Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syamsuddin Haris
"Setelah mengalami masa otoritarianisme politik selama hampir 40 tahun (1959-1998), Indonesia akhirnya memasuki era transisi menuju demokrasi. Namun ironisnya, era transisi tidak segera diikuti dengan tahap konsolidasi demokrasi. Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR justru terperangkap ke dalam konflik politik berkepanjangan. Konflik itu begitu serius sehingga Abdurrahman Wahid akhirnya diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden oleh para politisi partai besar melalui Sidang Istimewa MPR 2001.
Dalam kajian itu, tesis ini berusaha menjawab, mengapa terjadi konflik antara Presiden Wahid dan DPR sera faktor-faktor apa yang melatarbelakangi konflik tersebut?
Konflik Presiden Wahid dan DPR bersumber pada dua faktor yang bersifat mendasar. Pertama, tidak adanya platform politik dan visi bersama di antara para elite politik sipil dalam rangka mengakhiri rejim otoriter, dan membangun kerangka demokratis untuk mengakomodasi format politik baru produk Pemilu 1999. Kedua, terbentuknya format politik baru dengan sistem multipartai tanpa kekuatan mayoritas di DPR tidak diikuti dengan reformasi kelembagaan, terutama yang berkaitan dengan relasi kekuasaan Presiden, DPR, dan MPR. Akibatnva, praktik politik DPR cenderung mengarah pada sistem parlementer sementara UUD 1945 bernuansa presidensial.
Selain faktor-faktor di atas, konflik selama periode kajian ini dipicu pula oleh beberapa faktor lain, baik yang bersifat obyektif maupun subvektif. Faktor obyektif pertama adalah polarisasi politik produk Pemilu 1999 di mana PDIP sebagai partai pemenang hanya memperoleh 153 kursi dari 500 kursi DPR Kursi selebihnya diperoleh 20 partai lainnya, Ironisnya tidak ada inisiatif PDIP yang mencalonkan Megawati sebagai presiden untuk mengajak kerjasama dan koalisi dengan partai-partai lain. Konsekuensi logis sikap diam Megawati tersebut, muncul koalisi partai-partai berbasis Islam "Poros Tengah" yang mencalonkan Abdurrahman Wahid sebagai alternatif di luar Megawati dan Habibie. Solusi yang bersifat jangka pendek ini berlanjut ketika Presiden Wahid menyusun kabinet atas dasar kompromi dengan pimpinan kekuatan politik besar di DPR, trmasuk pimpinan TNI. Koalisi dan kompromi politik yang bersifat semu ini adalah faktor obyektif kedua yang melatari konflik politik yang menjadi fokus kajian ini.
Faktor-faktor subyektif yang menjadi sumber konflik adalah; pertama, berkembangnya personalisasi kekuasaan yang dilakukan Presiden Wahid seperti bongkar pasang kabinet, indikasi keterlibatan dalam kasus Bulog dan dana sumbangan Sultan Brunei, berbagai ancaman jika dia tidak lagi menjadi presiden, dan pengeluaran dekrit presiden yang memicu pemberhentiannya oleh SI MPR. Kedua, adalah kecenderungan partai-partai besar non-PKB di DPR memanfaatkan personalisasi kekuasaan yang dilakukan presiden untuk menjatuhkan Abdurrahman Wahid dalam rangka kepentingan kelompok masing-masing. Termasuk di dalam kategori kelompok ini adalah pembangkangan politik TNI/Polri yang kecewa karena kecenderungan Presiden Wahid melakukan intervensi terlampau jauh dalam kehidupan internal tentara dan polisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berenschot, Ward
Jakarta: Yayasan Obor, 2023
303.6 BER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tjipta Lesmana
"Konflik pemilik dan pengelola di. Rumah Sakit Husada dianalisis untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan (a) mengapa terjadi konflik, (b) bagaimana konflik meningkat, (c) apa dampak konflik dan (d) bagaimana konflik diselesaikan.
