Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156606 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Resti Handayani
"Diversifikasi adalah perusahaan yang mengembangkan bisnisnya dengan memiliki lebih dari satu industri untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Skripsi ini meneliti pengaruh tingkat diversifikasi dan strategi diversifikasi terhadap profitability, pertumbuhan, dan resiko perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata tingkat diversifikasi mempunyai hubungan dengan profitability, growth, dan systematic risk. Namun, tidak terlihat hubungan antar tingkat diversifikasi dari segi firm risk. Hasil lain menunjukkan jenis strategi diversifikasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan, baik dari segi profitability, firm risk, growth dan systematic risk.

Diversification is a firm that develops its business which has more than one industry to increase firm?s growth. This thesis is to study the effects of diversification level and strategy to firm?s profitability, growth, and risk.
The result indicates that overall diversification level have a correlation with firm?s profitability, growth, and systematic risk. But in this study was found that there is no correlation between diversification level and firm risk. There are other findings that have shown diversification strategy doesn?t have a significant correlation with the firm?s performance, profitability, firm?s risk, growth, and systematic risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Nur Handayani
"Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah (sistolik atau diastolik) di dalam arteri melebihi batas normal yaitu >140/90 mm Hg. Hipertensi merupakan faktor risiko primer penyakit jantung dan stroke. Jenis penyakit ini dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yaitu perilaku dan gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian hipertensi pada pekerja migas on shore di perusahaan migas X Kalimantan Timur tahun 2008. Desain penelitian adalah studi cross sectional. Sebagai sampel adalah seluruh pekerja migas laki-laki berusia usia 35-55 tahun, yang eligible dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan (n=294).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada pekerja sebesar 18,9%. Variabel umur dan indeks massa tubuh (IMT) memiliki hubungan signifikan dengan hipertensi (p<0,05). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi adalah umur (OR=4,2;95%CI: 1,224?14,340). Tingginya prevalensi hipertensi pada pekerja migas memerlukan perhatian yang lebih serius dari pihak perusahaan (khususnya unit medik) melalui upaya kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan terutama tentang bagaimana berperilaku hidup sehat, seperti menerapkan pola makan seimbang, memantau berat badan dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Hypertension among on Shore Oil Selected Workers in East Kalimantan, Indonesia. Hypertension is an increase of blood pressure (systolic or diastolic) in the arteries (>140/90 mm/Hg). Hypertension is a primary risk factor for heart disease and stroke. The purpose of this study was to identify risk factors of hypertension in the workers on-shore oil and gas company in East Kalimantan, 2008. Study design was a cross sectional study. The subject of this research was employees of on shore of oil and gas company (male) aged 35-55 years of age in East Kalimantan were eligible for inclusion and exclusion criteria (n=294).
The results showed that the prevalence of hypertension in the on-shore workers was 18.9%. Age and body mass index were associated with hypertension(p<0.05). The most dominant factor associated with hypertension was age (OR=4,2;95%CI: 1.224-14.340). The high prevalence of hypertension in the oil and gas company need more serious attention from the company (especially the medical unit) through the efforts of health promotion activities are carried out regularly and continuosly; how to change a life style such as body weight management including balancing diet, and check the blood pressure regularly."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pepey Riawati Kurnia
"ABSTRAK
Semakin banyak perusahaan melakukan percepatan pengembangan produk
dengan memperpendek waktu pengembangan produk agar produk dapat
secepatnya berada di pasar. Studi terdahuiu dan studi eksplorasi menunjukkan
bahwa hal ini disebabkan oleh adanya peiuang pasar, biaya ekonomi tinggi,
persaingan, intuisi pembuat keputusan, kapabilitas dan citra merek. Tujuan
penelitian untuk mengetahui apakah percepatan pengembangan produk
mempengaruhi peran artikulasi dan navigasi pemasaran dalam menghasilkan
kinerja produk. Berlandaskan Evolution Theory, Contingency Theory, Market-
Based View dan Resource-Based View dibangun model penelitian. Responden
adalah pemasar per kategori produk pada divisi pemasaran perusahaan pangan
skala menengah-besar di Indonesia. Kuesioner terisi dari 107 responden diolah
dengan Latent Variable Score (LVS). Dilakukanpre-test dua kali.
Hasil identifikasi awal penelitian ini memperkuat hasil studi eksplorasi
sebelumnya bahwa industri pangan diduga berada dalam tahap pertumbuhan yang
ditandai dengan keberhasilan peran pemasaran dalam membangun Jaringan
distribusi yang kuat serta kemampuannya untuk memperkenalkan merek.
