Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117946 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Abel Gandhy
"ABSTRAK
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengembangan usaha dalam bentuk diversifikasi jenis ikan yang dibudidayakan pada keramba jaring apung di Waduk Cirata. indikator analisis finansial yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan diversikasi jenis ikan meningkatkan NPV, meningkatkan Internal Rate of Return (IRR), dan mempercepat Payback Period serta meningkatkan nilai Net B/C. sehingga kegiatan diversifikasi jenis ikan akan meningkatkan pendapat petani dan layak untuk dilakukan."
Jakarta: FEB UHAMKA, 2018
330 AGREGAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Tihar
"Penelitian ini ditujukan untuk melakukan identifikasi terhadap sumber-sumber potensi kegagalan produksi budidaya perikanan kerambajaring apung, langkah dan kebijakan strategis yang relevan dan kompatibel dalam menghadapi resiko, serta pilihan alternatif strategi pengembangan bisnis kedepan.
Obyek penelitian adalah industri perikanan yaitu budidaya keramba jaring dengan batasan ruang lingkup lingkungan bisnis waduk Jatiluhur dan aspek ekonomis, dengan data yang dianalisis meliputi semua data dan informasi industri terkait. Sebagai penelitian kualitatif, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis struktur industri, SWOT analysis, serta analisis identifikasi strategi.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyebab spesifik menyangkut kegagalan produksi diantaranya adalah manajemen produksi yang cenderung over eksploitaton, kerusakan lahan dan produksi sebagai akibat faktor teknis akumulasi pencemaran.
Sementara itu, hasil analisis juga merekomendasikan alternatif strategi diferensiasi dan pembentukan wadah organisasi secara formal sebagai pilihan aplikatif dalam melakukan pengembangan bisnis, juga sebagai instrumen strategis unluk menghadapi ancaman kegagalan produksi. Sasaran yang bisa dicapai dari implementasi strategi ini terutama menyangkut peningkalan fleksibilitas dan efisiensi usaha, sumber pemodalan dan arus informasi lebih memadai, target pasar yang lebih ekstensif dan konsisten, serta merjin keuntungan yang sustainable.

This research's objectives were to identify some of potential source of misproduction, someof relevan and compatible strategic decisions facing such risks arised, and also alternative strategic option of onwards business development.
The object of this research was the industry of cultivation of dragnet fishpond in Jatiluhur, limited on bisnis circles and economical aspect. As a qualitative research, the methods of analysis used including analysis of the structure of the industry, SWOT analysis, and observation methods on strategy which used.
The results exsposed that there were some of specific causes regarding misproduction, which were over exploitation management of production, physical damage caused by highly acumulative of pollution.
Besides, the result of analysis has recommended of implementing of strategy of differentiation and formed formal organisation as aplicative option onwards business development, as also strategic instrument to facing misproduction. The goals could be reached by implementing this kind of strategy were involved on increasing business flexibility and eficiency, source of capital and information that would be more sufficient, more ex1ensive and consistent on target of market, and more highly sustainable margin of return/profit.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27044
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sutardjo
"Budidaya ikan dalam keramba jaring apung (WA), marupakan salah satu kegiatan yang berkembang pesat di waduk Jatiluhur. Dasar pertimbangan pengembangan BJA ialah untuk pemanfaatan sumber air waduk dan untuk memberikan sumber pendapatan altematif bagi masyarakat di sekitamya. Dampak positif dari pengembangan BJA antara lain meningkatnya lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya dan meningkatnya produksi ikan untuk konsumsi dalam negeri. Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) yang beroperasi di waduk Jatiluhur terus mengalami peningkatan dari 15 unit KJA pada tahun 1988 menjadi 2.100 unit KJA pada tahun 1997 dengan total produksi ikan yang di panen hingga tahun 1997 sebanyak 1.545.32 ton.
Namun demikian perkembangan WA tersebut telah menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas perairan, dan menyebabkan kegagalan panen akibat kematian ikan budidaya secara masal pada tahun 1996 dan 1997.
