Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasan Djima
"Maksud diadakan penelitian terhadap peluang ekspor ke Republik Rakyat Cina adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor ikan Tuna/ Cakalang , posisi daya saing komoditi ikan tuna Indonesia di pasar Republik Rakyat Cina serta strategi meningkatkan daya saing komoditi ikan tuna Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang bersifat kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi faktor - faktor yang mempengaruhi daya saing berdasarkan telaah dari berbagai sumber yang dilakukan dengan mewawancarai nara sumber yang berkompeten dengan masalah ikan tuna.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan daya saing komoditi ikan tuna Indonesia bertumpu pada faktor sumber daya alam, tenaga kerja yang banyak dengan tingkat upah yang relatif murah, sedangkan faktor-faktor lain perlu ditingkatkan, sehingga keunggulan sumber daya alam dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang yang ada sehingga diharapkan Indonesia dapat menjadi eksportir yang utama dan handal di pasar Cina.
Berdasarkan hasil analisis SWOT memperlihatkan bahwa posisi daya saing ikan tuna Indonesia berada pada kuadran atau menerapkan strategi pertumbuhan dan alternatif yang tepat diterapkan adalah menjaga konsistensi volume produksi, mengingat pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina yang semakin membaik sebagai akibat dari kebijakan liberalisasi perdagangan, mengoptimalisasikan teknologi mengingat ekspor ikan tuna Indonesia ke Cina masih dalam bentuk yang sederhana. Dengan mengoptimalisasikan teknologi diharapkan mutu Ikan tuna Indonesia dapat lebih ditingkatkan.
Untuk mengimplementasikan strategi tersebut di atas, peran pemerintah sangat menentukan dengan menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif disertasi dengan penciptaan stabilitas keamanan maupun politik sehingga akan lebih menarik banyak investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya di sektor perikanan tuna Indonesia, di samping itu tentunya pemerintah perlu memberikan kemudahan untuk memperoleh kredit dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah dan murah. Bagi pelaku bisnis tentunya sangat diharapkan untuk berperan lebih aktif lagi melalui wadah yang telah ada dengan ikutserta dalam kegiatan pameran baik lokal maupun internasional sehingga komoditi tuna Indonesia lebih meningkat daya saingnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salomonsz, A.L.
"Kajian Peluang Ekspor Komoditi Furnitur Ke Wilayah Uni Eropa merupakan suatu konsekuensi logis untuk dianalisis guna mewujudkan akselerasi perolehan devisa melalui penerobosan dan penguasaan pasar ekspor. Perubahan patron perdagangan dunia sebagai dampak dari globalisasi telah mengangkat persaingan menjadi semakin tajam. Pengambilan keputusan semakin dituntut untuk melibatkan berbagai variabel, baik ekonomi maupun non ekonomi seteliti mungkin, agar tidak terjadi economic turbulance tetapi sebaliknya justru dapat mencapai economic miracle.
Furnitur memiliki kecenderungan pertumbuhan permintaan yang bergerak searah dengan pertumbuhan penduduk dan income. Apabila dikaitkan dengan pasar Uni Eropa (UE) tentu hal ini merupakan peluang yang harus segera dimanfaatkan agar tidak didahului oleh negara pesaing. Potensi Indonesia dari faktor endowment cukup memiliki prospek walaupun tingkat upah yang rendah dan sumber daya alam bukanlah satu-satunya modal keunggulan bersaing tetapi yang menjadi permasalahannya bagaimana formulasi dan implementasi strategi yang efektif dan efisien dengan memperhatikan aspek Iingkungan internal dan eksternalnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan ekspor non migas khususnya komoditi fumitur ke UE dan menelaah faktor yang mempengaruhi ekspor furnitur serta mengkaji peluang ekspor furniture ke UE. Dalam memecahkan masalah digunakan beberapa pendekatan baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif seperti pendekatan Revealed Comparative Advantage, Acceleration Ratio, Indeks Spesialisasi Perdagangan, Regresi Linear Berganda, Analisis SWOT, Strategi Keunggulan Bersaing "Diamond Porter" Matriks BCG.
