Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firdaus
"Komponen flens motor sungai hasil pengecoran cetakan pasir memperlihatkan kecenderungan mengalami kegagalan keausan. Selain itu kualitas maupun surface finish yang dihasilkan kurang baik.
Metode pengecoran squeeze atau liquid metal forging dapat mengurangi porositas oleh karena pemberian tekanan selama proses pembekuan logam berlangsung. Menurut penelitian sebelumnya squeeze casting juga dapat memperbaiki sifat mekanik dari paduan aluminium.
Penelitian ini mencoba merancang proses pengecoran squeeze paduan aluminium daur ulang yang ada dengan cara memvariasikan parameter tekanan squeeze, dan temperatur punch & die. Langkah proses squeeze casting meliputi pemanasan logam dan die dalam dua dapur induksi berbeda, dilanjutkan dengan penuangan logam cairan ke dalam die dan diteruskan dengan pemberian tekanan selama waktu tertentu.
Setelah melakukan beberapa pengujian terhadap spesimen, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kekerasan spesimen hasil squeeze casting meningkat, surface finish menjadi lebih baik dan persentase porositas yang dihasilkan menurun secara signifikan dibandingkan dengan proses pengecoran cetakan pasir yang ada.

It was found that the flanges component of the river boats which undergo sliding contact to the spindle and produced by sand casting process is subject to wear failure. In addition to the cast quality and surface finish of the product is not good,
Squeeze casting, which is also known as liquid metal forging, could reduce the porosity by the pressure applied during solidification. Previous research shows that the process could improve the mechanical properties of the aluminum alloys casting.
This research is to produce specimens by squeeze casting process using the existing recycled material by combining the process parameter such as squeeze pressure and punch & die temperature. The process consists of melting the alloys and heating the die in two difference resistance furnaces, ladling the melt into pre-heated die cavity and finally applying pressure by hydraulic power until the melt is fully solidified.
After examining the specimens, the results shows the improvement in hardness, the improvement in surface finish and the significant decreasing in the quantity of the porosity as compared to traditional sand casting.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soejono Tjitro
"Arah pembekuan yang tidak mengarah ke arah riser dapat menyebabkan cacat penyusutan (shrinkage). Cacat ini dapat diprediksi dengan mengamati distribusi temperatur di riser atau produk cor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi temperatur dengan bantuan piranti lunak Finite Element Method (ANSYS) dan eksperimen khusus dilakukan untuk memvalidasi hasil simulasi terutama ada tidaknya cacat penyusutan (shrinkage).
Simulasi dilakukan pada pengecoran cetakan pasir dengan bahan aluminium murni. Penelitian ini menggunakan metoda enthalpi untuk mendapatkan distribusi temperatur. Sifat logam cair yang dipakai dalam simulasi adalah enthalpy H(T) dan konduktivitas thermal k(T). Pengecoran cetakan pasir untuk eksperimen menggunakan bahan aluminium murni dan aluminium eutektik. Hasil cor aluminium eutektik dipakai sebagai data pendukung untuk mendukung terhadap hasil cor aluminium mumi.
Hipotesis hasil simulasi terhadap cacat penyusutan (shrinkage) sesuai dengan hasil yang dicapai melalui eksperimen.

The directional solidification which is not toward to riser causes the shrinkage defect. This defect can be predicted by investigating the temperature distribution in riser or castings. The goal of this research is to examine the temperature distribution using Finite Element Software (ANSYS) and then an ad hoc experiment has been performed to verify the result of the simulation, especially the existences of shrinkage.
The simulation is carried out by sand casting process using pure aluminum. This research uses enthalpy method to examine the distribution of temperature. The properties of melted metal that being used for the simulation are enthalpy H (T) and thermal conductivity k (T). For experiment, the sand casting process uses pure aluminum and eutectic aluminum. The eutectic aluminum castings are used to support the pure aluminum castings.
The result of the simulation hypothesis against shrinkage defect is appropriate with the experiment result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T9463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridani Faulika
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi manufaktur saat ini telah melahirkan banyak jenis proses yang dapat digunakan dalam memproduksi suatu produk. Hal ini memberi manfaat tersendiri kepada para perancang, sehingga terdapat banyak alternatif yang dapat digunakan untuk memproduksi produk rancangan mereka. Akan tetapi, menurut Boothroyd, terdapat kecenderungan bahwa para perancang tersebut hanya menggunakan pilihan proses manufaktur yang familiar bagi mereka. Sebagai konsekuensinya, berbagai jenis proses manufaktur lain yang jauh lebih ekonomis menjadi terabaikan. Untuk mempermudah para perancang tersebut dalam menentukan proses manufaktur yang akan digunakan pada produk rancangan mereka, para perancang tersebut dapat mengacu kepada tingkat kerumitan dari setiap proses manufaktur tersebut, terutama yang tidak familiar bagi mereka. Pada penelitian ini dihitung kompleksitas proses sand casting yang menggunakan core dalam prosesnya dan dilakukan pengembangan hasil penelitian menjadi sebuah perangkat lunak sederhana berbasis Labview yang digunakan untuk otomasi perhitungan kompleksitas proses berdasarkan sebuah rancangan produk yang akan diproduksi. Selain itu, diteliti pula bobot dari setiap subproses pada proses sand casting yang dilakukan, sehingga dapat diketahui subproses beserta parameter yang paling berpengaruh pada tingkat kerumitan proses pembuatan produk secara keseluruhan.

