Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Detin Audriyanti
"KOWEL adalah salah satu komponen otomotif yang digunakan P.T German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor pada kendaraan tipe light truck Mercedes Benz 800. Fungsinya adalah sebagai dudukan kaca depan, penyangga pintu dan tempat dudukan lampu depan. Bahan dasar KOWEL adalah lembaran baja karbon sangat rendah tipe SPCE dengan unsur paduan dan memiliki sifat kekuatan dan kekerasan serta keuletan yang memenuhi syarat untuk proses pembentukan. Pembentukan KOWEL dengan proses press forming langsung dari bahan dasar sering mengalami kegagalan yang pada akhirnya sia-sia karena kualitasnya yang rendah tidak sesuai dengan keinginan. Untuk itu dilakukan penelitian pada benda uji dari lembaran baja sebelum dan sesudah proses press forming dengan pilihan kontrol temperatur dan waktu penahanan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan solusi karakteristik sifat mekanik serta tekstur guna meningkatkan optimasi bahan. Pengujian yang dilakukan mencakup pengamatan XRD, uji komposisi kimia, uji tarik, koefisien anisotropi plastis, uji kekerasan, metalografi dengan mikroskop optik dan pengamatan permukaan patahan dengan SEM serta pengamatan pole figure-tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses press forming di samping terjadinya penipisan pada benda kerja diikuti pula dengan meningkatnya kekerasan, kekuatan dan berkurangnya keuletan dan berkurangnya ketajaman tekstur. Proses perlakuan panas pada temperatur 400 °C dengan waktu penahanan masing-masing 15 menit dan 60 menit tidak menunjukkan perubahan yang berarti pada benda uji sebelum maupun setelah proses press forming.

KOWEL is an automotive component used by P.T. German Motor Manufacturing Gunung Putri Cileungsi Bogor that is usually assembled for front panel of light truck-type of Mercedes Benz 800 construction. Base material for this KOWEL is ultra low carbon steel sheet SPCE-type which has alloying elements with toughness, hardness and ductility suit for forming process. Unfortunately, press forming of the material to form KOWEL often results in failure. To get the solution and to find out the characteristic of mechanical properties and texture before and after press forming process, a research is then carried out. Some examinations are applied including XRD measurement, chemical composition, tensile strength, anisotropy coefficient, Vickers's hardness, optical metallography, SEM and pole figure. The results show that press forming will thin the material followed by increase of hardness and toughness and decrease of ductility and texture sharpness. Heat treatment at 400 °C for 15 and 60 minutes does not give a significant change in material before and after the press forming process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qatrun Nada
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harjanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justinon
"Lembaran baja karbon sangat rendah dengan menambah paduan titanium dalam jumlah yang sangat kecil dapat dimasukkan dalam kelompok intersitial free steel berupa lembaran tipis dari hasil proses deformasi dengan reduksi 75% dan ketebalan akhir 0,65 mm adalah hasil dari produk PT. Krakatau Steel dan produk ini banyak digunakan dalam industri rumah tangga. Kemudian lembaran baja karbon sangat rendah ini diberi perlakuan panas (anil) didalam B.A.F (batch annealing furnace) dan pendinginan di dalam dapur dengan memakai gas argon. Anil dimulai dari temperatur 500°C sampai 704°C dengan kenaikan temperatur 12°C /jam dan waktu tahan anil 1 jam. Dan akan menghasilkan besi a - Fe dengan struktur kubik berpusat ruang (B.C.C) dan konstanta kisi 2,677 A.
