Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aditya P.
"Penerapan sebuah sistem penilaian dan perencanaan kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang dimilikinya saat ini beserta potensinya di masa mendatang. Selama ini, penerapannya masih didominasi oleh tolak ukur finansial. Dalam iklim persaingan yang kini kian ketat, tolak ukur tersebut tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya acuan. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem penilaian kinerja yang meliputi tolak ukur finansial maupun non finansial. Sistem penilaian kinerja tersebut adalah sistem penilaian kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard.
Model Balanced Scorecard dipakai sebagai kerangka dalam penilaian kinerja sedangkan dalam penentuan skor kinerja menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Objective Matrix. Dengan Adanya Sistem Penilaian dan Perencanaan Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced Scorecard, proses penilaian dan perencanaan kinerja dapat menyeimbangkan ukuran finansial dan non finansial yang sejalan dengan visi, misi dan strategi perusahaan.

Applying of an performance measurement and planning of performance is one of way of for company to know condition and achievement until now and its potency in the future. Until now, the implementation still dominated by Finance aspect. In competition climate increasingly tight, that measurement cannot be the other one reference. For the purpose, needed measurement system of performance consisted of financial measurement and nonfinancial measurement. That measurement system of performance is measurement system of performance using method of Balanced Scorecard.
Model of Balanced Scorecard is used as measurement framework of performance while in determining performance score using method of Analytical Hierarchy Process and Objective Matrix. Existence of measurement and planning system of performance in company using method of balanced scorecard, process of performance measurement and planning can balances financial measurement and non financial measurement based on vision, mission, and company strategy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Widjaja Tunggal
[Place of publication not identified]: Harvarindo, 2000
658.3 AMI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Rohmatul Zulfa
"Transjakarta Busway merupakan organisasi yang bergerak di bidang Transportasi yang dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat sebagai konsekuensi logis dari penjabaran visi, misi, serta tujuan perusahaan agar mampu menghadapi persaingan di masa yang akan datang. Untuk menghadapi persaingan tersebut maka diperlukan kemampuan evaluasi kinerja atas implementasi strategi yang telah dijabarkan dalam program kerja untuk mengetahui sejauh mana strategi mampu menjawab perubahan lingkungan serta mengetahui keberhasilan kinerja.
Melihat fenomena di atas maka perlu digunakan suatu model pengukuran kinerja yang mampu mengakomodasi kebutuhan untuk memandang dan menilai Transjakarta Busway secara komprehensif, yaitu dengan menggunakan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategik yang menjabarkan visi, misi, tujuan, dan strategi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk 4 perspektif yang saling mendukung, yaitu perspektif pelanggan, perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

As an organization that focused in transportation sector, the Transjakarta Busway has claimed by peoples to improve their service aspect as the logical consequences of companies vision, mission, and target formulation in order to face the tight competition in the future. To get that point, they must have a performance evaluation ability that give an information about the performance of strategy that have already prepared to face the changing in environment and to know the company performance result.
According of that, its need the performance measurement tool that able to accomodating requirement of company comprehensive vision ability then. One of method which can realize this requirement is Balanced Scorecard. Balanced Scorecard is strategic management system that formulate the companies vision, mission, target, and strategy into operasional target and performance measuring rod. This Balanced Scorecard contains four perspective that are costumers perspective, financial perspective, internal business process perspective, and also learn and growth perspective."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridz Akhmad Mauludin
"Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja saat ini, analisis implementasi balanced scorecard dan analisis indikator kinerja di Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Sekretariat Jenderal memiliki dua alat ukur kinerja yaitu LAKIP dan balanced scorecard dimana keduanya menghasilkan output yang sama. Balanced scorecard memiliki keunggulan karena dapat memberikan gambaran kinerja setiap empat bulan. Implementasi balanced scorecard di Sekretariat Jenderal sudah baik namun masih ditemukan indikator kinerja yang tidak tepat atau penetapan target yang terlalu rendah. Berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki, penulis berusaha memberikan saran-saran guna memperbaiki kelemahan-kelemahan atas implementasi balanced scorecard tersebut.