Berdasarkan analisis beberapa pendekatan ternyata furnitur masih memiliki keunggulan komparatif dan dengan kondisi faktor yang ada, telah memberikan suatu pertumbuhan pasar dan pangsa pasar yang cukup tinggi terutama jenis furnitur kayu (SITC 8215) dan Furnitur bahan Lainnya (SITC 8217). Walaupun demikian penanganan sektor furnitur masih belum optimal sehingga masih kalah bersaing dengan negara maju bahkan dengan beberapa negara berkembang Oleh sebab itu perlu ?Indonesia Incorporated" dalam mewujudkan perolehan devisa melalui peningkatan ekspor furnitur. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenthi W. Lantasi
"Dibandingkan dengan tahun 1990, sejak tahun 2000 defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dengan Cina semakin besar yang mengindikasikan bahwa defisit ini tidak akan menurun ke depannya. Berbagai pihak mensinyalir bahwa peningkatan defisit neraca perdagangan ini terjadi karena nilai tukar RMB yang undervalued terhadap USD, berbagai pihak pun kemudian menuntut agar nilai tukar Renmimbi direvaluasi. Berlatar belakang pada kondisi ini fokus dari penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis determinan ekspor manufaktur Cina ke Amerika Serikat untuk periode 2000-2005. Model penelitian yang digunakan adalah model gravitasi termodifikasi dengan menggunakan 1767 komoditas manufaktur dengan klasifikasi HS 2002. Variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian ini diharapkan dapat mengikuti asumsi dasar model gravitasi dan teori perdagangan Heckscher-Ohlin. Hasil penelitian menunjukkan adanya enam variabel yang signifikan mempengaruhi ekspor manufaktur Cina ke Amerika Serikat untuk periode 2000-2005, namun empat variabel di antaranya menunjukkan arah koefisien yang berbeda dengan hipotesis penelitian. Variabel itu adalah nilai tukar, biaya transpotasi, upah tenaga kerja di Cina dan jumlah keturunan Cina di Amerika Serikat.

Compared to the 1990s, US trade deficits with China are highly increased in 2000 and there are some suggestions that this situation is not slowing down. Many economists said that this is caused by the undervalued currency between RMB/USD and pointing out a revaluation to China`s Renmimbi would slow down US trade deficits. Using an augmented gravity model with 1767 manufactured commodities based on HS 2002 classification for period 2000 to 2005 as a sample of an observation, this research is mainly focused on finding and analyzing the determinants of China`s manufactured exports to US. In the course of study, it was expected that every variable follows the basic assumption of gravity model and eckscher-Ohlin theorem. Of the seven variables included in the model, six of them are significant. It is also interesting to note that exchange rate, transportation costs, labor wage in Cina and Chinese population in US show different results in explaining China`s anufactured exports to United States for period used in the research."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S6156
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
"ABSTRAK
Pengolahan tepung ikan dari limbah hasil perikanan sebagai bahan baku pupuk
organik telah mulai berkembang di Indonesia. Pemanfaatan ini memberikan nilai
ekonomis bagi limbah hasil perikanan dan devisa negara serta berdampak positif
bagi lingkungan. Di sisi lain, ekspor tepung ikan untuk pupuk dengan pasar
tunggal Jepang mengalami penolakan karena sering terkontaminasi hewan selain
ikan, seperti material sapi dan material ayam yang dikhawatirkan akan menjadi
media pembawa penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kontaminasi material hewan selain
ikan pada tepung limbah ikan untuk pupuk dengan menggunakan metode
polymerase chain reaction (PCR), mengetahui pada tahapan proses mana
terjadinya kontaminasi material hewan selain ikan, serta pengembangan sistem
pengolahan tepung limbah ikan untuk pupuk dengan mengadopsi sistem Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP), yang dilakukan di suplier atau
pengumpul di Muara Angke - Jakarta serta unit pengolah tepung ikan di Sidoarjo
dan Banyuwangi - Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap suplier dan unit pengolahan
tepung limbah ikan, kontaminasi material ayam dan material sapi positif terdeteksi
melalui identifikasi DNA dengan metode pengujian PCR, yaitu 133 bp untuk ayam
dan 271 bp untuk sapi. Perlakuan penambahan bulu ayam pada tepung ikan
sebesar 5%, 10%, 15% dan 20 % memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
peningkatan protein non nitrogen tepung ikan, sehingga penambahan material
ayam diduga sengaja ditambahkan untuk mengelabui (economic fraud)
peningkatan protein tepung ikan.
Penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) secara
kosisten dapat meningkatkan jaminan mutu tepung limbah ikan. Peran pemerintah
dalam sistem sertifikasi, yaitu sertifikat HACCP untuk proses pengolahan tepung
ikan dan sertifikat kesehatan (Health Certificate) untuk produk akan mampu
menyelesaikan kasus penolakan tepung limbah ikan di negara importir khususnya
Jepang.
Direkomendasikan bahwa pengolahan tepung ikan untuk pupuk perlu menerapkan
sistem pengendalian mutu berdasarkan konsepsi HACCP.

ABSTRACT
Processing of fish meal from fishery waste as raw material for organic fertilizer
has been processed in Indonesia. The utilization of fishery waste generate
economic value and foreign exchange as well as posotive impact to the
enviroment. On the other hand, export of this product to Japan, considered as a
single market destination, have been rejected quite often due to its contaminated by
other animal material such as bovine and chicken which could be used as media of
diseases.
The objection of this study are to identify animal material contamination other than
fish in fish meal product using polymerase chain reaction (PCR) methode and
processing step contaminated, as well as development of product processing
system by adopting HACCP in supplier and processing unit in Muara Angke –
Jakarta, Sidoarjo – East Java and Banyuwangi - East Java.
The result shows that in the supplier and processing unit, contaminants of bovine
and chicken material have been detected using DNA identification by polymerase
chain reaction (PCR), which are 133 bp for chicken and 271 bp for bovine
material. Treatments carried out by addition of chicken feather of 5%, 10%, 15%
and 20% to the product, show significantly different increasing of protein content
detected, of which this economic fraud have always done by supplier and
processor. Consistent implementation of HACCP system will increasing the
quality assurance of product. Government roles in HACCP certification system for
product processing ang Health Certificate to the product will give solution to
eliminate rejection in country destination, especially Japan.
It is highly recommended that application of the haccp system in processing of
fish meal shall be implemented."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indrianty
"Uni Eropa (UE} merupakan pasar mebel erbesar di dunia dan sangat menjanjikan bagi pars produsen mebel, terutama asal negara berkembang. Indonesia memiliki tradisi sebagai negara penghasil mebel dan juga sejarah panjang dalam mengekspornya ke UE.
Penelitian ini menyajikan gambaran tentang kondisi pasar mebel UE, dengan analisis pada aspek ekonomi yaitu perkembangan konsumsi dan impor di negara-negara terseleksi serta struktur penjualan mebel; aspek kebijakan perdagangan non-tarif yang berkaitan dengan perdagangan mebel dan pengaruh dari aspek sosial-budaya terhadap permintaan produk mebeI terutama dilihat dari perilaku konsumen (consumer behaviour).
Penelitian ini akan bertitikberat pada peluang dan tantangan bagi pengembangan ekspor mebel Indonesia. Dengan demikian, masalah-masalah panting yang mempengaruhi industri mebel Indonesia akan dianalisis. Hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan kinerja ekspor mebel Indonesia dalam perdagangan mebel dunia dan ke UE juga akan diteliti.
Penelitian difokuskan pada household furniture karena kelompok mebel ini memiliki potensi permintaan di pasar UE. Selain itu, kelompok mebel ini juga memiliki pangsa yang besar dari keseluruhan ekspor mebel Indonesia, Oleh karena itu strategi bauran pemasaran sebagai sarana untuk meningkatkan ekspor juga akan dianalisis.

The European Union (EU) is the largest furniture market by far and is very lucrative to furniture producers, especially those from developing countries. Indonesia has a long tradition of producing furniture items and exporting them to the EU.
