Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Hadimargono
"Dual frequency band antena mikrostrip adalah suatu jenis antena mikrostrip yang dapat bekerja pada dua frekwensi yang berbeda. SaMpai saat ini masih sedikit perhatian ditujukan kepada pengintegrasian antena mikrostrip jenis ini dengan rangkaian aktif untuk membentuk dual frequency band antena mikrostrip aktif walaupun pengintegrasian tersebut sudah terbukti dapat meningkatkan unjuk kerja antena mikrostrip.
Pada tesis ini dibahas mengenai rancang bangun dual frequency band antena mikrostrip aktif, yaitu integrasi antara multi -patch dual frequency antennas dengan rangkaian aktif osilator dan amplifier gelombang mikro. Rangkaian aktif direalisasikan pada saluran transmisi grounded coplanar waveguide yang dikopel ke antena secara elektromagnetik.
Jenis antena mikrostrip yang dipakai pada rancang bangun ini adalah antena mikrostrip konsentris cincin-lingkaran yang direalisasikan pada substrat GILL-1000 (sr= 3,05 ; h = 1,524 mm), dimana antena mikrostrip cincin berfungsi sebagai antena pemancar dan antena mikrostrip lingkaran berfungsi sebagai antena penerima. Sedangkan heterojunction bipolar transistor (HBI) AT-42035 yang walaupun mempunyai kondisi unconditionally stable pada frekwensi rancangan 3,5 GHz tetapi tetap dapat dipergunakan sebagai komponen aktif pada osilator gelombang mikro. Sementara amplifier ERA-I dipergunakan sebagai komponen aktif pada amplifier 5 GHz. Kedua rangkaian aktif ini direalisasikan pada substrat CER-1  (er= 10 ; h = 1,19 mm).
Proses rancang bangun menghasilkan dual frequency band antena mikrostrip aktif yang bekerja pada frekwensi pancar 3,59 GHz dengan ERP 21,56 mW dan DC-to-RF efficiency 31,49% serta frekwensi terima 5,29 GHz dengan penguatan 19,15 dB, frequency bandwidth 296,36 MHz dan impedance bandwidth 170,04 MHz.

Dual-frequency band microstrip antenna is one kind of microstrip antennas who can work at two different frequencies. Until now, there are only little attentions for integration these type of microstrip antenna with active circuits to perform what we can call dual-frequency band active microstrip antenna although these integration already known will increasing the performance of microstrip antenna.
This paper is describing about designing and building a dual-frequency band active microstrip antenna up, that is the integration multi-patch dual-frequency antennas with microwave oscillator and amplifier. The realization of these active circuits are performed at grounded coplanar waveguide and will be electromagnetic and direct coupled to the antennas.
Concentric ring-circular microstrip antenna will be applied in GML-1000 substrate (Er = 3,05 ; h = 1,524 mm). Ring microstrip antenna is used for transmitting antenna and circular microstrip antenna for receiving antenna. On the other hand unconditionally stable heterojunction bipolar transistor AT-42035 and unconditionally stable Mini-Circuits ERA-1 amplifier will be acted as active component in 3,5 GHz microwave oscillator and 5 GHz amplifier. These two types active circuits will be realized in CER-10 substrate (Er= 10 ; h = 1,19 mm).
After several optimization dual-frequency band active microstrip antenna is building successful at transmitting frequency 3,59 GHz with ERP 21,56 mW and DC-to-RF efficiency 31,49%. The other direction will be resonance at 5,29 GHz receiving frequency with 19,15 dB gain, 296,36 MHz frequency bandwidth and 170,04 MHz impedance bandwidth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Fitri
"Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun antena untuk meningkatkan bandwidht yaitu antena proximity-coupling yang terdiri dari dua lapis substrate yang mana lapis pertama berfungsi sebagai elemen radiator dan lapis bawah digunakan untuk saluran pencatu mikrostrip berbentuk seperti garpu, sehingga dapat memberikan efek kopling sangat kuat. Antena tersebut merupakan sebuah antena pengirim maupun penerima yang bekerja pada frekuensi 5.2 GHz. Metode model cavity digunakan untuk menganalisis perhitungan parameter-parameter antenna.