Dengan menggunakan metoda penelitian kualitatif, 17 informan di rumah sakit diwawancarai secara mendalam. Informan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mewakili pelaku utama dalam konflik, yaitu Perkumpulan sebagai pemilik rumah sakit, Direktur sebagai pengelola dan Badan Pembina. Kelompok kedua mewakili masyarakat rumah sakit, yaitu dokter, perawat dan staf-manajemen. Hal ini untuk memenuhi prinsip triangulasi sumber. Kedua kelompok informan dibagi lagi dalam dua subkelompok, masing-masing mewakili pihak pro-Perkumpulan dan pro-Direktur. Keberpihakan informan didasarkan atas observasi peneliti, kemudian dibandingkan dengan pendapat atasannya langsung. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik constant comparative analysis.
Direktur melihat konflik sebagai akibat dari intervensi Perkumpulan terhadap manajemen rumah sakit serta perilaku oknum-oknum Perkumpulan yang didorong oleh motivasi untuk mencari keuntungan di rumah sakt. Perkumpulan melihat konflik disebabkan oleh ambisi Direktur untuk berkuasa terus. Konflik meningkat sejak kehadiran Badan Pembina yang dituduh telah diperalat Direktur untuk mewujudkan ambisinya, kemudian memuncak karena Direktur melalui Badan Pembina hendak membubarkan Perkumpulan dan membentuk perkumpulan baru. Serta, konflik hanya bisa diakhiri dengan pemberhentian Direktur.
Pendapat dominan informan kelompok kedua mendukung pendapat Perkumpulan, termasuk mereka yang pro-Direktur.
Mengenai dampak konflik, informan umumnya percaya bahwa konflik telah menurunkan BOR dan kualitas pelayanan kesehatan. Namun, dari sisi positif konflik telah menimbulkan kesadaran pentingnya menciptakan sistem hubungan kerja yang transparan antara Perkumpulan dan Direktur, suatu faktor yang diyakini ikut melahirkan situasi konflik oleh informan kedua kelompok.

Analysis of Owner and Management Conflict at Husada HospitalThis research was designed to determine cause and effect on conflict of owner and management at Husada hospital. Four research questions were formulated: (a) why conflict, (b) how conflict is escalated, (c) how conflict affects hospital performance and (d) how conflict is resolved. Conflict is defined as incompatible behavior between parties whose interests differ. Specifically, the parties involved in the conflict under study were Husada Foundation (Perkumpulan Husada) and hospital Director.
A qualitative research design was set-up. Using in-depth interviews technique, seventeen hospital informants were asked to answer the four basic questions. They were divided into two groups, representing respectively those directly involved in the conflict and hospital society consisting of medical doctors, nurses and management staff. Each group, for purpose of validating data, was again sub-divided into two units, each representing pro-owner and pro-management side. Data was analyzed using constant comparative analysis technique.
Persistent intervention by the Foundation on hospital management and self-interest oriented behavior by some Foundation members were seen by the Director as the prune causes of conflict. On the other hand the Foundation Was of the opinion that conflict was inevitable due to Director's obsession to grip his power longer. The set-up of Board of Trustees (Badan Pembina/Dewan Penyantun) had contributed to conflict escalation. The Board, established in compliance with the decree of Director General of Medical Services of the Ministry of Health issued in 1996, was misused as a mere vehicle of the Director to substantiate his ambition. Manifest conflict was erupted when the Board of Trustees was heading to dissolve the Foundation and replaced it by a new similar one. Dismissing the Director was seen as the only alternative to end the conflict.
The view was overwhelmingly supported by the majority of the informants in the second group.
Decrease on BOR (bed occupancy rate) and quality of health services provided by the hospital were regarded as the prime effects resulted from the conflict. On the positive side, however, conflict had raised commitment by some members of the Foundation to design a clear job description for the hospital Director.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Annisa Izati
"Diskrepansi aspirasi dan ekspektasi pada perempuan dalam konteks transisi menjadi orangtua diprediksi oleh dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak. 64 partisipan, yaitu wanita yang sebelumnya atau saat ini memiliki karir memberikan respon terhadap Career Aspiration Scale (O'Brien, 1996) dan 3-item yang khusus dibuat untuk penelitian ini yang mengukur ekspektasi karir. Partisipan juga memberi respon terhadap item tunggal mengenai ketersediaan pengasuh anak dan Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, Raja, & Adams, 1995) yang mengukur dukungan suami.