Dalam rangka pengendalian dampak negatif BJA tersebut, telah dilakukan berbagai upaya antara lain : penataan ruang waduk dan pengembangan KJA sistem ganda. Kematian ikan akibat perubahan kualitas air biasanya terjadi pada awal musim penghujan saat cuaca mendung, dimana intensitas cahaya matahari sangat rendah, sehingga menyebabkan rendahnya laju fotosintesis dan rendahnya produksi oksigen (02) dalam air. Berdasarkan data time series kualitas air di Ciganea terdapat peningkatan kandungan nutrien yang dihasilkan dari dekomposisi limbah organik yang berasal dari BJA. Peningkatan nutrien tersebut mengakibatkan meningkatnya kesuburan perairan dan densitas fitoplankton, sehingga akan meningkatkan kebutuhan 02 yang diperlukan fitoplankton pada malam hari. Pada kondisi populasi fitoplankton yang padat dan padatnya ikan dalam KJA, menyebabkan terjadinya defisit 02 yang lebih besar, akibatnya jumlah ikan dalam KJA yang mengalami kematian juga meningkat.
Jadi masalah utama yang menyebabkan menurunnya kualitas air di lingkungan budidaya adalah limbah organik dari kegiatan BJA, sehingga permasalahan yang di kaji pada studi ini ialah terjadinya perubahan kualitas air waduk akibat kegiatan BJA, dan proses terjadinya kematian ikan budidaya secara masal dalam KJA.
Tujuan dari studi ini ialah untuk mengetahui : 1) pengaruh kegiatan BJA terhadap perubahan kualitas air di lingkungan budidaya, waduk Jatiluhur, 2) perubahan kualitas air dari waktu ke waktu melalui indikator parameter kunci kualitas air yang terkait dengan kegiatan BJA, dan 3) perbedaan kualitas air antara daerah WA (Ciganea) dan non BJA (Ubrug) di waduk Jatiluhur.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam studi ini dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
Pertama : Tidak ada perbedaan kualitas air antara daerah BJA dan daerah non BJA.
Kedua : Ada kecenderungan penurunan kualitas air dari waktu ke waktu di Ciganea, mulai sebelum ada kegiatan BJA sampai timbul masalah kematian ikan.
Studi ini dilaksanakan di perairan waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, dari tanggal 12 Pebruari - 5 Maret 1999. Lokasi penelitian berada di perairan Ciganea yang merupakan areal BJA dan perairan Ubrug yang merupakan areal non budidaya. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini ialah metode surval dengan pendekatan observasi lapang di daerah terpapar dan daerah non terpapar pada kedalaman yang berbeda. Luas perairan Ciganea sekitar 40 ha dengan kedalaman ± (34 - 50) m, keadaan perairan relatif tenang karena jauh dari masukari air sungai, sedangkan perairan Ubrug luasnya sekitar 50 ha dengan kedalaman } (16 - 30) m terletak di sebelah selatan Ciganea, keadaan perairan relatif dangkal dan berarus sedang karena merupakan muara sungai Cilalawi dan Cisomang. Pengambilan sampel air dilakukan di perairan Ciganea pada 5 titik pengamatan (stasiun) dengan jarak antar titik 750 m dan di perairan Ubrug pada 3 titik pengamatan yang dianggap mewakili dengan jarak antar titik 1500 m. Pengambilan dilaksanakan sekali seminggu, selama satu bulan dan dilakukan secara vertikal untuk 3 lapisan kedalaman yang berbeda (permukaan, tengah dan dasar perairan) dengan menggunakan Bottle Water Sampler volume 3,5 L. Pengambilan sampel dilakukan dari pagi hingga siang hari, dengan
1) Perlu pengendalian jumlah KJA yang terdapat di perairan Ciganea, waduk Jatiluhur, karena jumlah KJA yang ada telah melampaui dada dukung lingkungan atau jumlah optimum yang di perbolehkan yaitu 400 unit KJAlwilayah. Pengendalian tersebut harus dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab yaitu Dinas Perikanan Propinsi Dati I Jawa Barat, dengan menerapkan sangsi hukum antara lain dengan tidak menerbitkan Surat ljin Usaha Perikanan (SIUP) untuk BJA dan mengurangi jumlah KJA yang ada dengan memindahkan ke lokasi lain diluar Ciganea sesuai dengan Rencana Tata Ruang Waduk yang ada seperti di daerah Cipariuk, Pasir Jangkung, Batu Kerong, Tegal Malaka dan Cilingga. Hal tersebut dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada masyarakatlpetani BJA, dengan pendekatan penyuluhan, pelatihan dan peningkatan kesadaran, agar mereka ikut berperanserta aktif dalam menjaga pelestarian perairan waduk.
