Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eko Adham Aditianto Rifky
"ABSTRAK
Situs Gresik Kota yang terletak di Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur, merupakan sebuah situs kota pelabuhan yang telah diokupasi semenjak paruh kedua abad XIV Masehi. Tetapi struktur fisik yang masih tersisa hingga kini di situs tersebut, kebanyakan berupa bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial Belanda. Diantara banyak jenis bangunan masa kolonial yang terdapat di situs ini, bangunan hunian tampak mendominasi persebaran jenis bangunannya. Padatnya persebaran bangunan hunian di situs ini, tentunya memiliki dampak terhadap pendaya gunaan lahan bangunan di situs tersebut, hal ini dapat terlihat dari banyaknya bangunan yang berukuran kecil dan bertingkat di situs tersebut. Persebaran dari bangunan-bangunan hunian tersebut yang terkonsentrasi pada wilayah-wilayah tertentu, dapat diasumsikan berorientasi pada suatu kebutuhan. Karakter dari Situs Gresik Kota sebagai sebuah situs kota perdagangan yang terletak di pesisir, menyebabkan timbulnya asumsi lebih lanjut bahwa persebaran tersebut dilatari oleh kebutuhan akan kedekatan dengan pusat perekonomian, dalam hal ini pelabuhan serta pasar. Dengan berlandaskan asumsi diatas, maka dilakukanlah penelitian terhadap tingkat efisiensi pemanfaatan lahan bangunan dan persebaran dari bangunan-bangunan hunian di situs ini. Kesulitan dalam mengungkapkan nilai kronologis dari data penelitian ini, menyebabkan dilakukan tahapan justifikasi data dengan melakukakan perbandingan gaya bangunan terhadap bangunan_bangunan yang memiliki data kronologi pendirian dan basil penelitian-penelitian terdahulu terhadap bangunan-bangunan kolonial di Indonesia. Landasan dari tahapan ini adalah UURI No: 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, terutama pasal 1 ayat la. Data-data dari penelitian ini lalu dianalisis dengan menggunakan metode analisis bentuk, metode analisis tingkat efisiensi penggunaan lahan bangunan dan metode analisis hubungan tetangga terdekat serta analisis visual terhadap persebaran fitur berdasarkan pada sebuah peta persebaran fitur di situs ini.Setelah melampaui tahapan analisis-analisis tersebut, didapat kesimpulan bahwa bangunan- bangunan hunian di situs ini memiliki tingkat efisiensi pemanfaatan lahan bangunan yang cukup baik, karena umumnya memiliki denah yang sederhana, serta telah melakukan pemanfaatan lahan secara vertikal. Persebaran bangunan-bangunan hunian di situs ini, pada umumnya berorientasi terhadap jaringan jalan baik jalan primer maupun jalan sekunder, hal ini dibuktikan dengan adanya pola persebaran bangunan yang teratur.

"
1996
S11823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Yuna Davina
"Keberadaan bangunan bertingkat tinggi pada suatu kota merupakan hal yang umum ditemui saat ini, terutama pada kota yang menghadapi masalah keterbatasan Iahan sehubungan dengan perkembangannya. Sebagai salah satu solusi alternatif, keberadaan bangunan bertingkat tinggi kemudian memiliki nilai Iebih dari sekedar memenuhi kebutuhan ruang. Dalam kedudukannya sebagai salah satu elemen yang berada di dalam kota, ia ikut berperan dalam pembentukan ruang kota yang ditempatinya.
Pengolahan bagian dasar bangunan bertingkat tinggi merupakan salah satu bentuk usaha untuk lebih "mendekatkan" bangunan dengan manusia yang berada di ruang kota. Hal ini disebabkan bagian dasar bangunan adalah bagian yang paling akrab dengan manusia, sehingga pengolahannya memberikan potensi bagi bangunan untuk membentuk ruang kota. Permasalahannya adalah bagaimana pengolahan bagian dasar tersebut memberikan pengaruhnya pada ruang kota dan sejauh mana pengolahan tersebut telah dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Binoto
"Dari tiga jenis kebutuhan pokok (basic needs) manusia, yaitu sandang, pangan dan papan (perumahan), pemenuhan akan papan (perumahan) merupakan ynag paling sulit. Bila untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, dengan modal sekian puluh ribu rupiah misalnya, seseorang sudah dapat memenuhinya dalam waktu singkat. Namun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhannya hanya dengan modal ratusan ribu, satu atau dua juta rupiah akan tetapi harus bersedia mengeluarkan anggaran dalam jumlah puluhan, ratusan juta dan bahkan mungkin juga sampai dengan miliaran rupiah. Terlebih bagi pihak yang ingin mempunyai rumah yang luas dan kualitas bagus, harus rela merogoh kantongnya dlam-dalam karena biayanya cukup besar.