Dengan membuat catu saluran mikrostrip dua stub dapat memberikan efek kopling dua kali lebih besar dibandingkan saluran catu tunggal yang disisipkan dibawah parch. Hal ini dijelaskan dengan men-tuning ruang antara dua cabang stub garpu, locus impedansi membentuk resonansi ditengah diagram smith chart. Kedua dengan men-tuning panjang kedua cabang, bagian imajiner impedansi masukan dapat dikompensasi, yang memberikan penyesuaian impedansi dengan bandwidth yang lebar. Ketiga, jarak antara stub dan pinggir patch untuk membuat bagian impedansi antena sama dengan karakteristik impedansi saluran mikrostrip.
Rancang bangun antenna menggunakan perangkat lunak microwave office 5.0 untuk menghitung parameter-parameter antena dan PCAAD 3.0 untuk menghitung ukuran parzh dan lebar saluran mikrostrip. Hasil simulasi dibandingkan dengan pengrikuran, dimana pola radiasi dan gain menggunakan antena identik.
Dari hasil pengukuran didapat bandwidth sebesar 0.98 GHz pada frekuensi kerja 5.2 GHz (VSWR = 1.027). Sehingga dengan menggunakan sisipan saluran catu berbentuk garpu akan memberikan efek kopling dua kali lebih besar yang pada akhirnya meningkatkan bandwidth dua kali lebih besar, dibandingkan dengan sisipan saluran tunggal.

The thesis present design of an antenna for increasing bandwidth that is the proximity coupling antenna which two layer substrate where the first layer used as radiator element and second layer used to microstripline with fork-like tuning stub, that it provide strong coupling effect. The antenna use for receiver and transmitter at 5.2 GHz. The method of cavity model used to analyze parameters of antenna.
By making two tuning stub of microstripline fed can improvement double coupling effect then compared with single microstripline inset under the patch. It is explained that by tuning the spacing between the two branch sections of the fork-like tuning sub, the impedance locus can form a tight resonant loop around center of the smith chart. Second by tuning the lengths of the two branch sections, the imaginary part of the input impedance can be compensated, which leads to good impedance matching over a wide bandwidth. Third, distance between stub and edge of the patch controlled for make the real part of impedance antenna same as characteristic impedance of microstripline.
The design antenna used two software programs that are microwave office 5.0 for account antenna parameters and PCAAD 3.0 for account geometries patch and microstripline width. The simulation results compared with measurement, where radiation pattern and gain using identical antenna.
From measurement resulted bandwidth 0.98 GHz at frequency operation 5.2 GHz (VSWR = 1.027). By using microstripline with fork-like tuning stub and add the short a tuning stub is connected in shunt with the feed line increasing twice wider bandwidth compared with single microstripline feed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anintyo Herdadi
"Salah satu teknik untuk menghasilkan operasi dual fequency pada antena patch mikrostrip adalah menggunakan teknik reactivety loaded yaitu dengan meng-etching beban slot pada kedua tepi peradiasi. Beban slot ini akan menghasilkan suatu kondisi resonansi baru tampa mempengaruhi konfigurasi medan (mode) dominannya, dan akan menimbulkan mode baru dengan pola radiasi yang sama.
Pada skripsi ini akan dilakukan rancang bangun antena mikrostrip dual frequency patch segiempat dengan beban slot yang, bekerja pada rentang frekuensi 1.7 GHz s.d. 3 GHZ, dengan memvariasikan Ietak titik pencatuan terhadap sumbu y = 2 cm, sumbu x = 2.5 cm dan sumbu diagonal menggunakan teknik pencaluan probe untuk mencari karakteristik yang paling optimal.
Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran frekuensi resonansi, VSWR, return loss, impedansi masukan, pola radiasi dan pengukuran gain untuk setiap titik optimal dari masing-masing sumbu pencatuan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarto
"Penelitian ini mengajukan rancang bangun antena slot microstrip multiband pada frekuensi 924 MHz, 1800 MHz, 2450 MHz dan 5800 MHz untuk Aplikasi RFID dan komunikasi pita lebar. Antena dirancang menggunakan perangkat lunak berbasis Finite Integration Technique (FIT), dengan teknik pencatuan saluran mikrostrip 50 Ω. Antena dibuat pada substrate FR4 dengan ukuran 95 x 85 x 1.6 mm3. Pada perancangan ini antena dibentuk dari slot persegi panjang dikombinasikan dengan strip bentuk U dan L pada sebuah patch persegi panjang agar dapat menghasilkan empat pita frekuensi. Prototipe antena ini telah difabrikasi untuk dilakukan validasi melalui pengukuran.
Hasil pengukuran menunjukkan karakteristik multiband pada pita frekuensi 924 MHz, 1800 MHz, 2450 MHz dan 5800 MHz. Pada standar bandwidth di S11 = -10 dB, antena menghasilkan bandwidth antara 923 s.d. 925 MHz pada frekuensi resonansi 924 MHz, antara 1700 s.d. 1900 MHz pada frekuensi resonansi 1800 MHz, antara 2400 s.d 2485 MHz pada frekuensi resonansi 2450 Mhz dan antara 5725 s.d 5875 MHz pada frekuensi resonansi 5800 Mhz. Hasil pengukuran antena menunjukkan karakteristik pola radiasi menyerupai hasil simulasi pada empat pita frekuensi yang diajukan pada perancangan antena ini.

This research proposes design of multiband microstrip slot antenna at the frequency of 924 MHz, 1800 MHz, 2450 MHz and 5800 MHz aiming at RFID applications and broadband communications. The antenna is designed by using a commercial software based on the Finite Integration Tecnique (FIT), with 50 Ω microstrip line feeding technique. The antenna is designed on FR4 substrate with the size of 95 x 85 x 1.6 mm3. In this design, the slot antenna is formed by rectangular slots combined with U and L shape strip combination on a rectangular patch in order to obtain four frequency bands. The prototype antenna has been fabricated for basic validation by conducting measurement.
The measurement results show that the multiband characteristics occur at the frequency bands 924 MHz, 1800 MHz, 2450 MHz and 5800 MHz. As for the standard -10 dB impedance bandwidth, the antenna provides bandwidth between 923 to 925 MHz at 924 MHz resonant frequency, between 1700 to 1900 MHz at 1800 MHz resonant frequency, between 2400 to 2485 MHz at 2450 MHz resonant frequency and between 5725 up to 5875 MHz at 5800 MHz resonant frequency. The measurement results show that the antenna radiation patterns agree with the simulation results at each frequency band as it has been proposed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Emir Soaduon
"Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena yang beresonansi pada frekuensi 1.8 GHz dan 2.1 GHz. Pemilihan frekuensi ini disesuaikan terhadap IMT 2000. Penggunaan geometri antena berbentuk segitiga sama sisi dimaksudkan untuk memperkecil dimensi antena secara keseluruhan. Secara geometris antena ini berbentuk dua segitiga sama sisi yang saling membelakangi, satu segitiga sebagai radiator dan segitiga yang lain sebagai parasitiknya. Gangguan yang dilakukan oleh elemen parasitik terhadap elemen peradiasi dengan menggandeng keduanya dengan jarak tertentu, memunculkan frekuensi resonan baru yang berdekatan dengan frekuensi resonan utama yang dibangkitkan oleh elemen peradiasi. Perbandingan antara frekuensi alas terhadap bawahnya sebesar 1.1. Resonan pertama dibangkitkan oleh elemen peradiasi sedangkan resonan kedua berasal dari elemen parasitik.
Metode Hubung singkat yang terhubung antara patch dengan ground plane pada satu titik di antara voltage null dengan puncak segitiga sama sisi, menghasilkan dimensi antena yang berukuran 113 bagian dari sebenarnya. Celah, di antara dua elemen yang saling membelakangi, akan berpengaruh pada frekuensi rasio antara kedua resonan tersebut maupun perolehan nilai return loss yang berkaitan dengan nilai VSWR di bawah 1.2.
