Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mohammad Nasikin
"Untuk mengurangi kandungan NOx, SOx, HC, dan partikulat-partikulat yang dihasilkan dari penggunaan solar, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan angka setana. Salah satu cara meningkatkan angka setana adalah penambahan aditif pada solar. Aditif yang telah komersial merupakan senyawa organik nitrat, yaitu 2-Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN). Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif yang berasal dari minyak kelapa dengan metode nitrasi menggunakan
HNO3 dan H2SO4.
Hasil reaksi adalah metil ester nitrat yang strukturnya mirip 2-EHN. Spektra IR dari hasil reaksi menunjukkan adanya metil ester nitrat yang diindikasikan dengan munculnya spektrum NO2 pada 1635 cm-1. Hasil ini menunjukkan bahwa metil ester nitrat dapat disintesis dengan metode nitrasi, dan yield yang dihasilkan adalah 74,84% volume. Penambahan 1% metil ester nitrat ke dalam solar menyebabkan peningkatan CN (Cetane Number) dari 44,68 menjadi 47,49.

To reduce NOx, SOx, HC, and particulates that produce because of using diesel fuel, can be done by increasing cetane number. One of methods is adding an additive to diesel fuel. 2-Ethyl Hexyl Nitrate (2-EHN) is a commercial additive that an organic nitrate. Making an additive in this research is used palm oil by nitration reaction that used HNO3 and H2SO4.
Result of this reaction is methyl ester nitrate that has a structure looks like 2-EHN. IR spectra from research show that methyl ester nitrate is indicated by spectrum NO2 at 1635 cm-1. This result show that methyl ester nitrate can be synthesized by nitration reaction and yield is 74,84% volume. Loading 1% methyl ester nitrate to diesel fuel can increase cetane number from 44,68 to 47,49.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan mesin diesel dewasa ini telah berkembang dengan pesat.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor terutama kendaraan bermesin diesel mengakibatkan polusi udara yang diselinglakan oleh gas buang mesin diesel
SOX, Hidrokarbon dan Partikulat (PM-10).
Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat mengurangi laju polusi dengan cara melakukan perbaikan terhadap kualitas pembakaran pada mesin diesel dan hahan bakar solar. Salah satu faktor yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan Cerane Number (CN) pada minyak solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat dan jumlah solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. Kenaikan harga CN akan menyebabkan penurunan emisi NOX, partikulat serta menurunkan getaran dan suara berisik mesin.
Salah satu cara untuk meningkatkan CN adalah dengan penambahan aditif/cemne improver pada minyak solar. Dalam penelitian ini dilakukan sintesa cetane improver dari minyak kelapa sawit dengan penambahan gugus nitrat melalui jalur substitusi halida menggunakan CH3l dan AgNO3. Senyawa nitrat yang terbentuk yaitu metil ester nitrat diharapkan dapat meningkatkan CN pada minyak solar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
- Metil ester nitrat terbentuk sebagai hasil sintesis yang ditunjukkan dengan adanya peak N03 pada spektra IR.
- Yield 10,92 %.
- Penamnbahan 1% metil ester nitrat pada solar meningkatkan CN sebesar 47,63 "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan mesin diesel telah berkembang dengan pesat. Peningkatan jumlah keadaraan bermotor terutama kendaraan bermesin diesel mengakibatkan polusi udara yang seperti NOx, SOx, hidrokarbon dan partikulat (PM-10).
Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat mengurangi laju polusi dengan melakukan perbaikan terhadap kualitas pembakaran pada mesin diesel dan bahan bakar solar. Salah satu faktor yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada minyak solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat dan jumlah solar yang dibutuhkan untuk pembakaran menjadi lebih sedikit. Kenaikan harga CN akan menyebabkan penurunan emisi NOx, partikulat serta menurunkan getaran dan suara berisik mesin.