Kehadiran rumah dalam kehidupan manusia urgensinya tidak hanya satu fungsi akan tetapi terdiri dari berbagai macam fungsi. Seperti kata fenomenolog, tempat kediaman (rumah) adalah pusat dunia, tempat di mana kita berakar, di mana ada perlindungan, keamanan dan intimitas. Tempat kediaman memberi kemungkinan untuk dinamika dsar dari eksistensi manusia, yaitu pergi dan pulang. Orang mulai membuat tempat kediaman manakala ia percaya akan adanya tempat dan waktu yang akan datang"
Jakarta: Jala Permata Aksara, 2018
346.04 NAD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yulianto
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah indentifikasi ruang perkotaan yang menjadi tempa remaja dan menilai teknis perancangan ruang-ruang atau zona publik untuk remaja. Tipologi ruang dan sarana fisik yang diamati adalah bangunan komersial, olahraga, pendidikan dan ruang terbuka perkotaan yang menjadi ajang interaksi remaja. Kelompok remaja didefinisikan sebagai mereka yang berusia 15-19 tahun. Hasil penelitian ini akan menambah kelengkapan panduan rancangan ruang dari aspek kebutuhan reaja, bukan ruang yang dirancang atau dibentuk karena tuntutan standar teknis. Pengamatan menujukkan sejumlah good practices dalam : lokasi yang bersinergi, pemanfaatan ruang yang multi guna, partisipasi remaja pengguna dalam menentukan ciri tempatnya, dan subsidi bagi remaja kurang mampu. Sedangkan fenomena negatif yang teramati adalah kecenderungan segregasi ruang remaja berdasarkan kelompok sosial, kekuatan pasar bersifat sektoral yang makin menentukan bentuk sarana kota, ruang dan tempat yang bersifat eksklusif dan kurang mampu memfasilitasi karakter sosial remaja yang sangat heterogen."
721 JILB 1:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S33945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Irvindiaty H.
"Lahan basah buatan merupakan salah satu teknologi pengolahan air limbah namun di perkotaan di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan membangun lahan basah buatan skala pilot di Kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Tipe lahan basah buatan yang digunakan adalah Sub Surface Flow System untuk mengolah air limbah domestik jenis greywater. Aspek yang diteliti terdiri dari aspek teknis, ekonomi dan sosial selanjutnya ketiga aspek tersebut dianalisis secara komprehensif. Lahan basah buatan tersebut mempunyai volume 1,298 m3 bermedia kerikil, pasir, topsoil (dicampur kompos, pasir dan lumpur), dengan tanaman Typha latifolia.
Hasil penelitian dioperoleh kriteria penempatan lahan basah buatan pada lahan dengan kemiringan 0-2%, di lokasi permukiman penduduk dan mudah diakses. Dengan debit air limbah rata-rata 0,79 m3/hari, BOD rata-rata 205,08 mg/l dapat menerima beban organik dan beban hidrolik 283,53 kg/m2.hari dan 0,20 m3/m2.hari. Laju degradasi BOD dan COD sebesar 0,76/hari dan 0,73/hari maka waktu tinggal dalam lahan basah buatan 1,6 hari dan pencemar dapat diturunkan sampai di bawah baku mutu. Melalui penilaian kelayakan ekonomi dengan penetapan periode kegiatan selama 10 tahun, didapat NPV sebesar Rp 36.780.465,- dengan B/C rasio 1,5. Dengan memasukkan manfaat lingkungan maka pengoperasian lahan basah secara ekonomi dinyatakan layak.
Persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan lahan basah buatan menurut Skala Likert 3,59- 4,10 (pada skala 1-5) dengan Indeks Partisipasi Masyarakat 0,6-0,8 (pada skala 0- 1). Persepsi masyarakat terhadap kinerja lahan basah buatan 1,88-2,81 dan persepsi masyarakat terhadap nilai kepentingan lahan basah buatan 3,03-3,54 (pada skala 1-4). Penerimaan masyarakat diekspresikan dari persepsi positif terhadap kepentingan penerapan lahan basah buatan.

Constructed wetland is one of the wastewater treatment technologies, but their utilization in urban areas have not been optimized. The study using experimental methods, that has built a pilot scale constructed wetland at Kelurahan Srengseng Sawah, South Jakarta. The constructed wetland type used was Sub Surface Flow system for treating of greywater domestic wastewater. The aspect of study consists of ecotechnology, economic and social further the relationship between aspects comprehensively analyzed. The constructed wetland has a volume of 1.298 m3 with media was consist of gravel, sand, topsoil (mixture of compost, sand and clay) and plant of Typha latifolia.