Cara yang digunakan untuk memperoleh perbandingan elemen radiator dan parasitiknya adalah dengan menguji coba 5 buah antena dengan 5 perbedaan pada elemen parasitiknya. Untuk mengetahui jarak celah yang tepat adalah dengan menguji coba 5 buah antena yang identik namun memiliki 5 perbedaan celah yang menggandeng elemen radiator dengan parasitiknya.
Hasil pengukuran return loss yang diperoleh dari segitiga dengan panjang sisi elemen peradiasi 2 cm dan panjang sisi parasitik 1.6 cm adalah -21.24 dB untuk frekuensi 1.86 GHz dan -25.37 dB untuk frekuensi 2.15 GHz. Nilai VSWR-nya berturut-turut 1.19 dan 1.12. Bandwidth pada kedua resonan adalah 37.21 MHz.

The research had been done to design antenna which are resonant at L8 GHz and 2.1 GHz. The frequencies are adjusted to IMT 2000. Geometrical dimension such as equilitriangular is used to shrink the original patch. The antenna is consisted of two element, one element as radiator and the other as parasitic. The disturbance done by parasitic element generates new resonant which is closed to the main resonant. Division between second and first resonant is 1.1. The first resonant is generated by radiator and second resonant is generated by parasitic element.
Short circuit connected from patch to ground plane in one spot between voltage null and equilitriangular tip, can shrink the dimension to become 113 part of original dimension. Gap, between two element can affect to frequency ratio and return loss values connected to VSWR values beneath 1.2.
The way to reach appropriate composition between radiator and parasitic element through experiment on 5 samples that have 5 different parasitic dimensions. The way to reach appropriate gap between radiator and parasitic element through on 5 samples that have 5 different gaps.
With 2 cm radiator equilitriangular length and 1.6 cm parasitic equilitriangular length brings return loss results -21.24 dB at L86 GHz and -25.37 dB at 2.15 GHz, respectively. VSWR values are 3.19 and 1.12 respectively. Bandwidth on both resonant is 37.21 MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idham Habibie
"Penelitian ini menfokuskan kepada pembuatan reflektor dengan struktur EBG untuk Antena Waveguide 8 slot yang termasuk salah satu aplikasi terhadap radar pengawas pantai. Antena Waveguide 8 slot ini telah diteliti sebelumnya dan telah bekerja pada frekuensi 9.4 GHz, parameter Gain > 15 dB, dan dengan bandwidth 60 MHz. Namun, antena Waveguide 8 slot masih memiliki kekurangan. Kekurangan antena Waveguide 8 slot saat itu masih memiliki backlobe yang cukup besar. Backlobe yang besar ini akan mengurangi kinerja antena Waveguide 8 slot tersebut sebagai radar pengawas pantai karena pada dasarnya radar pengawas pantai memerlukan beamwidth yang kecil.
Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja antena Waveguide 8 slot dengan cara mendesain reflektor dengan struktur EBG untuk menekan backlobe dari Antena tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi backlobe antena tersebut adalah menggunakan Electromagnetic Band Gap (EBG) dalam penelitian ini. Terdapat beragam jenis EBG yaitu High Impedance Surface, Photonic Crystal, Artificial Magnetic Conductor (AMC). Penelitian ini memilih EBG jenis Artificial Magnetic Conductor karena fabrikasinya mudah dan terjangkau. EBG merupakan metamaterial yang dapat menekan gelombang permukaan, mengurangi backlobe maupun sidelobe dari suatu Antena. EBG yang didesain ini harus bekerja pada frekuensi 9.4 GHz agar backlobe Antena dapat berkurang secara signifikan.
Antena Waveguide 8 slot dipasang diatas reflektor EBG tanpa ada material lain yang menghalangi. Pada penelitian ini akan dibandingkan hasil simulasi dan pengukuran antara Antena Waveguide 8 slot tanpa reflektor, Antena Waveguide 8 slot dengan Reflektor konvensional, dan Antena Waveguide 8 slot dengan reflektor EBG untuk menekan Backlobe Antena. Hasilnya adalah Front To Back Ratio untuk Antena Waveguide adalah 21.6 dBi, antena waveguide dengan EBG adalah 54.4 dBi, dan antena waveguide dengan reflektor tembaga adalah 39.35 dBi.