ABSTRACT
The development of manufacturing technology today has brought out many types of manufacturing processes that can be used in producing a product. This condition gives a distinct advantage to the designers, so there are many alternatives that can be used to produce the products they have designed. However, according to Boothroyd, there is a tendency that the designers are simply using a manufacturing process options that are familiar to them. As the consequences, various other types of manufacturing processes that are much more economical tend to be neglected. To make it easier for the designer to specify the manufacturing processes to be used in producing their products, the designer can refer to any level of complexity of the manufacturing process, especially those that are not familiar to them. In this research, the complexity of sand casting process with the using of cores is calculated and the results of this research is conducted into the development of a simple software based on Labview. This software is used for calculating the complexity of sand casting process automatically, based on the design of product that is going to be produced. In addition, the study also weights of each subprocess in the sand casting process, so that it can be seen which subprocesses and parameters that is the most influential in the whole manufacturing process complexity."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan
"ABSTRAK
Proses pengecoran logam merupakan proses yang rentan terjadinya cacat
serta membutuhkan waktu dan biaya yang besar dalam merancang disain yang
baik karena harus melalui proses trial dan error. Skripsi ini berisi tentang
penilitian dan perhitungan terhadap transfer panas dan koefisien transfer panas
yang terjadi selama pengecoran aluminium murni 99.5%. Pengecoran dilakukan
dengan cetakan pasir dengan bahan green sand dan pengukuran perpindahan
panas yang terjadi selama pengecoran dilakukan dengan termokopel tipe K serta
menggunakan data logger sebagai pencatat data perubahan temperatur yang
dideteksi oleh termokopel. Disain yang digunakan dalam penilitian ini berupa
silinder dengan tiga ketebalan berbeda. Berdasarkan hasil analisa data, disain
berbentuk silinder cocok dan tepat digunakan untuk pengkuran transfer panas
selama pengecoran dengan memberikan fleksibilitas penempatan termokopel yang
bagus. pada proses transfer panas ketika pengecoran, uap dari impurity serta
kelembaban pasir dapat sebagai penghalang dalam transfer panas. Pada bagian
antarmuka antara logam dan pasir cetak terdapat gap udara yang menyebabkan
harga koefisien transfer panas pada antarmuka tersebut susah untuk ditentukan.
Dengan menggunakan perhitungan dengan titik acuan posisi yang paling dekat
dengan bagian antarmuka tadi, nilai keofisien transfer panas dapat ditentukan.
Dengan ditentukannnya nilai koefisien transfer panas tersebut dapat dilakukan
penyempurnaan dalam database software z-cast sehingga untuk melakukan
pengecoran bisa disimulasikan lewat computer tanpa ada proses trial dan error
yang memakan waktu dan biaya.

