Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ratna S. Sudarsono
"Model Praktek Keperawatan Profesional (PKP) diartikan sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan. Melalui pengembangan model ini terdapat otonomi & akuntabilitas perawat, pengembangan profesional dan penekanan pada mutu asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut pada model PKP yang dikembangkan di RSCM diperlukan penataan 3 (tiga) komponen utama dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu ketenagaan; metoda pemberian asuhan dan dokumentasi keperawatan. Pada model ini metoda pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah tim primer (kombinasi metoda keperawatan primer dan metoda tim).
Model ini dikembangkan di ruang rawat penyakit dalam dengan kapasitas 30 tempat tidur. Setelah model diimplementasikan ± 8 bulan, hasilyang dicapai menunjukkan, secara kualitatif perawat primer merasakan kebanggaan profesional, perawat asosiet mengatakan pekerjaan lebih terencana dan dokter menilai, bahwa mereka merasakan kerjasama dengan perawat lebih baik dibandingkan dengan ruang rawat lainnya
"
1998
JJKI-II-5-Okt1998-157
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Sukmarini
"Tulisan ini bertujuan membenkan suatu informasi tentang "Praktek Keperawatan Profesional" yang dilaksanakan di ruang model IRNA B Lt. IV kanan RSUPN Cipto Mangunkusumo atas kerjasama FIK-UI dengan RSUPN Cipto Mangunkusumo. Model Praktek Keperawatan Profesional (PKP) ini sebagai upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang bermutu dan profesional. Pada penerapan model PKP ini berfokus pada pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dengan didukung dinamika kerja antar anggota tim dan kolaborasi yang lebih jetas dan terpadu. Adapun mekanisme kerja pada model PKP ini memiliki tiga aspek utama, yaitu ketenagaan yang memadai dan profesional, metoda pemberian asuhan keperawatan : tim primer dan aspek sistem dokumentasi.

Professional Nursing Practice model has been being utilized either in developed countries or in developing countries. In lndonesia, specifically in Jakarta it has been employed for almost 3 years. The purpose of this article is to desiminate informalion on Professional Nursing Practice in Irna B, IV floor RSUPN Cipto Mangunkusumo. This professional practice is based on a cooperation between FlK-Ul and RSUPN Cipto Mangunkusumo to improne the delivery of nursing vice the focus is on comprehensive ness of the nursing care which is supported by group dynamic and integrated collaboration. There are 3 main aspects of working mechanism in this model namely : adequate nursing personnel, method of nursing assignment, and documentation system."
1999
JJKI-II-6-Mei1999-222
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Monalisa
"Saat ini praktek pelayanan keperawatan di rumah sakit belum mencerminkan praktek pelayanan profesional dimana aktivitas keperawatan belum sepenuhnya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasien. MPKP merupakan salah satu upaya meningkatkan praktek pelayanan keperawatan di rumah Sakit. Pelaksanaan MPKP di RSCM masih mengalami hambatan yaitu penerapan proses keperawatan yang belum optimal yang disebabkan jumlah perawat yang belum seimbang dengan beban kerja perawat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan work sampling, populasi kegiatan keperawatan dengan jumlah sampel 1696 pengamatan. Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran beban kerja perawat di ruang rawat MPKP IRNA B RSCM.
Hasil penelitian didapatkan beban kerja perawat berdasarkan klasifikasi pasien pada 88,4 jam. Proporsi kegiatan keperawatan langsung (51,1%) lebih besar dari kegiatan tak langsung (22,5%), kegiatan pribadi produktif 15,5% dan pribadi non produktif 10,95%. Kategori perawat PA lebih banyak melakukan kegiatan langsung, sedangkan perawat PP melakukan kegiatan langsung dan tidak langsung dengan proporsi yang hampir sama. Pada waktu tugas pagi, perawat lebih banyak melakukan kegiatan tidak langsung; sore hari kegiatan pribadi produktif dan malam hari kegiatan pribadi non produktif. Perawat PA mempunyai variasi beban kerja berat, normal dan ringan; sedangkan perawat PP mempunyai variasi beban kerja normal dan ringan pada pelaksanaan kegiatan keperawatan. Hasil uji statistik dengan chi - square didapatkan ada hubungan bermakna antara beban kerja perawat dengan pelaksanaan praktek keperawatan di ruang MPKP IRNA B RSCM.