Dalam penelitian ini diteliti pengaruh temperatur terhadap struktur mikro, sifat mekanis dan hubungan antara nilai-r (koefisien anisotripik) terhadap tekstur dengan metoda difraksi sinar-x. Ternyata kenaikan nilai-r dapat mempertajam tekstur anil dengan bidang {222} intensitasnya akan naik dan untuk bidang {200} intesitasnya akan turun dan tekstur anil tidak dapat melenyabkan tekstur deformasi dengan bidang {222}, {200} dan {211} dan yang berbeda hanyalah intensitas defraksi sinar-x untuk bidang-bidang tertentu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sairin Haning
"Perubahan struktur mikro baja karbon rendah menyebabkan terjadinya perubahan sifat. Perubahan ini sangat dipengaruhi oleh bentuk dan jenis pengerjaan (perlakuan) yang diberikan atau yang dialami oleh baja tersebut, bentuk dan jenis pengerjaan umumnya berupa pengerjaan panas atau pengerjaan dingin. Telah dilakukan penelitian pada konstruksi sambungan las dari bahan lembaran baja karbon rendah spesifikasi Ship Plate BKI Grade "A" hasil pengerolan panas produksi PT. Krakatau Steel, dengan menggunakan las SMAW dalam kondisi arus dan kecepatan pengelasan yang konstan. Dalam penelitian ini diambil dua jenis spesimen yang berbeda masing-masing spesimen yang tidak mengalami proses pengelasan dengan variasi sudut antara arah roll dan arah sumbu panjang spesimen masing-masing diambil 0° , 45° dan 90° dan spesimen yang mengalami proses pengelasan dengan variasi sudut arah roll terhadap arah las, masing-masing diambil 0° , 45° dan 90°.
Pada penelitian ini dilakukann pengujian mekanik antara lain uji tarik, uji kekerasan, uji impact, pengukuran besar butir, uji metalografi, uji kekasaran permukaan, uji korosi serta struktur fasa dan bentuk butir. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diatas didapatkan kekuatan tarik terbesar (6u) = 46,33 kg/mm2, kekuatan luluh (ay) = 31,74 kg/mm2 elongation (e) = 41,66 %, kekuatan impact (HI) = 1,525 J/mm2, kekerasan (Hv) = 200 pengurangan massa (R) = 1,212 mm/yr dan kekuatan tarik terkecil (6u) = 37,76 kglmm2, kekuatan luluh (ay) = 27,02 kg/mrn2, elongation (e) = 09,50 %, kekerasan (Hv) = 160,70, kekuatan impak (HI) = 0,0128 J/mm2 dan pengurangan massa (R) = 0,0641 mm/yr.

The change of microstructure low carbon steel to cause alteration property. This alteration very influenced by model treatment quality which receiving or to experienced by steel mentioned this type or sort working was generally hot working which cold working. The investigation or-welding joint construction according to material low carbon steel spesification "Ship Plate BKI Grade A" hot rolling produce PT. Krakatau steel with applying SMAW weld in current condition and welding speed which constant According to investigation used two speciment type which to differ severally that not to experience welding proms for angle variation direction gap to rolling and and length pith speciment to take severally 0°, 45° and 90° and the speciment which to experience welding process with rolling direction to wards weld metal course, for severally to used 0°, 45° dan 90°.
According to this investigation to executed mechanic testing among ather things tension test, hardness test impact test grain measuring, metallography test surface roughness test and corrosion test, besides from that possible too grain model and fasa structure° To be found result test mentioned to find the highest tension stress (au) = 46,33 kg/mm2, yield stress (cy) = 31,74 kglmm2, elongation (e) = 41,66 %, impact stress (Hi) = 1,525 J/mm2, hardness (Hv) = 2110 and to decrease of mass (R) = 1,212 mm/yr, and the lowest tension stress (cu) = 37,76 kg/mm2, yield stress (ay) = 27,02 kg/mm2, elongation (e) = 09,50 %, hardness (Hv) = 160,70, impact stress (HI) = 0,0128 J/mm2, and to decrease of mass (R) = 0,0641 mm/yr.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Japar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Oktadinata
"Proses pembentukan logam dikenal luas di bidang manufaktur. Salah satu produk pembentukan adalah welded eye bolt yang dibentuk pada temperatur tinggi. Beberapa masalah ditemui pada welded eye bolt dimana terjadi kegagalan berupa retak maupun ukuran penampang yang tidak merata sepanjang daerah pembentukan panas. Pada penelitian ini diuji keuletan temperatur tinggi baja karbon batangan ASTM A36 sebagai bahan dasar welded eye bolt, agar diperoleh hubungan antara temperatur terhadap mampu bentuk material sebagai bahan masukan dalam proses pembentukan panas berikutnya.