2) Perlu disosialisasikan tentang cara pemberian pakan yang sesuai dengan ketentuan, yaitu sebanyak 3 % dari berat badan ikan yang dibudidayakan. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sisa pakan yang masuk ke perairan, sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran perairan. Berdasarkan hasil penelitian jumlah sisa pakan yang terbuang ke perairan waduk adalah sekitar 5 kgMari, sehingga agar supaya tidak menimbulkan pencemaran perairan, maka jumlah sisa pakan yang terbuang harus lebih kecil dari 5 kg/hari (< 5 kg/hari) atau sekitar (1-1,5) kg/hari, sehingga hal itulah yang menjadi pedoman yang harus dipatuhi oleh semua prang yang melakukan kegiatan WA di waduk Jatiluhur. Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka harus disosialisasikan kepada masyarakat khususnya kelompok usaha BJA/petani BJA melalui berbagai pendidikan/pelatihan dan percontohan agar ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dapat dipatuhi dan dilaksanakan.
3) Perlu peningkatan pemantauan, pengendalian dan pengawasan, terhadap kegiatan BJA di Ciganea, waduk Jatiluhur, balk dari aspek kualitas air maupun jumlah KJA yang beroperasi. Untuk pemantauan kualitas air tersebut harus dilakukan secara rutin, diikuti dengan pengendalian jumlah KJA yang beroperasi yang dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkait dan melibatkan lembaga masyarakat yang ada di daerah tersebut, dengan Dinas Perikanan sebagai koordinator dan penanggung jawabnya. Selanjutnya dalam pelaksanaan pengawasan perlu peningkatan penegakan hukum (law enforcement) baik kepada pengusaha BJAlpetani BJA maupun kepada aparat pemerintah. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan balk, perlu diterapkan sanksi hukum yang tegas bagi setiap pelanggar sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (UU. No. 911985 tentang Perikanan, 2311997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup) dan apabila perlu pencabutan S1UPBJA agar mereka patuh. Disamping hal tersebut perlu dibarengi dengan upaya pemberdayaan kepada kelompok usaha BJAI petani BJA melalui sosialisasi, penyuluhan, pendidikan/pelatihan dan penyadaran hukum, sehingga diharapkan mereka dapat ikut berperan serta aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan perairan dan mengawasi tindak pelanggaran yang terjadi.
4) Perlu pengembangan teknik BJA yang ramah lingkungan yaitu Keramba Jaring Apung Ganda (Berlapis) untuk mengurangi Iimbah pakan yang masuk ke perairan waduk. Berdasarkan hasil penelitian teknik budidaya ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan mencegah pencemaran perairan. Namun demikian untuk dapat dikembangkan dimasyarakat, hal tersebut masih perlu dikaji lebih mendalam terutama dari aspek ekonomi agar dapat terjangkau oleh masyarakatlpetani BJA dan aspek kemudahannya agar dapat dicontohldipraktekkan, dan sebelum dikembangkan secara luas hangs disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat melalui kelompok usaha BJA/petani BJA.

The Effects of Fish Culture on the Water Quality of Reservoir (A Case Study on Fish Cage Culture in Ciganea, Jatiluhur Reservoir, Purwakarta, West Java)Fish cage culture was carried out intensively in Jatiluhur reservoir. This activity was developed to utilize the available water resources in the reservoir and to provide alternative income source for the community around the reservoir. Beside that, positive impact the development of cages culture such us the increasing fish production for domestic consumtion and job opportunity for local community. Based on the statistical data the number of cage culture used for fish culture increased steadily for 15 unit in 1988 to 2.100 unit in 1997. Total production of fish harvested in 1997 is 1.545,32 tones. However, this considerable development of the cage culture has resulted in an adverse impact of water quality which in few resulted in the failure of production. It is reported that in 1977 about 50 % of the cages could not be hatvested as the fishes were died. The collaps of production resulting from the low water quality, usually happens during early raining season where the solar radiation is quite low. This results in the low rate of photosynthesis and consequently low oxygen production. In order to control the adverse impact of the cage culture the spatial planning was set up by reservoir management authority in collaboration with the provincial government and interrelated institution.