Informasi awal ini juga menunjukkan bahwa dalam kondisi tingkat persaingan
yang menuju ke hypercompetition, pemasar cenderung memutuskan untuk
melakukan inovasi incremental. Dari variabel independen (peiuang pasar,
persaingan, biaya, intuisi, kapabilitas dan citra merek), studi ini menemukan
bahwa hanya variabel intuisi dan kapabilitas yang mendorong perusahaan
melakukan percepatan pengembangan produk.
Intuisi eksekutif pemasaran yang semakin sering digunakan dan didukung
dengan kapabilitas yang kuat mendorong perusahaan untuk semakin melakukan
percepatan pengembangan produk. Temuan penelitian menyatakan bahwa
percepatan pengembangan produk memperkuat peran pemasaran dalam
menciptakan, mengembangkan nilai dan menyebarkan nilai untuk menghasilkan
kinerja produk yang diharapkan. Peneliti mengajukan model penelitian alternatif
untuk melengkapi model penelitian orisinal yang menunjukkan bahwa efek
langsung percepatan pengembangan produk terhadap kinerja produk lebih besar
dibandingkan melalui peran pemasaran.
Hasil penelitian memberikan implikasi teoritis bahwa intuisi dan
kapabilitas sebagai sumberdaya internal perusahaan dari Resource-Based View
menjadi faktor pendorong perusahaan melakukan percepatan pengembangan
produk. Implikasi manajerial diuraikan dalam lima area implikasi yakni
organisasi, sumberdaya manusia. pemasaran, inovasi dan manufacturing.
Pemerintah juga perlu mengeluarkan kebijakan yang mampu mendukung
percepatan pengembangan produk yang dilakukan sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal.

ABSTRACT
More and more companies do accelerated product development by making
time of product development shorter so products can be launched to market
as quickly as possible. Previous and exploration studies show that it is
caused by market opportunity, high cost, competition, intuition of the
decision makers, capability and brand image. Objective of the research is to
find out whether accelerated product development affects role of articulation
and navigation function of marketing in producing product performance. Based
on Evolution Theory, Contingency Theory, Market-Based View, and Resource-
Based View, model of the research was built up. Respondents are the
product-category marketers in marketing divisions from middle-large scale
food companies in Indonesia. Returned questionnaires from 107 respondents
were processed using the Latent Variable Score (LVS). Pre-tests had done
two times.
The first identification result of this research strengthens the previous
exploration studies that the food industry should be in the growing stage
which is indicated by the success of marketing in building a strong
distribution network and their ability in introducing brands. This beginning
information also shows that in the condition of the competition level that
move in the hypercompetition, most of marketers decide to do the incremental
innovation. From independent variables (market opportunity, competition, cost,
intuition, capability, and brand image), this study finds that only intuition and
capability which push companies to do accelerated product development.
The intuition of marketing executive which is more often used and
supported by strong capability push the companies to do more of accelerated
product development. Findings of the research state that accelerated product
development strengthens the role of marketing in creating, developing, and
distributing values to produce product performance. The researcher propose the
alternative research model to complete the original research model that shows
the direct effect of accelerated product development in producing product
performance is stronger than if it is through the role of marketing.
The findings of research give theoretical implication that intuition and
capability as internal resources of companies from Resource- Based View
become the factors that push companies to do accelerated product
development. The managerial implication are in five areas: Organizations, human
resources, marketing, innovations, and manufacturing. Government must make
out a policy that can support accelerated product developments to reach
optimal result."
2008
D1541
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Reza Soanganon
"Pada awalnya industri jasa layanan telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang highly regulated dan dimonopoli oleh badan usaha milik negara (BUMN). Setelah adanya perubahan terhadap Undang-Undang Telekomunikasi selain pelepasan monopoli di industri tersebut dampak lainnya adalah dilepaskannya penetapan harga dari Pemerintah. Penetapan biaya jasa layanan telekomunikasi yang selama ini diatur oleh Pemerintah akan diserahkan kepada mekanisme pasar. Akibat dari perubahan kebijakan tersebut dan didukung oleh perkembangan teknologi telekomunikasi seluler dengan masuknya teknologi GSM 1800, GSM 2G, 2,5G dan saat ini 3G maka, industri jasa layanan telekomunikasi di Indonesia mulai maju dengan pesat dengan munculnya pemain-pemain baru pada industri ini seperti PT. Excelkomindo, Mobile 8 dan Bakrie Telkom.