ABSTRACT
Metal casting process is a process of defect prone and requires substantial
time and cost in designing a good design because of trial and error method. This
thesis contains research and the calculation of the heat transfer coefficient and heat
transfer occurring during 99.5% pure aluminum casting. Casting is done by sand
casting molds with green sand materials and the measurement of heat transfer that
occurs during casting is done by using the K type thermocouple data logger as well as
data recording temperature changes which detected by thermocouple. Design used in
this research in the form of cylindrical design with three different thicknesses. Based
on the data analysis, design with cylinder shape used for heat transfer during casting
of taking the measurements with thermocouple placement gives good flexibility. In
the heat transfer process when casting, impurity and moisture vapor from the sand act
as a thermal barrier to heat transfer. At the interface between the metal and the
molding sand there is an air gap that causes heat transfer coefficient at the interface
difficult to determine. By using a calculation with a reference point position closest to
the near interface, heat transfer coefficient value can be determined. By determining
the heat transfer coefficient, the improvement of casting process using software
database can be obtained so casting process can be performed by computer without
any trial and error process that takes time and costs."
2013
S64617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Susanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Nanda Garjati
"[ABSTRAK
Material yang digunakan pada kendaraan balistik harus memiliki kekerasan yang tinggi, namun tidak mengorbankan sifat ketangguhannya.Komposit aluminium berpotensi untuk digunakan sebagai material pengganti bajapada kendaraan balistikkarena ringan dan sifat mekanis aluminium sebagai matriks mampu ditingkatkan dengan penambahan unsur-unsur paduan dan partikel penguat SiC. Selain itu, dapat dilakukan pengerasan penuaan pada komposit aluminium untuk meningkatkan kekuatan.
Penelitian kali ini menggunakan paduan Al-6Zn-6Si-5Mg berpenguat 10 vol. % SiC dengan variasi penambahan 0, 1, dan 3 wt % Cu hasilsqueeze castingyang berbentuk pelat berketebalan 25 mm. Pelat hasil cor kemudiandihomogenisasi pada temperatur 440 °C selama 24 jam untuk menyeragamkan butir. Selanjutnya dilakukan laku pelarutan dan pengerasan penuaan terhadap pelat komposit ini pada temperatur 200 °C.Karakterisasi komposit aluminium berpenguat SiC tersebut meliputi pengujian kekerasan untuk membuat kurva penuaan, pengujian impak, pengamatan struktur makro dan mikro dengan mikroskop optik dan SEM, serta pengujian balistik tipe III berkaliber 7.62 mm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan kandungan Cu menyebabkan peningkatan kekerasan pada kondisi as-cast. Penambahan Cu tidak memberi pengaruh terhadap respons pengerasan penuaan, disebabkan oleh tingginya kadar Zn, Mg, dan Si pada paduan ini. Penambahan kandungan Cu sebesar 0, 1 dan 3 wt.% menghasilkan kekerasanpuncak senilai 49.94, 52.92 dan 54.89 HRB berturut-turut selama 4 jam pada temperatur penuaan 200 °C. Penambahan kandungan Cu dari 0, 1 dan 3 wt.%menghasilkan harga impak 18.7 x 10-3, 26.6 x 10-3, dan 25.5 x 10-3J/mm2. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa semua pelat komposit belum mampu menahan penetrasi peluru pada pengujian balistik tipe III.

ABSTRACT
Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties.
This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing.
The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration, Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties.
This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing.
The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration]"
2015
T43574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Tingkat reject yang tinggi merupakan kendala yang banyak dihadapi oleh industri komponen otomotif dalam memenuhi tingginya kebutuhan kendaraan bermotor. Proses yang digunakan dalam produksi pembuatan komponen otomotif umumnya adalah proses high pressure die casting dengan bahan baku ADC 12. Reject yang paling banyak terjadi adalah cacat porosiras dan shrinkage, yang disebabkan diantaranya oleh kualitas bahan baku ADC 12 dan kontrol proses yang kurang baik. Penelitian ini dirujukan untuk mengevaluasi jenis dan penyebab cacat berdasarkan tinjauan bahan baku material ADC 12 dan tinjauan kontrol proses. Pada penelitian ini diambil sara produk komponen yang banyak mengalami cacat selama periode Mei-September 2004, terhadap produk tersebut dilakukan pengamatan visual untuk melihat jenis cacat yang terjadi dan untuk memastikan secara tepat jenis cacat dilakukan pengujian SEM. Untuk mengidentfikasi penyebab cacar dilakukan evaluasi proses aktual di Iapangan (current process) dan evaluasi bahan baku ingot yang digunakan dalam pembuatan produk tersebut. Evaluasi bahan baku ingot dilakukan dengan melakukan serangkaian pengujian terhadap empat jenis ingot yang digunakan pengujian yang dilakukan pada sample ingot tersebut yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian metalografi, SEM dan EDAX. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa cacat yang paling banyak adalah cacat berupa porositas gas dan mikroshrinkage. Kedua cacat ini umumnya disebabkan oleh kualitas ingot yang kurang baik karena banyak ditemukan pengotor sehingga menyebabkan banyak gas terperangkap dan nilai kualitas turun. Dari current proses juga diremukan bahwa temperatur Iebur yang terlalu tinggi menyebabkan cacar porositas. Untuk mengurangi cacat ini dapat dilakukan dengan menurunkan temperatur, menigkatkan kualitas ingot dan meningkatkan nilai fluiditasnya. Untuk meningkaitkan nilai fluiditas ini dapat dicoba untuk dilakukan penelitian dengan penambahan modifier, penghalus bulir (grain refiner), dan meningkatkan rasio ingot-material sisa proses (scrap)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Havid Aqoma Khoiruddin
"Proses Investment Casting telah berkembang pesat di Indonesia. Salah satu produk investment casting adalah turbin radial inflow. Namun bahan baku dalam proses investment casting ini di Indonesia masih banyak yang diimpor dari luar negeri sehingga biaya produksinya tergolong mahal. Padahal di Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk digunakan sebagai bahan alternatif untuk membuat material cetakan keramik investment casting, contohnya adalah pasir silika. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pasir silika lokal sebagai stucco dalam cetakan keramik sehingga dapat menekan biaya produksi investment casting yang mahal. Penambahan dan variasi jumlah serat nilon dalam cetakan keramik juga dilakukan untuk menambah kekuatan cetakan keramik ketika dewaxing agar tidak retak dan menambah permeabilitas setelah dilakukan pembakaran. Karakterisasi material pada keramik adalah uji bending, edge test dan densitas porositas yang dibandingkan dengan cetakan keramik yang berbahan dasar mullite import. Pada hasil pengecoran dilakukan pengujian kekerasan, pemeriksaan struktur mikro dan cacat cor dengan mikroskop optik dan SEM. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan cetakan keramik yang baik, murah dengan ketersediaan tinggi yang dapat dimanfaatkan pada industri investment casting di indonesia. Riset ini juga diharapkan menghasilkan turbin aluminium dengan kinerja tinggi.