Based on the time series data of water quality in Ciganea, there is increase in the concentration nutrient resulted of the decomposition of the great concentration production waste of cage culture. Increases in concentration nutrient resulted in eutrophication and increasing phytoplankton density, which In few increase consentration of oxygen required by phytoplankton during night time. Increasing phytoplankton and fish densities resulted in hightly defisit oxygen, consequently the number of fish cultivated in the cage that were dead also increase.
It is clear that the main problem causing dateriotation of water quality is production waste that consisted of feed waste and metabolite. Therefore, this study is focused on the changes of the water quality in aquaculture areas of reservoir resuldted by cage culture activity. The objectives of the study are, {1) to find out the effects of cage culture activity on water quality change in waters environment; (2) to evaluate of the environmental impact of the cage culture on the water quality in Ciganea areas Jatiluhur reservoir.
The objectives of the study are, (1) to find out the effects of cage culture activity on water quality change in waters environment; (2) to evaluate of the environmental impact of the cage culture on the water quality in Ciganea waters, Jatiluhur reservoir.
The hypothesis in this study to be tested are :
First There are not the differences of water quality in both the cage culture compared with in non cage culture areas.
Second : There are the tendences of water quality decrease on periodically in Ciganea areas, before cage culture development until case of death fishes.
The area of sudy are Ciganea and Ubrug waters of Jatiluhur reservoir, Purwakarta, West Java. The study was conducted during February 12 to March 5 1999. The Ciganea waters was used for cage culture, while Ubrug waters was free of cage culture activity. The methode of study used are survey methode, survey was conducted to collect water samples and to observe aquaculture activities reservoir and environment condition.
The Area of Ciganea waters was about 40 ha, it's depth varied between (35-50) m. The waters was relatively stagnant quaite a far from the inlet of reservoir. Area of Ubrug waters was about 50 ha, it's depth varied between (16-30) m, it is south word of Ciganea. The waters condition relatively shalow, moderate curent and as the estuary from Cilalawi and Cisomang rivers. The water samples were collected weekly from 5 stations in Ciganea and 3 stations in Ubrug, using 3.5 liters Kemmerer Bottle sampler in vertical depth of surface, centre and at the bottom water. Distance between station in Ciganea and ubrug are about 750 m and 1500 m representatively. The depth of water sampled were the (0-0,5) m layer, the (1,4-1,8) m layer and the (34-49) m layer. Sampling was carried out during the day time. The physico-chemical characteristic of the water quality measured ware temperature, transparancy, pH, DO, BOD, alkalinity, amonia, amonium, nitrite, nitrate, posphate, and suspended of organic matter. Water samples ware analysed in the chemical laboratory belong to the Research Institute of Fresh Water Fisheries, compared to the standard quality of C catagory, stipulated through Governor of West Java Decree No. 38/1991. The hypothesis were tested by using statistical analysis.
Results of the study show that :
1. The water quality in Ciganea waters to degradation as long as cage cultures activity development. It is indicated by condition of water quality parameters such us NO2, NO3, NF14, NH3 and P04, have been over of threshold value for water quality standard (C criteria), it was caused by input of feeding to waters and number of feeding tend to increases as long as cage cultures activities on going.
The water quality in Ubrug is better than Ciganea waters, it is indicated by condition of water quality parameters such us NO2, NO3, NH4, NH3 and P04, was still good and still under threshold value of water quality standard (C criteria), It is because no pollutant from feeding to waters.
The result of this study can be used. to sugestion of waters environment management in Jatiluhur reservoir, as follow :
1) It is nacessary for local government (Fisheries of Services Office) to control of number cage cultures was operated in Jatiluhur reservoirs, it is because have been carying capacity over. Base on the research, the number of cage culture recommended to operation is 400 unit/areas. Ways to control of cage culture through letter of effort, limitation of cage culture operating in waters through moving of cage culture to other areas and implemented of monitoring and surveillance.
