Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Edy Irwansyah
"Dinamika morfologi di Laguna Segara Anakan telah berlangsung sejak lama yang meliputi perubahan diseluruh unit morfologi yang ada. Pada tahun 1900 luas perairan laguna meliputi 6.898 hektar dan terus berkurang hingga tinggal 1800 hektar pada tahun 1998. Sehubungan dengan terjadinya perubahan luasan dan kedalaman laguna yang dikarenakan oleh tingginya angka suplai sedimen yang masuk dan mengenda di laguna selain mengakibatkan majunya garis pantai juga membentuk unit morfologi bars yang baru yang dikokohkan keberadaannya dengan tumbuhnya mangrove pioneer. Dalam analisis digunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan foto udara. Hasil menunjukkan bahwa unit morfologi tidak flat merupakan unit morfologi yang paling signifikan perubahan pola, luasan dan arahnya."
2003
JUGE-5-Jan2003-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rianta Pratiwi
"Segara Anakan Lagoon (SAL) is widely known as a traditional fishing ground for many aquatic organisms and is located in Central Java, in an area with high rainfall rates. The objectives of this study were to determine the effects of rainfall on the distribution of Penaeus monodon Fabricius in SAL and/or mangrove waters and to explain the cause of yearly fluctuations in this area’s fish catch during a 13-year period from 1998 to 2011. The effects of rainfall on the local distribution and abundance of shrimp in SAL, Cilacap, Central Java, Indonesia, were examined using the Anco method for three periods, namely: first period (i.e., commercial catch production, 1998–2011), second period (December 2010–November 2011) and third period (December 2011–April 2012) as part of a shrimp fishery and eco-biology study in this region. The marked increase in rainfall from 557 mm during the East Monsoon (June–August) to 1,225 mm in the second transition season (September–November) and West Monsoon (December–February) in the Segara Anakan region enhanced the seasonal movement of shrimp into the Zone IV fishing ground and produced an initial increase in the abundance of adults (CL>25 mm) in the region from 312 to 2,630 individuals. This initial increase in adult abundance enhanced the shrimp’s reproductive potential, while heavy rainfall indirectly assisted the recruitment of young shrimp into the estuary, their growth, and survival, to increase shrimp abundance in the following year. Lower rainfalls from July to September) adversely affected shrimp population and usually resulted in smaller populations (312 individuals). Statistical analysis of the relationship between shrimp catch and annual rainfall showed a high level of significance at 1%."
Bogor: Seameo Biotrop, 2018
634.6 BIO 25:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ety Parwati
"Segara Anakan dan sekitarnya, berada di Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah kajian yang dipilih. Wilayah tersebut memiliki ekosistem payau yang unik, yakni berupa estuari yang terlindung dan dikelilingi oleh hutan payau yang perkembangannya sangat dinamis. Wilayah ini terlindung dari Samudera Hindia karena adanya Pulau Nusakambangan. Meskipun demikian di daerah ini proses sedimentasi berlangsung sangat intensif pada dasawarsa terakhir ini. Pendangkalan Segara Anakan dipengaruhi erosi yang terjadi pada daerah aliran sungai di sebelah utara kawasan ini.
Perairan Segara Anakan berfungsi sebagai daerah asuhan (nursery ground) dan habitat berbagai spesies ikan dan udang. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah ini, Segara Anakan merupakan tempat mencari ikan (fishing ground). Selain bermatapencaharian sebagai nelayan, sebagian masyarakat juga mengembangkan kegiatan pertanian (sawah, tegalan) dan pertambakan pada lahan-lahan yang memungkinkan.
Wilayah atas Segara Anakan merupakan lahan yang subur untuk pertanian. Banyak penduduk yang mengandalkan hidupnya dari bertani. Dalam rangka meningkatkan hasil pertanian, penduduk menggunakan pestisida yang sering kali tanpa perhitungan yang tepat. Akibatnya sisa pestisida sering terbuang ke sungai. Aliran sungai Citanduy yang cukup deras serta kondisi lahan atas yang berbukit-bukit akan membawa pesitisida dari lahan pertanian di bagian atas bermuara ke sekitar estuari di bagian bawah. Kondisi iklim dan curah hujan dapat mengakibatkan berkurangnya sifat pestisida yang dikandungnya, akan tetapi sisa pestisida dalam jumlah sekecil apapun akan menumpuk di sekitar estuari.