Metode penelitian meliputi karakterisasi material melalui analisis kimia dan pengujian tarik pada temperatur ruang dan temperature tinggi (T600, T700, T800). Kemudian dilakukan pembentukan welded eye bolt berdiameter 16, 20, 24 mm pada T600, T700, T800. Sampel proses pembentukan kemudian diuji kekerasan dan dilakukan pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM.
Hasil pengujian tarik bahan dasar welded eye bolt pada temperatur ruang, T600, T700, T800 memperlihatkan bahwa kekuatan tarik dan luluh turun dengan naiknya temperatur. Pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa ukuran butir pada T600 dan T700 relatif sama, namun pada T800 ukuran butir lebih besar. Pengamatan struktur mikro juga menunjukkan terdapatnya inklusi. Hasil optimal pembentukan menunjukkan bahwa T600 dan T700 lebih baik dibandingkan pada T800.. Sedangkan keuletan T700 lebih baik daripada T600. Jadi pembentukan komponen welded eye bolt pada T700 lebih direkomendasikan.

Metal forming is applied widely in the field of manufacturing. One forming component is the welded eye bolt which is formed at a high temperature. Some problems have been found during forming which include cracks and the cross section not being uniform along the forming area. This research investigated the high temperature ducility of round bar carbon steel ASTM A36, which will be formed into welded eye bolts, so that we can establish the relationship between the forming temperature and formability of the material as an input in next hot forming process.
The method of this research consist of characterizing the material by chemical analysis and conducting the tensile test at room temperature and high temperatures (T600, T700, T800). The forming process was then continued for the welded eye bolt components which have 16, 20, and 24 mm diameter at T600, T700, T800. Samples of the forming process were hardness tested and microstructure was observed by using SEM.
The tensile testing results of the welded eye bolt material at room temperature and T600, T700, T800 showed that the tensile strength and yield strength decreased at higher temperatures. Microstructure analysis showed that the grain size at T600 and T700 are similar, but the grain size at T800 is bigger. Inclusions were also observed. Optimum result show forming at T600 and T700 are better than T800, and ductility of T700 is better than T600. From these results T700 is recommended for the forming process of welded eye bolt components.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41139
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Ronald
"Telah dilakukan penelitian pada bahan lembaran baja karbon rendah hasil Cold Rolling Mill (canal dingin). Salah satu proses yang cukup menentukan kualitas akhir bahan adalah proses anil. Pengaturan temperatur dan waktu anil akan mempengaruhi sifat mekanik, parameter mampu bentuk, struktur mikro dan tekstur dari bahan. Pada penelitian ini diambil variasi temperatur anil 650°C, 670°C, 690°C dan 710°C, sedangkan waktu anil dipilih 15, 30, 45 dan 60 menit. Dengan meningkatnya temperatur dan waktu tahan anti, maka kuat tarik dan kekerasan cenderung menurun. Sedangkan parameter mampu bentuk, yang diwakili oleh nilai r dan nilai n serta harga elongasi dari bahan menunjukan peningkatan. Strukur mikro dari bahan menunjukan semakin besarnya ukuran butir dengan semakin naiknya temperatur dan waktu tahan anil. Tekstur dari bahan menunjukkan bahwa bidang-bidang (111)(1T2), (111)(213), (112)(T10) dan (112)(351) yang terbentuk. sebagai hasil canal dingin tetap muncul pada variasi temperatur dan waktu tahan anil. Dengan semakin naiknya intensitas bidang (111)[:1T21 dan (111)[213], maka nilai r akan semakin naik pula. Dari penelitian ini teriihat juga bahwa faktor temperatur lebih dominan pengaruhnya dibandingkan faktor waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subowo
"ABSTRAK
Dalam industri perakitan bodi kendaraan (otomotif), Las Tahanan Titik (Resistance Spot Welding) banyak dipakai untuk penyambungan komponen bodi, Yaitu dengan cara pemanasan disertai penekanan. Demikian pula yang difakukan di PT. Toyota Astra Motor, dimana pengambilan spesimen dan pengelasan dari penelilian ini dilakukan.