2) It is nacessary for local government (Fisheries of Services Office) to control of number feeding to water a number of 3 °Io from weight of fish biomass to culture. Its means to prevent of polluted waters from feeding. Base on the research the number of feeding waste to waters is 5 kg/day, so recommended that less than 5 kg/day or (1-1,5) kglday of feeding waste to guiden of water quality. To impernented this program mus be following to law enforcement, extention and public awerenees to local community, especially to group of fish farmers in Jatiluhur reservoir.
3) it is necessary to enhancment of monitoring, controling and surveillance for net cage culture activity in Jatiluhur reservoir, it is involving the water quality and number of net cage culture aspect and also strengthening of law enforcement through doubt of law to farmers and official government. In order to implematation this activity is needed coordination with inter instituation and non government organisation. Biside that it is needed empowerment to local community so they can do self management and surveillance of violance to cage culture activity in Jatiluhur reservoir.
4) One of alternative to decrease of organic waste to waters is development of technical culture of environmental friendly. This technical was called double net cage cultures. Base on the research this technical can increase of use feeding efficiency and prevention of pollutted waters. Howerver it is necessary to study in detail especially including economic and assesibility aspect before introduced to community.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi konsentrasi
oksigen, nitrogen (nitrat, nitrit, dan amonium) dan P (orthofosfat) di Waduk Saguling dan tinjauan kelayakannya untuk kegiatan perikanan. Lokasi pengambilan contoh ditetapkan sebanyak 5 stasiun pengamatan yaitu : (1) Maroko, (2) Cihaur, (3) Pakuon, (4) Bunder, dan (5) Dam. Penelitian dilakukan pada bulan April, Juni, Agustus, Oktober dan Desember 2009. Metode yang digunakan adalah pengambilan contoh bertingkat (stratified sampling method) dengan menggunakan Kemmerer Bottle Sampler. Berdasarkan analisis kualitas air di Waduk Saguling didapatkan hasil sebagai berikut: 1. kandungan oksigen berkisar antara 0 ? 7,125 mg/L, kandungan amonia berkisar antara 0,011 ? 14,654 mg/L, kandungan nitrit dan nitrat berturut-turut adalah berkisar antara 0,07 ? 0,353 mg/L, dan antara: 0,03 ? 1,063 mg/L, dan kandungan fosfat berkisar antara 0,04 - 0,43 mg/L. Pada kondisi-kondisi tersebut di
atas menunjukkan ketersediaan oksigen masih dapat menunjang kehidupan ikan tetapi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, konsentrasi ammonia sudah cukup tinggi dan membahayakan bagi kehidupan ikan, kadar nitrit telah melebihi baku mutu yang disarankan dan merupakan gas beracun bagi ikan, kadar nitrat berada pada kondisi yang sesuai dengan kadar baku yang di sarankan, sedangkan kadar ortofosfat yang tinggi akan mendorong pertumbuhan alga terutama dari kelas Cyanophyceae. Stasiun yang banyak tertekan oleh limbah organik maupun limbah anorganik adalah stasiun Maroko dan Cihaur."
570 LIMNO 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Waduk Seguling merupakan waduk yang dimanfaatkan untk karamba jaring apung (KJA) dengan pola intensif yang menyebabkan terjadinya penumpukan limbah bahan organik sisa metabolisme dan sisa pakan."
