Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119738 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Texasi Bryanita
"Penyakit Malaria merupakan penyakit yang endemis di Indonesia. Penyakit Malaria sering dikaitkan dengan perubahan iklim, karena baik nyamuk Anopheles maupun Plasmodium sensitif terhadap perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan di Desa Sigeblok, Kecamatan Banjarnangu, Kabupaten Banjrnegara untuk mengetahui apakah iklim dan kepadatan vektor berhubungan dengan kejadian Malaria di daerah tersebut.
Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan sejak bulan Oktober 1999 hingga September 2001 oleh Stasiun Lapangan Pemberantas Vektor (SLPV) Banjamegara, Dinas Kesehatan Banjamegara, dan Kantor Badan Statistik Banjamegara.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata Man Biting Rule (MBR) per bulan adalah 0,09757 untuk An. aconirus, 0,05875 untuk An. maculatus, dan 0,009167 untuk An. balabacencis. Rata-rata per bulan faktor iklim adalah curah hujan 634, 5mm, jumlah hari hujan 15,08 hari, index hujan 308,83, suhu 25,52°C dan kelembaban 88,87%. Sedangkan rata-rata kejadian malaria adalah 33 per bulan. Hasil analisis bivariat memperlihatkan bahwa kejadian penyakit malaria bermakna secara statistik dengan dengan curah hujan (p=0,007), indeks hujan (p=0,027), serta berpola negalif dengan MBR An aconims (p==0,023)_ Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kejadian malaria dengan jumlah hari hujan, suhu, kelembaban, MBR A n. maculatus dan MBR An. balabacencis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah curah hujan dan indeks hujan berhubungan secara bemakna dengan kejadian malaria, sedangkan MBR An. aconirus berhubungan secara bermakna dan berbanding terbalik dengan kejadian malaria. Jumlah hari hujan, suhu, kelembaban, MBR An. macrulatus dan MBR An. balabacencis tidak bermakna dengan kejadian malaria.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya Dinas Kesehatan Banjamegara untuk melakukan program pencegahan kejadian malaria terutama menjelang musim hujan dengan cara mempersiapkan obat, melakukan penyemprotan, larva ciding, serta membenikan penyuluhan bagi masyarakat agar menghindari kontak dengan nyamuk dengan cara menggunakan kelambu, berpakaian yang menutupi permukaan kulit, serta tidak melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari. Bagi SLPV pengumpulan data, terutama yang berkaitan dengan usia nyamuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai hubungan antara iklim, kepada vektor dan kejadian malaria. Penelitian lanjutan lebih lengkap seperti data mengenai usia nyamuk serta bagaimana keadaan lingkungan biologi dari wilayah penelitian.

Malaria is an endemic disease in Indonesia. Malaria often related to climate, because both Anopheles mosquito and the Plasmodium are sensitive to climate change. This study was carried out in Sigeblok Village, Banjarmangu Sub District, Banjarnegara District, Central Java. The purpose of this study is to know whether climate and vector density are related to malaria incidence.
This study is a correlation study using secondary data. Monthly data that was collected from October 1999 until September 2001 by Vector Control Field Station (SLPV Banjarnegara), Banjarnegara Health Service, and Banjarnegara Statistics Office. The study shows that the mean Man Biting Rate (MBR) per per month is 0,09757 for ,4«. aconitus, 0,05875 for An. maculates, and 0,009167 for An. balabacencis. The mean rainfall 634,5mm, raindays 15,08 days, rain index 308,83, temperature 25,52°C, humidity 88,87% and malaria incidence 33. The bivariate analysis shows that malaria incidence are statistically significant with rainfall (p=0,007), rainfall index (0,027), and it has a negative pattern with MBR An. aconitus (p=0,023). There are no statistically significant relation between malaria incidence with raindays, temperature, humidity, MBR An. maculatus and MBR An. balabacencis.
The result of this study shows that rainfall, rain index are significantly correlated with malaria incidence, while MBR An. aconitus is significantly correlated and inversely proportional with malaria incidence. Raindays, temperature, humidity, MBR An. maculatus and MBR An. balabacencis has no significant relation with malaria incidence.
