Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65818 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leornardie D. Herlim
"Air merupakan suatu komoditi yang sangat diperlukan oleh mahluk hidup dan banyak digunakan di industri sebagai air proses maupun sebagai pengolah limbah. Satu dekade yang lalu industri lebih memilih proses end of-pipe-treatment yaitu pengolahan limbah pada akhir proses. Saat ini industri mulai beralih ke konsep minimisasi limbah yang tidak hanya mengurangi terbentuknya limbah tetapi juga mengurangi pemakaian air. Air berperan dalam proses pembentukan limbah karena air yang terkontaminasi sering kali perlu diolah terlebih dahulu dengan air sebelum dibuang atau dipergunakan kembali.
Tesis ini membahas usaha minimisasi air dalam industri asam sulfamat yang pabriknya akan dibangun dalam waktu dekat ini. Asam sulfamat adalah suatu produk kimia dengan rumus kimia HS03NH2 berbentuk kristal dan merupakan asam inorganik yang kuat tetapi tingkat korosinya rendah. Bahan baku dari asam sulfamat adalah urea, sulfur trioksida, dan asam sulfat. Asam sulfamat antara lain digunakan sebagai bahan pembersih untuk mesin-mesin, sebagai bahan pemutih dalam industri kertas, sebagai bahan baku pemanis buatan.
Metode yang diterapkan dalam tesis adalah metode pengalokasian air berdasarkan pinch yaitu metode yang mengalokasikan jumlah minimum air yang diterapkan pada pinch untuk keseluruhan proses. Total kebutuhan air pada pabrik asam sulfamat sebelum dilakukan analisa pinch adalah 254.68 Ton/ hari sedangkan setelah dilakukan analisa menjadi 140.5 Ton/ hari dimana terdapat penghematan air sebesar 45%. Secara ekonomis, jika biaya pemakaian air diasumsikan Rp. 5.200; per m3 maka perusahaan dapat menghemat sebesar Rp. 141.872.640.-setahun. Tesis ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penggunaan air yang minimal dan efisien dalam proses produksi asam sulfamat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Pitaloka
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyenli
"Sejak pertama kali Wang & Smith memperkenalkan metode minimisasi air buangan dengan menggunakan Anaiisa Pinch pada tahun 1994, hingga saat ini sudah ada beberapa industri proses yang menerapkan analisa ini untuk meningkatkan efzisiensi. Metode minirnisasi ini temyata memberilcan kontribusi yang tidak sedikit dalam mengurangi biaya operasi industri yang bersangkutan [10,6].
Upaya minimisasi pernakaian air dalam suatu industii proses dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan air tersebut sampai titik optimumnya, tanpa merubah spesiikasi daxi proses im sendiri. Laju alir minimum dapat diperoleh dengan meninjau masing-masing proses pada tiap-tiap interval secara terintegrasi. Penentuan laju alir minimum dapat menggunakan dua metode [1], yaitu : Metode Minimum Driving Force dan Metode Minimum Number of Wafer Resources.
Penerapan Analisa Pinch dalam minimisasi penggunaan air pada Kilang Minyak UP V Balikpapan, menjadi topik utama dalarn penulisan Pembahsan diarahkan pada empat proses saja yang merepresentasikan keseluruhan proses.
Keempat prosw tersebut adalah Sistem Srnpping Steam dan sistem Desalting Crude pada Crude Distillation Unit, Sistem Steam Ejector pada High Vacuum Unit, serta Sistem Wash Wafer pada Naphra Hicbo Treaterz Komponen yang dipergunakan ada dua yaitu Ion Garam Cl' yang sebagai komponen rujukan dan Kandungan Minyak sebagai komponen non rujukan. Data-data yang digunakan pada penulisan ini, diperoleh langsung dari Kiiang UP V Balikpapan selama penulis melakul-can Keija Praktek.
