Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Parikin
"Telah dilakukan pengukuran tegangan sisa dengan teknik difraksi sinar-X, pada lembaran baja tahan karat 304 canai-dingin, yang dideformasi 0, 34, 84, 152, 158, 175 dan 196% reduksi ketebalan. Data difraksi dianalisa menggunakan metode penghalusan struktur Rietveld. Hasil analisa memperlihatkan, partikel martensit mengalami tegangan kompresi dan matriks austenit mengalami tegangan tensil. Baik dalam martensit dan austenit, diatas deformasi 34 % (kandungan martensite meningkat diatas 1 % ), regangan kisi rata-rata adalah anisotropis dan berkurang hampir mendekati kuadratis dengan bertambahnya % reduksi. Kejadian ini secara kualitatif dapat dimengerti dengan mempertimbangkan mismatch ekspansi termal antara butiran martensit dan austenit. Untuk semua spesimen baja tahan karat canai-dingin, puncak difraksi teramati Iebih Iebar dibanding dengan spesimen yang tidak di rol, yang mengindikasikan bahwa regangan dalam bahan inhomogeneous. Dari analisa parameter bentuk puncak, regangan akar kuadrat rata-rata (root means square; rms), yang menggambarkan distribusi medan regangan inhomogeneous dapat diperoleh. Tegangan sisa rata-rata dalam bahan plat baja tahan karat 304 rol-dinngin, menampakkan efek kombinasi dari tegangan hidrostatis antara partikel martensit dan matriks austenit. Tegangan sisa rata-rata dapat dievaluasi dari prediksi regangan kisi rata-rata eksperimental dalam setiap fasa. Hasil mencapai maksimum pada pencanaian 34 % ( 442 MPa) dan minimum pada pencanaian 196% (hampir saling meniadakan) dan sangat bersesuaian dengan pengukuran sifat-sifat mekanik dan pengamatan struktur mikro yang juga didiskusikan. Modulus elastisitas di batas proporsional bervariasi dari 187 GPa hingga sekitar 215 GPa, dan tidak dipengaruhi tegangan sisa.

A study has been performed to determine the residual stresses using X-ray powder diffraction in a series of cold-rolled stainless steel 304 plates, deforming 0, 34, 84, 152, 158, 175 and 196% reduction in thickness. The diffraction data were analyzed using the Rietveld structure refinement method. The analysis shows that for all specimens, the martensite particles are in compression and the austenite matrix is in tension. For both the martensite and austenite, the average lattice strains are anisotropic and decrease approximately quadratically with an increase in the percent reduction above 34 % (as the martensite phase content increases above 1 %). It is shown that this feature can be qualitatively understood by taking into consideration the thermal expansion mismatch between the martensite and austenite grains. Also, for all cold-rolled stainless steel specimens, the diffraction peaks are broader than the unrolled one, indicating that the strains in these specimens are inhomogeneous. From an analysis of the refined peak shape parameters, the average rootmean square strain, which describes the distribution of the inhomogeneous strain field, was calculated. Finally, the average residual stresses in cold-rolled stainless steel 304 plates were shown to be a combination effect of hydrostatic stresses of the martensite particles and the austenite matrix. The average residual stresses were evaluated from the experimentally determined average lattice strains in each phase. The result is in good agreement with the measurement of mechanical properties and the observation of surface microstructures, which are also discussed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romalimora, Hire
"Korosi Retak Tegang adalah korosi yang berbeda dengan bentuk korosi lain karena terjadi dalam skala mikroskopik dan tidak dapat terdeteksi secara visual, Korosi ini lebih berbahaya karena terjadi retakan intergrumlar atau transgranular yang tertutup oleh produk korosi yang lain, Korosi retak tegang sering terjadi pada pipa baja karbon untuk menyulurkan minyak yang terkubur di dalam ranah sehingga hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam. Untuk penelitian korosi retak tegang dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur percobaan ASTM G 39-90 yang terdiri dari beberapa metode percobaan. Metode yang dipilih untuk pengujian ini adalah two point loaded specimen karena metode ini sederhana dan efektif Untuk pengujian metode ini digunakan holder sebagai penahan specimen. Specimen akan dipasang didalam holder yang sebelumnya spesimen telah ditekuk dengan jarak tertentu sehingga didapat tegangan. Panjang holder yang dipakai adalah 17 cm, 19 cm, 21 cm dan 23 cm sehingga didapat tegangan yang berbeda beda. Kemudian spesimen akan dilewatkan di dalam lingkungan korosif dalam hal ini Sali Spray Chamber dengan kandungan sodium klorida 3,5% yang mensimulasikan lingkungan air laut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryadi Pamungkas
