Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mohammad Nasikin
"Pertambahan jumalh kendaraan bermotor di Indonesia menyebabkan peningkatan pencemaran udara yg di sebabkan oleh emisi gas buang dari kendaraan bermotor terutama berupa "particullate matter" (PM10) yg terdapat pd jelaga hasil pembakaran kendaraan diesel .Penggunaan "catalyc converter" pd knalpot kendaraan untuk mengoksidasi karbon dlm jelaga menjadi CO2 tdk dpt di lakukan di Indonesia krn adanya sulfur dlm minyak solar.Oleh krn itu diperlukan pengembangan katalis yg thn terhadap sulfur.Pd penelitian ini digunakan katalis Co,K/CeO2 dengan promotor La2O3 agar katalis tahan terhadap sulfur. CeO2 digunakan sebagai penyangga dan Co/K sebagai inti aktif. Preparasi katalis di lakukan dengan metode ko-presipistasi CeO2 dan metode impregnasi utk deposisi inti aktif. Luas permukaan katalis di karakterisasi dengan metode BET sedangkan adanya oksida logam di permukaan katalis diidentifikasi dengan FTIR,Uji aktivitas katalis dilakukan terhadap oksidai jelaga dengan kandungan sulfur beragam menggunakan temperature programmed oxidation (TPO) pd suhu 100o C-500oC.Hasil penelitian mendapatkan luas permukaan penyangga sebesar 17,5 m2/gr,sedangkan spektraFTIR mengindikasikan adanya La2-O3 dipermukaan katalis yg menunjukkan keberhasilan proses impregnasi. Uji aktivitas terhadap oksidasi jelaga dari solar menunjukkan bahwa katalis tanpa promotor La2O3 aktif terhadap oksidasi jelaga akan tetapi mengalami keracunan walaupun kandungan sulfur pd solar hanya 0,5 % berat. Sedangkan katalis dengan La2-O3 1% berat tahan terhadap sulfur yg terdpt pd solar dengan kadar sulfur sampai1,5 % berat. "
2002
JUTE-XVI-1-Mar2002-37
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Supriyanto
"Pertambahan jumlah kendaraan bermotor dikota-kota besar di Indonesia dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada khususnya, dan tahun ke tahun terus meningkat. Hal tersebut menyebabkan peningkatan pencemaran udara yang disebabkan oleh emisi gas buang dari kendaraan bermotor, terutama berupa PM-10 yang terdapat pada soot hasil pembakaran solar kendaraan diesel.
Salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas gas buang kendaraan bermotor khususnya yang bermesin diesel adalah dengan memasang "catalytic converter" pada knalpot kendaraan untuk mengoksidasi karbon menjadi CO2. Pada penelitian ini digunakan katalis Co,K/CeO2 untuk tujuan tersebut dan ditambahkan promotor La2O3, agar katalis tahan terhadap sulfur.
CeO2 digunakan sebagai support dan Co sebagai inti aktif serta logam K berfungsi sebagai promotor untuk menurunkan suhu oksidasi. Preparasi katalis untuk catalytic converter dilakukan dengan metode preparasi CeO2 dan impregnasi inti aktif. Hasil preparasi katalis ini kemudian dikarakterisasi dengan FTLR dan BET.
Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas katalis Co,K/CeO2 dan Co,K/CeO2 dengan penambahan promotor La2O3 terhadap reaksi oksidasi soot dengan memvariasikan kandungan sulfur yang terkandung pada soot. Uji ini dilakukan dengan variasi suhu; 100°C, 200°C, 300°C, 400°C dan 500°C.
Hasil BET didapat luas permukaan support yang dihasilkan dari preparasi sebesar 17,5 m2/gr. Karakteristik dengan FTIR mengindikasikan adanya penambahan jumlah La2O3 dipermukaan katalis sehingga secara kualitatif menunjukkan keberhasilan proses impregnasi yang telah dilakukan. Uji aktivitas terhadap diesel soot menunjukkan katalis tanpa promotor La2O3 aktif terhadap soot dengan kandungan sulfur 0,5 % berat. Sedangkan katalis dengan adanya promotor La2O3 terbukti tahan atau resistan terhadap sulfur yang terdapat pada soot dengan kadar 1,5%-2,5% berat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Lyana Sarkarina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Pada penelitian ini, preparasi katalis untuk Catalytic Converter (CC) dilakkukan dengan metoda coating dan impregnasi. Hasil preparasi dikarakterisasi dengan FTIR, AAS dan BET. Bahan katalis yang dipakai adalah Jawa Ballelay (JBCO dan Borneo Ballelay (BBC) sebagai carrier 15% dan luas permukaan yang cukup tinggi (>200 m2/gr). Uji aktivitas katalis untuk meminimisasi CO dan HC dengan menggunakan reaktir alir kontinyu menunjukkan bahwa kemampuan aktivitas katalis berbasis Cu/Al2O3 sebagai CC cukup tinggi >90% pada suhu optimum 400o C."
1998
JUTE-XII-1-Mar1998-19
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lahmazani Yati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Firmanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tingkat polusi udara di Indonesia dinilai cukup tinggi. Tingginya tingkat
polusi udara ini diakibatkan oleh polutan yang dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan manusia, sebagian besar adalah aktivitas pembakaran.
Kendaraan bermotor merupakan penyumbang polusi udara terbesar. Hal ini
disebabkan oleh pembakaran yang kurang sempurna dari mesin kendaraan
bermotor dan penyetelan mekanisme pembakaran yang salah.
Dalam mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor,
maka Cara yang paling efektif dan ekonomis adalah dengan menggunakan
peralatan yang dapat menurunkan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor.
