Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Dini Andiani
"Metode moiré telah banyak digunakan terhadap permukaan obyek, yaitu untuk mengukur simpangan sejajar permukaan dan untuk memetakan topografi permukaan, tetapi masih jarang untuk mengukur simpangan tegak Iurus permukaan. Dalam disertasi ini telah diselidiki pengukuran simpangan tegak lurus obyek dengan memanfaatkan metode moire proyeksi. Sebagai kisi proyeksi, digunakan hasil interferensi cahaya laser dari perangkat interferometer Michelson, yang dikenal sebagai kisi maya. Sistem yang dikembangkan terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian optik yang terdiri alas sumbar cahaya laser, interferometer Micheison, dan kamera CCD yang dihubungkan dengan komputer untuk merekam citra. Bagian kedua ialah program pengolah citra yang dibuat khusus untuk penelitian ini. Dalam percobaan digunakan obyek uji berbentuk pelat memanjang yang satu ujungnya dijepit dan ujung lainnya ditekan dengan sebuah mikrometer. Sejumlah citra direkam dari kisi yang terproyeksi pada permukaan obyek, sebelum dan sesudah obyek mengalami simpangan. Oleh program pengolah citra, citra-citra tersebut dikurangkan satu sama lain untuk memperoleh pola moiré. Dari kerapatan pola moiré, simpangan permukaan dapat disimpulkan. Pemakaian komputer mempercepat proses perekaman dan pengolahan citra. Untuk perekaman 10 citra dan pengolahannya, pola frinji moiré dapat diperoleh dalam waktu sekitar 30 menit. Dalam percobaan dilibatkan berturut-turut kisi maya dengan 3 kerapatan yang berbeda. Kisi yang rapat mempunyai periode 0,817 mm pada permukaan obyek dan memberikan ketelitian pengukuran simpangan sebesar 1,85 mm. Kisi yang lebih renggang mempunyai periode 1,196 mm dan menghasilkan ketelitian 1,01 mm, sedangkan kisi yang paling renggang mempunyai periode 1,419 mm dan memberikan ketelitian 1,51 mm. Diperoleh bahwa simpangan yang kecil menghasilkan periode frinji moiré yang besar, sehingga dapat melampaui bidang perekaman. Karenanya terdapat batas simpangan minimum yang dapat diukur. Dinyatakan dalam W sebagai simpangan pada lokasi mikrometer, batas tersebut berkisar dari W =4 mm dengan kisi yang rapat hingga W = 6 mm dengan kisi yang paling renggang. Di pihak lain, kisi yang rapat pada simpangan yang besar akan menghasilkan frinji moire yang sangat berdekatan sehingga menyulitkan penentuan periode frinji moire. Dalam percobaan dengan kisi yang rapat, hal tersebut terjadi waktu W > 12 mm.
The moiré method has been extensively used for the surface measure of an object, i. e. to measure the in-plane displacement ofthe surface and to map the surface contour. Howe ver, so far the method is rarely utilized to measure the out-of-plane displacement. In this dissertation, the measurement of the out-ojlplane displacement has been investigated by employing projection moiré method As the projected grid o virtual grating formed by interjerencs of laser light from a Michelson interferometer is involved The system developed in this research consists of two main parts. The optical part comprises a laser source, a Michelson interferometer, and a CCD camera coupled to a computer for recording the images. The second part is an image processing program that is specially developed for this work. In experiments, the object takes the form of a cantilever clamped at its one and pushed at the other end by a micrometer. Several images are recorded from the projected gratings at the object surface, before and after displacement. By an image processing program, the images are subtracted one from the other to obtain moiré fringe patterns. From the fringe period surface displacement can be determined. The use of the computer has speeded up the recording and the processing of the images. The whole sequence of recording 10 images successively and processing them to obtain the moiré fringe pattern takes no longer than 30 minutes. Three virtual grating with diferent periods have been involved in the experiments. The most dense grating has a period of 0.81 7 mm at the object surface, resulting the in an accuracy of the displacement measurement of 1. 85 mm. The coarser grating shows a period 1.196 mm and yields an accuracy of 1.01 mm. The period of coarsest grating is 1.419 mm, resulting in an accuracy of 1. 51 mm. In the case of small surface displacement, large moiré fringe periods have been produced which may exceed the recording frame size. Consequently, there is a minimum value of the measurable displacement. This minimum displacement ranges from W = 4 mm for the most dense grating to W = 6 mm for the coarsest virtual grating, W being the object displacement at the micrometer location.. On the other hand, large surface displacement observed with dense virtual grating produces small periods of the moire fringes, which make it very difficult to evaluate. In the experiments it occurs of W > 12 mm."
2005
D663
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wigajatri Purnamaningsih
"Telah dilakukan penelitian untuk mengukur bentuk dan dimensi obyek dengan teknik moiré. Pengukuran dilakukan dengan cara mengamati spasi moiré akibat interaksi antara kisi dan bayangan kisi pada permukaan obyek akibat sorotan lampu proyektor dengan kamera CCD (Charge Coupled Device). Selanjutnya data yang diperoleh diolah secara offline. Dengan melakukan pergeseran fasa berturut-turut sebesar π/2, π dan 3π/2 terhadap obyek bola pingpong yang berjarak 48 cm dari sumber cahaya dan kamera CCD, jarak antara sumber cahaya dan kamera CCD 13,5 cm serta spasi kisi 0,5 mm, diperoleh bahwa bentuk permukaan cembung dapat diidentifikasi dengan resolusi sebesar 0,24 mm. Juga ditunjukkan bahwa perbedaan terbesar antar hasil pengukuran teknik moiré dengan pengukuran secara kontak CMM (Coordinate Measuring Machine) sebesar 0,3 mm.