This study presents an overview about the condition of the EU furniture market, with analysis on the economic aspects such as the development of consumptions and imports in selected countries as well as distribution structure; non-tariff trade policy that is relevant to the furniture trade and the influence of socio-cultural aspects to the demand for furniture products especially with regard to the consumer behaviour.
The primary focus of this study is the opportunities and challenges for the development of Indonesian furniture export. Thus, important issues that affect the Indonesian furniture industry will be examined. The relationship of these issues to the performance of the Indonesian furniture exports in the global furniture trade and to the EU will also be studied.
This study focuses on the household furniture since this group of furniture has demand potentials in the EU market. It also has a large share from the total Indonesian furniture export. Thus, the marketing mix strategy as the means of boosting the export sales will also be analyzed.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Werdoyo Santosa; Sutedjo Wirokusumo
"Pengaruh globalisasi pada industri jasa konstruksi tercermin pada tiga trend yang dirasakan oleh perusahaan konstruksi diseluruh dunia. Tiga trend tersebut adalah pertama, pergeseran konstruksi dunia dari pusat pasar lama di Timur tengah, Asia Afrika ke pusat pasar yang baru yaitu Asia, Eropa, dan pasar dan Timur Tengah, kedua, kelangkaan dana internasional akibat tidak seimbangnya permintaan dan penawaran dan ketiga semakin menggejalanya proteksionisme dalam perdagangan antar negara.
Seiring dengan kemajuan ekonomi Indonesia dan tiga trend di atas maka saat ini industri jasa konstruksi nasional menghadapi dua masalah pokok yaitu pertama masalah susutnya proyek prasarana tradional-agraris dan lahirnya proyek-proyek baru berskala besar untuk mendukung industrialisasi, yang belum banyak kita kuasai sehingga diisi oleh kontraktor asing. Hal ini berarti penetrasi pasar (produk lama di pasar lama yang walaupun besar namun tidak lagi berkembang), namun sekaligus tantangan pengembangan produk (permintaan baru) di pasar lama, kedua, pergeseran alokasi dana internasional untuk pembangunan prasarana tradisional (dimana teknologi dan manajemennya telah kita kuasai, dan reputasi kita sudah dikenal/diakui oleh pemilik dana) ke negara berkembang lain yang lebih terbelakang.
Kedua masalah tadi sangat penting untuk diselesaikan, dan tulisan ini membahas peluang dan tantangan upaya internasionalisasi jasa konstruksi nasional sebagai jawaban atas masalah kedua. Solusi ini penting bagi perusahaan konstruksi besar yang ingin terus tumbuh dan terjaga kemampu-labaannya dengan mengandalkan produk unggulan di pasar tradisional, mengingat pertambah an jumlah pemain yang tidak seimbang dengan pertumbuhan pasar. Dengan mengambil contoh perusahaan kontraktor-eksportir luar negeri yang berhasil, mula-mula diidentifikasi siapa yang berpotensi dan layak ekspor. Dari kesiapan sumberdaya dan skala ekonomi maka ditemukan hanya anggota AKI-lah yang dinilai berpotensi ekspor.
Mengingat dominannya peran kontraktor BUMN (apalagi bila kuasi-BUMN dimasukkan) dan sulitnya mendapatkan data yang lengkap, berurut dan aktual, maka sebagai sample digunakan data 7 BUMN konstruksi untuk pembahasan lebih detil. Namun demikian kami lengkapi juga dengan ulasan beberapa perusahaan kontraktor besar swasta. Selanjutnya dari evaluasi internal dilakukan identifikasi produk unggulan kontraktor nasional, yaitu produk yang teknologi dan manajemennya telah kita kuasai dan teruji keberhasilannya melalui pengalaman dalam negeri.
Analisa pasar industri jasa konstruksi dunia dilakukan untuk secara bertahap menemukan negara sasaran dan produk /jenis proyek yang dibutuhkan dan yang sekiranya mampu dipenuhi oleh kontraktor nasional. Ditemukan pasar Malaysia untuk saat sekarang dan pasar Vietnam untuk beberapa tahun mendatang. Peluang yang ada di negara sasaran dan sesuai dengan produk unggulan kita disebut peluang yang mungkin. Selanjutnya peluang yang mungkin ini diseleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan misi ekspor jasa konstruksi Indonesia yaitu untuk tujuan bertumbuh dan kemampu-labaan. Hasilnya adalah peluang yang diminati. Peluang yang diminati inilah yang selanjutnya disusun rencana strategisnya berupa sasaran jangka panjang dan strategi utamanya.
