Sedangkan tripping paralel adalah kejadian yang menggambarkan ketika terjadi gangguan pada sate penyulang akan mengakibatkan satu atau lebih penyulang-penyulang yang terhubung pada suatu bus (Gardu Induk) yang sama akan turut mengalami lock-out (terus terbuka). Daum Tugas Akhir ini digambarkan beberapa kemungkinan penyebab terjadinya gangguan Symphathetic Tripping, clan menerangkan bagaimana gangguan ini dapat terjadi, disamping itu diuraikan bagaimana gangguan Symphathetic Tripping ini dapat diminimalkan atau dihindari sekecil mungkin."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rele sebagai alat pendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada pemutus tenaga (PMT). Rele digunakan pada daerah pengaman garuda induk diisi 20 kV di penyulang untuk mengatasi "
JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhowi Purwanti
"Rele sebagai alat pendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada pemutus tenaga (PMT). Rele digunakan pada daerah pengaman Gardu Induk disisis 20 kV di Penyulang untuk mengatasi adanya gangguan hubung singkat yang terjadi karena adanya gangguan yang bersifat temporer atau permanen. Oelh karena itu pentingnya kinerja settingan koordinasi rele antara Over Current Relay (OCR) dan GFR (Ground Fault Relay) agar tidak menyebabkan kerusakan pada peralatan akibat gangguan hubung singkat terjadi. Arus gangguan hubung singkat yang terjadi di Penyulang Banteng adalah sebesar 3835,086 Ampere pada arus gangguan tiga fasa, sedangkan arus gangguan terkecil terjadi saat arus gangguan satu fasa ke tanah di saluran penyulang sebesar 231,0788 Ampere. Sedangkan set PLN didapat, arus setelan (Iset) sebesar 231,079 A dengan Tms 0,10 sedangkan untuk setelan rele diisi incoming di dapat arus setelan (Iset) sebesar 37 A dengan Tms 0,26 dari data set PLN arus setelan (Iset) disisi penyulang 241,5 A dengan Tms 0,122 dan sisi incoming arus setelan (Iset) 573,3 A. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahkan kooridnasi antara OCR dan GFR sudah cukup selektifitas dan hadnal dalam kinerja rele. Dan dari hasil perhitungan terjadi perbedaan selisih waktu kerja rele yang cukup lama dan mempengaruhi kinerja rele unutk mentripkan dalam jeda waktu 1.33 detik. BErdasarkan perhitungan tersebut semakin besar arus gangguan terjadi akan semakin lama pula waktu rele tersebut bekerja mentripkan ke PMT. Jika dibiarkan arus gangguan tersebut membesar terllau lama maka arus gangguan tersebut merusak peralatan pada transformator."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2509
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Parhusip, Surya Irawando
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
"Gangguan adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari pada sistem transmisi dan distribusi listrik. Gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan tanah, baik itu satu fasa maupun dua fasa ke tanah yang disebabkan fenomena alam sepeti pohon dan petir. Gangguan ini biasanya bersifat sementara sehingga akan sangat merugikan kalau terjadi pemutusan suplai daya pada beban yang bertujuan mengisolasi gangguan. Sistem pentanahan peralihan bekerja dengan memutuskan hubungan netral transformator ke tanah selama satu atau dua detik selama terjadi gangguan. Sistem ini akan bekerja sebagai proteksi tingkat pertama pada gangguan tanah yang bersifat sementara sehingga pemutusan suplai daya tidak perlu dilakukan.

Faults in transmission system are inevitably exist. Faults that occur are mostly ground fault, either one phase or two phase to ground. This type of fault is usually temporary due to natural phenomenons such as trees and lightnings. It would be so inefficient to disconnect the load from the power source just in order to isolate the fault. Ground Fault Path Clearance (GFPC) system will disconnect the connection between the transformator neutral and ground for one or two second(s) during the fault occurence. This system will be the preliminary protection against ground fault so it would not be necessary to disconnect the load from the power source."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51390
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhianta Hasaniyah Putri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9770
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>