Results are study as follows, placement criteria constructed wetlands on land with a slope of 0-2%, available land that can be utilized, close to settlements and accessible. With of discharge of waste water 0.79 m3/day, BOD average 205.08 mg/l, the organic loading rate dan the hydraulic loading rate 283.53 kg/ha.day and 0.20 m3/m2.day. While the degradation rate of BOD and COD were 0.76/day and 0.73/day the retention time was 1.6 day respectively and the pollutants can be reduced to below the standard. Economic criteria, through the assessment of the economic feasibility of the determination of the period of activity for the past 10 years, the NPV of Rp 36,780,465,- the B/C ratio of 1.5. By adding the value of the environmental benefits that constructed wetlands are economically profitable.
The public perception of value from 3.59 to 4.10 (at 1-5 scale) according to the Likert Scale and Community Participation Index from 0.6 to 0.8 (at 0-1 scale). Perception of the performance of constructed wetlands from 1.88 to 2.81 and from 3.03 to 3.54 (at 1-4 scale) for value of importance constructed wetlands. Acceptance of the community expressed through a positive perception of the interests of the application of constructed wetland.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Timotius Bona
"Kebijakan insentif Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai dampak pandemi COVID-19 di Kota Bogor, berupa pengurangan tarif PBB-P2 pada SPPT PBB-P2 tahun 2020, yang memiliki tujuan untuk membantu wajib pajak PBB-P2 Kota Bogor, dalam melakukan kewajiban perpajakannya serta untuk mengisi kas daerah Kota Bogor, pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dimaksud untuk menganalisis implementasi kebijakan insentif PBB-P2 Kota dengan meninjau dari teori implementasi kebijakan dari George Edward III, serta dampak dari implementasi kebijakan insentif PBB-P2 di Kota Bogor bagi wajib pajak PBB-P2 Kota Bogor dan Pemerintah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan paradigma post – positivist dengan pendekatan metode kualitatif dengan wawancara mendalam. Dari penelitian ini implementasi kebijakan insentif PBB-P2 belum sepenuhnya berhasil karena pada dimensi komunikasi pada sub dimensi transmisi komunikasi oleh Bapenda Kota Bogor, informasi terkait kebijakan insentif PBB-P2 Kota Bogor tidak sampai pada masyarakat. Pada dimensi staffing the beaurcracy belum terpenuhi karena Bapenda Kota Bogor, melakukan 4 fragmentasi dalam implementasi kebijakan. Dampak implementasi kebijakan insentif PBB-P2 Kota Bogor bagi wajib pajak PBB-P2 Kota Bogor, berdampak baik dari kedua sisi yakni ekonomi maupun non ekonomi. Pada pemerintah Kota Bogor, berdampak pada pengisian kas daerah Kota Bogor, yang digunakan untuk kebutuhan menjalankan pemerintahan di Kota Bogor, namun juga berdampak pada potential loss penerimaan PBB-P2 Kota Bogor.

The incentive policy for Rural and Urban Land and Building Tax (PBB-P2) as the impact of the COVID-19 pandemic in Bogor City, in the form of reducing the PBB-P2 rate at SPPT PBB-P2 in 2020, which has the aim of helping Bogor City PBB-P2 taxpayers , in carrying out its tax obligations and to fill the regional treasury of the City of Bogor, during the COVID-19 pandemic. This research is intended to analyze the implementation of the PBB-P2 City incentive policy by reviewing the theory of policy implementation from George Edward III, as well as the impact of the implementation of PBB-P2 incentive policy in Bogor City for the Bogor City PBB-P2 taxpayer and the Bogor City Government. This study uses aparadigm post-positivist with a qualitative method approach with in-depth interviews. From this research, the implementation of PBB-P2 incentive policy has not been fully successful because in the communication dimension in the sub-dimension of communication transmission by the Bogor City Bapenda, information related to the PBB-P2 incentive policy in Bogor City did not reach the community. In the dimension of staffing the assuranceBapenda has not been fulfilled because the City of Bogorhas carried out 4 fragmentation in policy implementation. The impact of the implementation of the PBB-P2 incentive policy for Bogor City for the taxpayers of PBB-P2 in Bogor City has an impact on both economic and non-economic aspects. For the Bogor City government, it has an impact on filling the local treasury of Bogor City, which is used for the need to run the government in the City of Bogor, but also has an impact on the potential loss of PBB-P2 revenue for Bogor City."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schueller, Wolfgang, 1934-
Bandung: Eresco, 1989
690 SCH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>