Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eugenia Mardanugraha
"Lemuru merupakan jenis ikan utama di Selat Bali. Sekitar 80% dari hasil tangkapan nelayan di Selat Bali adalah ikan Lemuru. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan perikanan mencapai sekitar 61%. Dengan demikian, analisis mengenai perekonomian di Selat Bali sangat erat kaitannya dengan analisis mengenai perekonomian Lemuru.
Analisis ekonomi dinamis dapat dilakukan dengan menghitung tangkapan optimum yang memaksimumkan keuntungan bersih dari pengusahaan Lemuru. Kondisi biologis ikan Lemuru yaitu sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan Lemuru serta keterkaitan antara produksi Lemuru muda dan Lemuru dewasa menjadi kendala dalam persoalan maksimisasi di atas. Persoalan optimasi ini diselesaikan dengan menggunakan pengganda LAGRANGE dan kondisi KUHN TUCKER. Metode KUHN TUCKER merupakan salah satu teknik dalam menyelesaikan persoalan nonlinear programming.
Dalam menggambarkan kondisi biologisnya, Lemuru dibagi menjadi Lemuru muda dan Lemuru dewasa. Dalam satu tahun, Lemuru muda bertumbuh menjadi Lemuru dewasa dan Lemuru dewasa melakukan reproduksi menghasilkan Lemuru muda. Di pasar, Lemuru muda mempunyai harga jual lebih rendah- dibandingkan ikan Lemuru dewasa.
Populasi Lemuru diperkirakan mencapai keseimbangan pada tahun 2010 pada tingkat 245,634.395 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 110,070.564 ton untuk ikan Lemuru muda. Untuk mencapai kondisi keseimbangan, maka tingkat tangkapan yang harus dilakukan adalah 95,309.640 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 29,768.135 ton untuk ikan Lemuru muda."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Waluyo Susanto
"Selat Bali merupakan seuatu perairan laut yang subur, sehingga banyak ikan berkumpul di perairan tersebut terutama ikan lemuru. Ikan tersebut memegang peranan penting dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Jembrana. Sebelum tahun 1972 ikan lemuru ditangkap dengan alat tangkap sederhana seperti payang oras, payang besar, jala tebar, jala eder dan bagan. Sejak diperkenalkan alat tangkap purse seine pada tahun 1972 usaha penangkapan dengan alat tangkap tersebut mendominasi hasil tangkapan ikan lemuru.
Kenaikan upaya penangkapan yang dilakukan ternyata memberikan hasil yang lebih rendah. Demikian pula dengan terjadinya pengurangan upaya penangkapan, belum mengembalikan pada keadaan hasil tangkap yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan salah satu gejala tangkap lebih.
Salah satu instrumen untuk mencegah proses penurunan sumber daya adalah dengan membebankan biaya-biaya kerusakan lingkungan dan kerusakan sumber daya tersebut kepada pengusaha. Salah satu bentuk biaya tersebut adalah pajak sumber daya. Dalam pengertian ini yang disebut pajak adalah penarikan jumlah tertentu biaya sebagai kompensasi atas pemanfaatan sumber daya tersebut.
Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk (i) mengetahui pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan sumber daya ikan lemuru, (ii) menghitung besarnya "resource rent" ikan lemuru, dan (iii) mengkaji besarnya "user fee" atau pungutan perikanan. Penelitian dilakukan menggunakan kesioner dan data sekunder.
Dari data yang terkumpul dan dianalisa dengan OLS untuk Y=a+bX antara "Catch per Unit Effort" (Y) dan "Effort" (X) diperoleh parameter a=6,5999 dan b=-0,5898. Dari parameter tersebut menggunakan Algoritma Fox diperoleh parameter daya tangkap q=0,0000467; daya dukung lingkungan K 1,41369,3; dan laju pertumbuhan populasi R=0,00052241. Sedangkan dari analisa usaha penangkapan purse seine diperoleh biaya per trip c=Rp I.149.710,00 dan harga lemuru per ton Rp400.200,00. Dari parameter-parameter tersebut di atas diperoleh dugaan hasil tangkap optimal (ff*) sebesar 14.965 ton, jumlah "rent" sebesar Rp2.356.380,00. Stok sumber daya lestari/maximum sustainable yield (x*)=I01.452,62 ton dan upaya tangkap optimum (E*) = 3 hari.
Dari hasil perhitungan tersebut telah terjadi upaya tangkap yang telah jauh melebihi upaya tangkap yang optimum atau melebihi tingkat Maximum Economic Yield (MEY). Kondisi ini di satu pihak akan merugikan nelayan karena dengan semakin tinggi upaya tangkap, biaya operasional meningkat pula, sedangkan produksi semakin kecil sehingga keuntungannya menurun dan pendapatan nelayan juga menurun. Di lain pihak tekanan terhadap sumber daya ikan semakin besar.
Dalam rangka pengendalian usaha penangkapan, pemerintah telah menerbitkan peraturan-peraturan antara lain yang mengatur ukuran kapal, dimensi ukuran purse seine, ukuran mats faring, serta jumlah kapal purse seine yang beroperasi. Selain itu telah terbentuk Badan Pengelola Perikanan. Lemuru yang beranggotakan pemerintah dan swasta yang berkepentingan dengan pemanfaatan ikan lemuru yang berasal dari Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali.