Dengan menggunakan aigoritma yang diperkenalkan oleh Wang & Smith, diperoleh bahwa penerapan Analisa Pinch dapat digunal-can untuk pengintegrasian penggunaan air sehingga dapat meminimisasi kebutuhan laju alir proses keseluruhan selcitar 24 % hingga 37 % dibanding dengan desain aktual saat ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bashari Rohululloh Roszardi
"Saat ini, asam sulfamat sebagai bahan industri kimia utama ada di mana-mana. Karena sifatnya yang korosif, maka perlu menggunakan wadah khususnya fungsi penukar panas yang sesuai untuk menghindari kontaminasi larutan. Perilaku korosi baja tahan karat super austenitik, duplex 2205, dan 316L yang terpapar asam sulfamat diteliti dengan menggunakan Metode Kehilangan Berat, Polarisasi dan EIS. Dalam pengujian kehilangan berat, diberikan variasi konsentrasi dan temperatur selama 1 sampai 5 hari paparan. Sedangkan metode pengujian dengan Polarisasi dan EIS dilakukan pada temperature 25°C dengan variasi konsentrasi. Untuk mendukung hasil pengujian korosi, dilakukan karakterisasi pada sampel uji maupun larutannya menggunakan XRD, AAS dan OES. Sedangkan pengamatan visualisasi permukaan produk korosi dilakukan dengan Mikroskop Optik dan SEM-EDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi material cenderung meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfamat dan menurun ketika mendekati konsentrasi 80% berat. Baja tahan karat super austenitik memiliki laju dan arus korosi paling kecil serta impedansi yang paling besar daripada duplex 2205 dan 316L. Kesimpulan menunjukkan bahwa material super austenitic stainless steel sangat cocok digunakan di lingkungan asam sulfamat dengan berbagai variasi konsetrasi dan temperatur.

Currently, sulfamic acid as the main chemical industrial ingredient is ubiquitous. Due to its corrosive nature, it is necessary to use a container especially a suitable heat exchanger function to avoid contamination of the solution. The corrosion behavior of super austenitic, duplex 2205, and 316L stainless steels exposed to sulfamic acid was investigated using the Weight Loss Method, Polarization and EIS. In the weight loss test, various concentrations and temperatures for 1 until 5 days of exposure. While the testing method with Polarization and EIS was carried out at a temperature of 25°C with various concentrations. To support corrosion test results, characterization of the sample and solution was carried out using XRD, AAS and OES. Meanwhile the observation of the surface visualization of corrosion products was carried out with an Optical Microscope and SEM-EDS. The results showed that the corrosion rate of the material tends to increase with increasing concentration of sulfamic acid and decrease when approaching a concentration of 80% by weight. Super austenitic stainless steel has the lowest corrosion rate and current and the highest impedance than duplex 2205 and 316L. The surface morphological characteristics of corrosion products are different for the three materials. In 316L, show pattern intergranular corrosion and selective dissolution patterns are seen at duplex 2205, while at SASS there is no corrosion pattern. The conclusion shows that the super austenitic stainless steel material is very suitable for use in a sulfamic acid environment in various concentrations and temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dipelajari metode pengasaman dalam proses produksi minyak kelapa sebagai alternatif proses pioduksi. Pioduk minyak kelapa yang dihasilkan dibandingkan dengan syarat mutu SNI 01-2902-2011 dan dilakukan uji komposisi asam amino pada pioduk samping (blondo) menggunakan HPLC untuk mendeteksi kegagalan prod uksi melalui proses pengasaman. Rendemen minyak kelapa yang diproduksi melalui proses pengasaman berkisar antara 14-32,3%, sedangkan kualitas mutu minyak kelapa meliputi kadai air beikisai 0,1-0,48%, kadar kotoran beikisar 0,01-0,06%, bilangan iodida beikisar 6%, 8-9%, 8%, kadar asam lemak bebas (FFA) beikisar 0, 2-1, 26, bilangan penyabunan berkisar 243-267, warna jernih dan aroma khas, sedangkan kadar protein dihitung sebagai total N-Kjeldhal 9%, 09-21%, 8%. Produk samping blondo dianalisa menggunakan HPLC, hasil kiomatogiam
blondo menunjukkan beberapa puncak asam amino asam aspartat, glutamin, serin, histidin, glisin, argini, alanin, tirosin, metionin, valin, fenilalanin, isoleusin, leusin dan I/sin. Pada proses pengasaman yang gagal tidak muncul puncak kromatogram leusin clan lisin, sifat fisiknya menunjukkan bau tengik clan warna keruh pada sampel minyak kelapa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengasaman menggunakan asam asetat (CH3COOH) dapat dijadikan metode untuk proses produksi minyak kelapa yang memenuhi persyaratan mutu SNI 01-2902-2011 dan APCC Standards Asian & Pacific Coconut Community 2006."