This research focused on designing the reflector with EBG structure for 8 slot waveguide for Coastal Surveillance radar (CSR). The 8 slot waveguide antenna has been studied and works at frequency of 9.4 GHz, with parameter Gain > 15 dB, and the bandwidth of 60 MHz. However, the 8 slot waveguide antenna still has disadvantages. The 8 slot waveguide antenna has a big backlobe. The big backlobe would decrease the 8 slot waveguide antenna performance because the CSR essentially requires small beamwidth.
This Research is focused to improve the performance of the 8 slot waveguide antenna by suppressing backlobe of the antenna. One possible method to reduce backlobe is using a reflector with Electromagnetic Band Gap (EBG) structure for this study. There are various types of EBG such as High Impedance Surface, Photonic Crystal and Artificial Magnetic Conductor (AMC). This study focused on AMC because the EBG type of fabrication is easy and affordable. EBG is a metamaterial that can suppress surface waves, reduce backlobe and sidelobe of the antenna. This EBG reflector is designed to work at frequency 9.4 GHz in order to reduce backlobe antennas significantly.
The 8 slot waveguide antenna is mounted on the EBG reflctor without any other materials blocking. This research will compare the results of simulation and measurements between 8 waveguide slot antenna without a reflector, waveguide antenna 8 slots with conventional copper reflector planar, and 8 waveguide slot antenna with EBG reflector to suppress backlobe antenna. The measurement results show that the Front to back ratio is 21.6 dBi for antenna waveguide, 54.4 dBi for waveguide antenna with EBG and 39.35 dBi for waveguide antenna with reflector copper reflector.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Tidra Barezna Imanu
"Skripsi ini membahas rancang bangun antena reconfigurable untuk aplikasi cognitive radio pada alokasi spektrum 1,8 GHz, 2,1 GHz uplink, 2,1 GHz downlink, dan 2,35 GHz. Rancang bangun antena terdiri dari dua antena yaitu antena sensing dan antena communicating yang digabungkan dalam satu divais. Antena sensing memiliki karakteristik ultrawideband dari 1,65 GHz - 3,75 GHz (bandwidth = 2,1 GHz) dan antena communicating memiliki karakteristik narrowband pada frekuensi 1.8 GHz, 2.1 GHz uplink, 2.1 GHz downlink, dan 2.35 GHz. Hasil validasi dengan pengukuran diperoleh hasil yang sesuai dengan rancangan simulasi, terutama meliputi parameter return loss, pola radiasi, dan gain.

This bachelor thesis discusses a design and fabrication of reconfigurable antenna for cognitive radio applications, especially for allocation of spectrum 1.8 GHz, 2.1 GHz Uplink, 2.1 GHz Downlink, and 2.35 GHz. The antenna design consists of two antennas which sensing antenna and communicating antenna. The sensing antenna has ultrawideband characteristics from 1.65 GHz - 3.75 GHz (the bandwidth about 2.1 GHz) and the communicating antenna has narrowband characteristics at the center frequency 1.8 GHz, 2.1 GHz uplink, 2.1 GHz downlink, and 2.35 GHz. The validation has been conducted by the measurement, where it agrees with the simulation result, in particular for the parameter of return loss, radiation pattern and gain of the antenna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Topik Teguh Estu
"Antena fleksibel adalah komponen penting dari perangkat elektronik yang dapat dikenakan. Bahan yang diperlukan untuk teknologi ini harus memiliki fleksibilitas dan
konduktivitas tinggi saat mengalami deformasi, seperti pembengkokan dan peregangan. Namun, studi tentang efek pembengkokan pada kinerja antena patch fleksibel masih
terbatas. Dalam tesis ini, membahas proses desain dan fabrikasi antena patch fleksibel yang terdiri dari kawat nano perak (Ag NWs) sebagai patch peradiasi dan ground plane dan polydimethylsiloxane (PDMS) sebagai substrat. Antena beroperasi pada frekuensi 5 GHz dan dirancang menggunakan perangkat lunak analisis elektromagnetik CST Studio Suite. Kinerja antena single patch dan patch array 1x2 yang dibuat menunjukan hasil yang sesuai spesifikasi yang diharapkan. Pada kondisi non-bending, nilai terukur antena single patch S11 = -21,18 dB dan VSWR 1,18 yang mendekati hasil simulasi S11=-23,76 dB dan VSWR = 1,14 dan nilai terukur antena patch array 1x2 S11 = -15,19 dB dan VSWR 1,42 dan nilai simulasi S11= -19,35 dB dan VSWR 1,24. Dalam tesis ini juga membahas pengaruh pembengkokkan bidang-H, bidang-E, dan bidang diagonal pada kinerja antena single patch pada berbagai radius pembengkokan (10–100 mm), dan pengaruh pembengkokan pada antena patch array 1x2 dengan radius pembengkokan 60 mm dan 80 mm. Prototipe antena yang dibuat menunjukkan frekuensi resonansi yang sedikit bergeser, VSWR yang rendah, dan half power beam width (HPBW) yang lebar dalam semua kondisi pembengkokan, yang membuktikan kinerja antena yang sangat baik.
