Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Refa Hayudi Griyanda
"ABSTRAK
Penelitian mengenai kualitas air dewasa ini menjadi sangat penting mengingat bahwa kebutuhan akan air bersih semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada satu sisi, tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi mulai menumbuhkan kesadaran akan pentingnya air bersih bagi kesehatan. Namun di sisi lain, pencemaran terhadap badan air juga meningkat.
Saluran Induk Tarum Barat (SITE), merupakan saluran yang mensuplai kebutuhan air di kota Jakarta. Namun dari hasil pengambilan sampel-sampel air di beberapa titik pada SITB, menunjukkan ' bahwa air tersebut telah mengalami pencemaran. Dari hasil penelitian. yang telah banyak dilakukan, dapat diketahui sumber-sumber dari pencemar, bahayanya terhadap kesehatan, dan telah pula diketahui beberapa cara untuk menghilangkan unsur-unsur pencemar yang berbahaya bagi kesehatan tersebut.
Pada aliran permukaan, terdapat banyak sekali unsur-unsur pencemar. Unsur Mangan yang termasuk logam berat adalah salah satu diantaranya. Skripsi ini, akan mencoba mencari hubungan antara mangan dengan suhu, pH, daya hantar listrik dan ammonium-N, dengan menggunakan metode matematis-empiris dan statistik dari data-data sekunder yang telah ada.
Mengingat bahwa data sekunder yang tersedia untuk diolah kadang kala tidak memberikan gambaran yang tepat mengenai keadaan di lapangan, namun tetap diharapkan dapat mengindikasikan sebuah keadaan mengenai keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.
Grafik hubungan antar unsur-unsur yang dihasilkan dari pengolahan data secara statistika, akan dapat memperlihatkan bentuk hubungan yang positif ataupun hubungan yang negatif antar unsur pencemar yang diteliti.

"
2001
S34783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoki WDP
"ABSTRAK
Kebutuhan akan air bersih adalah suatu yang mutlak. Tidak hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari tetapi juga untuk kebutuhan industri. Saat ini di daerah-daerah pinggiran kota banyak bermunculan perumahan murah ataupun daerah industri baru seiring dengan perkembangan penduduk. Sebagian besar tidak dilengkapi dengan sistem pengelolaan sampah dan limbah yang memadai sehingga kualitas air sungai yang ada saat ini sangatlah menurun akibat dari buangan sampah rumah tangga maupun industri tersebut. Konsentrasi zat yang terlarut dalam air bermacam-macam jenisnya salah satu diantaranya adalah Fe. Kebutuhan air bersih tidak terlepas dari kandungan zat-zat yang terkandung dalam air tersebut, tentunya dengan batas kadar yang ditentukan. Di antara unsur-unsur yang terkandung dalam air ada yang berbahaya dan ada juga yang bermanfaat bagi tubuh manusia yaitu sebagai sumber mineral.
Kelebihan konsentrasi Fe di dalam air dapat menyebabkan air berwarna kecoklat-coklatan yang dapat menimbulkan karat dan penyumbatan pada pipa saluran, karat tadi juga akan merusak perangkat kamar mandi, dapur dan organ tubuh manusia yaitu ginjal. Untuk air yang mengandung besi terlarut diperlukan adanya pengobatan lebih lanjut untuk mendapatkan air sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zat-zat yang mempengaruhi sebaran endapan Fe dalam penampang maupun sepanjang saluran diantaranya daya hantar listrik, suhu, pH dan NH4. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari kanal Tarum Barat. Ke-empat faktor tadi secara tidak langsung mempengaruhi kenaikan dari konsentrasi Fe.
Untuk mengetahui fluktuasi Fe pada air di kanal Tarum Barat maka dibuat grafik yang menggambarkan fluktuasi Fe pada tiap potongan sungai dalam hal ini terdapat 8 potongan sungai yaitu BTB 1 s/d BTB 8 dari tahun 1994 s/d 1999 serta membuat grafik hubungan antara Fe dengan daya hantar listrik, suhu, pH dan NH4 dengan menggunakan program Microsoft Excel. dengan membuat grafik hubungan-hubungan tersebut maka akan terlihat dengan jelas sejauh mana pengaruh ke-empat faktor tersebut terhadap kenaikan konsentrasi Fe dari tahun ke tahun.

