Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Maha, T.S.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
TA3967
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Setia Priadharma
"Air merupakan zat terpenting kedua setelah oksigen yang dibutuhkan oleh mahiuk
hidup. Penggunaan air merupakan pemaiifaatan sumberdaya alam yang teiah lama
berlangsung untuk berbagai keperivan seperti mandi, minum, mencuci, pendingin dan
sebagainya.Apabila pada suatu wilayah terjadi perubahan kualitas air maka yang
pertama kali merasakan akibatnya adalah manusia. Tujuan peneitian mi adalah untuk
mengetahui wilayah - wilayah mana saja di Kota Pontianak yang air tanalinya terkena
intrusi air taut dan hubungannya dengan fisik wilayah.
Indikasi terjadinya intrusi air taut adalah berubalinya kualitas air baik sungai maupun
air tanah menjadi agak payau, payau, dan asin. Parameter yang digunakan adalah kadar
Daya Hantar Listrik (Dlii) dan khlor (ci) yang terdapat pàda air tanah tersebut. .Untuk
mengetahui wilayah kualitas air tanah, dilakukan penentuan sumur-sumur sampel pada
peta dasar skala 1: 12.000 terbitan BPN kotamadya Pontianak. Kemudian dilakukan
pengukuran mengenai kadar air tawar pada sumur tersebut. Seianjutnya dilakukan
penaiikan garis wilayah air tanah berdasarkan hasil pengukuran kadar Dlii dan ci
tersebut. Peta wilayah intrusi air taut mi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode superimposed peta terhadap kondisi fisik wilayah yaitu jenis tanah dan
ketinggian..
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 1997, wilayah yang berubah kualitas
airnya menjadi asin terdapat path jenis tanah Alluvial yang terletak path radius 1 - 3
Km dan sungai Kapuas. Wilayah tersebut berada path ketinggian kurang dan 3 meter
di atas permukaan air laut. Wilayah payau terdapat pada jenis tanah gici humus yang
berjarak 3 - 5 Km dan sungai kapuas. Wilayah tersebut berada pada ketinggian 3 - 5
meter di atas permukaan air laut. Wilayah agak payau terdapat path jenis tanah
organosol cokiat yang merupakan jenis tanah memiliki luas terbesar di Kota Pontianak
Wilayah mi jaralcnya 5 - 7 km dari sungai dan berada path ketinggian 6 meter di atas
permukaan laut. Wilayah yang tidak terkena intrusi air laut terdapat di wilayah ujung
paling utara Kota Pontianak yang memiliki jenis tanah Podzolik. Wilayah mi berjarak
10 Km dati sungai Kapuas dan berada path keiinggian 10 meter di atas permukaan aair
laut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunadi Kasnowihardjo
"Lately, the decline in the understanding of Pancasila and Bhinneka Tunggal Ika as the identity and ideology of the Indonesian nation has become a central issue that we must solve together. Diversity in ethnicity, religion, race, and customs owned by the Indonesian nation has been perceived and understood since thousands of years ago, diversities which were starting to be joined together during the Majapahit era. Mpu Tantular in his infamous Kakawin Sutasoma has written ?bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa?, an idea about unity in diversity. From then on, this idea has grown into nationalism spirit, which eventually became a tremendous force to repel the Dutch colonialist. Therefore these diversities must be maintained and preserved. Through a study about the past, archaeology has a role in protecting and preserving the cultural diversity to unify the nation.
"
Balai Arkeologi Yogyakarta, 2016
930 ARKEO 36:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilyana Putri
"Jakarta merupakan ibu kota dan juga kota metropolitan terbesar di Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian. Peningkatan jumlah penduduk di Jakarta sebanding dengan meningkatnya kebutuhan lahan tempat tinggal dan kebutuhan air bersih. Pembangunan infrastruktur banyak terjadi alih fungsi lahan dan mengurangi daerah resapan air hujan. Kebutuhan air bersih Jakarta sebanyak 40% dipenuhi oleh PDAM dan sisanya dipenuhi oleh air tanah yang bersumber dari CAT Jakarta. Berkurangnya daerah resapan air hujan dan juga pengambilan air tanah dalam jumlah besar secara terus menerus akan mengganggu kesetimbangan recharge dan discharge air tanah. Akibatnya terjadi kekosongan di bawah permukaan yang dapat menyebabkan amblesan dan intrusi air laut. Keberadaan air asin di Jakarta secara nyata dialami masyarakat Jakarta, khususnya di daerah Jakarta Utara, yang berbatasan langsung dengan laut. Penyebab asinnya air tanah di Jakarta masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti. Setidaknya terdapat dua kesimpulan yang berbeda, yaitu karena adanya intrusi air laut atau adanya air laut purba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber air asin yang berada di Jakarta tepatnya di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menggunakan data gravitasi yang didukung oleh data air sumur dan data geolistrik resistivitas. Data-data tersebut diinterpresikan secara terpadu untuk dapat menganalisis penyebab asinnya air tanah di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konduktivitas air tanah disebabkan oleh adanya kandungan garam pada air tanah yang terdeteksi pada data gravitasi dengan pola sebaran nilai tinggi berada di utara daerah penelitian dan semakin ke selatan, nilai konduktivitas, salinitas dan gravitasi semakin menurun. Pada data geolistrik resistivitas terdapat nilai resistivitas rendah yang diinterpretasikan sebagai air asin yang berada pada daerah dengan nilai gravitasi tinggi. Berdasarkan mekanisme terjadinya intrusi air laut dan kondisi fisik di lapangan, dapat disimpulkan bahwa asinnya air tanah di daerah penelitian disebabkan oleh intrusi air laut

