Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176833 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
M. Mossadeq Bahri
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Riza Sihbuni,1957-
Bandung: Erresco, 1993
327.16 RIZ k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abu An-Nashr, Muhammad Abdul Azhim
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2017
297.909 58 ABU i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Purnihastuti
"Sejak deklarasi kemerdekaan negara - negara Asia Tengah pada tahun 1991, China secara bertahap memposisikan dirinya sebagai salah satu negara yang mempunyai peranan penting di kawasan tersebut. Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan tentang apakah hal ini menunjukkan suatu perubahan geo politik setelah runtuhnya Uni Soviet dan merupakan konsolidasi akan adanya kekuatan baru China. Negara - negara Asia Tengah secara politik saat ini mempunyai peranan yang penting terlebih karena adanya kekeayaan akan energi yang dihasilkan serta adanya pengaruh besar dua negara tetangganya yaitu, China dan Rusia. Implikasi Cina di Asia Tengah mempunyai pengaruh yang besar untuk jangka panjang dimana Hl ini juga mempengaruhi rejim ? rejim yang ada di kawasan tersebut. Sehingga langkah strategi China di Asia Tengah merupakan hal yang penting. Saat ini China telah mencoba membangun jaringan pemberantasan penjualan obat dan senjata tran-nasional di kawasan itu. Di saat yang bersamaan Cina juga mendukung adanya perlawanan gerakan terorisme agama yang di curigai beranggotakan kaum separatisme Uygur di Xinjiang, China dan kaum oposisi di Asia Tengah. Cina juga mendukung usaha penolakan negara - negara Asia Tengah akan usaha pembentukan demokrasi yang diusulkan pihak Barat di kawasan Asia Tengah. Dibidang ekonomi,Cina juga memanfaatkan posisi negara - negar Asia Tengah yaitu, sebagai negara landlocked yang merupakan kawasan yang sangat menjanjikan secara ekonomi bagi China maupun Asia Tengah. Hal ini tidak dapat dipisahkan pula dengan keberadaan sumber - sumber energi di Asia Tengah yang dibutuhkan Cina untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan permintaan energi dalam negeri China. China melihat Asia Tengah tidak hanya sebagai negara yang berbatasan langsung tetapi juga merupakan wilayah transit yang dapat memfasilitasi perdagangan dengan negara - negara seperti Iran, Afghanistan, India serta Pakistan. Selain itu, China juga menggunakan organisasi regional Shanghai Cooperation Organisation (SCO)sebagaii zona perdagangan bebas guna memudahkan penyaluran produk - produk China di pasar Asia Tengah dan Rusia. China juga berusaha menanamkan pengaruh - pengaruh kebudayaan China yang diharapkan dapat berkembang di Asia Tengah. Dari pemaparan diatas, tesis ini berusaha untuk menganalisa lebih dalam langkah - langkah strategi China dalam usaha pengamanan wilayah perbatasannya serta keamanan energinya di Asia Tengah. Tesis ini juga menganalisa aspek ekonomi yang mempunyai peranan penting didalamnya, keberadaaan Shanghai Cooperation Organization (SCO) serta menganalisa strategi China dalam mengatasi kaum separatis Uyghur di Xinjiang.