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu faktor eksternal yang berpotensi terhadap eutrofikasi perairan adalahberkaitan dengan sisa pakan dari aktivitas budidaya keramba jaring apung. Suatu upaya perlu dilakukan dengan alternatif penggunaan pakan ikan yang efektif di Waduk Wadaslintang. Penelitian bertujuan untuk mengujiefektifitas pengaruh pakan fermentasidengan penambahan probiotik terhadap pertumbuhan ikan nila
Gift
di keramba jaring apung. Dilakukan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan, yaitu: (A) pakan komersial(protein 24%),(B) pakan komersial(protein 24%)dengan penambahan probiotik MEP
+
, (C) pakan fermentasi (protein 21%), dan (D) pakan fermentasi (protein 21%) dengan penambahan probiotik MEP
+
. Percobaan dilakukan pada bulan Mei hingga September 2009, selama 70 hari. Efektifitas pakan dilakukandengan menghitung selisih nilai konversi pakan pada perlakuan yang diuji.Data pertumbuhan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Hasil percobaanmenunjukkan perlakuan (B) didapatkan nilai konversi pakan yang terbaik, diikuti perlakuan (D), (A), dan (C). Hasil juga menunjukkan bahwa perlakuan (D) mampumengungguli perlakuan (A)dengan efektifitas sebesar 0,06. Hal ini didukung dengan populasi bakteri asam laktat yang meningkat pada usus ikan pada perlakuan pemberian MEP
+
. Pakan fermentasi dengan pemberian MEP
+
cukup baik diterapkan pada budidayaikan dan berpotensi menekan potensi eutrofikasiperairan waduk"
2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Saguling reservoir has recently been facing to several serious problems such as water qualitydegradation due to organic matter contamination, heavy metal, pesticides and other micropollutant materials.... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadhlya Hidayatunnisa
"Kunjungan ke Waduk Saguling, dilaksanakan pada tanggal 24-25 Maret 2003. Tujuan umum dari penelitian ini adalah memberikan alternatif untuk membatasi limbah KM di Waduk Saguling. Tujuan Khusus untuk penelitian adalah:
1) mengetahui status peningkatan konsentrasi nitrat dan fosfat di Waduk Saguling dan penyebab utamanya;
2) meramalkan proses eutrofikasi pada tahun 2010 dengan menggunakan model dinamik tanpa pengendalian; dan
3) memilih skenario pengendalian berdasarkan model yang dibuat yang menghasilkan kondisi nitrat dan fosfat yang paling rendah.
Eutrofikasi merupakan hasil proses penguraian zat-zat organik di dalam air yang menyebabkan meningkatnya kadar nitrogen dan fosfat sebagai sumber makanan bagi alga. Eutrofikasi dapat dilihat dari pertumbuhan alga yang sangat cepat dikarenakan kelimpahan nutrisi yang masuk ke badan air.
Kematian ikan pada pagi hari ini disebabkan oleh ketersediaan oksigen di waduk tidak mencukupi, dikarenakan konsumsi oksigen oleh alga yang melampaui ambang batas pada malam hari dan produksi CO2 yang tinggi dan banyaknya oksigen yang digunakan untuk menguarikan limbah yang terdapat di Waduk Saguling. Tingkat kematian ikan yang tinggi juga merupakan indikasi teijadinya eutrofikasi.
Sumber pencemar pada Waduk Saguling yang menghasilkan nitrogen dan fosfat adalah limbah domestik dari penduduk sekitar waduk, limbah pertanian lahan surutan dan limbah perikanan dari KJA. Pengembangan perikanan Keramba Jaring Apung (KTA) di Waduk Saguling yang dilindungi secara hukum diperuntukkan untuk penduduk yang dimukimkan kembali di sekitar Waduk Saguling tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data monitoring Waduk Saguling. Dengan menggunakan data ini, penulis mengembangkan model dan melakukan intervensi terhadap model untuk menemukan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut. Model dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructur.
Kesimpulkan dari hasil penelitian adalah:
1) limbah KTA sangat nyata mempengaruhi konsentrasi nitrat tapi tidak mempengaruhi konsentrasi fosfat secara nyata;
2) sejak tahun 1996, waduk Saguling telah mengalami eutrofikasi, sehingga peningkatan konsentrasi nitrat organik dan fosfat organik di Waduk Saguling menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang juga menyebabkan terjadinya.penurunan kualitas air dan fungsi waduk sebagai PLTA dan aquakultur menurun;
3) hasil simulasi menunjukkan bahwa pada tahun 2010 konsentrasi nitrogen dan fosfat pada Waduk Saguling masing-masing adalah 0,86 mg/1 dan 0,14 mgn. Pada tahun 2010, fosfat mencapai titik kesetimbangan, sedangkan nitrat mencapai titik kesetimbangan pada tahun 2008; dan
4) hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan melakukan pengelolaan limbah KJA akan dapat menurunkan konsentrasi nitrat organik dibawah batas eutrofikasi yaitu 0,36 mg/1 pada tahun 2005. Konsentrasi fosfat dapat diturunkan hingga 0,08 mg/l.