Jakarta is the capital city and also the largest metropolitan city in Indonesia which is the center of government and economy. The increase in population in Jakarta is proportional to the increasing need for residential land and needs clean water. Many infrastructure development changes in land functions and reduces rainwater catchment areas. PDAM needs 40% of Jakarta's clean water and the rest is met by ground water sourced from CAT Jakarta. The reduction in the catchment area of rain water and also the continuous extraction of large amounts of groundwater will disturb the balance of recharge and discharge of groundwater. As a result, there is a void below the surface which can cause subsidence and sea water intrusion. The presence of salt water in Jakarta is clearly experienced by the people of Jakarta, especially in the North Jakarta area, which is directly adjacent to the sea. The cause of the salty groundwater in Jakarta is still a matter of debate among researchers. There are at least two different conclusions, namely because of the intrusion of sea water or the presence of ancient sea water. This study aims to determine the source of salt water in Jakarta, precisely in Penjaringan District, North Jakarta, using gravity data which is supported by well water data and geoelectric resistivity data. These data are expressed in an integrated manner to be able to analyze the causes of salty groundwater in the study area. The results showed that groundwater conductivity was caused by the presence of salt content in groundwater which was detected in the gravity data with a high value distribution pattern in the north of the study area and further south, the value of conductivity, salinity and gravity decreased. In the geoelectric resistivity data, there is a low resistivity value which is interpreted as salt water in an area with a high gravity value. Based on the mechanism of sea water intrusion and physical conditions in the field, it can be concluded that salty groundwater in the study area is caused by sea water intrusion"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dwi Agung
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
TA3650
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Roziq Budiarto
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu, pelabuhan adalah sarana yang pant
ing. Tanpa adanya pelabuhan,maka daerah tersebut akan
terisolir. Pelabuhan tidak saja erat hubungannya dengan
bidang perkapalan, komoditi atau oasa-jasa lainnya pada
umumnya, akan tetapi juga berhubungan erat dengan keadaan
lalu lintas di dalair. dan ke luar dimana pelabuhan
tersebut berada. Sebagai negara yang memiliki pantai
laut berkat letak geografinya, maka lalu lintas laut
daerah sangat penting, karena dengan cara ini dapat
melakukan perdagangan dengan dearah lain.
MASALAH
Bagaimana perkembangan pelabuhan di pantai utara Jawa
dari tahun 1930 sampai dengan 1989 ?
METODE PENELITIAN
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan meliputi data
Jumlah pelabuhan di pantai utara Jawa, kunjungan kapal,
kunjungan perahu dan kapasitas muatan eksporimpor.
2. Membagi waktu penelitian menjadi tiga meliputi ;
a. Tahun 1930 - 1949.
b. Tahun 1950 - 1969.
c. Tahun 1970 - 1989.
3. Menghitung prosentase jumlah kunjungan kapal, kunju
ngan perahu dan kapasitas muatan ekspor-impor.
4. Kemudian disajikan dalam tabel, peta dan grafik.
HASIL PENELITIAN
1. Berdasarkan Sejarah.
Jumlah pelabuhan yang ada di pantai utara Jawa dari
tahun 1930 sampai tahun 1989 mengalami peningkatan
jumlahnya dari 18 pelabuhan raenjadi 53 pelabuhan.
Berdasarkan PP Noll tahun 1983 Junkto PP No 56 - 57
1991, status pelabuhan dibagi menjadi dua meliputi ;
pelabuhan yang diusahakan dan pelabuhan yang tidak di
usahakan.
2. Berdasarkan Jumlah Kunjungan Kapal dan Perahu.
Jumlah kunjungan kapal dan perahu mengalami pening
katan di pelabuhan Banyuwangi, Cirebon, Pasuruan,
Probolinggo, Tegal. Jumlah kunjungan kapal meningkat dan jumlah kunjungan perahu tetap di peia'ouhan Tanjung
Priok, Tanjung Emas dan Tanjung Priok. Jumlah kunjungan
kapal menurun dan jumlah kunjungan perahu meningkat
dipelabuhan Sunda Kelapa, Banten, Kalianget.
Berdasarkan Kapasitas Muatan Ekspor-Impor.
Jumlah kapasitas muatan ekspor-impor meningkat di pelabuhan
Banten, Banyuwangi, Cirebon, Gresik, Tanjung
Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Tegal dan Sunda
Kelapa. Jumlah kapasitas muatan ekspor-impor menurun
di pelabuhan Kalianget, Pasuruan dan Probolinggo."
1997
S33655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>