The Use of 2D Plastic Grating for Surface Profile and Dimension Manufacture Product Measurements by Using NDT Moiré Technique. Research of measuring the shape and dimension of object using the moiré technique have been done. Measurement have been made by observing the moiré space as a result of interaction between grating and its shadow casted on the object?s surface caused by the projector lamp with CCD camera. The acquired data was further processed by way of off-line. By successive phase shifts that is π/2, π dan 3π/2 towards the table tennis ball at the distance of 48 cm from the light source and CCD camera, with the distance between CCD Camera and light source 13,5 cm and grating space 0,5 mm. It was obtained that convex shape can be identified by resolution of 0,24 mm. It was also shown that the biggest difference between the results of using moiré technique and the use of CMM contact measurements (Coordinate Measuring Machine) was 0,3 mm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sindhu Winoyoko
"Telah dilakukan pengukuran dosis relatif di dalam fantom akrilik dengan ketebalan total 14 cm pada penyinaran sinar-X 6 MV untuk memperoleh informasi pengaruh penggunaan masker pada simulasi radioterapi kanker nasofaring. Pengukuran dilakukan dengan kondisi luas lapangan 10 X 10 cm2, SAD 100 cm dan kedalaman titik isosenter 7 cm tanpa dan dengan masker Orfit. Hasil pengukuran selanjutnya digunakan dalam simulasi penyinaran dengan teknik SAD lapangan ganda lateral plan parallel pada fantom berseparasi 14 cm dan 10 cm. Kedua separasi tersebut digunakan sebagai analogi kepala dan leher orang dewasa. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan masker Orfit mengubah kurva PDD hanya pada daerah build up, meningkatkan dosis permukaan untuk separasi 10 dan 14 cm berturut-turut mencapai 13 - 15 % untuk lapangan tunggal dan 6,5 ? 7,5 % untuk lapangan ganda. Persentase dosis permukaan tanpa dan dengan masker pada berkas lapangan tunggal 10 X 10 cm2 mencapai 88,84 % dan 103,75 % untuk separasi 14 cm serta 79,39 % dan 92,75 % untuk separasi 10 cm relatif terhadap isosenter. Sedangkan pada lapangan ganda mencapai 76,85% dan 84,33% untuk separasi 14 cm serta 77,18 % dan 83,71 % untuk separasi 10 cm. Hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa PDD sepanjang sumbu utama 2 berkas plan paralel mendekati homogen dalam rentang di luar daerah build up.

Measurements of relative dose inside acrylic phantom with 14 cm thickness using 6 MV X-ray to gain information about mask influence on nasopharyngeal cancer radiotherapy simulation were done. Measurements were done on condition 10 X 10 cm2 field size, SAD 100 cm and isocenter point 7 cm deep, with and without Orfit mask. Results were used for opposing beams field simulation with SAD technique on phantom with 14 cm and 10 cm separation. Both separations were taken as analog to head and neck of an adult. Simulation result show that the use of Orfit mask are changing the build up region, and also increasing the surface dose, for 10 and 14 cm separation in a row up to 13 -15 % for single beam and 6,5 - 7,5 % for opposing beams. The surface dose percentages in single beam with 10 X 10 cm2 field without and with masker in a row are 88,84 % and 103,75 % for 14 cm separation and also 79,39 % and 92,75 % for 10 cm separation. Meanwhile, the surface dose percentages in opposing beam technique reaches 76,85 % and 84,33 % for 14 cm separation and 77,18 % and 83,71 % for 10 cm separation. The result also shows that the dose percentages outside the build up region along the center axis are almost homogen."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S28367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wigajatri Purnamaningsih
"ABSTRAK
Interaksi antara satu buah pola kisi dan bayangannya akan menghasilkan suatu pola baru yang disebut pola moire. Dengan mengetahui spasi kisi, jarak antara sumber cahaya dan pengamat serta jarak antara kisi dan sumber cahaya serta pengamat, dapat dihitung kedalaman benda dari kisi. Kedalaman ini dapat memberikan informasi yang sangat bermanfaat, yaitu untuk mengukur dimensi benda dan mengetahui bentuknya.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan bentuk dan dimensi benda dengan mengolah informasi yang berupa spasi moire. Satu buah kisi yang berupa garis terang gelap disorot dengan sumber cahaya. Kemudian interaksi antara kisi dan bayangannya diamati dengan kamera CCD. Seluruh data hasil superposisi tersebut direkam dan selanjutnya data citra tersebut diolah secara offline.
Untuk meningkatkan ketelitian dan identifikasi bentuk permukaan digunakan teknik pergeseran fasa. Dengan melakukan tiga kali pergeseran fasa pada obyek sebesar π/2, π, dan 3π/2 yang berjarak 48 cm dari sumber cahaya dan kamera CCD serta jarak antara sumber cahaya dan kamera CCD 13,5 cm, diperoleh bahwa kecembungan permukaan dapat diidentifikasi secara otomatis dengan resolusi sebesar 0,24 mm.. Juga ditunjukkan bahwa perbedaan terbesar antar hasil pengukuran teknik moire dengan pengukuran secara kontak (Coordinate Measuring Machine) adalah 0,3 mm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>