Perubahan yang terjadi pada dasawarsa terakhir, terutama laju sedimentasi yang cepat telah menimbulkan penurunan fungsi ekologi yang secara tidak langsung mengurangi hasil tangkapan nelayan setempat. Sedimentasi juga telah mengakibatkan terbentuknya tanah timbul yang menutupi sebagian perairan, sehingga semakin lama luas perairan Segara Anakan semakin berkurang.
Penerapan teknologi penginderaan jauh (inderaja) untuk pemantauan kondisi lingkungan memberikan hasil guna yang optimal, karena penginderaan jauh memberikan kemudahan dalam analisis spasial, berulang, kontinu, serta meliputi wilayah relatif luas dengan biaya yang relatif murah dan cepat bila dibandingkan dengan survei terestris. Artinya, data inderaja mampu menyediakan informasi obyektif, andal dan ekonomis dalam usaha inventarisasi, pemantauan maupun evaluasi sumberdaya.
Dari uraian latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di Segara Anakan, yaitu: 1) Apakah telah terjadi penurunan kualitas lingkungan di kawasan perairan Segara Anakan ?, 2) Bagaimana caranya mengevaluasi kondisi kualitas lingkungan dengan biaya dan tenaga seminimal mungkin?, dan 3). Apakah data penginderaan jauh (inderaja) dapat digunakan untuk melakukan evaluasi kualitas lingkungan ?
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengkaji kondisi kualitas lingkungan kawasan perairan Segara Anakan dengan melihat apakah telah terjadi penurunan kualitas lingkungan dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2000, 2) Mengkaji cara melakukan evaluasi kualitas lingkungan dengan biaya dan tenaga seminimal mungkin dan 3) Mengkaji kemampuan data inderaja dalam mengevaluasi kondisi lingkungan di kawasan perairan Segara Anakan.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam menentukan cara yang efisien untuk mengevaluasi kondisi lingkungan. Cara dan metoda yang sama diharapkan dapat dimodifikasi dan diaplikasikan untuk kawasan perairan wilayah Indonesia lainnya.
Analisis inderaja yang dilakukan mencakup analisis mangrove, analisis perubahan penutup lahan dan analisis kualitas perairan. Penutup lahan di kawasan ini dibagi menjadi 9 (sembilan) kelas, yaitu : 1) Perairan, mencakup sungai, danau dan laut, 2) Rawa, 3) Tambak, 4) Hutan mangrove, 5) Sawah, 6) Tegalan, yang meliputi kebun dan lahan pekarangan, 7) Hutan, 8) Lahan kosong dan 9) Permukiman. Parameter kualitas perairan yang akan dideteksi menggunakan data inderaja adalah beberapa parameter yang merupakan parameter yang dapat digunakan dalam evaluasi kualitas lingkungan, yaitu Kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid), Kandungan Pb , Kandungan minyak dan BOD (Biochemycal Oxygen Demand).
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian laboratorium untuk analisis data inderaja dan survey lapangan untuk memperoleh kelengkapan data mengenai posisi dan lokasi obyek pengamatan, pengukuran parameter kualitas perairan, dan pengumpulan data sosial ekonomi. Kelengkapan data lapangan juga di peroleh dengan memanfaatkan data sekunder, baik berupa hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan maupun data hasil olahan dari Biro Pusat Statistik.
Analisis inderaja dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu; 1) Tahap pra pengolahan yang mencakup proses-proses koreksi data citra inderaja, meliputi koreksi geometri presisi dan koreksi atmosfer, 2) Proses pengolahan data citra itu sendiri yang dilakukan dengan menggabungkan data-data hasil pengukuran di lapangan sebagai acuan uji ketelitian.
Hasil analisis data citra inderaja menunjukkan tiga hal, yaitu: 1) Hutan mangrove di kawasan ini terus menerus mengalami penurunan luasan dan perubahan tingkat kerapatan selama enam tahun pengamatan, yaitu dari tahun 1994 sampai tahun 2000, 2) Konversi penggunaan lahan dari penutup lahan yang satu menjadi penutup lahan lainnya banyak terjadi di kawasan ini, akan tetapi konversi yang terjadi seringkali dilakukan tanpa perhitungan yang matang, dan 3)Kualitas perairan di kawasan ini menunjukkan kondisinya terus mengalami penurunan.
Dari hasil pengamatan dan analisis yang mendalam mengenai kondisi perairan Segara Anakan dan sekitarnya dapat disimpulkan dua hal, yaitu :
1) Telah terjadi penurunan kualitas lingkungan kawasan perairan Segara Anakan dan sekitarnya dari tahun 1994 sampai tahun 2000.