Analisis standard multiple-regression menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan diskrepansi aspirasi dan ekspektasi karir. Ketersediaan pengasuh anak juga gagal memprediksi diskrepansi pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua. Hasil penelitian menegaskan bahwa selain dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak, karakteristik individu dan dukungan sosial dari sumber lainnya mungkin lebih baik dalam memprediksi diskrepansi aspirasi dan eskpektasi karir pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua.

The discrepancy of career aspiration and expectation of women were predicted by husband support and childcare availability, in context of transition to parenthood. The 64 participants—women who previously or currently have a career—gave response to Career Aspiration Scale (O’Brien, 1996) and specially developed 3- items of career expectation. They also gave response to a single item of childcare availability and Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, King, & Adams, 1995) which measured perceived husband support.
A standard multiple- regression revealed a not significant relationship between husband support and the discrepancy of career aspiration and expectation. Similarly, childcare availability failed to predict the discrepancy among mothers in transition to parenthood. The results suggest that, besides husband support and childcare availability, there are individual characteristics and other social support which might be better predicting discrepancy of career aspiration and expectation among mothers in transition to parenthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurin Zen
"Munculnya pemerintahan Habibie pada pertengahan tahun 1998 mengakibatkan terpencarnya pusat-pusat kekuatan politik massa yang selama orde Soeharto terpusat hanya pada Golkar. Kondisi yang mirip tahun 1950-an ini telah meneguhkan ingatan kita akan munculnya kekuatan-kekuatan yang berbasis pada paham "primordialisme". Salah satu kekuatan massa Islam yang selama ini eksis adalah warga NU (nahdhiyin).
Kesepakatan para ulama NU pada tahun 1984 di Situbondo untuk mengembalikan organisasi ini kepada "khittah 1926" yang menyatakan bahwa NU bukanlah organisasi politik dan sekaligus mempersilahkan warganya untuk bersikap netral dan bebas masuk ke partai politik manapun membuat warga NU `kebingungan' untuk menyalurkan aspirasi politik pada Pemilu demokratis tahun 1999 yang telah dirancang oleh Pemerintahan Habibie.
Atas dasar itulah, beberapa pengurus PBNU dan para politisi NU yang selama ini dipinggirkan oleh PPP, seperti Matori Abdul Jalil, dengan dukungan Abdurrahaman Wahid yang saat itu menjabat Ketua Umum PBNU mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai ini merupakan jendela' (window) yang digunakan oleh para elit politik NU yang memiliki keinginan untuk menjawab kehendak warganya di satu sisi disamping keinginan mereka sendiri untuk terjun langsung ke dalam kancah perpolitikan Indonesia. Munculnya PKB yang mewakili kelompok Islam tradisionalis dan secara historis sangat `dekat' dengan kelompok nasionalis sekuler, membuat golongan Islam modernis terpaksa mengencangkan barisan dengan membentuk "poros tengah".
Pertentangan dan manuver politik antara ketiga kelompok kekuatan massa - kaum nasionalis, tradisionalis, dan modernis - melawan kekuatan lama Partai Golkar dalam perebutan kekuasaan telah menjadikan peristiwa ini sebagai komoditas politik para peliput berita. Mereka melakukan liputan dan suguhan berita-berita mengenai hal itu berdasarkan sudut pandang dan kepentingan masing-masing.
Tesis ini menganalisis berita-berita mengenai NU dari empat surat kabar (Republika, Duta Masyarakat Baru, Kompas, dan Media Indonesia) tentang komunikasi dan konflik politik yang dilakukan tokoh NU - terutama Gus Dur -- dan para tokoh dari ketiga kekuatan lainnya dalam perebutan kekuasaan menjelang SU MPR 1999. Ada empat item berita yang diambil dari masing-masing surat kabar tersebut (jumlah seluruhnya 16 item berita). Dua berita mewakili komunikasi dan persuasi politik, yakni berita tentang Istighotsah dan Doa Politik Warga MI dan Pertemuan Ciganjur sebagai Persuasi Politik. Sedangkan dua berita lainnya mewakili konflik politik yakni berita tentang wacana Kepemimpinan Wanita dalam Perspektif Islam dan konflik Perebutan Sisa Kursi hasil Stambuss Accord pada Pemilu 1999.