JDPI 23:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Santoso
"ABSTRAK
Kelapa termasuk produk perkebunan Indonesia yang cukup penting. Pada umumnya bagian kelapa yang dimanfaatkan hanyalah daging buahnya (endosperm), sedangkan bagian lainnya, termasuk air kelapa biasanya terbuang begitu saja.
Air kelapa telah terbukti mengandung unsur kimia yang penting bagi pertumbuhan mikroorganisme. Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk produksi protein sel tunggal (PST), sari kelapa (nata de coco), atau asam cuka (vinegar).
Dalam penelitian ini dibandingkan produk asam cuka yang dihasilkan dari fermentasi air kelapa dengan menggunakan Acetobacter aceti dan A. rancens pada proses asetifikasi dan khamir Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoideus pada proses alkoholisasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa asam cuka yang dihasilkan A. aceti (3,25 %) dan A. rancens (3,48 %) tidak berbeda nyata pada db = 0,05 dengan uji anava l faktor. Hasil uji pengaruh suhu serta uji cita rasa yang dilakukan oleh 2 orang membuktikan bahwa A. rancens lebih tahan suhu tinggi (40 C) serta mempunyai aroma dan rasa asam cuka yang relatif lebih baik dibandingkan asam cuka yang dihasilkan A. aceti. Uji sifat biokimia menyimpulkan bahwa A. aceti dan A. rancens memang berbeda dan harus dipisahkan.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan air kelapa untuk fermentsi asam cuka, sebaiknya menggunakan A. rancens sebagai inokulumnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Asmi
"Perkembangan industri yang diikuti dengan meningkatnya masalah lingkungan yang disebabkan kapasitas alam dalam mendaur ulang hasil pencemaran yang terbatas, menjadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk menggalakkan perubahan arah dalam mengurangi pencemaran pencemaran lingkungan dari pengolahan pada limbah yang dihasilkan kearah pencegahan pencemaran yang bersifat proaktif yaitu dengan program produksi bersih yang lebih ditekankan pada efisiensi proses produksi suatu industri.
Manfaat dari pencegahan pencemaran dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku dan proses produksi. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan dan pengumpulan data tentang pemakaian air dalam proses produksi mulai dari sumber, penggunaannya pada proses produksi, pembersihan hingga pembuangan akhir. Selain itu dilakukan juga pengamatan mengenai kondisi lingkungan kerja yang ada di lokasi penelitian. Sehingga dari berbagai pengamatan yang penulis lakukan pada penerapan program pencegahan pencemaran dapat meningkatkan efisiensi pemakaian energi serta kondisi lingkungan kerja industri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Jeferi
"Bentonit merupakan mineral alimuna siilkat terhidrat dengan beberapa
logam alkali dan alkali tanah yang terikat didalamnya. Ion-ion logam tersebut
dapat diganti oleh kation lain dan dapt menyerap air secara reversibel.
Struktur bentonit sendiri terdiri dari tiga lapis atau berbentuk pebandingan 2 :
1, yaitu tetrahedral-oktahedral-tetrahedral (T-O-T). Secara umum bentonit
dibagi atas dua golongan yaitu natrium bentonit dan kalsium bentonit dengan
rumus {A\^\ fe^\ Cr®^ Mn^^) (Aly^'+ Si4.y^^) OioCOH; F)2 Xo.ss-
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan bentonit alam
Karangnunggal yang diaktivasi dalam rangka untuk menyerap ion logam Ni^"",
Co^'^ dan Gd^"^ di dalam air.
Untuk mengetahui daya serapnya, bentonit tersebut divariasikan
dengan 3 perlakuan 1. Bentonit alam Karangnunggal tanpa aktivasi
2. Bentonit alam Karangnunggal diaktivasi dengan H2SO4 0,025 M; 0,05
M; 0,10 M; 0,25 M; 0.5 M; 1,0 M; 1,5 M; 2,0 M dan 2,5 M.
3. Bentonit alam Karangnunggal diaktivasi dengan pemanasan 150 °C:
200 °C: 250 °C; 300 °C dan 500 °C.