"
2001
S34796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Agustyani
"Modul membran serat berlubang mulai banyak digunakan sebagai peralatan kontaktor gas-cair karena dapat memberikan luas permukaan kontak yang besar. Salah satu aplikasi dari peralatan ini adalah untuk memisahkan oksigen terlarut dari dalam air. Membran disini berfungsi sebagai kontaktor yang merupakan media tempat berkontak antara air dengan oksigen. Dalam proses pemisahan oksigen dari air melalui membran, perbedaan konsentrasi antara fasa gas dan fasa cair memberikan gaya penggerak untuk perpindahan secara difusi melalui membran tersebut.
Studi ini menggunakan kontaktor membran serat berlubang untuk memisahkan oksigen terlarut dari air. Serat yang digunakan adalah MEMCOR CMF-S S10T dari MEMCOR Australia berukuruan 650 _m diameter luarnya, 130 _m tebal dindingnya dan 0,2 _m ukuran nominal pori membrannya. Ada 3 kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah serat bervariasi dari 112, 126 dan 140. Pemisahan oksigen terlarut dari dalam air melalui kontaktor membran serat berlubang dilakukan dengan menggunakan pompa vakum dipilih sebagai model sistem penelitian untuk mengetahui efektifitas perpindahan massa (dilihat dari koefisien perpindahan massa) dan kharakteristik hidrodinamika air dalam kontaktor membran serat berlubang. Dalam eksperimen kecepatan air divariasikan dari 24 hingga 103 Cm/detik, memberikan variasi pada bilangan Reynolds sekitar 800 hingga 2000. Koefisien perpindahan massa yang diperoleh berdasar hasil eksperimen berkisar antara 0,006 hingga 0,012 Cm/detik.
Berdasarkan hasil eksperimen terlihat bahwa koefisien perpindahan massa yang terjadi di dalam kontaktor turun dengan naiknya fraksi kepadatan membran di dalam kontaktor pada kecepatan air yang sama dan naiknya temperatur pemanasan awal pada air umpan. Korelasi perpindahan massa dapat dinyatakan dalam persamaan: Sh =(-0,066?+0,034 ) Re0,87 Sc0,33 menunjukka bahwa difusi oksigen dari dalam air terjadi pada daerah aliran turbulen. Hal ini didukung dengan penurunan tekanan yang terjadi di dalam kontaktor juga terjadi di daerah turbulen. Selain itu pengaruh konfigurasi membran menunjukkan bahwa membran ujung bebas memberikan koefisien perpindahan massa yang lebih besar dari dari membran ujung terikat. Rasio friksi aliran air di dalam kontaktor berkisar 1,7 hingga 3,9 kali lebih besar dari fraksi teoritis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Sri Hafwina
"Kontaktor membran serat berlubang (hollow fiber membrane contactor) adalah suatu alat yang dapat melakukan perpindahan massa gas-cair atau cair-cair tanpa adanya dispersi dan telah banyak digunakan sebagai peralatan kontak karena memberikan luas permukaan yang tinggi pada volume peralatan yang kecil. Sebagai kontaktor gas-cair, tidak seperti halnya pada aplikasi proses membran konvensional seperti mikrofiltrasi, ultrafiltrasi dan osmosa balik, gaya penggerak bagi terjadinya proses pemisahan adalah gradien konsentrasi bukannya gradien tekanan. Dengan demikian hanya diperlukan perbedaan tekanan yang kecil di sepanjang membran untuk menjamin bahwa interfasa gas-cair tetap berada pada pori-pori membran. Eksperimen ini menggunakan kontaktor membran serat berlubang berserat lepas (dinamis) dan berserat terikat (statis) untuk memisahkan oksigen terlarut dari air melalui proses vakum. Serat yang digunakan adalah MEMCOR CMF-SS10T dari MEMCOR Australia dengan diameter luar 650 ?m, tebal dinding 130 ?m dan ukuran nominal pori membran 0,2 ?m. Ada 3 kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah serat yang bervariasi yaitu 84, 93, dan 103. Dalam eksperimen ini laju alir air divariasikan dari 44 hingga 93 cm/s, yang memberikan variasi pada bilangan Reynolds dari sekitar 1000 hingga 2600. Koefisien perpindahan massa yang diperoleh berkisar antara 0,006 hingga 0,012 cm/s untuk ujung serat lepas (dinamis) dan untuk ujung serat terikat (statis) berkisar antara 0,005 hingga 0,009 cm/s. Berdasarkan hasil eksperimen terlihat bahwa koefisien perpindahan massa yang terjadi di dalam kontaktor turun dengan naiknya jumlah serat atau fraksi kepadatan membran di dalam kontaktor pada laju alir air yang sama. Korelasi perpindahan massa pada kontaktor dinyatakan dengan dengan bilangan Sherwood sh = (-0,071 ? + 0,0303) Re0,89 Sc0,33 yang mengindikasikan perpindahan massa terjadi di daerah turbulen. Hal ini juga didukung dengan penurunan tekanan dalam kontaktor yang juga berada di daerah turbulen. Koefisien perpindahan massa cenderung menurun dengan naiknya temperatur air untuk laju alir yang sama. Selain itu studi hidrodinamika menunjukkan bahwa faktor friksi aliran di dalam kontaktor lebih besar 1,3 - 4 kali dari faktor friksi teoritis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Kusuma Dewi
"Kontaktor membran serat berubang telah banyak digunakan sebagai peralatan kontak karena memberikan luas permukaan yang tinggi pada volume peralatan yang kecil. Sebagai kontaktor gas-cair, tidak seperti halnya pada aplikasi proses membran konvensional seperti mikrofiltrasi, ultrafiltrasi dan osmosa balik, gaya penggerak bagi terjadinya proses pemisahan adalah gradien konsentrasi bukannya gradien tekanan. Dengan demikian hanya diperlukan perbedaan tekanan yang kecil di sepanjang membran untuk menjamin bahwa interfasa gas-cair tetap berada pada pori-pori membran.
Studi ini menggunakan kontaktor membran serat berlubang berserat lepas untuk memisahkan oksigen terlarut dari air melalui proses vakum. Serat yang digunakan adalah MEMCOR CMF-S S10T dari MEMCOR Australia yang terbuat dari polipropilen dengan ukuran pori membran 0,2 ?m, diameter luar 650 ?m, dan tebal dinding 130 ?m. Ada 3 kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini dengan variasi jumlah serat 47, 61, dan 75.
Dalam eksperimen kecepatan air divariasikan dari 40 hingga 86 cm/detik, memberikan variasi pada bilangan Reynolds aliran dari sekitar 1400 hingga 4000. Koefisien perpindahan massa yang diperoleh berdasar hasil eksperimen berkisar antara 0,005 hingga 0,012 cm/detik. Berdasarkan hasil eksperimen terlihat bahwa koefisien perpindahan massa yang terjadi di dalam kontaktor turun dengan naiknya fraksi kepadatan membran di dalam kontaktor pada kecepatan air yang sama. Perpindahan massa pada kontaktor dinyatakan dengan bilangan Sherwood Sh = (-0,0746? + 0,0277) Re0,88 Sc0,33 yang mengindikasikan perpindahan massa terjadi pada daerah turbulen. Hal ini juga didukung dengan penurunan tekanan yang juga berada pada daerah turbulen.