Salah satu cara untuk meningkatkan CN adalah dengan penambahan aditif/cetane
improver pada minyak solar. Aditif yang komersial adalah 2 Ethyl Hexy/ Nitrate (2-EHN)
yang merupakan senyawa organik nitrat
Pada penelitian ini dilakukan sintesis cetane improver dari minyak kelapa dengan
metode nitrasi menggunakan HN03 dan H2S04. Hasil reaksi adalah metil ester nitrat
yang mempunyai struktur mirip dengan 2-EHN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
- Metil ester nitrat terbentuk sebagai basil sintesis yang ditunjukkan dengan adanya
peak NO3, pada spektra IR.
- Yield reaksi 74,84 %
- Penambahan 1% metal ester nitrat pada solar meningkatkan Cn dari 44,68 menjadi 47,49"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasfi Rizki Nur
"Sektor industri dan transportasi sudah menjadi aspek utama dalam kehidupan manusia sehari-hari dengan sumber energi yang masih didominasi oleh energi fosil sehingga merusak lingkungan. Bahan bakar nabati (BBN) merupakan opsi yang kerap digunakan untuk mengatasi permasalahan energi tersebut. Biodiesel, salah satu dari jenis BBN, hewani dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bahkan sebagai aditif untuk minyak solar. Selain itu, penggunaan Biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit cocok dengan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan produk biodiesel dan penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif, namun terdapat beberapa permasalahan dikarenakan karakteristik dasar biodiesel memiliki perbedaan dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel memiliki karakteristik yang sensitif terhadap suhu rendah yang akan terjadinya pengkristalan partikulat dan kontaminan sehingga akan menyebabkan fenomena penyumbatan filter. Selain itu, sifat fisik dasar biodiesel yang lebih kental dan padat dibanding minyak solar kerap berefek pada kurang maksimalnya pengabutan injektor di sistem injeksi mesin diesel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0 – B100) terhadap karakteristik fisika dan kimianya. Campuran bahan bakar pada penelitian ini adalah minyak solar dengan angka setana 48 dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME). Pengujian karakteristik yang dilakukan meliputi nilai densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Selain itu juga dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor untuk membandingkan nilai pengujian karakteristik secara eksperimental di kondisi aktual. Hasil pengujian karakteristik menunjukan terjadi peningkatan seiring dengan penambahan tingkat pencampuran biodiesel sebesar 1,78%, viskositas kinematik sebesar 29,87%, total kontaminan sebesar 2 kali lipat, CFPP sebesar 6oC dan FBT sebesar 3,74 kali lipat. Selain itu, hasil uji tekanan pengabutan juga mengalami peningkatan nilai tekanan seiring meningkatnya pencampuran kadar biodiesel sebesar 5,45%.

The industrial and transportation sectors have become the main aspects of everyday human life, with fossil fuels still dominating energy sources, thus damaging the environment. Biofuel is an option that is often used to overcome these energy problems. Biodiesel, one of the biofuels, can be used as an alternative fuel. In addition, using Biodiesel with palm oil as raw material is compatible with Indonesia's natural resources. The Indonesian government continues to support the development of biodiesel products and their use as alternative fuels. However, there are some problems due to the different essential characteristics of Biodiesel compared to diesel oil. Biodiesel has characteristics that are sensitive to low temperatures, which will cause particulate and contaminant crystallization to occur, causing filter clogging. In addition, the basic physical properties of Biodiesel, which are thicker and denser than diesel oil, often affect the injector spray quality. The purpose of this study was to determine the effect of mixing level of Biodiesel with petro-diesel (B0 – B100) on its physical and chemical characteristics. The fuel mixture in this study was diesel oil with a cetane number of 48 (CN 48) and Fatty Acid Methyl Ester (FAME) biodiesel. The results of the characteristic test showed an increase along with the addition of the biodiesel blending level, the density value was 1.78%, the kinematic viscosity was 29.87%, the total contaminants were 2 times, the CFPP was 6oC and the FBT was 3.74 times. In addition, the results of the atomization pressure test also experienced an increase in the pressure value as the biodiesel blending content increased by 5.45%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar
"Bahan bakar fosil saat ini masih mendominasi penggunaannya, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sektor industri dan transportasi. Mengingat bahan bakar fosil sifatnya tidak berkelanjutan, maka bahan bakar alternatif diperlukan dalam mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus meningkat. Biodiesel merupakan salah satu biofuel yang dapat mengatasi masalah kebutuhan energi sebagai substitusi minyak solar untuk bahan bakar mesin diesel. Namun, biodiesel memiliki beberapa masalah. Seperti sensitif pada temperatur rendah dan adanya kontaminan (pengotor) yang berdampak pada penyumbatan filter. Kemudian sifatnya yang lebih rapat dan kental daripada minyak solar yang berdampak pada kurang optimalnya pengabutan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0-B100) terhadap karakteristik Fisika-Kimia bahan bakar yang mempengaruhi masalah tersebut. Karakteristik yang dimaksud berupa densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Campuran bahan bakar menggunakan minyak solar dengan angka setana 51 (CN 51) dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) dengan variasi campuran B10 hingga B90. Hasilnya seluruh karakteristik semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel. Untuk peningkatan maksimum densitas 6,06%; viskositas kinematik 64,35%; CFPP 14 oC; FBT 10,05 kali lipat; dan total kontaminan 4 kali lipat. Kemudian dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor guna memvalidasi hasil pengujian densitas dan viskositas kinematik pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel dengan peningkatan maksimum sebesar 5,7%. Dilakukan perhitungan regresi korelasi guna memvalidasi hubungan keduanya secara matematis. Nilai R2 untuk densitas sebesar 0,9471 dan viskositas kinematik sebesar 0,9436. Artinya hubungan keduanya kuat karena lebih dari 0,5 dan mendekati 1.

.Fossil fuels currently are still dominating in their use, especially fuel oil in the industrial and transportation sectors. Considering that fossil fuels are unsustainable, alternative fuels are needed to overcome the problem of increasing energy needs. Biodiesel is one of the biofuels that can overcome the problem of energy needs as a substitution for petro-diesel for diesel engine fuel. However, biodiesel has several problems. Such as sensitive at low temperatures and the presence of contaminants (impurities) that have an impact to filter clogging. Then it has properties that are denser and viscous than petro-diesel so it has poor injector spray. The purpose of this study is to determine the effect of blending rate of biodiesel with petro-diesel (B0-B100) on the physico-chemical properties of the fuel that affect the problems. The properties are density, kinematic viscosity, cleanliness, total contaminants, filter blocking tendency (FBT), and cold filter plugging point (CFPP). The fuel blends used petro-diesel with a cetane number 51 (CN 51) and biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) as the base fuels with a blending variation of B10 to B90. As a result, all properties increase with increasing biodiesel content. For a maximum increase of density is 6.06%; kinematic viscosity is 64.35%; CFPP is 14 oC; FBT 10.05 times; and total contaminants ±4 times. Then tested the pressure of injector spray in order to validate the results of density and kinematic viscosity tests under actual conditions. As a result, the pressure increase with increasing biodiesel content with a maximum increase of 5,7%. Correlation regression was calculated to validate the correlation between those properties as mathematically. The value of R2 of density is 0,9471 and kinematic viscosity is 0,9436. It means that the correlation between those two are strong because it is more than 0,5 and close to 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasfi Rizki Nur