2) Data inderaja dengan cakupannya yang luas dan resolusi temporalnya yang tinggi serta karakteristik spektralnya yang baik mampu mengevaluasi kualitas lingkungan dengan melakukan analisis beberapa parameter, yaitu : 1) Analisisi perubahan luasan dan kerapatan mangrove, 2) Analisis perubahan penutup/penggunaan lahan dan 3) Analisis beberapa parameter kualitas perairan.
3) Jika dibandingkan dengan penelitian yang semata-mata mengandalkan hasil uji lapangan, biaya dari tenaga yang diperlukan dengan menggunakan data inderaja tidak terlalu besar.
Daftar kepustakaan : 43 (1982 - 2000)

Segara Anakan and its surrounding, located in Cilacap, Central Java, has been selected as study area. The area has a unique brackish ecosystem: an estuary which is protected and surrounded by brackish forest with very dynamic growth. The area is isolated from Indian Ocean as it covered by Nusakambangan island. However, sedimentation process in this estuary has been going very intensively during the last decade. The sedimentation of Segara Anakan is influenced by erosion that occurs in the watershed area in the north.
The function of Segara Anakan is nursery ground and habitat of various fish and shrimp species. Segara Anakan is also as fishing ground for local fishermen. Besides fishermen, people are also developing agriculture (rice field, mixed plants) and fish farming in possible areas.
Upper Segara Anakan area is fertile for agriculture. Many inhabitants rely their lives on farming. In improving agricultural production, people use pesticides. However, pesticides is often used excessively. As a result, the residue is often dumped into the rivers. The fast flow of Citanduy River and the hilly upland are bring the pesticides from farming area in the upper area down to lower area in the estuary. The condition of climate and rainfall may result in the decrease of pesticides concentration; however, any little amount will deposit around the estuary.
The changes in the last decade, especially the rapid sedimentation rate has resulted in the decrease of ecological function, which is indirectly reduce fish catch for local fishermen. Sedimentation has also resulted in the new land that covers some parts; consequently, Segara Anakan water area is reduced.
Application of Remote sensing technology to monitor the condition of the environment produces an optimal result, as remote sensing provides' capability in spatial analysis, repetitiveness, and covers relatively wide areas with relatively inexpensive and fast compared to terrestrial survey. This means that remote sensing is able to provide objective, reliable, and economical information in inventory, monitoring or assessment of resources.
The objectives of the study are : 1) to analyze the environmental condition of Segara Anakan waters by evaluating the condition of environmental quality from 1994 to 2000, 2) to analyze how to evaluate environment quality with minimum cost and effort, and 3)to assess the capability of remote sensing data in evaluation of environmental condition in Segara Anakan waters.
The result of the study is expected to be beneficial as inputs in determining the efficient method to evaluate environmental condition. Similar method is expected to be able to be modified and applied for other water areas in Indonesia.
Remote sensing analysis carried out consists of mangrove analysis, land cover changes analysis, and water quality analysis. Land cover in this area divided into nine classes, that is : 1) water, including river, lake and sea, 2) swamp, 3) ponds, 4) mangrove forest, 5) rice field, 6) mixed plant, 7) forest, 8) bare land, and 9) settlement. Parameters of water quality detected from remote sensing data are turbidity, Total Suspended Solid (TSS), Plumbum (Pb), oil and Biochemical Oxygen Demand (BOD).
The study is a laboratory research for analysis of remote sensing data and field survey to gain and locate observation, measurement of water quality, and collecting social and economy data. Field data is also obtained from secondary data, that is the result of previous research and from Statistical Central Agency.
Remote sensing analysis is carried out in several steps, that is : 1) pre processing, including precision geometric correction and atmospheric correction, and 2) image processing by using field data as references of accuracy.
The result of remote sensing data analysis shows three points: 1) mangrove forest in this area has been continuously experiencing a decreasing acreage and change in density level during 6 years of observations, from 1994 to 2000, and 2) conversion of land use from one land cover into another has been continuously happened in this area, hence quality of the environment in the area shows a continuous decrease.
From the result of observations and analysis of condition of Segara Anakan and surrounding waters, two points can be concluded, that is :
1. Environmental quality in Segara Anakan and surrounding waters have declined from 1994 to 2000
2. Remote sensing data with wide coverage, high temporal resolution, and its good spectral characteristic is capable of evaluating environmental condition by using analysis of several parameters, that is: 1) Analysis of mangrove acreage and density changes, 2) Analysis of land use/cover changes, and 3) Analysis of water quality parameters.
3. Compared to research that relies only on terrestrial observation, cost and effort using remote sensing data are relatively small.