Studi perpindahan massa tentang pengaruh konfigurasi kontaktor terhadap perpindahan massa memberikan hasil bahwa modul ujung serat bebas menghasilkan koefisien perpindahan massa yang lebih besar daripada modul ujung serat terikat. Studi perpindahan massa tentang pengaruh temperatur air memperlihatkan kecenderungan bahwa koefisien perpindahan massa meningkat dengan naiknya temperatur air, khususnya pada laju alir air yang tinggi. Sedangkan hasil eksperimen berdasarkan studi hidrodinamika menunjukkan bahwa faktor friksi modul lebih besar 1,4 - 4,5 kali dari faktor friksi teoritis untuk pipa kosong."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Caleb Patrick Sihar
"DAS Citarum Hulu DAS Citarum termasuk ke dalam wilayah Perencanaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai (PSDWS) sejak tahun 2016, yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air utama dari keseluruhan Sungai Citarum. Ditambah lagi DAS Citarum Hulu mengalami pengembangan secara pesat dan dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, pertanian, pertanian, dan industri. Penelitian ini bertujuan untuk menyimulasikan pencemaran paramater BOD, COD, dan TSS di keseleruhan DAS Citarum Hulu menganalisis sensitivitas parameter permodelan kualitas air sungai DAS Citarum Hulu dengan QUAL2KW. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode QUAL2KW. Kondisi eksisting pada Sungai Wangsisagara memiliki konsentrasi BOD yang memenuhi baku mutu, yaitu masih di bawah 12 mg/l, sementara pada lokasi pengujian lainnya mengandung konsentrasi BOD yang melebihi baku mutu. Sungai Wangisagara mengandung konsentrasi COD yang memenuhi baku mutu kelas 3, dan Jembatan Koyod, Sungai setelah IPAL Cisarung, dan Sungai Nanjung memenuhi baku mutu kelas 4. Untuk konsentrasi TSS, pada Sungai Wangisagara memenuhi baku mutu kelas 1, Sungai setelah IPAL Cisarung masih memenuhi baku mutu kelas 3, dan pada Jembatan Koyod dan Sungai Nanjung berada pada kelas 4. Jumlah beban pencemar yang berasal dari air limbah domestik memiliki total beban pencemar BOD sebesar 13,6 juta kg/tahun, COD sebesar 2,6 juta kg/tahun, dan TSS sebesar 40,9 kg/tahun. Hasil analisis sensitivitas terhadap simulasi BOD adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi BOD diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; COD adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi COD diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; TSS adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi TSS diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; DO pada DAS Citarum Hulu segmen Cirawa – Nanjung konsentrasi DO diffuse source, oxygen temperature correction, dan lebar dasar sungai.

The Upper Citarum Watershed The Citarum River Basin is included in the River Basin Water Resources Planning (PSDWS) area since 2016, the Upper Citarum watershed functions as the main water catchment area of ​​the entire Citarum River. In addition, the Upper Citarum watershed is experiencing rapid development and is used as a residential, agricultural, agricultural and industrial area. This study aims to simulate the contamination of BOD, COD, and TSS parameters in the entire Upper Citarum watershed to analyze the sensitivity of the water quality modeling parameters of the Upper Citarum Watershed with QUAL2KW. This research was conducted using the QUAL2KW method. The existing condition on the Wangsisgara River has a BOD concentration that meets the quality standard, which is still below 12 mg/l, while at other test locations it contains a BOD concentration that exceeds the quality standard. The Wangisagara River contains COD concentrations that meet the class 3 quality standard, and the Koyod Bridge, the River after the Cisarung WWTP, and the Nanjung River meet the class 4 quality standard. class 3 quality, and on the Koyod Bridge and Nanjung River it is in class 4. The total pollutant load originating from domestic wastewater has a total pollutant load of 13.6 million kg/year BOD, 2.6 million kg/year COD, and TSS of 40.9 kg/year. The results of the sensitivity analysis on the BOD simulation are the DO diffuse source concentration, the diffuse source BOD concentration, and the diffuse source pollutant discharge; COD is a diffuse source DO concentration, a diffuse source COD concentration, and a diffuse source pollutant discharge; TSS is a diffuse source DO concentration, diffuse source TSS concentration, and diffuse source pollutant discharge; DO in the Upper Citarum watershed in the Cirawa – Nanjung segment, DO concentration is diffuse source, oxygen temperature correction, and riverbed width.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Qodari