"Sektor industri dan transportasi sudah menjadi aspek utama dalam kehidupan manusia sehari-hari dengan sumber energi yang masih didominasi oleh energi fosil sehingga merusak lingkungan. Bahan bakar nabati (BBN) merupakan opsi yang kerap digunakan untuk mengatasi permasalahan energi tersebut. Biodiesel, salah satu dari jenis BBN, hewani dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bahkan sebagai aditif untuk minyak solar. Selain itu, penggunaan Biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit cocok dengan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan produk biodiesel dan penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif, namun terdapat beberapa permasalahan dikarenakan karakteristik dasar biodiesel memiliki perbedaan dibandingkan dengan minyak solar. Biodiesel memiliki karakteristik yang sensitif terhadap suhu rendah yang akan terjadinya pengkristalan partikulat dan kontaminan sehingga akan menyebabkan fenomena penyumbatan filter. Selain itu, sifat fisik dasar biodiesel yang lebih kental dan padat dibanding minyak solar kerap berefek pada kurang maksimalnya pengabutan injektor di sistem injeksi mesin diesel.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0 – B100) terhadap karakteristik fisika dan kimianya. Campuran bahan bakar pada penelitian ini adalah minyak solar dengan angka setana 48 dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME). Pengujian karakteristik yang dilakukan meliputi nilai densitas, viskositas kinematik, cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Selain itu juga dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor untuk membandingkan nilai pengujian karakteristik secara eksperimental di kondisi aktual. Hasil pengujian karakteristik menunjukan terjadi peningkatan seiring dengan penambahan tingkat pencampuran biodiesel sebesar 1,78%, viskositas kinematik sebesar 29,87%, total kontaminan sebesar 2 kali lipat, CFPP sebesar 6oC dan FBT sebesar 3,74 kali lipat. Selain itu, hasil uji tekanan pengabutan juga mengalami peningkatan nilai tekanan seiring meningkatnya pencampuran kadar biodiesel sebesar 5,45%.

The industrial and transportation sectors have become the main aspects of everyday human life, with fossil fuels still dominating energy sources, thus damaging the environment. Biofuel is an option that is often used to overcome these energy problems. Biodiesel, one of the biofuels, can be used as an alternative fuel. In addition, using Biodiesel with palm oil as raw material is compatible with Indonesia's natural resources. The Indonesian government continues to support the development of biodiesel products and their use as alternative fuels. However, there are some problems due to the different essential characteristics of Biodiesel compared to diesel oil. Biodiesel has characteristics that are sensitive to low temperatures, which will cause particulate and contaminant crystallization to occur, causing filter clogging. In addition, the basic physical properties of Biodiesel, which are thicker and denser than diesel oil, often affect the injector spray quality. The purpose of this study was to determine the effect of mixing level of Biodiesel with petro-diesel (B0 – B100) on its physical and chemical characteristics. The fuel mixture in this study was diesel oil with a cetane number of 48 (CN 48) and Fatty Acid Methyl Ester (FAME) biodiesel. The results of the characteristic test showed an increase along with the addition of the biodiesel blending level, the density value was 1.78%, the kinematic viscosity was 29.87%, the total contaminants were 2 times, the CFPP was 6oC and the FBT was 3.74 times. In addition, the results of the atomization pressure test also experienced an increase in the pressure value as the biodiesel blending content increased by 5.45%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Said
