Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
cover
Simangunsong, Daniel B.N.
"Aspek kenyamanan termal telah semakin menjadi perhatian dalam kehidupan manusia, oleh karena kenyamanan termal tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap kegiatan manusia sehari-hari. Tingkat kenyamanan termal di daerah tropis tidak sama dengan daerah beriklim kering. Pencahayaan matahari menjadi salah satu faktor penentu kenyamanan termal pada daerah iklim tropis.
Kondisi iklim tropis lembab Indonesia harus menjadi acuan bagi perencanaan plaza yang dapat melindungi pemakainya dari radiasi penyinaran langsung matahari.
Teori mengenai desain plaza dan kenyamanan termal dijadikan sebagai dasar dalam melihat lebih jauh hubungan keduanya. Tidak ketinggalan pula kajian mengenai alun-alun sebagai elemen ruang luar kota di Indonesia. Untuk mendapatkan acuan bagi perencanaan plaza di iklim tropis, prinsip-prinsip arsitektur tropis dapat dijadikan sumber pengetahuan.
Analisis ini merupakan basil pengamatan terhadap dua buah plaza di Jakarta yang bertujuan unmk melihat hubungan antara desain plaza dengan kenyamanan temmal pemakainya. Ternyata tingkat kenyamanan suatu plaza dapat mempengaruhi pola pemakaian plaza oleh publik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
I Gusti Agung Ayu Desy Wulandari
"Sistem pendingin dengan tenaga surya adalah teknologi dengan peluang yang besar dalam upaya mengurangi biaya terutama pada pemakaian listrik, dampak terhadap lingkungan, dan emisi gas rumah kaca, salah satunya adalah teknologi absorption chiller dengan bantuan energi surya untuk mendukung kerja pada komponen generator. Pada penelitian ini, simulasi termodinamika dilakukan sebagai tahapan awal desain sistem single-effect ammonia-water absorption chiller yang dimodelkan menggunakan media pendingin udara lingkungan (air-cooled) dan sumber panas berasal dari sistem kolektor termal surya, disesuaikan dengan aplikasi rumah tangga (residential) berkapasitas pendinginan rendah di negara beriklim tropis Indonesia. Kinerja sistem berupa nilai COP yang diperoleh dari simulasi sistem berdasarkan parameter input yang telah disesuaikan dengan batasan permasalahan penelitian adalah sebesar 0.554. Karakterisasi yang dilakukan terhadap dua parameter input pada sistem menunjukkan bahwa kenaikan temperatur kondensasi meningkatkan temperatur outlet generator, namun menurunkan nilai COP sistem. Hal ini bertentangan dengan pengaruh temperatur evaporasi yang menurunkan temperatur outlet generator, namun COP sistem menjadi meningkat. Sedangkan peningkatan kadar air pada solution menurunkan COP sistem. Jumlah solar collector dengan tipe ETC yang diperlukan untuk sistem single-effect ammonia-water absorption chiller adalah sebanyak lima buah kolektor dengan rangkaian seri, dan dengan kapasitas rata-rata masing-masing kolektor sebesar 1,52 kW.