Melihat potensi pasar Indonesia dengan 220 juta penduduk, tarif harga yang tinggi dan masih rendahnya tingkat penggunaan jasa ini menarik perusahaan 'X' untuk memasuki pasar jasa layanan telekomunikasi seluler di Indonesia. Perusahaan 'X' dengan pengalamannya sebagai operator jasa layanan telekomunikasi seluler di beberapa negara Eropa dan Asia Pasifik masuk ke pasar jasa layanan telekomunikasi seluler Indonesia dengan memposisikan diri sebagai perusahaan yang inovatif dengan harga yang terjangkau untuk mendapatkan 1 (satu) juta pelanggan pada tahun pertama perusahaan tersebut beroperasi.
Karya akhir ini akan membahas faktor-faktor kesuksesan dan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan 'X'. Kemudian hal yang menarik adalah proses segmentasi, targeting dan positioning yang dilakukan oleh perusahaan 'X' dalam menganalisa pasar dan industri telekomunikasi di Indonesia. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan karya akhir ini adalah riset kualitatif dengan melakukan pengumpulan data melalui in depth interview dengan general manager product perusahaan 'X' untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai strategi dari perusahaan tersebut.

At first Indonesian telecommunication service industry was highly regulated and monopolized by stated own company. After the government changes its policy, the monopoly was released, and the price that has been set by the government was lifted. The price of that service was given to the market to be set. Due to the changes of the policy and the technology growth in cellular communication such as GSM 1800, GSM 2G, 2,5G and now 3G made the cellular telecommunication in Indonesia accelerates with the emerge of new player such as PT. Excelkomindo, Mobile 8 dan Bakrie Telkom.
Indonesian market has 220 million populations, higher price rate compare to the other Southeast Asian countries and low penetration rate was the reasons of 'X' company entering Indonesian market. With the experience as an international telecommunication operator in several European and Southeast Asia countries, 'X' company is entering the market and positioning it self as an innovation company that have a reasonable price in order to get 1 (one) million customer in the first year of its operations.
This dissertation analyzes the key success factors of how 'X' company entering Indonesian market. Then, the interesting part is the segmentation, targeting and positioning process that 'X' done in analyzing market and telecommunication industry in Indonesia. The method that use in this research is qualitative research through information gathering form in depth interview with 'X' company product general manager to get all the answers of the hard question and have clearer understanding about the company strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26612
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyawati
"Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian:
Anemia pada pekerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bertujuan untuk membandingkan efek suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dengan dan tanpa vitamin C terhadap kadar hemoglobin. Total sampel berjumlah 72 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan laboratorium (Hemoglobin dan serum ferritin), penilaian pengetahuan tentang gizi dan anemia, penilaian pola makan, asupan makan siang di perusahaan (energi, protein, zat besi), dan pengumpulan data sekunder. Responden dibagi atas dua kelompok, kelompok I (kelompok perlakuan) yang diberikan TTD ditambah 100 mg vitamin C dan kelompok II (kelompok kontrol) yang diberikan hanya TTD . Intervensi yang dilakukan adalah: 1. Pemberian Obat cacing dosis tunggal, 2. Pemberian Tablet Tambah Darah /TTD (200 mg ferro sulfat dan 0.25 mg asam folat) dengan dan tanpa 100 mg vitamin C, satu kapsul perminggu dan satu kapsul selama 10 hari (waktu haid), dalam jangka waktu 16 minggu. Pengawasan dilakukan dengan ketat dan mencatat efek dari pemberian suplemen tersebut. Evaluasi hasil intervensi, dilakukan dengan cara membandingkan perubahan dari kadar hemoglobin, serum ferritin, dan indeks masa tubuh, sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil dan Kesimpulan:
Dari 72 pekerja wanita ditemukan 56 orang (77.77%) menderita anemia. Faktor lain yang mempengaruhi anemia pada penelitian ini, adalah asupan makanan. Setelah intervensi selama 16 minggu, berhasil meningkatkan kadar hemoglobin, serum ferritin secara bermakna p < 0.05 pada kelompok I dan kelompok II. Untuk melihat efektivitas antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisa efektivitasnya, memberikan hasil terjadi peningkatan kadar hemoglobin, serum ferritin, dan indeks masa tubuh lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol, walaupun secara statistik tidak bermakna. Peningkatan kadar hemoglobin rata-rata bagi kelompok I sebesar 2.51 ± 1.54 g/dl, dan kelompok II rata-rata 2.19 ± 1.62 g/dl. Peningkatan kadar serum ferritin pada kelompok I rata-rata 36.03 ± 21.83 ug/l, sedangkan kelompok II 28.64 ± 34.46 ug/l.