Penelitian ini hanya mengukur beban kerja perawat maka diajukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat.

At this time nursing service practice in the hospital has not represented yet professional practice in which all nurse activities have not been based on patient's need. Professional Nursing Practice Model (PNPM) is one of the efforts in order to increase nursing service practice in the hospital. The implementation PNPM in Cipto Mangunkusumo Hospital still have some constraints such as nursing process is not optimal implemented due to number of nurses? activities was not inline with nurses' workload.
This research is descriptive analysis using work sampling, populated is nurse activities, total sample consist of 1696 observation. The aim of the research was to get existing nurses' workload picture at the model unit (PNPM IRNA B RSCM). Population was nurses? activities with observation as total sample.
The research showed that nurses' workload base on patient classification is 88,4 hours, the direct care (51.1%) indirect care (22,5%), personal productive activity (15,5%) and non productive activity (10,95%).
Primary Nurse did the direct care and indirect care, while the Associate nurse did direct care more than indirect care. At the morning shift nurse did much indirect care than direct care, at the afternoon shifts nurse did much personal productive activities than direct care and indirect care, at night shifts nurse does much personal non productive activities than direct care and indirect care. Primary Nurse Workload has normal workload, and Associate Nurse had workload with range heavy to normal workload. The result of Chi-square test is significant relation between nurse work loads with implementation of nursing practice in PNPM IRNA B RSCM.
Since this study based on chi-square result showed the was a significant relationship between nurses' workload and implementation of nursing practice in PNPM., it is recommended that the study about on factors which is influenced nurse workload in nursing practice services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 9337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ratna
2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nurachmah
"Model praktek keperawatan profesional merupakan suatu model yang memberikan kesempatan bagi perawat untuk menunjukkan otonomi dan akontabilitas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Suatu program evaluasi bagi model praktek keperawatan profesional diperlukan untuk mengkaji sejauhmana keefektifan model praktek keperawatan ini terhadap peningkatan pelayanan keperawatan di ruang model ini, Evaluasi dapat diarahkan kepada aspek struktur dimana komitmen organisasi pelayanan keperawatan akan dikaji, aspek proses dimana faktor pelibatan dan partisipasi dari seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan dinilai, serta aspek hasil dimana kepuasan klien dapat diukur. Program evaluasi ini seyogyanya dapat dilaksanakan minimal dua kali dalam tiga tahun, dimana evaluasi pertama merupakan informasi dasar bagi evaluasi selanjutnya.

A professional nursing practice model is an approach that enables nurses to demonstrate their autonomy and accountability in delivering their care to patients. An evaluation program for a professional nursing practice model is required to assess the effectiveness of this model toward an improvement of nursing service in this model unit. The evaluation plan is involved in three aspects; structure, process, and outcome. The aspect of structure is evaluated to assess a commitment of the nursing service organization. The aspect of process is directed to evaluate an involvement and participation of all components in a nursing care delivery system. And finally, the aspect of outcome is assessed to determine the satisfaction of patients and the staff A program of evaluation is best to be conducted twice for a period of three years during which the first evaluation is used as a baseline data for an incoming evaluation."