Secara keseluruhan, kinerja prototipe antena dalam berbagai kondisi pembengkokan berada dalam batas toleransi untuk aplikasi nyata.

Flexible antennas are an essential component of wearable electronic devices. The materials required for this technology must have high flexibility and conductivity when subjected to deformations, such as bending and stretching. However, studies on the effect
of bending on flexible patch antenna performance are limited. In this thesis, we discuss the design and fabrication process of a flexible patch antenna consisting of silver nanowires (Ag NWs) as a radiating patch and ground plane and polydimethylsiloxane (PDMS) as a substrate. The antenna operates at a frequency of 5 GHz and is designed using the CST Studio Suite electromagnetic analysis software. The performance of the single patch antenna and the 1x2 patch array that was made showed the results according to the expected specifications. In non-bending conditions, the measured value of the single patch antenna S11 = -21.18 dB and VSWR 1.18 which is close to the simulation results of S11 = -23.76 dB and VSWR = 1.14 and the measured value of the patch array 1x2 antenna is S11 = - 15.19 dB and VSWR 1.42 and the simulation value of S11 = - 19.35 dB and VSWR 1.24. This thesis also discusses the effect of bending the H-plane, E-plane, and diagonal planes on performance of single patch at various bending radii (10– 100 mm), and the effect of bending onpatch array 1x2 antenna with bending radius of 60mm and 80mm. The antenna prototype created shows a slightly shifted resonant frequency, low VSWR, and a wide half power beam width (HPBW) under all bending conditions, which proves the antenna's excellent performance. Overall, the performance of the antenna prototype under various bending conditions is within tolerance limits for real applications.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sudjudi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S38630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Yunus
"Perkembangan teknologi komunikasi bergerak menuntut dimensi perangkat yang kecil, tipis, dan ringan. Untuk menjawab tuntutan tersebut, digunakan antena planar. Masalah utama dalam desain antena planar adalah timbulnya gelombang permukaan dalam material substrat yang mengakibatkan penurunan karakteristik radiasi. Salah satu cara mengeleminasi gelombang permukaan adalah penggunaan struktur μ negative (MNG) metamaterial spiral resonator (SR). Oleh karena itu dilakukan studi antena planar struktur spiral resonator (SR) sebagai elemen radiator untuk mencari sifat μ negative (MNG) metamaterial-nya pada rentang frekuensi hingga 5 GHz, mengembangkan model pendekatan analitis untuk mengkarakteristik pola radiasi, melakukan simulasi dan pengukuran karakteristik radiasi pada frekuensi 2,4 GHz.