"Stabilitas tegangan merupakan permasalahan utama pada transmisi daya listrik terutama melalui saluran yang panjang dengan tingkat pembebanan yang tinggi. Ketidakstabilan tegangan terjadi karena kecenderungan beban menyerap daya lebih besar dari batas pembebanan sistem. Tingkat stabilitas tegangan perlu terus dipantau untuk mencegah sistem tenaga listrik mengalami ketidakstabilan atau runtuh tegangan. Pada skripsi ini digunakan indikator untuk memantau tingkat stabilitas tegangan sistem tenaga listrik. Indikator akan membandingkan tingkat pembebanan dengan batas stabilitas tegangan. Perhitungan nilai indikator stabilitas tegangan menggunakan daya kompleks dan tegangan sebagai parameter masukan. Tanggapan indikator stabilitas tegangan diuji menggunakan sistem 5 rel. Kemudian perhitungan indikator diterapkan pada sistem Jawa-Bali 500 kV. Nilai indikator akan menunjukan tingkat stabilitas tegangan sistem Jawa-Bali 500 kV. Nilai indikator semakin besar saat terjadi penambahan pembebanan dan saat keadaan sistem pengujian 5 rel menjadi lebih kritis. Pada pengujian ini, indikator mencapai nilai 1 pada batas stabilitas tegangan sistem. Karena tanggapan indikator yang kuradratis dan untuk menjaga pembebanan agar tidak melebihi kemampuan sistem, nilai indikator 0,4-0,5 diajukan sebagai batas kritis nilai indikator. Hasil perhitungan menunjukan nilai indikator stabilitas tegangan sistem Jawa-Bali 500 kV adalah 0,2319 hingga 0,2597 berdasarkan simulasi dan 0,2474 berdasarkan data realisasi. Perhitungan juga menunjukan rel Mandiracan memiliki tingkat stabilitas tegangan yang paling rendah. Berdasarkan nilai indikator, diketahui bahwa pembebanan sistem Jawa-Bali 500 kV relatif cukup jauh dari batas stabilitas tegangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ariyastuti
"ABSTRAK
Dalam proses bioremediasi air yang terkontaminasi minyak bumi, Azolla microphylla berinteraksi dengan bakteri. Pada proses tersebut perlu dilakukan adanya pengontrolan terhadap faktor-faktor pertumbuhan Azolla microphylla dan bakteri serta hubungannya dalam degradasi minyak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar oksigen terlarut dan amonia terhadap pertumbuhan Azolla microphylla dan bakteri, penyisihan minyak, serta untuk mengetahui hubungan pertumbuhan azolla dan bakteri dalam bioremediasi. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan 3 kepadatan azolla yaitu 250, 300, dan 350 g/m2. Air yang terkontaminasi disimulasikan dari 400 ml air tanah dan minyak bumi dengan 2 konsentrasi yaitu 0,05 dan 0,1 v/v. Selama 15 hari penelitian diperoleh bahwa oksigen terlarut memiliki pengaruh yang terhadap pertumbuhan azolla, pertumbuhan bakteri, dan penyisihan minyak dengan rentang persentase secara berturut-turut: 7,1-13,2 ; 6,3-46,2 ; dan 3,1-13,8 . Amonia memberikan pengaruh yang bernilai positif terhadap azolla, bakteri dan penyisihan minyak dengan persentase pengaruh: 2,1-12,5 ; 7,2-33,6 ; dan 50,0-69,7 . Efisiensi penyisihan minyak bumi optimum pada hari ke-3 dengan persentase penyisihan untuk konsentrasi minyak 0,05 pada densitas Azolla 250, 300 dan 350 g/m2 secara berturut-turut adalah 40,7 , 47,4 ; dan 42,4 . Sementara untuk konsentrasi minyak 0,1 memiliki persentase penyisihan minyak sebesar 50,1 ; 59,6 ; dan 61,9 . Pertumbuhan azolla berbanding lurus dengan pertumbuhan bakteri dengan persentase pengaruh sebesar 16,1-30,7 .

ABSTRACT
I
n the process of bioremediation of water contaminated with crude oil, Azolla microphylla interacts with bacteria. It is necessary to control the growth factors of Azolla microphylla and bacteria and their relationship in oil degradation. This study aims to determine the effect of dissolved oxygen and ammonia levels on the growth of Azolla microphylla and bacteria, oil removal, and to determine the relationship of azolla and bacteria growth in bioremediation. This experimental study was conducted using 3 azolla densities of 250, 300, and 350 g m2. Contaminated water is simulated from 400 ml of ground water and petroleum with 2 concentrations of 0.05 and 0.1 v v. During the 15 days of the study it was found that dissolved oxygen had an effect on the growth of azolla, bacterial growth, and removal of oil by a successive percentage range 7.1 13.2 6.3 46.2 and 3.1 13.8 . Ammonia has a positive effect on azolla, bacteria and oil removal with percentage range 2.1 12.5 7.2 33.6 and 50.0 69,7 . Optimum oil removal efficiency on day 3 with percentage of removal for 0.05 oil concentration at Azolla 250, 300 and 350 g m2 densities were 40.7 , 47.4 , respectively and 42.4 . Meanwhile, for oil concentration 0.1 has a percentage of oil removal of 50.1 59.6 and 61.9 . The growth of azolla is directly proportional to bacterial growth with the effect percentage of 16,1 30,7 . "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>