The Scope and Methodology:
At present, Anemia on female workers is still a health problem that reduces their productivity at work. This research is an intervention study that aims in comparing the effect of FIT supplement with and without vitamin C toward hemoglobin level. The study collected from a total of 72 samples, by observation, interview, laboratory testing (hemoglobin and ferritin serum), anemia and nutrition level of knowledge, evaluation of eating pattern, on-site food consumption at lunch (energy, protein, iron), and secondary data collection. Respondents are divided into two groups, group I (treatment group) are given FIT and 100 mg vitamin C, and group II (control group) that are given only FIT. Performed interventions include: 1.Providing single dosage of anthelmintic. 2. Providing FIT (200 mg Ferro-sulfate and 0.25 mg folat acid) with and without 100 mg vitamin C, one capsule per week, and one capsule per day for 10 days during menstruation, within the period of 16 weeks. The procedure was strictly controlled and every effect was collected as research data Evaluations of intervention effect were performed by comparing the difference of hemoglobin level, ferritin serum and body mass index, before and after intervention.
Result and Conclusion:
56 out of 72 (77.77%) female workers have anemia. After 16 weeks of intervention, hemoglobin and serum ferritin level were successfully increased. By analyzing the collected data of the given FIT in the treatment group and the control group, we can see that the treatment group have higher level of hemoglobin, ferritin serum and body mass index, compared to the control group, even though statically the result is not significant. The increase of hemoglobin level on average for group I is about 2.51 ± 1.54 g/dl, and for group II the average of 2.19 ± 1.62 g/dl. The increase of serum ferritin level on average for group I is about 36.03 ± 21.83 ug/l, and for group II the average of 28.64 ± 34.46 ug/l.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"Obesitas telah menjadi suatu epidemi kesehatan masyarakat global selama hampir satu dekade yang mulai menjadi perhatian publik karena hubungannya dengan berbagai kondisi kesehatan kronis. Epidemi tersebut terjadi akibat dari perubahan yang sangat cepat akan gaya hidup dan perilaku di negara berkembang, antara lain adanya perubahan aktifitas fisik dan diet serta meningkatnya status social ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian obesitas yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan karakteristik individu (umur, pendidikan, status pegawai, dan pengetahuan gizi dan kesehatan) dan perilaku individu (kebiasaan olahraga, merokok, dan pola konsumsi) dengan penggunaan data sekunder pada pekerja onshore pria perusahaan migas X di Kalimantan Timur tahun 2008.
Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 378 responden pekerja pria di perusahaan migas kemudian dilakukan pendataan mengenai karakteristik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden.
Sebanyak 49,5% responden mengalami obesitas (IMT _25 kg/m2) dengan kisaran umur 26-56 tahun. Sebagian besar responden (91,0%) berpendidikan tinggi (_SMA), proporsi pegawai staf (63,2%) lebih tinggi dibandingkan non staf dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang cukup baik (61,4%). Sebanyak 74,6% responden tidak rutin berolahraga dan 61,1% tidak merokok. Asupan lemak total dan lemak jenuh dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi masing-masing 81,5% dan 87,0%. Sedangkan asupan serat dan vitamin E responden tergolong ?kurang? dengan proporsi 87,6% dan 96,8%. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi maka asupan energi total, karbohidrat dan protein, asupan lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kolesterol dan vitamin C responden dikategorikan memiliki asupan yang cukup.
Karakteristik umur, tingkat pendidikan, status pegawai, asupan energi total, karbohidrat dan serat memiliki hubungan dengan kejadian obesitas. Kebiasaan olahraga, merokok, asupan protein, lemak total, asupan lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kolesterol serta asupan vitamin C dan E tidak berhubungan dengan kejadian obesitas.
Perlunya pembatasan asupan lemak total dan asupan lemak jenuh untuk menghindari risiko kesehatan kronis, peningkatkan asupan serat minimal 20 gram perhari dari konsumsi sayur dan buah serta peningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga. Konsumsi energi dan makanan yang mengandung karbohidrat dalam keseharian sebaiknya mengikuti anjuran kecukupan gizi karena hubungannya dengan obesitas.