Hasil studi antena planar struktur MNG metamaterial SR menunjukkan bahwa permeabilitas efektif (μeff) mempunyai bagian riil negatif ?2,5 pada frekuensi paling rendah 0,1 GHz, relatif tidak berubah terhadap perubahan nilai N = 3, 5, 7, dan 10. Bagian imajiner negatif menunjukkan kecenderungan frekuensi bergeser ke kiri dengan bertambah besarnya nilai N. Sedangkan nilai permitivitas efektif (eff) positif untuk semua rentang frekuensi, kecuali rentang frekuensi 0,1 ? 0,7 GHz berharga negatif. Hal ini menunjukkan bahwa nilai negatif μeff dan nilai positif eff merupakan sifat MNG struktur SR pada rentang frekuensi tersebut. Perbandingan hasil simulasi dan perhitungan permeabilitas efektif (μeff) dan permitivitas efektif (eff) menunjukkan kemiripan karakteristik.
Selain melalui simulasi dan pengukuran, karakteristik pola radiasi diperoleh melalui pendekatan linier susun (linear array approach) untuk struktur SR patch tunggal dan pendekatan planar susun (planar array approach) untuk struktur SR patch susun. Perbandingan karakteristik pola radiasi hasil simulasi, pengukuran, dan pendekatan linier susun atau pendekatan planar susun menunjukkan kesamaan pada arah boresight, meskipun terjadi sedikit perbedaan pada sidelobe dan backlobe. Dengan demikian model pendekatan analitis ini dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengkarakteristik pola radiasi antena planar struktur MNG metamaterial SR.
Hasil simulasi dan pengukuran karakteristik radiasi antena yang distudi menunjukkan kemiripan dengan perolehan frekuensi 2,41 GH, S11 = ?23 dB, bandwidth hingga 96 MHz pada S11 = ?10 dB, gain antena = 6,8 dB dan efisiensi hingga 73,4%. Dimensi antena yang diusulkan berkurang hingga 53 % dibanding dengan antena patch konvensional.
Spiral Resonator (SR) mempunyai struktur yang unik, dapat berfungsi sebagai radiator dan secara signifikan dapat mereduksi dimensi antena planar. Oleh karena itu, struktur SR memiliki prospek yang baik untuk pengembangan aplikasi antena planar.

The development of mobile communications technology requires the device to be small, thin, and light weight. To solve this requirement, the planar antenna is used. The main problem in the design of planar antenna is the emergence of surface waves in the substrate material that reduce the radiation characteristics. To eleminate the surface wave, the μ negative (MNG) metamaterial spiral resonator (SR) is used. Therefore, the study of planar antenna with SR structure as a radiator elemen is conducted to search its μ negative (MNG) metamaterial at the frequency range up to 5 GHz, to develop a model of the analytical approach for characterizing a radiation pattern, to simulate and measure radiation characteristics at the frequency of 2.4 GHz.
The result of the study of the planar antenna with μ negative (MNG) metamaterial SR structure shows that effective permeability value has a negative real part of ?2.5 along the frequency at least 0.1 GHz, which is relatively change to the N value such as N = 3, 5, 7, and 10. Its imaginary part shows the frequency tend to move left if N value increase. The effective permittivity is positive for the frequency range of 0 ? 5 GHz, except for the frequency range of 0.1 ? 0.7 GHz is a negative. It shows that the negative value of μeff and positive value of eff indicate the MNG properties of the SR structure at the frequency range. Comparison between simulation and calculation results of the effective permeability and permittivity shows a good agreement.
In addition through simulation and measurement, the radiation pattern can be characterized by linear array approach for single patch SR structure and planar array approach for patch array SR structure. Comparison among of the simulation, measurement, and linear array approach for single patch SR structure and planar array approach for patch array SR structure shows a good agreement at a boresight direction, even though there was a slight difference at the sidelobe and backlobe. It shows that this analytical model can be used as alternative method to characterize the radiation pattern of the planar antenna with μ negative (MNG) metamaterial SR structure.
The simulation and measurement results of the radiation characteristic of the proposed antenna show a good agreement such as the frequency of 2.41 GHz, S11 = ?23 dB, bandwidth up to 96 MHz at S11 = ?10 dB, antenna gain = 6.8 dB and efficiency up to 73.4%.
Spiral resonator (SR) has a unique structure, it can be functionalized as a radiator and significantly reduce the dimension of the planar antenna. Therefore, the SR structure has a good prospect for developing of the planar antenna aplication.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
D2187
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>