Solar-powered cooling system is a technology with great opportunities to reduce operation costs, especially on electricity consumption, impact on the environment, and greenhouse gas emissions, one of which is by the use of absorption chiller technology with the help of solar energy to support the work of generator components. In this study, the thermodynamic simulation was carried out as an early stage in designing a single-effect ammonia-water absorption chiller system which is modeled using air-cooled system and the heat source comes from solar thermal collector system, adapted for residential applications with low cooling capacity in the tropical country of Indonesia. System performance in the form of COP value obtained from the system simulation based on input parameters that have been adjusted to the limits of the research problem is 0.554. System characterization was carried out on the two input parameters in the system shows that the increase in condensation temperature increases the generator outlet temperature but decreases the COP value of the system. This is contradicting to the effect of the evaporation temperature which decreases the generator outlet temperature, but the COP system increases. Meanwhile, increasing the water content of the solution decreases the COP of the system. The number of solar collectors with ETC type required for the single-effect ammonia-water absorption chiller system is five collectors in series arrangement, with an average collector capacity of 1.52 kW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Desy Wulandari
"Teknologi air conditioning terutama untuk tujuan pendinginan kini lebih mengarah kepada penggunaan teknologi pendingin konvensional dengan dukungan sumber energi dari alam. Salah satunya adalah teknologi absorption chiller dengan bantuan energi surya untuk mendukung kerja komponen generator. Akan tetapi, kebanyakan sistem absorption chiller masih menggunakan media pendingin cooling water dari sistem menara pendingin yang membutuhkan area instalasi yang luas dan berbagai alat pendukung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggantikan penggunaan menara pendingin dengan pendinginan menggunakan udara lingkungan (air-cooled). Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, masih belum ada studi sebelumnya yang membahas sistem absorption chiller dengan larutan ammonia-water di Indonesia sebagai wilayah tropis yang memanfaatkan energi surya sebagai sumber panas pada generator, dan temperatur udara sebagai media pendingin di condenser dan absorber, maka pada penelitian ini dilakukan pemodelan, desain, serta analisis terkait kinerja dari sistem ini sesuai dengan kondisi iklim tropis di Indonesia. Metode yang dilakukan untuk penelitian ini meliputi pendalaman pemahaman konsep terkait desain termodinamika, perancangan dan perakitan komponen, dan simulasi lanjutan (dinamik dan transien) terhadap sistem. Penelitian ini memodelkan sistem absorption chiller dengan input temperatur kondensasi 38°C dan evaporasi 6°C untuk mencapai COP optimum sebesar 0,313 dan temperatur outlet generator 84,4°C. Simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi ABS-WH1 memberikan kinerja energi dan eksergi yang lebih baik dibandingkan ABS-WH2 dalam aplikasi pendinginan dan pemanas air. Alat penukar kalor yang ideal adalah tipe finned tube untuk kondensor dan absorber, serta shell and tube untuk evaporator dan generator. Integrasi energi surya dan pemanas listrik dalam mengatasi fluktuasi radiasi matahari, dengan performa sistem yang berfluktuasi sesuai perubahan temperatur air panas dalam tangki penyimpanan.

Air conditioning technology, primarily for cooling purposes, is now leaning towards the use of conventional cooling technologies supported by energy sources from nature. One of these is the absorption chiller technology, assisted by solar energy to support the operation of the generator components. However, most absorption chiller systems still use cooling water from cooling tower systems, which require a large installation area and various supporting equipment. One of the efforts that can be made is to replace the use of cooling towers with cooling using ambient air (air-cooled). Based on the literature review conducted, there has yet to be any previous studies discussing absorption chiller systems with ammonia-water solution in Indonesia as a tropical region utilizing solar energy as a heat source for the generator, and air temperature as the cooling medium in the condenser and absorber. Therefore, this research involves modeling, designing, and analyzing the performance of this system according to the tropical climate conditions in Indonesia. The methods used in this research include deepening the understanding of the concepts related to thermodynamic design, component design and assembly, and advanced simulation (dynamic and transient) of the system. This research models an absorption chiller system with a condensation temperature input of 38°C and evaporation of 6°C to achieve an optimum COP of 0.313 and a generator outlet temperature of 84.4°C. The simulation shows that the ABS-WH1 configuration provides better energy and exergy performance compared to ABS-WH2 in cooling and water heating applications. The ideal heat exchanger is a finned tube type for the condenser and absorber, and shell and tube for the evaporator and generator. The integration of solar energy and electric heating addresses fluctuations in solar radiation, with the system's performance fluctuating according to changes in the hot water temperature in the storage tank."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Harianto
"Penyakit kardiovaskular menempati urutan ke-4 atau 15% dari penyebab
kematian yang berhubungan dengan pekerjaan. Hipertensi yang meru-
pakan salah satu penyakit pembuluh darah, dikenal sebagai silent killer
karena sering tidak menimbulkan gejala. Sebagian besar penderita
hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi
umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya dan hanya sebagian kecil
yang berobat secara teratur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
prevalensi hipertensi pada pekerja pelabuhan di wilayah kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan serta faktor-faktor risiko yang
berpengaruh. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang; sub-
jek diperoleh dari hasil survei penyakit tidak menular tahun 2011 oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Tarakan. Subjek yang terkumpul adalah 361 peker-
ja. Nilai pengukuran tekanan darah menggunakan nilai baku dari JNC VII
tahun 2003. Prevalensi hipertensi ditemukan lebih rendah daripada angka
nasional dan provinsi, yaitu 21,88%. Pajanan kebisingan dikaitkan dengan
usia, riwayat keluarga hipertensi, stres, indeks massa tubuh dan berhu-
bungan dengan hipertensi.