Perspektif konstruksionisme Berger yang dipakai dalam memandang berita-berita mengenai NU dengan framing analysis model Pan dan Kosicki diharapkan mampu melihat "realitas simbolik" tentang `pergulatan politik' diatas yang secara tidak langsung juga akan berpengaruh bagi pencitraan masing-masing organisasi yang dibawahinya. Tentu saja pilihan angle berita dan penggalan kalimat yang sengaja dikemas oleh media sangat ditentukan oleh gagasan para wartawan, praktek-praktek wacana dan terutama ideologi organisasi media itu sendiri. Ideologi pada tesis ini diartikan sebagai sekumpulan sistem ide dalam pengertiannya yang juga termasuk pengertian yang oleh Gramsci disebut `ideology organic' yang bersifat historis dan diperlukan dalam kondisi sosial tertentu. Kuatriya `hegemoni ideologi' media dominan dalam menciptakan realitas simbolik mengakibatkan munculnya `hegemoni tandingan' (counter hegemony) yang memberikan ruang publik bagi kelompok atau media yang dirugikan dan dipinggirkan untuk memberikan `konsep tandingan' sebagai alternatif ideology. Dengan demikian, realitas social yang dikonstruksi tidak bersifat tunggal melainkan muncul sebagai "realitas yang beragam" (multiple reality). "
2001
T10455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1998
303.6 AMA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dafin Hadidarma Putra Pratama
"Fungsi rekreasi dalam perpustakaan merupakan fungsi yang berguna mengubah perpustakaan menjadi tempat yang menarik sehingga dapat memenuhi kebutuhan rekreasi pemustakanya dalam menumbuhkan minat baca, khususnya pada anak. Tujuan dibuatnya penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran penerapan fungsi rekreasi dalam perpustakaan guna menumbuhkan minat baca anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penerapan fungsi rekreasi dalam Rimba Baca dan apa faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan fungsi rekreasi pada Rimba Baca untuk membangun minat baca anak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis studi kasus. Hasil dari penelitian ini yang dilakukan di bulan Oktober dan  November Tahun 2022 bahwa dalam pelaksanaan operasionalnya Rimba Baca sangat mengedepankan fungsi rekreasi dalam seluruh aspek kegiatan. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara menyediakan bahan bacaan yang beragam, tempat yang nyaman serta fasilitas dan program yang dapat mengemas kegiatan membaca jadi lebih menarik dan juga menyenangkan untuk anak. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah penerapan fungsi rekreasi dilakukan dengan memberikan pilihan kepada anak dalam membangun minat baca anak. Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah perlu adanya tinjauan kembali seputar gedung yang belum mampu menampung pengunjung dengan jumlah banyak, dan kurangnya tenaga ahli perpustakaan, serta belum berjalannya program rutin di Rimba Baca.

The recreational function in the library is a function that is useful in turning the library into an interesting place so that it can meet the recreational needs of its users in fostering interest in reading, especially in children. The purpose of this research is to provide an overview of the application of the recreational function in the library to foster children's interest in reading. The formulation of the problem in this study is how the process of implementing the recreational function in Rimba Baca and what are the inhibiting and supporting factors in implementing the recreational function in Rimba Baca to build children's interest in reading. In this study, researchers used qualitative methods with a case study analysis approach. The results of this research conducted in October and November 2022 show that in carrying out its operations, Rimba Baca prioritizes the function of recreation in all aspects of its activities. This is done by providing a variety of reading materials, comfortable places as well as facilities and programs that can make reading activities more interesting and fun for children. The conclusion obtained in this study is that the application of the recreational function is carried out by giving choices to children in building children's interest in reading. Suggestions that can be given by the author are that there is a need for a review regarding buildings that have not been able to accommodate large numbers of visitors, and the lack of library experts, and the routine program at Rimba Baca has not yet run."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Zakiah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai minat dan kebiasaan membaca anak Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah. Permasalahan penelitian ini adalah minat dan kebiasaan membaca anak di Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah dalam upaya aktif anak mendapatkan bahan bacaan terkait dengan status sosial-ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami minat membaca anak dari status sosial ekonomi keluarga dalam menentukan tumbuhnya kebiasaan membaca anak yang didukung oleh fasilitas dan koleksi taman bacaan Pondok Pekayon Indah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Peneliti menyimpulkan bahwa keberadaan Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah sangatlah penting karena merupakan sarana pembentuk kebiasaan membaca khususnya bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi di daerah sekitar Pondok Pekayon Indah.