Berkaitan dengan kondisi perikanan lemuru tersebut perlu dilakukan (i) penurunan biaya operasional penangkapan, (ii) penegakan peraturan yang telah ditetapkan (iii) melakukan pendugaan stok secara berkala, (iv) melakukan kebijakan penutupan area saat musim pemijahan, (v) meningkatkan legalitas dan memberikan kewenangan yang lebih luas kepada BPP Lemuru, (vi) mengalokasikan anggaran untuk operasional pengendalian, (vii) melakukan koordinasi dengan Departemen Industri dan Perdagangan, (viii) memungut retribusi atas sumber daya lemuru, dan (ix) pengembangan fasilitas PPI Pengambengan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T8602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Elhad Soumeru
"Tuna landed in 2014 reached a production of 1,093,537 tons and has a peak production in September amounted to 182 350 tonnes. temporal mapping potential areas of skipjack fishing aqua MODIS image, is thought to have optimum levels of arrest occurred in August which has a density of 25 214 mg/m3. This study aims to: (1) identify skipjack capture result; (2) Analyze distribution and variations chlorophyl-a and SST in spatial and temporal from Aqua Modis Imagery satelite; (3) Analyze the relationship and influence between Chlorophyl-a and SST to CPUE skipjack; (4)Mapping potential area of catching skipjack in Banda Sea waters and arround Maluku Province."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Cassanovia
"Produksi ikan cakalang di PPN Palabuhanratu mencapai 34,92, tuna mata besar 30,66 , madidihang 26,74 dan albakora 7,66. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh klorofil-a dan SPL terhadap hasil tangkapan cakalang dan mengidentifikasi daerah potensial penangkapan cakalang di perairan Barat daya Palabuhanratu. Lokasi penelitian pada koordinat 06o 30,0 39; S - 07o 40,0 39; S dan bujur 105o 00 39;,0 T - 107o 00,0 39; T. Data yang digunakan citra SPL dan klorofil-a dari satelit Aqua MODIS melalui software SeaDAS, kemudian data CPUE cakalang dari PPN Palabuhanratu 2005-2011. Analisis data menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan sebaran SPL di perairan barat daya Palabuhanratu antara 23,81oC -29,40°C, rata-rata 27,70°C dengan suhu optimum 27,27 -29,35°C. Konsentrasi bulanan klorofil-a antara 0,001 mg/m3 - 4,835 mg/m3, rata-rata 0,623 mg/m3 dan optimum 0,190 - 0,648 mg/m3. Hasil regresi berganda menunjukan hubungan SPL dan klorofil-a terhadap CPUE cakalang positif 19,5 artinya sangat lemah. Variabel SPL dan klorofil-a secara parsial dan simultan tidak mempengaruhi CPUE cakalang hanya 3,80.
Peta daerah penangkapan ikan cakalang potensial berdasarkan parameter SPL dan klorofil-a terjadi pada musim peralihan Barat ke Timur April-Mei hingga pertengahan musim Timur Juni-Juli dan puncaknya terjadi bulan Mei. Secara spasial daerah penangkapan potensial cakalang berada di mulut Teluk Palabuhanratu, selatan Ujung genteng dan tenggara Tanjung Sodong.

Production of skipjack in Palabuhanratu fishing port reached 34.92 , 30.66 bigeye tuna, yellowfin tuna 26.74 and Albakora 7.66. The research objective analyzed the influence of chlorophyll a and SPL to skipjack CPUE and identify of potential fishing ground mapping of skipjack in the southwestern Palabuhanratu waters. Latitude position at 06o 30.0 39 S 07o 40.0 39 S and longitude 105o 00 39, 0 T 107o 00.0 39 T. Data were used in the SPL and chlorophyll a from MODIS Aqua satellite through SeaDAS software, then skipjack CPUE data from Palabuhanratu 2005 2011 . Analysis of data using multiple regression.
The results showed the distribution of SPL in southwest Palabuhanratu waters between 23,81°C 29,40°C, average 27,70°C with optimum temperature 27,27 29,35oC. Monthly chlorophyll a concentration of between 0.001 mg m3 4.835 mg m3, an average of 0.623 mg m3 and optimum 0.190 to 0.648 mg m3. The results of multiple regression analysis shows the relationship SPL and chlorophyll a of skipjack CPUE 19.5 means that very low. Variable SPL and chlorophyll a partial and simultan does not influence to skipjack CPUE only 3.80.
Potential fishing ground mapping based on parameters of the SPL and chlorophyll a transition the west to the east season April May to middle east season June July and the peak occurred in May. Spatially potential skipjack fishing ground at the mouth of the Palabuhanratu bay, southern of Ujung genteng and southeast of Tanjung Sodong.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T49568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sea surface temperature (SST) and chlorophyll-e (SSC) can be detected by Ocean color and thermal scanner (OCTS) derived from the advance Earth Observation Satelite (ADEOS) sensor
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>