Obesity has become a global public health epidemic over the last decade. It become public attention because its association with various condition of chronic diseases. This epidemic happened because of the rapid changing in public life style and behaviour at developing countries, such as the change of physical activity pattern, diet and the increasing of social economic status.
The aim of this study is to know the relationship between obesity with the Body Mass Index (BMI) measurement attributed to individual characteristic (age, level of education, employee status, and knowledge about nutrition and health) and individual behaviour (exercise habit, smoking habit and diet pattern) with usage of secondary data at worker onshore oil company at East Kalimantan in 2008.
The total target sample size was 378 participants from men worker onshore oil company. Univariate and bivariate analysis by using chi square test done by 378 men worker in oil company to collect data about their characteristic and behaviour, where food recall 24 hours method done to see about food intake of the participant.
Among those 26-56 years old men, about 49,5% participant were obesity (BMI_25 kg/m2) and 91,0% participant in high level of education. The proportion of staff worker (63,2%) is higher than non staff worker and most of them (61,4%) has good enough knowledge about nutrition and health. About 74,6% participant didn?t exercise regularly and 61,1% didn't smoke. Total fat and saturated fat intake in this study quiet high with each proportion are 81,5% and 87,0% with less dietary fibre (87,6%) and vitamin E intake (96,8%). Compared with Recommended Dietary Allowance (RDA), total energy intake, carbohydrate, protein, monounsaturated fats, polyunsaturated fats, cholesterol and vitamin C intake in enough intake.
In this study, obesity was associated with age, level of education, employee status, total energy intake, carbohydrate and dietary fibre. There is no significant relationship between obesity compared with exercise habit, smoking, protein intake, total fat, saturated fats, monounsaturated fats, polyunsaturated fats, cholesterol and intake of vitamin C and E.
The limitation of total fat intake and saturated fats in diet need to prevent the risk factor of chronic diseases. Increasing dietary fibre minimum 20 grams each day from consumption of vegetables and fruits, increasing physical activities with regular exercise maximizes the chances of having a normal weight. Total energy intake especially from food that containing carbohydrate in daily diet need to follow the recommendation because of the relationship with obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Priyadharsini
"Undang undang Nomor 7 Tahun 1963 merupakan induk dani peraturan-peraturan mengenai kefarmasian. Undang-Undang tersebut sudah melembaga seiring dengan perkembangan industri farmasi.
Karakteristik pokok permasalahan yang membedakan industri farmasi dengan industri manufaktur lain adalah tercermin pada tiga aspek :
1. Industri farmasi adalah sebagai research, intensive, innovativeness karena sangat menentukan kelangsungan industri ini.
2. Industri. farmasi adalah sebagai marketing intensive, persaingan industri farmasi tidak hanya memacu research, namun juga pemasaran, artinya meskipun obat diperlukan untuk mengobati penyakit, namun pengguna obat kadang dipengaruhi oleh bias merk dagang.
3. Industri farmasi adalah Highly regulated, tidak bisa terlepas dan peraturan kebijaksanaan yang telah ditetapkan pemerintah karena menyangkut etik dan keamanan masyarakat.
Didalam tujuan penelitian ini diperlukan suatu analisis dari level sektoral yang menganalisis kondisi farmasi di Indonesia ; firm level untuk mengetahui strategi pemasaran perusahaan farmasi di Indonesia ; manajemen level untuk mengetahui pengelolaan dan struktur organisasinya.
Berangkat dari konteks permasalahan yang ada maka diperlukan analisis dengan cara menggunakan metode pengumpulan data dan informasi, guna memperoleh pembanding, serta mengkaji lingkungan internal juga lingkungan eksternalnya. Selanjutnya dapat diperoleh pemilihan strategi dan hasil analisis pada industri farmasi yang lebih unggul dibanding dengan industri farmasi lainnya.
Di dalam hasil penelitian tersebut sebuah perusahaan farmasi yang unggul dibanding lainnya, memiliki strategi pemasaran dalam memfokuskan promosi dan distribusinya. Meskipun demikian penting peranan seseorang yang merupakan tuntutan utama agar dapat memperoleh ide yang inovativ dalam merencanakan promosi. Disamping itu peranan lainnya dalam unit distribusi diperlukan juga peranan seseorang untuk dapat berproaktif.
Dan kedua pokok keberhasilan dalam strategi promosi dan distribusi tidak kalah penting juga memiliki tugas sebagai market intelijen dan harus mengetahui perilaku konsumen dalam memenuhi keinginannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Widiastuti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>