1998
JJKI-II-5-Okt1998-166
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Dalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan dibuka ruang Model Praktek Keperawatan Profesional di RS Dr H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 28 Februari 2001. Di ruang inilah segala aspek keprofesionalan dalam keperawatan diterapkan, Penelitian ini mendeskripsikan klien-klien yang dirawat di ruang MPKP selama periode rawat Februari - Atli 2001 terhadap 79 orang klien. Dan basil penelitian teridentifikasi data demografi klien meliputi golongan usia terbesar adalah dewasa ( 25-55 tahun) sebanyak 45 orang (57%), jenis kelamin laki-laki 63%, pendidikan terakhir SMU 55,7%, status belum menikah 54,6%, pekerjaan penganguran 44,4%. Karakteristik keluarga klien terlihat klien-klien berasal dari tipe keluarga sedang (mempunyai 3-5 anak) sebesar 58,23%, menggunakan pola komunikasi mal adaptif65%, tidak pernah atau tidak rutin melakukan pertemuan dalam keluarga 67,76%. Dari status kesehatan klien teridentifikasi, tingkat ketergantungan klien saat datang 72,15% total care, saat puling 54,63 % minimal care. Alasan masuk RS klien terbesar adalah marah-marah 15,32%. Terapi keperawatan yang diberikan terhadap masalah keperawatan terbesar halusinasi (26,37%) meliputi TAK sosialisasi sebesar 37,02% sementara pendidikan kesehatan terhadap masalah harga diri rendah 76,42%. Dari aspek medis teridentifikasi diagnosa medis terbesar adalah Scizoprenia paranoid sebesar 43,7%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Bagian Keperawatan Jiwa Komunikasi, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia (FIK UI) sejak bulan September 2000 mengembangkan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dalam area keperawatan jiwa di rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. MPKP Jiwa, RS Dr, H. Marzoeki Mahdi Bogor merupakan MPKP pertama khusus jiwa. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dengan metode kuantitatif, menggunakan rancangan cross sectional, yang dilakukan pada periode rawat 4 Februari sampai dengan 30 Juli 2001 terhadap status klien jiwa sebanyak 79 kasus. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya karakteristik klien yang dirawat di ruang MPKP. Pada penelitian didapatkan bahwa kelompok terbesar adalah kelompok usia dewasa (20-55 tahun) dan kelompok jenis kelamin laki-laki yang terutama berdomisili di daerah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi), khususnya di Bogor yaitu area terdekat dengan rumah sakit. Sebagian besar tidak bekerja, berpendidikan SMU sedangkan jumlah dengan status pernikahan "belum menikah" hampur sama dengan yang "sudah menikah"dan termasuk golongan etnik Sunda. Megenai diagnosis karakteristik keluarga klien yang terbanyak ditemukan sebagai berikut: tipe keluarga besar dengan anak lebih dari 2, pola komunikasi tertutup dan mengadakan pertemuan keluarga saat makan bersama. Status kesehatan yang terbanyak adalah alasan masuk rumah sakit adalah marah, marah dan bicara-tertawa sendiri dan kelompok sebelumnya tidak pernah dirawat dibandingkan dengan kelompok yang sebelumnya tidak pernah dirawat dibandingkan dengan kelompok yang pernah dirawat jumlahnya hampir sama, dengan rata rata lama rawat klien adalah 9 hari. Masalah keperawatan yang terbanyak adalah masalah halusinasi. Pendidikan kesehatan yang dilakukan adalah terutama terhadap masalah waham curiga dan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ditujukan terhadap upaya sosialisasi. Sebagai diagnosis medik ditemukan terbanyak schizofrenia paranoid. Dengan demikian pada penelitian ini didapatkan bahwa karakteristik klien di ruang MPKP sangat bervariatif. Untuk melakukan terapi keperawatan yang optimah perlu adanya penetapan karakteristik klien yang akan dirawat di ruang MPKP
Characteristics of clients nursed in Professional Nursing Model, Psychiatric Unit, Dr. H. Marzuki Mahdi
Hospital Bogor. Since September 2000, Community and Mental Health Department Faculty of Nursing University of
Indonesia, have developed Professional Nursing Practice Model (PNPM) on Psychiatric Nursing at Dr. H. Marzoeki
Mahdi Health Hospital. PNPM at Marzoeki Mahdi Hospital is the first PNPM especially for mental health. The study
was a quantitative cross sectional study conducted during the period February 4th to July 30th 2001 and covering 79
client. The aim of the study was to identify characteristics of clients at PNPM. It was found that most of the clients were
males, aged 20-55 years, living in the area of Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi), especially in Bogor,
the city of the hospital. Most of them had no job, with a senior high school education whereas the number with
unmarried status was nearly the same with the number with married status and belonged to the Sundanese ethnic group.