The aim of the paper is to discover the performance measurement system at this moment in time, balanced scorecard analysis implementation and performance indicator at the Secretariat General of Ministry of Trade. The research applied the qualitative methodology using case study approach. The analysis result concludes that the Secretariat General has two means of performance measurement systems, which are LAKIP and balanced scorecard, where both systems produce the same output. Balanced scorecard has the superiority for it's ability to provide the report every four months. The balanced scorecard implementation at the Secretariat General has been well performed but there are still several performance indicator that are not appropriate or the target is too low. Based on the writer's understanding and knowledge, the writer tries to provide some suggestions to overcome the shortcomings on the balanced scorecard implementation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cristian Ocktavian V.P.
"Penerapan sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi dan pencapaian yang telah diraih perusahaan. Sebagai salah satu elemen yang amat vital dalam proses bisnis perusahaan, manajemen keselamatan kerja harus selalu dievaluasi agar dapat memberikan performa yang terbaik bagi perusahaan. Sampai saat ini, sistem pengukuran kinerja masih menggunakan tolak ukur tradisional dan memiliki keterbatasan untuk diterapkan dalam dunia industri yang kompleks.
Metode Balanced Scorecard adalah metode pengukuran kinerja yang komprehensif dimana pengukuran kinerja dipandang dari perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Tujuan akhirnya adalah merancang model BSC yang tepat untuk sistem pengukuran kinerja divisi keselamatan kerja sesuai dengan visi, misi, dan strategi.

Implementation of performance measurement system is one of ways for company to know its condition and achievements. As one of vital elements in company's business process, safety management has to be evaluated so it could give the best performance. Until now, the performance measurement system still using traditional measures and have many limitations that make them less applicable in complex industry.
Balanced Scorecard method is a very comprehensive methods whereas the performance measurements is reviewed on financial, consumer, business process, and learning & growth perspectives. The objectives are to design BSC model which is best as performance measurement system in safety division based on vision, mission, and stategy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52027
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantoruan, Nony Matilda Helena
"Dewasa ini, kesadaran publik terhadap akuntabilitas pemerintah semakin meningkat. Masyarakat menjadi semakin kritis dalam mengevaluasi kinerja lembaga publik. Salah satu metode yang digunakan dalam pengukuran kinerja organisasi adalah balanced scorecard (BSC). BSC merupakan suatu sistem manajemen untuk membantu menerjemahkan visi dan misi organisasi menjadi sebuah strategi dalam pencapaian visi tersebut, serta melakukan pengukuran kinerja organisasi berdasarkan 4 (empat) perspektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan balanced scorecard terhadap nilai kinerja organisasi pada Kementerian dan Lembaga. Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM). Dari estimasi, diperoleh hasil bahwa BSC berpengaruh sebesar 1,179 poin terhadap nilai kinerja organisasi. Ketika dilakukan estimasi terpisah antara Kementerian dan Non Kementerian ternyata BSC tidak berpengaruh pada sub sample Kementerian, sedangkan pada sub sample Non Kementerian BSC berpengaruh sebesar 2,755 poin. Ini berarti bahwa penerapan BSC tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai kinerja organisasi pada Kementerian dan Lembaga.