"Bahan bakar fosil saat ini masih mendominasi penggunaannya, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) pada sektor industri dan transportasi. Mengingat bahan bakar fosil sifatnya tidak berkelanjutan, maka bahan bakar alternatif diperlukan dalam mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus meningkat. Biodiesel merupakan salah satu biofuel yang dapat mengatasi masalah kebutuhan energi sebagai Substitusi minyak solar untuk bahan bakar mesin diesel. Namun, biodiesel memiliki beberapa masalah. Seperti sensitif pada temperatur rendah dan adanya kontaminan (pengotor) yang berdampak pada penyumbatan filter. Kemudian sifatnya yang lebih rapat dan kental daripada minyak solar yang berdampak pada kurang optimalnya pengabutan injektor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pencampuran biodiesel dengan minyak solar (B0-B100) terhadap karakteristik Fisika-Kimia bahan bakar yang mempengaruhi masalah tersebut. Karakteristik yang dimaksud berupa cleanliness, total kontaminan, filter blocking tendency (FBT), dan cold filter plugging point (CFPP). Campuran bahan bakar menggunakan minyak solar dengan angka setana 51 (CN 51) dan biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) dengan variasi campuran B10 hingga B90. Hasilnya seluruh karakteristik semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel. Untuk peningkatan maksimum densitas 6,06%; viskositas kinematik 64,35%; CFPP 14 oC; FBT 10,05 kali lipat; dan total kontaminan ±4 kali lipat. Kemudian dilakukan pengujian tekanan pengabutan injektor guna memvalidasi hasil pengujian densitas dan viskositas kinematik pada kondisi aktual. Hasilnya tekanan semakin meningkat seiring meningkatnya kadar biodiesel dengan peningkatan maksimum sebesar 5,7%. Dilakukan perhitungan regresi korelasi guna memvalidasi hubungan keduanya secara matematis. Nilai R2 untuk densitas sebesar 0,9471 dan viskositas kinematik sebesar 0,9436. Artinya hubungan keduanya kuat karena lebih dari 0,5 dan mendekati 1.

Fossil fuels currently are still dominating in their use, especially fuel oil in the industrial and transportation sectors. Considering that fossil fuels are unsustainable, alternative fuels are needed to overcome the problem of increasing energy needs. Biodiesel is one of the biofuels that can overcome the problem of energy needs as a substitution for petro-diesel for diesel engine fuel. However, biodiesel has several problems. Such as sensitive at low temperatures and the presence of contaminants (impurities) that have an impact to filter clogging. Then it has properties that are denser and viscous than petro-diesel so it has poor injector spray. The purpose of this study is to determine the effect of blending rate of biodiesel with petro-diesel (B0-B100) on the physico-chemical properties of the fuel that affect the problems. The properties are density, kinematic viscosity, cleanliness, total contaminants, filter blocking tendency (FBT), and cold filter plugging point (CFPP). The fuel blends used petro-diesel with a cetane number 51 (CN 51) and biodiesel fatty acid methyl ester (FAME) as the base fuels with a blending variation of B10 to B90. As a result, all properties increase with increasing biodiesel content. For a maximum increase of density is 6.06%; kinematic viscosity is 64.35%; CFPP is 14 oC; FBT 10.05 times; and total contaminants ±4 times. Then tested the pressure of injector spray in order to validate the results of density and kinematic viscosity tests under actual conditions. As a result, the pressure increase with increasing biodiesel content with a maximum increase of 5,7%. Correlation regression was calculated to validate the correlation between those properties as mathematically. The value of R2 of density is 0,9471 and kinematic viscosity is 0,9436. It means that the correlation between those two are strong because it is more than 0,5 and close to 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Danardono Agus Sumarsono
"ABSTRAK
Pengujian awal untuk peningkatan angka setana pada solar yang dicampur dengan aditif dari bahan baku kelapa sawit telah berhasil dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian unjuk kerja dan gas buang dari 3 jenis komposisi campuran solar-aditif tersebut (0,5 %, 1,0% dan 1,5% dari volume) dibandingkan dengan bahan bakar solar murni. Peningkatan konsumsi bahan bakar untuk semua komposisi campuran terjadi pada saat kondisi mesin tanpa beban. Sebaliknya pada saat pembebanan dilakukan, penurunan konsumsi terbesar terjadi sekitar 10,47% untuk komposisi aditif O,l%. Emisi CO dan C02 terendah dihasilkan dari komposisi aditif 0,1 %, untuk HC terendah pada komposisi aditif 0,5%. Sedangkan emisi 02 terjadi peningkatan untuk semua komposisi aditif. Kebisingan menurun sekitar maks 2,3% untuk seluruh komposisi aditif."
Fakultas Teknik , 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>