Characteristics of the family were mostly as followed: big family, with more than 2 children, closed communication and
family meeting during meals. On health status it was found that clients were admitted to the hospital because of
angry/violence, angry/violence and talking/laughing by themselves, whereas the number of clients in the group never
nursed in a hospital before were nearly the same as the number in the group ever nursed before, with average length of
staying in hospital 9 days. It was revealed that the problem of hallucination was mostly found among the nursing
problems. Health education was mostly on efforts to eliminate paranoid problems and Activity Group Therapy was
focused on efforts to socialize the clients. The medical diagnosis of most of the clients was paranoid schizophrenia. It
was concluded that in this study characteristics of the clients in PNPM was very varied. For optimal nursing criteria of
clients at PNPM who should be admitted should be established."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suparman
"Kepuasan pasien dalam suatu rumah sakit merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Apabila pelayanan yang di terima sesuai dengan harapan, maka mutu layanan yang diberikan dipersepsikan baik atau memuaskan, dan sebaliknya, jika pelayanan. yang di terima tidak sesuai harapan, maka pelayanan tersehut dipersepsikan buruk dan tidak memuaskan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tingkat kepuasan pasien yang di rawat di Pal. Melati dan ruang MPKP, dengan metode Serqual terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 120 responden, 60 pasien yang di rawat di Pav. Melati dan 60 pasien yang di rawat MPKP. Penelitian ini adalah cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengukur mutu layanan, menggunakan lima dimensi mutu, yaitu : tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang MPKP ternyata lebih tinggi dari pada di Pav. Melati, untuk semua dimensi (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy). Sedangkan karakteristik responder yang berhubungan dengan tingkat kepuasan ternyata hanya pekerjaan di Pav. Melati sedang umur dan pendidikan tidak ada hubungan, baik di Pav. Melati maupun ruang MPKP. Menyarankan kepada pihak manajemen Perjan, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo untuk menerapkan secara optimal MPKP di seluruh ruang rawat, khususnya Paviliun Swadana (VIP), sehingga mutu pelayanan akan lebih berkualitas.

Patient satisfaction in the hospital is one of the indicators of the quality of hospital-health care that have been given to patients, as clients.
If the hospital-healthcare received is equal to that expected by the patients, the quality health insurance would be considered good-and satisfy the patients. On the contrary, if the hospital-healthcare received is not as expected by or satisfy the patients, the healthcare will be of bad perception and disappointment.
The aim of this study is to find the description of in-patient satisfaction level at "Melati" Pavilion and the "Professional Nursing Practice Model" (PNPM) ward or "Ruang Rawat Model Praktik Keperawatan Profesional"(MPKP), using the Serqual Method towards ward-healthcare. Data used in this study was a primary data using univariate and bivariate analysis.
It is a quantitative cross sectional study, conducted to 120 respondents consisted of 60 in-patients at "Melati" pavilion and 60 in-patients at PNPM ward. The variable used to measure the quality health insurance were by the five quality dimensions: tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and empathy.
The results of this study showed that the respondent satisfaction levels in all of the quality dimensions (tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy) in the PNPM ward was higher than that of "Melati" pavilion. There were no associations between the characteristics of the respondents (age and educational background) and the level of satisfaction in both types of wards, but there was relationship between job and the level of satisfaction of the respondents at "Melati" pavilion.
It is recommended that in order to increase the in-patient satisfaction, to apply the Professional Nursing Practice Model (PNPM) at all of the wards in RSCM optimally, especially the VIP pavilions, as a result the health quality insurance will be qualified.
References : 45 (1988-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>