Dari rumusan target pasar dan akar daya saing kontraktor Indonesia disimpulkan bahwa strategi generik yang tepat untuk ekspor jasa konstruksi ini adalah strategi 'focus - cost leadership'. Dari analisa SWOT kita hasilkan arahan profil 'agresif' yang bila digabungkan dengan analisa portofolio 'strategic option'-nya Igor Ansoff berarti ekspansi geografis. Selanjutnya dengan 'grand strategy selection matrix' untuk mempercepat menembus pasar dan menangkap peluang yang berlimpah disarankan strategi 'integrasi horizontal'. Strategi ini juga disarankan oleh analisa 'grand strategy cluster' yaitu dengan maksimisasi kekuatan dan akuisisi sumberdaya eksternal untuk menutupi kelemahan yang ada. 'Integrasi horizontal' ini dapat berupa patungan/kerjasama operasi dengan kontraktor lokal (sekaligus untuk menembus hambatan proteksi lokal) atau dengan kontraktor internasional lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zumrowi
"Kegiatan ekspor merupakan salah satu sumber penghasil devisa bagi Indonesia. Perkembangan ekspor Indonesia sejak teijadinya krisis moneter di akhir tahun 1997 mengalami perkembangan yang pasang surut. Sebenamya kalau kita telaah tren perkembangan ekspor Indonesia sejak tahun 1998-2001 cenderung stagnan. Seperti yang kita ketahui bahwa selama ini tujuan pasar ekspor Indonesia hanya mengutamakan pasar ekspor tradisional. Tujuan pasar ekspor tradisional Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan nilai ekspor, langkah yang bisa diambil salah satunya adalah dengan cara mengembangkan tujuan pasar ekspor di luar pasar ekspor tradisional.
Altematif negara tujuan ekspor selain pasar ekspor tradisional adalah negara-negara "emerging market". Negara-negara yang termasuk golongan negara emerging market diantaranya adalah Cina, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Argentina, Meksiko, Brasil, Chile, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa Timur.
Sebagai pertimbangan altematif pengembangan pasar ekspor Indonesia adalah kawasan Amerika Selatan yang merupakan salah satu kawasan "emerging market". Dasar pertimbangan lain dalam memilih kawasan Amerika Selatan sebagai tujuan pasar ekspor produk Indonesia, karena negara-negara di kawasan ini merupakan. negara-negara yang memiliki pasar yang besar dan pendapatan perkapita yang tinggi. Di antara negara-negara Amerika Selatan, Brasil adalah merupakan mitra dagang utama Indonesia, hal ini dapat dilihat dari nilai ekspomya yang terbesar dari negara-negara Amerika Selatan yang lain. Selain itu, Brasil merupakan pasar yang menarik bagi ekspor Indonesia, karena negara ini merupakan negara yang luas, memiliki penduduk yang besar, dan merupakan negara industri yang sedang berkembang. Selain itu daya tarik dari negara ini adalah merupakan market entry yang strategis untuk pasar kawasan Amerika Selatan, yang diantaranya juga memiliki potensi yang besar untuk pasar ekspor Indonesia.
Karya akhir ini mencoba menganalisis potensi dan peluang pasar Brasil bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia. Upaya mencari jawaban tersebut dirumuskan dalam tiga permasalahan pokok sebagai berikut: Seberapa besar potensi yang dimiliki oleh Brasil bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia? Hambatan dan kendala apakah yang akan dihadapi oleh eksportir Indonesia dan apa implikasinya bagi eksportir? Produk ekspor unggulan apakah yang berpeluang dan terbukti laku untuk diekspor ke Brasil, serta bagaimana peluangnya di pasar Brasil?