Recommendation for Banjarnegara Health Service is to carry out a malaria prevention program especially when the rainy season is near by preparing medicines, larvaciding, and by giving elucidation to the community to avoid any contact with the mosquito by using mosquito net, clothes that covers the skin, and bay not doing activity outside the house at night- To SLPV Bartjarnegara, in collecting the data, there should be a data about mosquito longevity, so we can get a better picture on the association of climate, vector density, and malaria incidence. Continuation study on the same issue would be better if it contains more variable to be analyze such as mosquito longevity and biological environment in the study region."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ramasari Hamid
"Dalam rangka penelitian kondisi oseanografi perairan pantai utara Pulau Jawa, telah dilakukan pengambilan contoh plankton dari tujuh lokasi pada musim barat dan musim timur 1981 oleh para teknisi Laboratorium bagian Plankton, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi ? LIPI, Jakarata. Analisa kepadatan Chaetognatha telah dilakukan, terhadap contoh plankton yang diambil dari 35 stasiun, baik pada musim barat (Januari ? Februari 1981) maupun musim timur (Agustus ? September 1981). Analisa kuantitatif menunjukkan bahwa pada bulan Januari ? Februari1981, kepadatan Chaetognatha rata-rata di perairan pantai utara Pulau Jawa adalah 22 individu/m3. Sedangkan kepadatan Chaetognatha rata-rata pada bulan Agustus ? September 1981 adalah 20 individu/m3. Dari hasil uji t-student diketahui bahwa kepadatan Chaetognatha rata-rata tidak berbeda nyata pada kedua musim. Dari hasil analisa kualitatif , pada musim barat ditemukan jenis-jenis Sagitta enflata, S. johorensis, S. neglecta,dan S. robusta, sedangkan pada musim timur ditemukan S. enflata, S. neglecta, S. robusta, S. bruuni, S. bedoti, S. oceania, dan S. regularis. Dari jenis-jenis tersebut, S. enflata merupakan jenis yang dominan baik pada musim barat maupun musim timur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Flora of Mt Kelimutu and Mt kelibara, kelimutu national park ,flores lesser sunda islands had been studied been studied in July-August 2007, about 70 species belongs to 67 families of plants were collected...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Hermawati
"Faktor iklim seperti temperatur, kelembaban, curah hujan dan angin setempat mempengaruhi kehidupan nyamuk Anopheles termasuk perilaku menggiggit. Kepadatan menggigit nyamuk Anopheles betina, yang diukur melalui Angka Man Biting Rate, (MBR) tentunya akan berpengaruh terhadap kejadian kasus malariabaru. Telah dilakukan studi untuk rnenganalisis hubungan antara kepadatan menggigit (MBR) Anopheles sundaicus dan fluktuasi iklim dengan jumlah kasus malaria di Desa Nongsa Pantai dan Teluk Mata Ikan, Kota Batam selama bulan Juli sampai Oktober 2004, Studi menggunakan rancangan ekologi-korelasi dengan data selcunder angka MBR dan data kasus berasal dari penelitian sebelumnya oleh Susanna (2005) bexjudul "Pala Penularan Malaria di Ekosistem Persawahan, Perbukitan, dan Pantai (Studi di Kabupaten Jepara, Purworejo dan Kota Batam)". Sedangkan data iklim diperoleh dari stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam.
Hubungan dianalisis melalui angka korelasi (r) pada p value = 0,05 dan pembacaan graik berdasarkan waktu Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Suhu berkorelasi Sedang dan negatif (r = -0,491) dengan MBR., suhu maksimum 28°C terjadi di minggu ke-7 (Agustus) sementara MBR maksimum 13,5 terjadi di minggu ke-15 A (Oktober), Kelembaban berkorelasi kuat dan positif (r = 0,722) dengan MBR, maksimum teljadi di minggu ke-i5 (Oktober) yaitu 86% bersamaan dengan angka MBR maksimum, grafik memprediksikan kelembaban maksimum akan mempengaruhi angka MBR di mjnggu yang sama.
Curah hujan berkorelasi kuat dan negatif (r = -0,653) dengan MBR, curah hujan maksimum 49 mm teljadi di minggu ke-9 (September), graiik memprediksi saat curah hujn maksimum enam minggu kemudian mempengaruhi angka MBR. Kecepatan angin berkorelasi kuat dan negatif (r = -(1,646) dengan MBR, kecepatan angin maksimum 7 knot texjadi di minggu ke-7 (Agustus), graiik memprediksi saat kecepatan angin maksimum delapan minggu kemudian mernpengaruhi angka MBR.
Dari hasil prediksi, disarankan program surveilans vektor dilakukan segexa setelah kelembaban, curah hujan dan kecqpatan angiu mencapai nilai rnaksimum. Antara kasus malaria dan angka MBR tenjadi hubungan yang sedang dengan arah negatif (r = -0,453), angka MBR maksimmn ada di rninggu ke-15a(Oktober) sedangkan kasus tertinggi yaitu 25 kasus terjadi diminggu ke-8 (Agustus).
Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin berkorelasi sangat lemah dengan kasus malaria. Suhu berkorelasi negatif (r = -0,044), kelembaban berkorelasi negatif (r = -0,206), curah hujan berkorelasi positif (r = 0,l98), dan kecepatan angin berkorelasi positif (r = 0,l36) dengan kasus malaria. Prediksi tidak dilakukan pada hubungan yang sangat lemah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T31591
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian vektor malaria telah dilakukan pada tahun 1995 di tiga desa yaitu Hilinifaoso, Lagundri, dan Hilisimaetano, kecamatan Teluk Dalam, pulau Nias. Penelitian dilakukan dengan penangkapan nyamuk sepanjang malam, dua minggu satu kali, untuk menentukan kepadatan spesies di setiap lokasi penelitian. Pemeriksaan sporozoit dilakukan terhadap nyamuk Anopheles parous, menggunakan tiga metode yaitu pembedahan kelenjar ludah, sediaan toraks, dan uji ELISA. Hasil penangkapan nyamuk menunjukkan bahwa tersangka vektor di tiga daerah penelitian adalah An.nigerrimus, An.sundaicus, An.kochi, An.barbirostris, An.sinensis, An.tessellatus. An.sinensis ditemukan dominan di antara nyamuk Anopheles penggigit manusia."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pulau Nusalaut merupakan salah satu pulau kecil di Perairan Maluku. Penelitian di pulau ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009, bertujuan mengetahui kepadatan dan keragaman moluska dengan menggunakan metodectransek kuadrat. Secara keseluruhan, ditemukan 25 spesies moluska, terdiri dari 14 kelas Gastropoda (22 spesies) dan 3 suku kelas Bivalvia (3 spesies). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas yang ada memiliki keragaman yang rendah dan merata dengan tidak adanya dominasi dari satu atau lebih spesies. Nassarius pullus (Nassariidae) merupakan salah satu spesies dengan kepadatan tertinggi."
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rira Wahdani Martaliza
"UHC (Universal Health Coverage) merupakan tujuan utama dari reformasi kesehatan hampir di seluruh negara dan juga menjadi prioritas WHO dimana setiap masyarakat memiliki akses ke layanan kesehatan yang diperlukan. Untuk mendukung terwujudnya UHC maka pemerintah melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 1 Januari 2014. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh JKN terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat inap dan jumlah hari rawat inap di Pulau Timor, Flores, dan Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Susenas Tahun 2017.
Hasil analisis logit dan negatif binomial membuktikan bahwa program JKN meningkatkan probabilitas utilisasi rawat inap sebesar 1,58 kali dengan peningkatkan jumlah hari rawat inap sebesar 0,318 hari rawat inap. Oleh sebab itu, dibutuhkan penguatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan.

UHC (Universal Health Coverage) is the main goal of health reform in almost all countries and is also a WHO priority where every community has access to the necessary health services. To support the realization of UHC, the government implemented the National Health Insurance Program (JKN) since January 1, 2014. This study aims to determine the effect of JKN on the utilization of inpatient health services and the number of inpatient days on Timor, Flores and Sumba Island in East Nusa Tenggara 2017. This study uses a cross-sectional study design using 2017 Susenas secondary data.
The results of binomial logit and negative analysis prove that the JKN program increases the probability of inpatient utilization by 1.58 times by increasing the number of hospitalization days by 0,318 days hospitalization. Therefore, it is necessary to strengthen community access to health services by improving health facilities and infrastructure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Hartanto A
"Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat terus meningkat sehingga dibutuhkan suatu upaya pemberantasan vektor DBD. Salah satu upaya pemberantasan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan kepada warga setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluhan dalam menurunkan angka kepadatan dan penyebaran vektor DBD dengan menggunakan desain eksperimental berupa survei keberadaan larva Aedes aegypti.
Keberhasilan penelitian ditentukan dengan survei 100 rumah di Paseban Timur, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada bulan Mei 2009 (pre-penyuluhan) dan Juni 2009 (post-penyuluhan) dengan single larval method.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan house index (HI), container index (CI) dan breteau index (BI) 26%, 14,909%, 41 menjadi 11%, 6,909%, dan 19. Indikator penyebaran dan kepadatan yaitu HI dan CI dianalisis dengan uji Mc Nemar. Didapatkan nilai p untuk HI = 0,124 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara penyuluhan dengan angka penyebaran vektor DBD, sedangkan nilai p untuk CI = 0,003 yang menandakan adanya hubungan bermakna antara penyuluhan dengan angka kepadatan vektor DBD.

The cases of Dengue Haemorraghic Fever (DHF) in Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat, are still increasing from year to year so it is need some strategies to eliminate the DHF vector. One of the strategies is by giving health promotion to public.
The objective of this research is to see the role of health promotion in decreasing the population and spread of DHF’s vector with experimental design by doing surveys seeing Aedes aegypti’s larvaes existence.
The successfulness of this research depends on surveys in 100 houses in Paseban Timur, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, in May 2009 (pre-health promotion) and June 2009 (post-health promotion) by using single larval method.
The results of this research show decreasing on house index (HI), container index (CI) and breteau index (BI) after health promotion from 26%, 14,909%, and 41 to 11%, 6,909%, and 19. The indicator of DHF vector population and spread are HI and CI that were analyzed by McNemar statistic test. It was acquired the P value for HI = 0,124 that shows there is no correlation between health promotion and the number of DHF vector spreading, whereas CI=0,003 that shows there is a decreasing population number of DHF vector after giving the health promotion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>