Since the declaration of independent of Central Asia states in 1991, China has gradually emerged as one of the region?s main partners. This rapprochement raises questions about the geopolitical changes in the aftermath of the Soviet Union?s demise and the consolidation of China?s new power. The Central Asia states, politically adrift since the collapse of the Soviet Union, are now set to play a major part in energy policies but they are still largely under the influence of their two great neighbors, namely Russia and China. The Chinese implication in Central Asia will have a major impact in the long term since it permits the reinforcement of Beijing?s political influence on Central Asia regimes and the reinforcement of their geopolitical alliance. Therefore, the strategic gains for Central Asia with China?s increased presence are important. Beijing is trying to check the trans-nationalization of arms and drug networks in the area. At the same time, the struggle against ?religious extremism? is being used to justify the repression of dissident movements (Uyghur separatists in Xinjiang and the political opposition in Central Asia) and to reject, on the grounds that they would be destabilizing, the democratizing measures requested by the West. In the economic realm, China will also modify the geographic situation of Central Asia. While the region is hampered in its growth by its landlocked character and significant promise in economic and financial relations between China and Central Asia over the medium- to long-term, are about the development of the region?s enormous energy resources to fuel China?s anticipated economic growth and burgeoning energy demands. China sees Central Asia not only as a border region, but also as an intermediary and transit area, which facilitates trade with Iran, Afghanistan, India, and Pakistan. Such a strategy will reinforce Central Asia?s historical role on the Silk Road. These geopolitical and economic objectives remain linked. For many years, China militated for the Shanghai Cooperation Organization to become a free-trade zone, which would transform Central Asia and Russia into new markets for Chinese products. This Chinese commercial domination over the region will also have a cultural impact that remains, for the time being, difficult to assess. Exchanges of people, the learning of the Chinese language, and the entrance of Central Asia into the sphere of Chinese cultural influence, will grow, creating a totally new situation in Central Asia. In this paper, I aim to analyze deeply about China's strategies mainly in ways to secure its territorial and energy securities related to the engagement with Central Asia. I intend to shed light on economic issues that are likely to play a crucial role, the appearance of the Shanghai Cooperation Organization (SCO) and also to observe China strategies in managing the Uighur separatism in Xinjiang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T23018
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Saya kira kaum perempuan memiliki keunggulan tambahan kreativitas dan ketabahan yang membantu mereka dalam memulai usaha kecil dan kemudian berhasil mengembangkannya .Di pihak lain mereka masih memerlukan dorongan semangat ,dukungan dan lebih dari itu program pelatihan tardisional. Saya percaya sekali bahwa perempuan adalah sumber potensi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi,tetapi saya juga percaya bahwa untuk memobilisasi sumberdaya ini kita pertama-tama harus menyediakan informasi dan program pendidikan pengembangan kewirausahaan untuk perempuan ."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mabroer MS
"Hubungan antara Timur dan Barat, khususnya Islam dan Barat banyak mengalami pasang dan surut. Terkadang kedua kutub tersebut mampu menjalin komunikasi yang harmonis, namun acapkali suasana hubungan tersebut diwarnai ketegangan. Dan, salah satu puncak ketegangan tersebut adalah peristiwa pengeboman bunuh diri dengan menggunakan pesawat terbang terhadap gedung WTC di New York. Bagi Amerika Serikat yang selama ini diposisikan sebagai kiblat Barat itu, serbuan tersebut benar-benar telah mempermalukan sekaligus meruntuhkan kedigdayaan AS. Dengan mengabaikan isu demokrasi seperti HAM serta supremasi hukum, Amerika Serikat langsung melakukan invasi militer ke Afghanistan karena dianggap menjadi sarang para teroris yang telah