Masing-masing bentonit diuji daya serapnya terhadap ion logam Ni^'^,
Co^"" dan Cd^"" dengan pengadukan menggunakan shaker selama 120 menit.
selanjutnya diukur adsorpsinya dengan menggunakan alat AAS. Selain itu
untuk mengetahui adanya perubahan struktur dari bentonit dilakukan dengan
MU.IK PEHPUSTfiKAAN
menggunakan alat XRD. _____F_MIPA-U I
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil adsorpsi maksimal
pada bentonit alam Karangnunggal dengan aktivasi asam sulfat 0,025 M dan
aktivasi pemanasan pada suhu 150-200 °C jika dibandingkan dengan
bentonit tanpa aktivasi. Ketika Ni^"" 0,1703 mek dicampurkan dengan 0,5 g
bentonit aktivasi pemanasan, Ni^"" yang terserap mencapai 0,1360 mek/g
(200 °C) dan 0,1549 mek/g (0,025 M), untuk Co^"^ 0,1697 mek/g yang
terserap mencapai 0,2111 mek/g (150 °C) dan 0,1844 mek/g (0,025 M) serta
untuk Cd^"" 0,0890 mek yang terserap mencapai 0,1218 mek/g (150 °C) dan
0,1159 mek/g (0,025 M).
Selanjutnya bentonit yang menyerap maksimal dilakukan varigsi
terhadap pH buffer phosfat 4, 5 dan 6. Didapat hasil untuk Ni^" yang terserap
0,1023 mek/g (0,025 M) dan 0,0971 mek/g (150 °C), untuk yang terserap 0,1439 mek/g (0,025 M) dan 0,1575 mek/g (150 °C) serta untuk yang
terserap 0,1615 mek/g (0,025 M) dan 0,1615 mek/g (150 °C)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kurniawan
"Bentonit adalah nama dagang untuk lempung monmorirdhitYdng-dapat
digunakan sebagai penyerap katlon-kation logam. AktlvasI asam dan aktivasi
pemanasan dilakukan dengan maksud memperoleh bentonit dengan daya
serap terhadap kation yang lebih besar. Variasi aktivasi asam dilakukan dari
konsentrasi 0,03 - 1,2 M HOI. Aktivasi pemanasan dilakukan dengan
memvariasikan temperatur 200-600 °C. daya serap bentonit yang lebih besar
diperoleh pada aktivasi 0,03 M HOI dan aktivasi dengan pemanasan pada
temperatur 200 °C. pemanasan 400 °G dan 600 °C mengakibatkan daya
serap bentonit terhadap logam cenderung berkurang. Penggunaan buffer
asetat mengakibatkan daya serap terhadap logam menjadi relatif kecil"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Rahmi Ekasari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penyisihan amonia dengan kombinasi proses absorbsi dalam membran dan oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibridaozon plasma. Serta mengetahui pengaruh penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan amonia dalam kontaktor membran menggunakan larutan penyerap asam sulfat (H2SO4). Variabel proses pada proses penyisihan amonia menggunakan membran adalah laju alir umpan (3, 4, 5 LPM), pH larutan umpan (10, 11, 12), temperatur umpan (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60, 70 serat).
Penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma dapat meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor membran. Konfigurasi gabungan absorbsi dalam membran dan proses oksidasi lanjut dalam RHOP dapat meningkatkan penyisihan amonia menjadi 81,3% dengan konsentrasi amonia tersisa 149.568 ppm sedangkan pada proses tunggal membran yang hanya dapat menyisihkan amonia sebesar 63,9 %. Kodisi operasi optimum dalam penelitian ini diperoleh pada temperatur 400C, pH 11 dan jumlah serat membran 70.

In this experiment liquid waste ammonia will be removedby combination of the absorption process in the membrane and advanced oxidation using RHOP (ozone-plasma hybrid reactor). The effect addition of advanced oxidation processes in RHOP for ammonia removal process in the membrane contactor using absorbent solution of sulfuric acid (H2SO4). Process variables on ammonia removal process using membranes is feed flow rate (3, 4, 5 LPM), the pH of feed solution (10, 11, 12), feed temperature (20, 30, 40 °C) and the amount of fiber membrane (50, 60, 70 fibers).
The addition of advanced oxidation processes in a hybrid ozone plasma reactor can increasing the amount of ammonia that will be set aside by the membrane contactor. Configuring the combined absorption in the membrane and advanced oxidation processes in RHOP can increase ammonia removal to 81.3 % with concentrations149.568 ppm, compared with the single membrane process that can only be set aside ammonia by 63,9 %. Optimum operation in this study were obtained at a temperature of 400C, pH 11, and the number of fibers 70.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>