Nowadays, public awareness of government accountability is increasing. The public is becoming more critical in evaluating the performance of public institutions. One of the methods used in measuring organizational performance is the balanced scorecard (BSC). BSC is a management system to help translate the vision and mission of the organization into a strategy in achieving the vision, as well as measuring organizational performance based on 4 (four) perspectives. This study aims to find out how the impact of the application of the balanced scorecard on the value of organizational performance in Ministries and Institutions. The method that the author used in this study was the Fixed Effect Model (FEM). From the estimate, the results were obtained that BSC had an effect of 1,179 points on the value of organizational performance. When a separate estimate was carried out between Ministries and Non-Ministries, it turned out that BSC had no effect on the Ministry sub-sample, while in the Non-Ministerial sub-sample BSC had an effect of 2,755 points. This means that the application of BSC does not have much effect on the value of organizational performance in Ministries and Institutions."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Achadiono
"Dampak revolusioner abad informasi Iebih dirasakan oleh perusahaan jasa. Banyak perusahaan jasa, terutama yang bergerak di bidang industri perawatan kesehatan, selarna puluhan tahun tumbuh dalam Iingkungan yang nyaman dan tidak kompetitif. Mereka hanya mempunyai sedikit kebebasan dalam memasuki usaha baru dan dalam menetapkan harga produk. Sebagai imbalannya, berbagai peraturan pemerintah rnelindungi perusahaan dari para pesaing yang Iebih efisien dan inovatif, dan menetapkan pada suatu tingkat yang memungkinkan pengembalian yang cukup atas investasi dan biaya yang telah dikeluarkan. Dua dekade terakhir ini telah menyaksikan munculnya berbagai inisiatif deregulasi dan privatisasi penting perusahaan jasa di seluruh dunia ketika teknologi informasi menciptakan "benih-benih penghancuran" perusahaan jasa yang dalam abad industri sebelumnya banyak mendapat perlindungan dari pemerintah.
Untuk mencapai keberhasilan kompetitif, lingkungan abad informasi mensyaratkan adanya kemampuan baru yang hares dimiliki oleh perusahaan manufactur maupun jasa. Kemampuan sebuah perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi aktiva tak berwujudnya menjadi jauh Iebih menentukan daripada melakukan investasi dan mengelola akyiva fisik yang berwujud. Balanced Scorecard merupakan metode baru yang dapat mengantisipasi perkembangan yang ada saat ini. Balanced Scorecard menterjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan system manajemen strategis. Scorecard menguur kinerja perusahaan pada empat perspektif yang seimbang (Balanced): Financial, pelanggan, proses bisnis internal dan proses pertumbuhan dan pembelajaran. BSC memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finansial sekaligusmemantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa datang.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas penulis berusaha untuk mencoba menerapkan Balanced Scorecard dengan instrumen - instrumennya yang ada di industri pelayanan kesehatan yang sekaligus mengukur kinerja dari perusahaan jasa pelayanan tersebut. Penulis memilih Poliklinik Perawatan J.M.C sebagai tempat penelitaian uji cabs instrumen - instrumen yang ada pada Balanced Scorecarad.
Polklinik Perawatan J.M.C Perawal dari sebuah klink umum yang pada tahun 1993 mulai dikembangkan, hingga pada saat ini menjadi Poliklinik Perawatan dengan 20 IT. Pada tahun ini Poliklinik Perawatan J.M.C berencana untuk mengembangkannya _Magi menjadi suatu Rumah Sakit dengan 100 TT. Dengan alasan tersebutlah penulis mencobakan pada Poliklinik Perawatan J.M.C dan diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukkan kepada pihak manajemen Poliklinik Perawatan J.M.C dalam merumuskan strategi yang akan datang.
Dari hasil penelitian didapatkan hasiI bahwa instrumen-instrumen yang ada pada Balanced Scorecard dapat digunakan untuk industri pelayanan kesehatan. Walaupun pada penelitian ini tidak didapatkan indikator yang spesifik untuk industri pelayanan kesehatan. Dan dari analisis kinerja Unit Rawat Jalan Poliklinik Perawatan J.M.C diketahui bahwa pihak manajemen selama ini belum melakukan investasi intelektual, dan dari perspektif bisnis internal terlihat pihak manajemen cukup inovatif dalam menanggapi kebutuhan pelanggan yang ada. Dari perspektif pelanggan terlihat pihak manajemen sudah cukup bail( dalam memuaskan pelanggannya dan hal tersebut masih jauh dari usaha maksimal yang dapat diperoleh pelanggan, sehingga pihak manajemen masih dapat meningkatkan loyalitas pelanggan yang ada saat ini. Sedangkan dari sisi perspektif keuangan terlihat perlunya tenaga keuangan yang terampil agar dapat memperbaiki administrasi keuangan Poliklinik Perawatan J.M.C.

FrameworkRevolutionary impact of information era it is felt more by the service company particularly which specializing in the field of health care industry, for tens of years grows in pleasant environment and not competitive. They have only a little freedom in catering new business and deciding product price. As a reward various government regulations protecting, the company from the more and innovative competitors and decide at a level that enable adequate returns on investment and the cost that has been expended. Two recent decodes recently we have seen the appearance of various, deregulation initiatives and important privatization of the service company around the world when information technology creating symptoms of damage of the service company that in the industrial century previously get much protection from the government.
To reach the competitive success, the information century environment requires the existence of new ability that should be passed by Manufacture Company or service. The ability of a company for mobilizing and exploiting of assets and its immaterialness is coming more decided than doing investment and managing immaterial physical asset. Balanced scorecard is a kind of new method that can anticipate the existence development at the present.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvin Rommel
"Penyelenggaraan kesehatan pada sarana kesehatan harus memperhatikan mutu dari pelayanan yang diberikan, demikian juga rumah sakit. Pengelola rumah sakit harus dapat memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki guna memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Untuk memperoleh hasil yang baik, diperlukan sistem keuangan yang baik, kepuasan pelanggan, melaksanakan bisnis dengan profesional dan meningkatkan sumberdaya manusia. Pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keempat aspek tersebut adalah dengan menggunakan balance scorecard. Rumah sakit ABC ingin mengetahui kinerja dengan menggunakan balanced scorecard.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kinerja rumah sakit ABC dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Data primer yang diperoleh dari responden dan data sekunder diperoleh dari laporan rumah sakit dianalisa dengan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa :
1). Aspek keuangan, pertumbuhan pendapatan rumah sakit ABC tahun 2005 adalah 112,5 %. Pertumbuhan pengeluaran tahun 2005 adalah 109,9 %. Perbandingan pendapatan dengan pengeluaran tahun 2005 adalah 102,4 %, dan memiliki keuntungan.
2). Aspek pelanggan, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan pelanggan adalah sebesar 97,8 %. Retensi pelanggan sebesar 69,12 %. Pangsa pasar tahun 2005 sebesar 128,9 %.
3). Aspek proses bisnis internal, dimana jumlah pasien lebih dari 43.000 tahun 2005. BOR sebesar 43,46 %. BTO sebesar 30,1 kali. NDR dan GDR masih kurang dari 45 orang dan 25 orang.
4). Aspek pertumbuhan dan pembelajaran, tingkat kepuasan pegawai adalah sebesar 49,8 %. Tingkat turn over pegawai sebesar 8,22 %. Pendapatan perusahaan per pegawai sebesar Rp 45.691316. Kemampuan sistem informasi rumah sakit kurang baik. Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan tahun 2005 adalah 48 orang.
Dan hasil penelitian keempat aspek dengan pendekatan balanced scorecard diperoleh kesimpulan bahwa kinerja rumah sakit ABC sudah cukup.