Number References : 43 (1982 - 2000)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T14628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper deals with accretion of shoreline around and within Segara Anakan, an inland sea or a brakish water estuary on the SW of Central Java, based on remote sensing data, field observation and ancient maps depiciting this area. Coastal accretionary processes display two distinct models: (I) in the east, notrth, and south coast of Segara Anakan the extension takes place as gradual accretion along the existing shoreline and is quickly colonised and stabilished by magrove vegetation and (ii) in Segara Anakan new islands emerge e.g. the Api-Api Karanganyar Island and also are quickly colonised and stabilished by magrove vegetation."
GEOUGM 9:37 (1979)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Al Bahij
"Kawasan Segara Anakan merupakan habitat mangrove yang masih lengkap berdasarkan formasi vegetasinya. Keberadaan mangrove mempunyai manfaat bagi masyarakat pesisir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Januari 2011. Penelitian ini untuk melihat perubahan secara kuantitatif dan spasial, prediksi trend perubahan luasan hutan mangrove, dan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian mangrove di Kawasan Segara Anakan, Kelurahan Kotawaru, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis Overlay dan diskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei. Analisis statistik yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana dan Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penyusutan luasan hutan mangrove, tahun 1991 (5.900 ha), tahun 2001 (5.200 ha), tahun 2005 (3.900 ha), dan tahun 2010 (3.600 ha). Berdasarkan persamaan linear sederhana, di prediksi luasan hutan di Kawasan Segara Anakan akan menjadi 0 ha pada tahun 2033. Berdasarkan persamaan linear berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan masyarakat terhadap partisipasi dalam pelestarian hutan mangrove di Kelurahan Kotawaru, Cilacap, Jawa Tengah.

Segara Anakan Region is the habitat of mangrove which is still complete based on vegetation formation. The existence of mangrove has some advantages for the coastal inhabitants. The research has been accomplished in December 2010 - January 2011. The objectives of the research are to find out the quantitative and spatial changes, and the prediction in the change of mangrove area, and is to see the community's participation in conserving the mangrove in Segara Anakan Region, Kotawaru, Cilacap, Central Java, Indonesia. The method used in the research are analysis of overlay, descriptive with Surveys approach. The statistic analysis used is Simple and Multiple Regression Linear.
The research indicated that the mangrove area has decreased, in year 1991 (5.900 ha), 2001 (5.200 ha), 2005 (3.900 ha), and 2010 (3.600 ha). Based on the Simple Linear Equation, the mangrove will be predicted to become 0 ha in 2033. Based on the statistic analyses indicates that there is a positive relation between education, income, community?s knowledge to the community?s participation in conserving mangrove in Kotawaru, Cilacap, Central Java, Indonesia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30423
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Irwansyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Raditya Wardana
"Kepadatan penduduk yang meningkat secara signifikan berpotensi menyebabkan berkurangnya hutan mangrove di Segara Anakan. Pola keruangan sensitivitas penyusutan hutan mangrove di Segara Anakan dikaji berdasarkan variabel jarak dari permukiman, jarak dari tambak, sedimentasi, salinitas, dan pasang surut air laut. Penentuan bobot tiap variabel dengan menerapkan metode AHP dan analisis data. Teknik overlay petajuga digunakan untuk mengetahui tingkat sensitivitas penyusutan hutan mangrove yang kemudian dilakukan verifikasi data untuk validasi. Hasil Analisis menunjukkan bahwa pola keruangan sensitivitas wilayah tinggi terjadi di Desa Ujungalang dan Klaces, sensitivitas yang tergolong sedang terdapat di Desa Ujungalang dan Panikel, dan sensitivitas tergolong rendah terdapat di Desa Kutawaru, Panikel, Ujunggagak, dan Ujungalang.

The density of citizen increased significantly which potentially cause a decreasing of ​​mangroves forest in the Segara Anakan region. Spatial sensitivity patterns of shrinking mangroves in Segara Anakan assessed based on the variable types within distance from settlements, distance from fishponds , sedimentation, salinity, and high and tide of ocean. Each variable quality determined by applying the AHP method and data analysis occuring maps overlay technique. After overlay, data is being verificated for validating purposes. The peripheral Spatial pattern sensitivity of high level mangrove shrinking occured in Ujungalang and Klaces village, then normal level sensitivity of mangrove shrinking occured in Ujungalang and Panikel village, meanwhile lov level sensitivity of mangrove shrinking occured in Kutawaru, Ujunggagak, Panikel, and Ujungalang village."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>