"Penelitian ini berfokus pada bagaimana merancang tata letak plat baja yang paling optimal dengan menggunakan fasilitas yang ada pada area penyimpanan plat baja PT United Tractors Pandu Engineering. Fasilitas tersebut adalah area penyimpanan sebesar 84m x 25m, crane untuk mengambil dan meletakkan plat baja di dalam area, serta lori atau kereta barang untuk memindahkan material dari dan ke dalam area penyimpanan. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek perusahaan dalam rangka mengintegrasikan dua pabrik yang berlokasi di Cikarang dan Cakung ke dalam satu pabrik yang berlokasi di Cikarang dengan area yang diperluas. Demikian pula dengan area penyimpanan plat baja, peusahaan akan membutuhkan area baru yang dapat menampung seluruh plat baja yang ada di kedua pabrik. Metode penelitian yang digunakan adalah algoritma genetik, sedangkan sistem pengumpulan data yang dipakai adalah observasi langsung ke lapangan, asumsi, dan menggunakan data yang ada di database perusahaan. Rancangan tata letak yang baru dibuat berdasarkan intensitas pengambilan tiap plat dimana plat dengan intensitas pengambilan tertinggi akan berada paling dekat dengan titik pusat pengambilan dengan tetap memperhitungkan pengelompokan per jenis plat . Hasil dari penelitian ini berupa rancangan tata letak plat baja dengan jarak tempuh pengambilan plat baja yang paling kecil.

The focus of this study is how to design the most optimal stock plate layout using provided facilities at stock plate storage area of PT United Tractors Pandu Engineering. Those facilities are the area itself 84 meters long and 24 meters wide, crane to pick or drop the plate inside the storage area, and lorry to carry the plate outside the storage area. This study is a part of the company's project to integrate their two plans located in Cikarang and Cakung into one plan located in expanded area of Cikarang plan. The same thing happens to the stock plate storage, the company is going to need a new area that can accommodate total of the stock plate in both plan. The method that is applied in this study is Genetic Algorithm, and for the data collecting the author directly observed the object, using assumptions, and existing data in the company's database. Design of the new layout is based on the picking intensity which means plate with the highest picking intensity will be the nearest to the picking point considering the same type of plate will not be located separately. The output of this study is a stock plate layout design with the shortest distance to pick and drop the plate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50392
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Indarto
"Struktur balok komposit adalah struktur balok yang merupakan gabungan dua material atau lebih, yang bekerja sama secara simultan untuk menahan beban, terutama beban lateral dan lentur. Dalam skripsi ini, struktur komposit yang akan dibahas terbuat dari material beton dan baja. Material beton dan baja masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan mengkombinasikan keduanya sedemikian rupa, diharapkan struktur tersebut dapat bekerja lebih optimal dalam menahan beban luar. Perilaku struktur komposit yang dihasilkan amat dipengaruhi oleh gabungan sifat material beton dan baja. Dengan mengetahui sifat material beton dan baja maka dapat dibuat suatu pendekatan teoritis untuk mengetahui pengaruh pembebanan pada struktur balok komposit terhadap deformasi yang terjadi. Pada skripsi ini secara khusus akan dibahas struktur balok komposit yang terdiri atas baja penampang rectangular hollow dan beton.