menyerbu gedung WTC. Setelah itu, Amerika Serikat dibawah kendali Presiden AS Goerge W.Bush juga melakukan tindakan serupa di Irak. Meski tuduhan bahwa pemerintahan Saddam Husain telah menyimipan senjata pemusnah massal serta berkongsi dengan para teroris, khususnya para aktifis AL-Qaidah itu tidak terbukti, namun AS terlanjur mengambilkan keputusan untuk melakukan tindakan unilateral yang menyebabkan ribuan nyawa warga sipil berjatuhan. Tempo dulu, konflik antara Barat dan Timur juga telah terjadi yakni dalam Perang Salib yang berlangsung lebih dari 200 tahun. Akibat konflik tersebut, ribuan nyawa dari kedua belah pihak telah menjadi korban. Salah satu kerugian terbesar yang diderita oleh umat Islam adalah runtuhnya peradaban dan berpindahnya niiai-nilai tersebut ke Barat. Namun, dibalik sejarah konflik yang cukup panjang tersebut, sebetulnya ada satu hal yang patut dicatat bahwa antara Barat dan Timur dalam konteks teologis merupakan realitas yang unik karena keduanya yakni Islam dan Kristen sama-sama tergolong sebagai agama samawi.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang berpenduduk mayoritas muslim juga tak lepas dari sejarah panjang dan konflik tersebut. Meski tidak mempunyai pengalaman langsung terhadap Perang Salib, namun nilai-nilai historis dari peristiwa itu juga tumbuh di Indonesia bersama dengan perkembangan Islam itu sendiri. Oleh karena itu, acapkali reaksi sebagian umat Islam di Indonesia terkesan cukup keras dalam merespon setiap kejadian maupun kebijakan pihak Barat yang dinilai lebih banyak didasari oleh sikap diskriminatif. SaIah satunya adalah proses stigmatisasi yang dilakukan secara sistemik pihak Barat terhadap Islam sehingga membuat posisi Islam terpojok karena melihat Islam sebagai sebuah ancaman seperti yang digambarkan Samuel P. Huntington. Diantara contoh dari proses stigmatisasi tersebut adalah berbagai kebijakan baik politik maupun yuridis dari Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya pasca pertiswa 11 September 2001 yang cenderung memojokkan Islam. Terlebih lagi, tuduhan bahwa pelaku dari pengeboman WTC tersebut adalah aktifis muslim juga masih menimbulkan tanda tanya besar, namun AS langsung mengambil kebijakan untuk menyerbu Afghanistan dan Irak. Padahal, kedua negara tersebut mayoritas berpenduduk muslim sehingga menimbulkan berbagai kecurigaan dan tafsiran. Kebijakan AS tersebut merupakan salah satu puncak dari proses sdgmatisasi yang mereka Iakukan terhadap Islam melalui obyek kewilayahan (Timur tengah).
Sikap Amerika Serikat dan sekutunya itu telah menyulut reaksi keras dari berbagai kalangan, khususnya umat Islam, tak terkecuali juga umat Islam di Indonesia. Sesuai dengan terra darn tesis ini, maka fokus utama yang disorot dalam tulisan ini adalah reaksi serta berbagai kemungkinan yang menyebabkan munculnya reaksi tersebut. Bahkan, pada awal serangan Amerika Serikat ke Afghanistan, beberapa aktifis muslim juga melakukan pendaftaran bagi relawan yang berkenan untuk menjadi pejuang bagi pembebasan Afghanistan dari cengkraman Amerika Serikat dan Inggris yang diklaim sebagai new colonialis.
Selain itu, ada juga reaksi lebih lunak yang dilakukan oleh beberapa organisasi Islam, seperti NU dan Muhammadiyah. Namun, agak berbeda dengan ormas Islam lainnya, NU dan Muhammadiyah mewujudkan sikapnya itu dalam bentuk imbauan dan seruan agar Amerika Serikat tidak melakukan invasi. Seruan serupa juga disampaikan masyarakat Internasional, tak terkecuali juga masyarakat non muslin yang peduli terhadap nasib dan derita rakyat sipil di Afghanistan maupun Irak. Namun, berbagai seruan maupun reaksi tersebu tidak mampu mengubah kebijakan AS.
Akibat dari kebijakan AS yang cenderung diskriminatif tersebut, secara tdak langsung telah membawa implikasi terhadap umat Islam di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah sikap kritis, sensitif dan cenderung reaktif terhadap berbagai kebijakan Barat yang dianggap telah melecehkan Islam. Dalam konteks ini, mereka acapakali dikategorikan sebagai kelompok Islam radikal karena cenderung memilih garis perjuangan yang konfrontatif. Diantara tema-tema perjuangan yang mereka sebarkan adalah penegakan syariat Islam yang diyakini dapat mengakhiri krisis multidimensional itu."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Center for Middle East Studies, 2003
355.070 973 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>