Karya akhir ini mempunyai tiga maksud. Pertama, mengenali potensi Brasil bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia. Kedua, menganalisa hambatan dan kendala di Brasil bagi eksportir Indonesia. Dan terakhir adalah mengindentifikasi produk unggulan Indonesia apakah yang berpeluang baik untuk ekspor ke Brasil.
Metode penelitian karya akhir ini dilakukan atas analisis daya tarik Brasil secara tingkat negara seperti besar dan pertumbuhan pasar analisis peluang ekspor produk Indonesia ke Brasil dengan metode penyeleksian macro level, yaitu analisa prospek suplai dan permintaan, berdasarkan data statistik perdagangan dan interview dari eksportir dan analisis hambatan dan peluang ekspor produk Indonesia berdasarkan persaingan, hambatan peraturan, infrastruktur dan sosial-budaya.
Hasil penelitian pada karya akhir ini mengindikasikan bahwa Brasil memiliki potensi yang bagus bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia. Potensi yang dimiliki oleh Brasil adalah memiliki kombinasi jumlah penduduk dan luas negara yang besar, merupakan pasar yang besar sedang tumbuh, merupakan pasar yang bebas dan terbuka, dan memiliki nilai strategis bagi entry pasar negara-negara Amerika Selatan.
Diindikasikan pula pada hasil penelitian ini bahwa hambatan-hambatan perdagangan ke Brasil secara prinsip dapat diatasi oleh para eksportir Indonesia. Kemudian juga didapati kendala yang paling sering dihadapi eksportir Indonesia ke Brasil seperti kurangnya ketersediaan informasi mengenai Brasil, serta tidak pernah adanya upaya dari pemerintah Indonesia atau Brasil untuk melakukan -misi/promosi dagang.
Indikasi yang terakhir dari analisis -penelitian.ini bahwa produkJndonesia yang. ,berpeluang bagus untuk diekspor ke Brasil adalah produk-produk: textile yarn seperti polyester dan nylon yam, produk olahraga, dan komponen peralatan elektronik. Untuk pasar Brasil produk-produk tersebut mengalami persaingan yang didominasi oleh Cina untuk produk textile yarn dan olahraga; serta oleh Jepang dan Korea Selatan untuk produk peralatan elektronik dan komponennya.
Untuk upaya mengatasi kendala kurangnya ketersediaan informasi tentang Brasil bagi eksportir, usaha yang paling nyata adalah menyararikan kepada BPEN untuk bekerjasama dengan kedutaan Indonesia di Brasil dan Kedutaan Brasil di Indonesia untuk menyediakan informasi tersebut atau diharapkan adanya sikap proaktif dari eksportir untuk mencari informasi mengenai Brasil dari Kedutaan Indonesia atau Brasil, Kamar Dagang Indonesia-Brasil, serta dari sumber di internet."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Bakhri
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, Mengakibatkan dampak besar yang masih berlanjut sampai tahun 2000. Perekonomian dan sektor industri masih beluim berkembang dengan balk. Salah satu industri penunjang, produk sol sepatu (outsoles), yang dibutuhkan industri sepatu mengalami hantaman krisis yang parah.
Sebagai perusahaan penunjang untuk sepatu dan sandal, rnaka industri ini akan terpengaruh sekali jika industri sepatu dan sandal menjadi anjlok. Sebagal perusahaan penunjang yang menerima permintaan langsung dari perusahaan industrl sepatu, jika penjualan sepatu berkurang maka permintaan sol sepatujuga turut berkurang.
Penelitian yang dilakukan pada sektor industri penunjang, yang tidak berkembang akhir-akhir ini, bertujuan untuk menganalisa hal-hal penting apa saja yang harus dllakukan baik secara mikro dalam perusahaan itu, maupun secara makro bagi pemerintah Indonesia dalam mengatasi kendala perdagangan di sektor industri penunjang ini. Dalam hal ini secara khusus diteliti industri sol sepatu yang merupakan bahan penunjang untuk sepatu maupun sandal.
P.T. Inti Bergas International (P.T. IBI) merupakan perusahaan industri yang memproduksi sol sepatu (outsoles). Perusahaan industri penunjang ini mempunyai peluang besar dalam perdagangan domestik maupun global, karena pengguna sepatu dan sandal adalah masyarakat dari tingkat bawah sampai atas.