Investment Casting has been growing rapidly in Indonesia. One of investment casting products is radial inflow turbine blades. But the raw material in investment casting process in Indonesia is still from abroad, so production’s cost are expensive. In Indonesia, there are abundant natural resources to be used as an alternative material for making investment casting’s ceramic mold material, for example is local silica sand can be used to replace mullite as stucco. This study’s aims is development local silica sand as stucco in ceramic molds that can reduce the production cost of investment casting process. Additions and variations of the amount of nylon fiber in ceramic mold is also increase the strength of the ceramic mold when dewaxing and increase the permeability after pembakaran. Characterization of the ceramic material is bending test, edge test, and porosity tests that will be compared with the ceramic mold mullite-based. On the results of casting trial, will be tested by hardness testing, inspection and defect microstructure with optical microscopy and SEM. This research is expected to produce cheap ceramic molds with high availability. Research is also expected to produce aluminum turbine blades with high performance turbine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Adam
"Aplikasi dari material ringan seperti paduan aluminium pada impeller turbin dapat meningkatkan efesiensi dari pembangkit listrik dengan sistem Organic Rankine Cycle (ORC) yang bekerja dibawah temperatur 150 °C. Namun, kekuatan paduan aluminium perlu ditingkatkan untuk memenuhi kualifikasi impeller turbin. Paduan Al-Zn-Mg memiliki kekuatan yang baik pada kondisi as-cast, mampu permesinan dan ketahanan terhadap korosi yang baik, walaupun rentan juga terhadap stres korosi. Karena itu mereka populer digunakan pada peralatan mesin besar dan pertambangan. Proses pengecoran investment casting dipilih untuk memproduksi impeller turbin karena geometri impeller yang rumit dan tingkat kepresisian tinggi. Hal ini dapat menggantikan proses permesinan yang sangat memakan waktu dan efisiensi yang rendah karena material terbuang. Penelitian ini mempelajari proses investment casting untuk memproduksi impeller turbin. Desain cetakan disimulasi menggunakan software Z-Cast® dengan varisai temperatur cetakan 700, 750 dan 800° C. Juga dianalisis pengaruh penambahan Zn sebesar 3, 6, dan 9 wt. % terhadap karakteristik paduan Al-Zn-Mg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara visual impeller turbin bebas dari cacat makro dan sambungan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa hasil simulasi Z-Cast® mendekati kondisi aktual. Peningkatan kandungan Zn menaikan nilai kekerasan hingga 78.91 BHN, yang disebabkan oleh terjadinya solid solution strengthening dan munculnya fasa kedua MgZn2 dan Mg3Zn3Al2.

Application of light weight material such as aluminum alloy on turbine impeller can enhance the eficiency of Organic Rankine Cycle power plant that works at temperature below 150 oC. Aluminium alloys need to be strengthened to meet the qualiafication turbine impeller. Al-Zn-Mg alloys have good tensile properties in the as-cast condition, good machinability and resistance to general corrosion, despite some susceptibility to stress corrosion. They are, therefore popular for large machine tool and mining equipment parts especially parts. Investment casting was choosen to produce turbine impeller due to its precision and complex geometry. It can replace machining proces that is high time consuming and low eficiency. This study evaluated the investment casting process to produce turbine impeller. Mold design is simulated using the software Z-Cast® by variations in mold temperature of 700, 750 and 800 ° C. Were also analyzed effects of addition 3, 6, and 9 wt. % Zn on the characteristics of Al-Zn-Mg. The results showed that the turbine impeller visually free from defects in macro and cold shut. This shows that the Z-Cast® simulation results approached actual conditions. The increase in Zn content increase the hardness values up to 78.91 BHN, which is caused by solid solution strengthening and the appearance of second phases such a MgZn2 and Mg3Zn3Al2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>