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam skripsi ini penulis akan melakukan studi eksperimental dengan melakukan pengujian terhadap balok komposit beton-baja dengan menggunakan berbagai variasi kondisi yaitu keadaan komposit dan non komposit, variasi letak beban yang berbeda, variasi mutu beton, dan variasi dimensi penampang balok. Kemudian hasil pengamatan yaitu pengaruh beban terhadap lendutan yang terjadi akan dilakukan analisa agar dapat diketahui bagaimana perilaku yang terjadi pada setiap spesimen benda uji selama pengujian dilakukan. Dari studi eksperimental ini diharapkan dapat diketahui perbedaan perilaku struktur komposit dan non komposit pada balok dengan pembebanan empat titik.
Pada akhirnya akan ditunjukkan bahwa terjadi suatu perbaikan sifat struktur yang menyolok ketika balok berlaku sebagai komposit dibanding sebagai non komposit. Bisa dilihat juga bagaimana kenaikan mutu beton temyata tidak memberikan perubahan perilaku struktur yang signifikan pada struktur komposit. Selain itu akan ditunjukkan pula bagaimana perbandingan hasil perhitungan kekuatan teoritis menggunakan ACI Code, Modified ACS Code dan Modified Modified ACI Code dengan hasil yang didapat dari eksperimen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sulaiman
"Selama beberapa dekade terakhir, beberapa sistem struktur komposit baja dan beton telah banyak digunakan pada konstruksi bangunan tinggi. Sistem ini memadukan rigiditas dan fonnabilitas dari struktur beton dengan kecepatan pengerjaan dari struktur baja yang menghasilkan suatu produk struktur yang ekonomis. Satu bagian struktur komposit yang terus mengalami perkembangan adalah dengan memadukan struktur baja penampang persegi kosong dengan isi beton didalamnya. Sifat dari material beton yang getas dan baja yang daktail membuat penelitian tentang komposit beton-baja berlanjut hingga mengeksplorasi kekuatan komposit hingga mencapai bagian plastisnya.
Studi eksperimen dilakukan dilaboratorium terhadap 8 specimen uji balok komposit beton-baja dengan tiga titik pembebanan menggunakan variasi mutu beton, dimana terdiri dari 6 specimen struktur komposit baja-beton dan 2 specimen struktur baja non komposit. Prosedur pengujian berupa pengamatan dari besarnya beban yang diberikan terhadap specimen uji pada tengah bentang, nilai vertical displacement pada 5 titik acuan pada balok dan tipe kehancuran dari struktur tersebut.
Hasil eksperimen menunjukkan adanya perubahan sifat-sifat material pada specimen-specimen yang diberi tambahan material beton yang membentuk struktur balok komposit. Perubahan-perubahan tersebut dapat diamati baik dari bentuk kurva hubungan beban - lendutan maupun dari perubahan bentuk penampang balok, dimana terlihat adanya peningkatan dibandingkan dengan sifat-sifat dari material non kompositnya, yaitu baja seperti strength, ductility, rigidity, stabilty dan kemampuan dalam mengurangi kehancuran penampang. Selain itu pada eksperimen ini diketahui bahwa nilai beban ultimate yang didapat dari hasil eksperimen, jauh lebih besar dari perhitungan teoritis penampang plastisnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setyo Hadi Saputro
"Fenomena peok sering ditemukan pada generator uap nuklir. Hal ini disebabkan karena tegangan lokal yang tinggi dan sebagai akibatnya tekanan menggerakkan dinding tabung inconel ke dalam. Kenyataannya, terjadi tegangan lebih besar dari pada titik luluh dari paduan sehingga menyebabkan terjadinya kegagalan Tegangan kerja yang tinggi dibarengi dengan lingkungan korosif. terutama hadirnya fan Cr, maka akan mempercepat terjadinya kegagalan. Korosi retak tegang merupakan bentuk korosi yang sangat berbahaya dari pada bentuk korosi lainnya karena terjadi dengan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dilihat hanya dengan visual saja. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terhadap ketahanan dan mekanisme korosi retak tegang pada material baja AISI 1008 dalam kondisi operasional yang disimulasikan dalam skala laboratorium. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>