Kahan komponen yang banyak dipakai pada bodi kendaraan Kijang adalah plat baja karbon rendah SPCD (Cold Rolled Steel Sheet) dengan ketebalan 0,8mm, sedang peralatan las yang dipakai adalah model Portebel Type YR-500 SAZ-1 DY 9. Spesimen di las dengan parameter pengelasan dibuat samal konstan seperti yang dilakukan dalam perakitan bodi kijang. Pengelasan dilakukan pada satu titk dan dua titik, untuk yang dua titik jarak antar titik las dibuat variasi (it-12 - f3).
Pengaruh sikius termal akibat laku panas dari proses las, secara metalurgi daerah hasii sambungan las mengalami perubahan, makin dekat dengan Manik Las/ Nugget, butiran semakin besar, begitu pula dengan Kekerasannya semakin tinggi.
Pengaruh jarak antar nugget terhadap uji tank, terjadi peningkatan seiring dengan semakin lebarjarak antar nugget.
Terhadap uji fatik terjadi peningkatan siklus seiring dengan penurunan tegangan (0.7 ou, , = 0.3 c I? h) dan terjadi batas limit pada pembebanan 0.3 a, .,10,
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"Penelitian telah dilakukan untuk memperoleh karakteristik baja karbon rendah dan sedang hasil proses balik dari fasa spheroidite ke fasa martensite. Sampel baja bahan baku baut kendaraan bermotor dari berbagai grade (grade SCM 435, grade 12A, dan grade 45K) yang sudah memiliki fasa spheroidite diberi perlakuan panas dengan beberapa variasi suhu dan waktu tahan sampai dengan 50 menit, diikuti dengan proses quenching. Kemudian dilakukan uji foto optik, uji kekerasan, dan uji SEM-EDX terhadap sampel setelah perlakuan, dan hasilnya sebagai berikut:
Untuk grade SCM 435, morfologi mikrostruktur fasa martensite sedikit tampak pada daerah temperatur 950°C dan 1050°C dengan waktu tahan 50 menit. Fraksi volume martensite pada temperatur dan waktu tahan tersebut tidak dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer". Tingkat kekerasan paling tinggi terjadi pada daerah temperatur 1050°C dengan waktu tahan 50 menit.
Untuk grade 12A, morfologi mikrostruktur fasa martensite sama sekali tidak tampak pada daerah temperatur 760°C, 850°C, 950°C, dan 1050°C dengan waktu tahan 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, dan 50 menit. Tingkat kekerasan paling tinggi terjadi di daerah temperatur 850°C dengan waktu tahan 50 menit. Namun, fraksi volume martensitenya tidak dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer".
Untuk grade 45K, morfologi mikrostruktur fasa martensite tampak lebih jelas pada daerah temperatur 950°C dan 1050°C dengan waktu tahan 50 menit. Kekerasan paling tinggi terjadi di daerah temperatur 1050°C dengan waktu tahan 50 menit. Fraksi volume martensite dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer" pada temperatur 950°C dan 1050°C. Sedangkan pada daerah temperatur 760°C dan 850°C, fraksi volume martensite tidak dapat didefinisikan oleh alat "Image Analyzer".
Dari masing-masing grade, ternyata grade 45K memiliki morfologi martensite yang paling jelas dan kekerasannya juga paling tinggi, diikuti oleh grade SCM 435 dan grade 12A."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>