The Health of implementation at means of health has to watch a service quality, include a hospital. Hospital management must exploit its resources to meet patient needs and expectation. To meet a good result it needs a good financial system, able to satisfy customer, do business professionally and upgrade human resource. To increase these aspecs, it can be use balanced scorecard approach. ABC hospital whiles to present its performance by using the balanced scorecard.
This research goal is detecting ABC hospital performance with balanced scorecard approach. The primer data from respondents and secondary data from hospital report analyzed with descriptive analysis.
From the research we can see that
1) financial aspect, increase of income for 2005 was realized 112,5 %. Increase of outcome for 2005 was 109,9 %. Income and outcome ratio for 2005 was 102,4 % and there was a positive balance.
2) Customer aspect, it can be said that the average customer satisfaction was 97,8 %. Customer retention was 69,12 %. Market segmentation for 2005 was 128,9 %.
3) Internal business aspect, there were more than 43.000 visits made by patients in 2005. The BOR for 2005 was 43,46 %. BTO was 30,1 times. The NDR and GDR were lower than 45 persons and 25 persons.
4) Growth and learn aspect, employee satisfaction was 49,8 %. Employee turn over was 8,22 %. Productivity in 2005 was Rp. 45.691.316. Hospital information system was not capable. There were 48 persons have a training for 2005.
From the research, it can be conclude that the four aspect which using balanced scorecard approach were quite satisfaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Igor Prakash Putra
"Pcrkembangan industri rumah sakit akhir akhir ini sangatlah bcrkembang, hal ini menunlut industri rumah sakit unluk bersain dan mempunyai kincrja yang baik. Bnicmced Score Card adalah salah satu alat untuk mengukur kincrja dari sualu organisasi, yang akan membcrikan seperangkat ukuran bagi pecapaian stratcgi industri dan memberikan kcrangka kcrja bagi pengukurzm dan sistem manajemeu strategis.
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh pcrlunya kinerja yang balk oleh Rumah Sakil Husada. Rumah sakit Husada rnemerlukan pcngukuran kinerja menggunakan mctode Balanced Score Card karena selama ini pcngukuran pada Rumah sakit Husada hauya bcrdasarkan pengukuran Iinansial saja.
Pengukuran kinerja Rumah Sakit Husada dengan menggunakan mctode Balanced Score Card memberikan hasil yang bervariasi pacla keempal perspektifnya. Secara kcseluruhan tiap perspeklif membcrikan hasil yang cukup memuaskan pada pengukuran tahun 2004.

These days the growth of /realtlr lrrduslry raises the hospital to compete and have a good performance. Balanced Score Card is one of the tools to measure the performance of an organotatlon. which will provide j?-anrework to pejarrnance rrreasurerrreftl and cornpan y 's slralegic system.
This research is based on yhe need of good performance evaluation in Husada Hospital. Hrrsada Hospital need to use the Balanced Score Cardfor- performance evaluation to improve the old method that only rneasrrre the financial perpspectfve.
Performance evalualiorr in Husada Hospital using the Balanced score card gave a various result for each perspective. Overall each perspective gave a good resullfor-evaluation in the year' 2004.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>