Cardiovascular disease range ranks fourth or 15 % of the causes of death
related to job. Hipertension is one of cardiovascular disease thet is known
as silent killer because of lack of simptom. Most of hypertension patients in
Indonesia are not detected, while they are whose detected do not conscious
their disease condition and only little who get the treatment regularly. The
objective of this study was to know the prevalence and risk factors of
hypertension among harbor worker at Port Health Office Class II of Tarakan
with it?s associated risk factors. The study design used was cross-
sectional. The study used secondary data source of noncommunicable di-
sease survey, 2011 at Port Health Office of Tarakan. The subjects were 361
workers. Value of blood pressure measurement using the raw value of the
Pajanan Kebisingan dan Hipertensi di Kalangan
Pekerja Pelabuhan
Noise Exposure and Hypertension among Harbor Worker
Eddy Harianto* Hadi Pratomo**
JNC VII IN 2003. The prevalence of hypertension were found lower than na-
tional and province indicator score, 21,88%. Noise exposure is associated
with hypertension together with age, family hypertension history, stress,
body mass index. "
Kantor Kesehatan Pelabuhan Tarakan Kalimantan Utara, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Fitriani
"Berawal dari adanya krisis energi yang menjadikan banyak pihak,terutama para. perencana kota tersadar akan ketergantungan yang besar pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Kemudian berkembang suatu pemikiran akan sadar energi yang berprinsip mencari hubungan simbiosis antara lingkungan dan menghubungkannya dengan pengguna bangunan dan iklim setempat. Paham desain sadar energi ini bermaksud untuk memanfaatkan matahari sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui dan bersih lingkungan, menjadi dasar pemikiran dari arsitektur surya. Arsitektur surya merupakan suatu pemikiran desain bangunan yang mempertimbangkan faktor matahari ke dalam desain arsitektur bangunan, balk dalam memanfaatkannya sebagai sumber energi (aktif) maupun mengurangi efek negatif yang menimbulkan ketidaknyamanan fisik khususnya pada iklim tropis lembab. Dalam penerapannya arsitektur surya pada suatu lokasi sangat dipengarulii oleh kondisi iklim didaerah itu, sehingga menjadikan arsitektur surya ini bersahabat dengan lingkungannya dalam usaha penghematan energi khususnya bahan bakar fosil. Indonesia, khususnya Jakarta memiliki gedung-gedung pencakar langit yang semakin merebak seiring dengan bertambah tingginya nilai tanah. Gedung-gedung tinggi ini terutama menara perkantoran mempakan pengguna sebagian besar energi disamping industri. Maka sudah saatnyalah pertimbangan strategi hemat energi diterapkan dalam desain bangunan dengan memfokuskan pada peningkatan cahaya alami dan penurunan beban pendinginan, yang memiliki presentase terbesar dalam penggunaan energi. Strategi hemat energi ini dilakukan dengan mengeksplorasi potensi dan data-data meteorologi setempat. Hal ini sejalan dengan prinsip arsitektur surya yang memiliki dua sistem yaitu aktif dan pasif yang dapat di gunakan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>