ABSTRACT
The study discusses the reading interest and habit of the child of Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah. The problem of this study is the children's reading interest and habit as an active work to get reading material related to socio-economic/family status. This study aims to understand the reading interest of children from socio¬economic family status in determining the growth of children reading habit supported by the facilities and book collections of Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah. In this study, researcher use the qualitative method which is case study method. Researchers concluded that the existence of Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah is essential to form reading habit, especially for the children who are less capable around Pondok Pekayon Indah. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rikka Poerna Anggelia
"Bank Indonesia (BI) Corner merupakan fasilitas pojok baca di perpustakaan sekolah dengan karakteristik desain dan fasilitas yang memiliki potensi untuk membangun minat baca para penggunanya. Namun, kajian dan penelitian terkait pemanfaatan fasilitas dan koleksi BI Corner di tingkat siswa masih jarang ditemukan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pemanfaatan fasilitas dan koleksi BI Corner serta kaitannya dalam membangun minat baca siswa di SMKN 10 Jakarta. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan BI Corner oleh siswa dilatarbelakangi karena faktor internal dan eksternal meliputi kebutuhan siswa, motif siswa, minat siswa, aspek jumlah dan jenis koleksi, pelayanan dari pustakawan dan kinerja dari sistem pencarian kembali koleksi. Terdapat prinsip-prinsip dalam membangun minat baca siswa yaitu; cultivating Individual Interest, fostering situational interest, selecting texts with interest-enhancing elements, teaching interest self-regulation strategies. Beberapa pemanfaatan dan implementasi BI Corner di perpustakaan sekolah telah berjalan sesuai dengan keempat prinsip membangun minat baca tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan fasilitas dan koleksi BI Corner tidak memengaruhi secara langsung minat baca siswa SMKN 10 Jakarta. Tetapi beberapa fasilitas dan koleksi BI Corner telah dimanfaatkan dengan baik oleh siswa SMKN 10 Jakarta, sehingga siswa tertarik untuk berkunjung.

Bank Indonesia (BI) Corner is a reading corner facility in the school library with design and facilities that have the potential to build reading interest among its users. However, studies and research related to the use of BI Corner facilities and collections at the student level are still rare. The purpose of this study was to identify the use of BI Corner facilities and collections and their relation to enhance students' reading interest at SMKN 10 Jakarta. A qualitative method with a case study approach is used in this study. The results of this study revealed that the use of BI Corner by students was motivated by internal and external factors including student needs, student motives, student interests, aspects of the number and type of collections, services from librarians and the performance of the collection retrieval system. There are principles in building students' reading interest, namely; growing individual interest, cultivating situational interest, choosing texts with elements of augmenting interest, teaching interest self-regulation strategies. Several uses and implementations of BI Corner in the school library have been carried out in accordance with the fourth principle of building interest in reading. Based on the results of this study, it can be interpreted that the use of BI Corner facilities and collections does not directly affect students' reading interest at SMKN 10 Jakarta. However, several BI Corner facilities and collections have been put to good use by students of SMKN 10 Jakarta, so the students are interested to visit BI Corner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Pridajumiga
"Skripsi ini membahas proses peningkatan minat baca melalui pemberian penghargaan yang meliputi seleksi siswa, pengadaan buku untuk hadiah, dan piagam serta waktu penyerahan penghargaan di perpustakaan MP UIN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menyarankan bahwa proses seleksi siswa diperketat dengan menanyakan isi dan pesan atau nilai yang terkandung dalam buku. Staf perpustakaan dalam melakukan pengadaan buku untuk hadiah perlu bekerjasama dengan staf sirkulasi. Waktu penyerahan penghargaan juga dilakukan kembali saat upacara.

This undergraduate thesis is studying about process of reading interest by award cover student selection, book stock as reward, charter stock and award surrender time at MP UIN library. The purpose of this study is to understanding process of reading interest by award in MP UIN library. This research is qualitative case studies. The data were collected by means of deep interview and observation. The researcher suggests that selection process must be tight by asking contents of book."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S15530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>