Daftar Kepustakaan: 59 (1961 - 2002)

Eutrofication Dynamics Due to Nitrogen and Phosphate Changes: Analyze using Powersim Model with Case Study in Saguling Reservoir, West Java This research has been undertaken on 24-25 March 2003 at Saguling Reservoir., West Java. The main purpose of this research is to give an alternative for limiting the KJA pollution in Saguling Reservoir. The specific purposes of this research are:
1) To know the increasing nitrate and phosphate quantities in Saguling Reservoir and the cause; 2) To predict the process of eutrofication in 2010 using the dynamic model;
3) To choose the monitoring based on the model that show the lowest nitrate and phosphate concentration.
Eutrofication as the results of decomposition process of organic matters in the water which caused the increasing rate of nitrogen and phosphate as nutrition recourse for algae. Eutrofication can be seen briefly from the very fast growth of algae caused by the abundance of nutrition which enter the water body. The growth of algae will be followed by algae's death that will improve the use of oxygen in decomposition process (Reynolds, 1984).
The fishes death in the morning caused by the in availability of oxygen readiness in reservoir, due to the over consumption oxygen of algae in the night and the highly production of C02 the high rate of death fishes is also an indication of eutrofication process.
The source of pollution in Saguling Reservoir which produce nitrogen and phosphate are the domestic waste from the people who lived near the reservoir, farm pollution of erosion land and fish pollution from KTA. The development of K.7A fisheries in Saguling Reservoir which were protected by law for the community who were relocated around the Saguling Reservoir.
This research used secondary data from Saguling Reservoir monitoring data. The author used this data, to develop a model and undertook the intervention towards the model to find out the solution of those problems. Model was designed using powersim constructor software.
The result showed that;
1) The K1A waste significantly affected the nitrate but nit significantly affects the phosphate;
2) Since 1996, Saguling reservoir experience the eutrification process, the increasing nitrate and phosphate concentration caused the eutrofication and also caused the decreasing water quality and function of reservoir as PLTA and aquaculture; ]
3) simulation result showed that by the year 2010, each nitrogen and phosphate concentration in Saguling Reservoir are 0,86 mg/l and 0,14 mg/l. Phosphate will reach the culmination point in 2010 and by the year 2008, nitrogen will reach the culmination point; and
4) Simulation showed that by managing the KJA waste, the nitrogen and phosphate concentration can be reduced up to 0, 36 mg/l in 2005 and 0, 08 mg/l.
Number of References: 59 (1961 - 2002)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelusuran wilayah kesesuaian budidaya bandeng dalam keramba jaring
apung merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
komoditi bandeng, selain itu juga untuk mengurangi resiko kerugian yang dialami
nelayan karena budidaya bandeng memerlukan investasi yang cukup besar.
Wilayah kesesuaian budidaya bandeng perlu memperhatikan aspek fisik dalam
hubungannya dengan persyaratan hidup ikan bandeng dan juga memperhatikan
aspek pendirian keramba jaring apung serta pentingnya memperhatikan aspek tata
ruang wilayah perairan sebagai faktor pendukung keberhasilan pembudidayaan
bandeng dalam keramba jaring apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
wilayah kesesuaian budidaya bandeng di perairan Teluk Banten, diperoleh melalui
korelasi keruangan antara variabel-variabel yang mempengaruhi syarat hidup
bandeng yaitu kedalaman, suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, kecerahan dan
arus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
spasial, dengan cara menganalisa semua variabel untuk kemudian dikorelasikan
dengan menggunakan teknologi SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
wilayah kesesuaian dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai terdapat di sepanjang
perairan dangkal meliputi Pulau Pamudjan Kecil. Wilayah kesesuaian dengan
tingkat kesesuaian kurang sesuai terdapat di sepanjang perairan sangat dangkal
dan dalam meliputi pulau-pulau kecil yaitu Pulau Kambing, Pulau Lima, Pulau
Kubur, Pulau Satu, Pulau Dua dan Pulau Pamudjan Besar, serta memiliki keadaan
fisik yang tidak memungkinkan untuk dijadikan wilayah budidaya bandeng dalam
keramba jaring apung."
Universitas Indonesia, 2009
S34049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>