Peralatan yang sering dipakai adalah catatytic converter (katalis pengkonversi).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengggunaan peralatan
tambahan catalytic converter, dengan desain bentuk laluan yang optimum
terhadap keefektifan peralatan tambahan catalytic converter terhadap efisiensi
konversi emisi gas buang. Untuk mendapatkan desain bentuk laluan yang optimum,
maka penulis melakukan proses desain dengan bantuan CFD. Adapun
tujuan dari pemakaian CFD ini adalah untuk menghemat biaya penelitian dalam
membuat model bentuk laluan.
Pengujian efisiensi konversi catalytic converter dilakukan pada mesin otto, di
Laboratorium Pembakaran dan Energi Jurusan Mesin FTUI.
Dari pengujian tersebut didapat efisiensi konversi yang baik dari catalytic
converter dengan bentuk laluan yang didesain optimum, dalam mengkonversi
emisi gas buang kendaraan bermotor."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandi Panggih Triharto
"Minyak solar Indonesia mengandung sulfur yang tinggi (0,5% berat). Senyawa sulfur sangat tidak diharapkan karena akan menyebabkan katalis pada katalitik konverter kendaraan diesel terdeaktivasi disamping dapat menimbulkan korosif pada mesin kendaraan. Keadaan ini menyebabkan katalitik konverter tidak dapat dipakai di Indonesia. Agar katalitik konverter dapat diterapkan di Indonesia maka diperlukan katalis yang mempunyai ketahanan terhadap sulfur.
Spinnel Oksida CuSp1O, dapat melindungi katalis dengan menangkap senyawa sulfur dan mereaksikannya dengan karbon membentuk CO:. Disamping dapat berfungsi sebagai katalis oksidasi, spinnel oksida CuMn204 juga dapat mempercepat proses transporta.si oksigen kerlalam katalis. Dengan sifat lni maka katalis Cu/Al 203 yang diimpregnasi dengan CuMn,O, menjadi lebih taban terhadap sulfur, memiliki temperatur aktif katalis yang lebih rendah, dan mempunyai aktivitas yang lebih balk dibandingkan dengan katalis Cu/A!,03.
Hasil uji ketahanan katalis terhadap sulfur menunjukkan katalis Cu,CuMn20-t/Al203 dengan loading inti aktif Cu sebesar 20% dan spinnel oksida CuMn20, sebesar 10%(CuSp10), 15%(CuSp15) dan 20o/o(CuSp20) tahan temadap sulfur. CuSp1O tahan sulfur hingga 5% berat, sedangkan katalis CuSp15 dan CuSp20 tahan terhadap sulfur hingga 10% berat. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Persoalan pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia. khususnya di wilayah DKI Jakarta, secara objektif telah banyak diungkapkan. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan hasil yang saling mendukung polusi udara di Jakarta sudah sangat parah. Berdasarkan penelitian United Nation for Enviroment Program (UNEP), Oktober 1995, tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah melebihi baku mutu lingkungan, dan menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk ketiga, dalam hal polusi udara, setelah Meksiko dan Bangkok.
Kekotoran akan zat pencemar (polutan) tersebut sebagian besar merupakan sumbangan dari gas buang kendaraan bermotor. Bapedal telah mengidentifikasikan sumber-sumber utama polusi udara, dimana disebutkan bahwa 70% dari pencemaran udara Jakarta adalah emisi gas buang kendaraan bermotor dan 30% dari sumber lain. Dari 70% ini, lebih rinci lagi diidentifikasikan: 63% gas buang sepeda motor, 34% mobil pribadi dan sisanya kendaraan umum dan taksi. Data dari Bapedal juga menyebutkan bahwa sumbangan polusi udara di Jakarta: 73% NDx, 89% hidrokarbon, 100% timah hitam, dan 44% SPM berasal dan sektor transportasi.
Pemda DKI juga telah melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Dari data Biro Lingkungan Hidup DKI menunjukkan kecenderungan yang semakin parah. Pada tahun I994/1995 tercatat bahwa 58% kendaraan yang diuji tidak memenuhi syarat BME. Angka ini kemudian naik menjadi 67% pada tahun 1995/1996, meskipun agak menurun pada tahun 1996/1997 menjadi 63%.
Berdasarkan penelitian lainnya didapatkan bahwa tingkat pencemaran udara di Bandung, Jakarta dan Surabaya, telah jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan Undang-Undang Lingkungan Hidup, masing-masing 2 kali, 10 kali dan 2 kali. Salah satu jenis polutan tersebut adalah NOx dengan kadar 0,5 ppm, sedangkan batas mutu yang diperbolehkan hanya sebesar 0,05 ppm. Zat pencemar lain seperti CO (dengan baku mutu 20 ppm). SO, dan hidrokarbon lain menunjukkan kecenderungan yang sama.
Akibat polusi udara, tingkat penderita asma di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding kota lain yang kurang tercemar. Lebih dari 16% anak-anak di Jakarta terkena asma. Secara umum, dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara antara lain adalah:
1. Peningkatan morbiditas.
Beberapa bahan pencemar dapat melemahkan sistem days tahan tubuh, sehingga memudahkan timbulnya berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit infeksi.
2. Penyakit tersembunyi, tidak jelas, tidak spesifik, antara sakit dan tidak sakit, sehingga mengganggu pertumbuhan, perkembangan, serta umur.
3. Mengganggu fungsi fisiologis organ tubuh: paru-paru, syaraf, transpor oksigen ke seluruh jaringan serta kemampuan sensorik.
4. Kemunduran penampilan, aktivitas atlet, kemampuan motorik, aktivitas belajar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>