Indonesia dengan populasi keempat terbesar di dunia merupakan konsumen besar yang mempergunakan sepatu atau sandal. Produk ini merupakan consumable goods yaitu barang yg habis terpakai dalam jangka waktu tertentu, sehingga konsumen perlu mengganti sepatu atau sandalnya. Dengan memproduksi consumable goods seharusnya penjualan tidak akan menurun, malah seharusnya meningkat karena jumlah pengguna makin Iama makin banyak. Namun daiam kenyataannya pada kasus P.T. Inti Bergas International (PT. IBI) yang mengalami kejayaan dengan penjualan sebesar 11 miliar rupiah pada tahun 1995, tetapi pada tahun 1998 merosot tajam dengan penurunan hampir 50% penjualan.
Keadaan penjualan yang berubah tajam ini terjadi sesudah Indonesia dilanda krisis ekonomi yang parah pada pertengahan tahun 1997. Beberapa faktor ekstemal yang dominan seperti keadaan ekonomi Indonesia yang anjiok akibat krisis dengan melonjaknya harga nilai tukar dollar Amerika terhadap Rupiah, masih berlarijut dengan keadaan pemerintah dan politik yang masih belum stabil, ambruknya sektor perbankan nasional, kekacauan yang timbul di daerah-daerah, dan penegakan hukum yang tidak konsisten.
Kendala lain yang juga mengakibatkan penurunan penjualan produk ini karena penurunan ekspor antara lain disebabkan oleh menurunnya permintaan akibat belum pulihnya beberapa negara di kawasan Asia, terutama Korea dan Jepang, karena knsis ekonomi yang juga berdampak pada negara-negara di kawasan lainnya. Selain itu, adanya masalah-masalah di dalarn negeri yang sering menghambat ekspor ini, antara lain adalah masalah pernbiayaan ekspor serta penunjangnya.
Kendala eksternal di atas yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan P.T. IBI Sebelum dan sesudah krisis ini yang akan dibahas dan dicari jalan keluar sehingga dapat disarankan kepada perusahaan ini dan perusahaan sejenis agar perusahaan dapat meraih keberhasilan kembali.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa industri penunjang ini mempunyai pangsa pasar yang terbatas, namun pembentukan jaringan pemasaran sangat menentukan keberhasilannya untuk menerobos pangsa pasar luar negeri. Untuk peningkatan pangsa pasar balk lokal maupun luar negeri maka kerja sama antara industri penunjang dengan industri Produk akhir harus terjalin erat dan saling menopang satu sama lain.
Dari sisi makro, pemerintah harus berupaya melakukan pembenahan sektor perbankan, karena sektor ini merupakan tulang punggung yang akan dapat mendorong kemajuan industri dalam negeri dan pertumbuhan ekspor untuk peningkatan devisa.
Pemerintah mendorong perbankan untuk melakukan restrukturisasi hutang perusahaan yang dilakukan secara adil dan jujur. Hal ini akan dapat mendorong kemajuan perusahaan agar terjadi peningkatan ekspor sehingga surplus perdagangan meningkat yang akan menambah devisa negara.
Kepercayaan luar negeri harus ditumbuhkan lagi, agar perputaran roda ekonomi berjaian mulus, dengan pelaksanaan supremasi hukum yang transparan dan konsisten. Supremasi hukum harus ditegakkan pemerintah dengan sungguh-sungguh, karena hal ini Merupakan salah satu keadaan yang membuat investor asing ragu untuk melakukan kontak dagang dengan Indonesia.
Keadaan ekonomi, politik, dan hukum di Indonesia sudah merupakan benang kusut yang harus diuraikan dengan sabar dan telaten. Untuk membenahi benang kusut ini harus dimulai dari ujung dan pangkalnya secara bersamaan. Jadi pembenahan ekonomi dan hukum harus dimulai dari atas dan bawah secara bersamaan. Untuk perbaikan ini dlbutuhkan manusia-manusia yang sadar akan keadaan negaranya dan mau berusaha memperbaiki keadaan untuk kesejahteraan bersama."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Djatmiko
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>