Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
306 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Krisis moneter yang terjadi di Indonesia mengakibatkan banyak perusahaan melakukan restrukturisasi. Salah satu dampaknya adalah turunnya harga pasar saham-saham di bursa efek bahkan hingga dibawah nilai nominalnya. Karena perseroan terbuka tidak boleh menerbitkan saham baru dengan harga di bawah nilai nominalnya, maka PT Bank Lippo Tbk memprakarsai penerbitan saham kelas baru yang memiliki nilai nominal di bawah nilai nominal saham lama. Dengan demikian PT Bank Lippo Tbk dapat melakukan right issue dengan harga penawaran di bawah nilai nominal saham lama. Saham baru ini memiliki kedudukan yang sama dan sederajat dengan saham lama sehingga dengan demikian memiliki hak yang sama dengan saham lama. Hal ini menimbulkan kontroversi karena Undang-undang Perseroan Terbatas/UUPT dan Undang-undang Pasar Modal/UUPM belum mengatur mengenai hal ini. Pokok permasalahan yang diteliti adalah sejauh mana peraturan perundang-undangan di bidang perseroan terbatas dan pasar modal mengatur mengenai hal ini dan bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang saham. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif dan sumber data sekunder. Kesimpulan penelitian ini adalah UUPM maupun peraturan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) tidak mengatur mengenai hal tersebut, dengan demikian harus mengacu pada UUPT. UUPT mengenal adanya klasifikasi saham lain (klasifikasi saham selain saham biasa) ke dalam kelas-kelas yang lebih kecil. Dengan demikian klasifikasi saham biasa dapat pula diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas yang lebih kecil. UUPT tidak mengatur hubungan nilai nominal saham dengan hak pemegang saham. Dengan demikian saham dengan nilai nominal berbeda dapat memiliki hak yang sama maupun berbeda. Pemegang saham lama terlindungi dengan diwajibkannya persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk efektifnya Right Issue. Ketentuan hukum belum memberikan perlidungan bagi pemegang saham baru, namun Bapepam mengatakan bahwa pemegang saham lama tidak dapat mengkonversikan sahamnya menjadi saham baru berdasarkan nilai nominal."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama RI, {s.a.}
PNMAS 23(1-3) 2010;PNMAS 23(1-3) 2010
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Geertz, Clifford
Yogyakarta: Kanisius, 1992
306.6 GEE it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
Jakarta: Departemen Antropologi FISIP-UI, 2007
301 PAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Key, K. Burhanudin Wahid
Jakarta: Warna Lintas Media, 2002
291.17 KEY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Wahid, 1940-2009
Depok : Desantara, 2001
306 ABD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Having already treated (see: Limen, Aprill and October 2008) Cusa's doctrine of human knowledge at the level of senses, reason and intellect; where each kind of knowledge is presupposed by the next higher one as its "higher cause", now in this article the author continues to explain Cusanus' epitomology at the highest level where is a moment of absoluteness in human knowledge, viz. the knowledge of God as the fundamental A priori of human thingking. This A priori cannot be denied without affirming it just by denying, because God as "ipsa absoluta praesuppositio omnium" necessarily must be thought , not only that we are able to think something else (in order to do this, the mere idea of God is sufficient, as is already shown by Immanuel Kant) but that we are able to think anyway. Since the manner of an empirical reality nor the way of a mere idea (for both are conditional ways of being), so the manner of being of God's reality can be only be a manner beyond all manners known by us. Also beyond a "highest idea" wherein our intellectus sees coincide all other things. Human knowledge of God is like an open horizon, an infinite framework. Only within this framework any human knowledge can occur. As such this knowledge "on principle" is still without content, like an empty frame, which is to be filled by the intellectus. In virtue of its coincidence perspective, the intellect is able via imagination and reasoning to bring the sensibilia, presented to the senses, back to thhe one and only Original, to the non-being origin of all beings. This Origin present itself in otherness in the many beings in an always unique way. The work of full-filinf or perfecting our "on principle" knowledge of God by research of the beings, will never come to an end because of the infinitude of the frame. The absolute truth or the final knowledge of God remains the unattainable ultimate object of our hunt for wisdom, as Nicholas of Cues calls philosophy. "
Abepura: Biro Penelitian Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur,
230 LIMEN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>