Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181456 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eti Surtiati
"Angka kematian Bayi di Indonesia tahun 1999 masih merupakan masalah karena masih tinggi dibandingkan negara tetangga (40 / 1000 kelahiran hidup). Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi atau neonatal adalah berat badan bayi lahir rendah (BBLR). BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram yang mempunyai risiko tinggi dan harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter / perawat.
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR pada penelitian ini adalah umur, paritas, jarak kelahiran, umur kehamilan, status gizi, status sosial ekonomi dan layanan antenatal. Upaya yang di lakukan untuk menurunkan BBLR antara lain adalah dengan meningkatkan pelayanan antenatal, mengurangi faktor risiko BBLR, meningkatkan dan memperbanyak materi atau isi pelayanan antenatal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR dalam konteks keperawatan maternitas di RSU PMI Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer. Sampel penelitian adalah semua ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram selama periode Agustus - September 2002. Analisis data yang digunakan adalah melalui tiga tahap yaitu analisis univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi - Square dan mutivariat dengan menggunakan uji Regresi Logistik.
Hasil penelitian pada analisis univariat dari variabel dependen menggambarkan bahwa kejadian BBLR di RSU PMI Kota Bogor tahun 2002 adalah 18,1 % dan variabel independen menggambarkan bahwa sebagian besar ibu umur 20 - 35 tahun (81,16 %), paritas 2 - 4 tahun (48,60 %), jarak kelahiran kurang dari 2 tahun (54,30 %), umur kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu (89,90 %), pendidikan SMU (48,60 %), pekerjaan IRT (81,90 %), penghasilan keluarga tinggi (66,70 %), tinggi badan lebih atau sama dengan 145 cm (95,65 %), penambahan BB lebih atau sama dengan 10 kg (63,77 %), kadar Hb lebih atau sama dengan 11 gr % (58,70 %), kuantitas ANC 1 - 3 kali (82,61 %) dan kualitas ANC lebih atau sama dengan 5 jenis pemeriksaan (88,40 %). Berdasarkan uji Chi - Square didapatkan bahwa dari kedua belas faktor yang diteliti ada sebagian kecil yang terbukti mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian BBLR yaitu umur ibu dengan nilai p = 0,023 dan odds ratio sebesar 3,176, umur kehamilan dengan nilai p = 0,0001 dan odds ratio sebesar 10,031 dan penambahan BB dengan nilai p = 0,012 dan odds ratio sebesar 3,343. Variabel yang masuk analisis multivariat adalah faktor umur ibu, umur kehamilan dan penambahan berat badan. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur ibu dengan nilai p = 0,016 dan odds ratio 3.966, umur kehamilan dengan nilai p = 0,0001 dan odds ratio 10,989 dan penambahan BB dengan nilai p = 0,024 dan odds ratio 3,118. Setelah dilakukan uji interaksi ternyata tidak ada interaksi antar variabel umur ibu, umur kehamilan dan penambahan BB.
Kesimpulannya adalah bahwa faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian BBLR adalah variabel umur kehamilan dengan nilai odds ratio sebesar 10,989 yang mempunyai arti bahwa umur kehamilan kurang dari 37 minggu akan terjadi risiko BBLR sekitar 11 kali lebih besar dibandingkan dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu sehingga disarankan kepada ibu untuk melahirkan anak pada usia kehamilan lebih atau sama dengan 37 minggu dan kepada para pemeriksa kehamilan supaya dapat menekankan pada setiap ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai jadual pemeriksaan sehingga bila ada kelainan akan segera terdeteksi dan akan segera mendapatkan pertolongan.

The Analysis of Risk Factor That Relate To the Baby Who Has Low Weight in the Context of Maternities Nursery in PMI General Hospital, BogorThe infant mortality rate in Indonesia in 1999 still become problem for it was still high compare with neighbor countries (40/1000 alive birth). One of the causal factors of high infant mortality or neonates is the infant who has low weight in birth. The infant who has low weight in birth is the infant who was born with the weight less than 2500 gram and it has high risk and has to be cared intensively by the doctor/nurse.
In this study the risk factor that relation to the infant who has low weight in birth was the age, paritas, pregnancy range, the age of pregnancy, the condition of nutrient, social economic status and the antenatal service. The efforts to decrease the infant who has low weight in birth are done by increasing antenatal services, decrease the risk factor of the infant who has low weight in birth, increase and multiply the material or the content of the antenatal services.
The purpose of this study was to obtain the risk factors in relation to the infant who has low weight in birth in the context of maternity nursing in PMI general hospital, Bogor. The research method used was Cross Sectional, with primary data. The sample of research was all of mothers who delivered the infant with in the weight under 2500 gram in period August - September 2002. The data were analyzed by using 3 phases: univariat analysis, bivariat by using Chi - Square exam and multivariat used regression logistic exam.
The result of the study in univariat analysis of independent variable described that the infant who has low weight in birth in PMI general hospital, Bogor in 2002 showed 18, 1% and independent variable described that most of mothers in the age of 20 - 35 years old (81,16%), paritas 2 - 4 years old (48,60%), pregnancy range less than 2 years (54,30%) the age of pregnancy more or equal to 37 weeks (89,90 %), education : senior high school (48,60%), house wives (81,90%), income : high enough (66,70%), the height of body is more or equal to 145 an (95,65%), increasing the weight of body is more or equal to 10 kg (63,77%), hemoglobin is more or equal to 11 gr % (58,70%), the quantity of ANC is 1 - 3 times (82,61%) and the quality of ANC is more or equal to 5 kinds of examination (88,40%). Based on the exams of Chi - Square, it is found that among 12 factors that are researched, there is only small numbers can be proved have meaningful relationship to the infant who has low weight in birth i.e. the age mother with p = 0,023 and odds ratio 3,176 , the age of pregnancy with p = 0,0001 and odds ratio 10.031 and gaining weigh with p = 0,012 and odds ratio 3,343. Variable belongs is multivariat analysistis the factor of mother's age, the age of pregnancy and gaining the weight, The result of multivariant analysis together with double logistic regression exams will be found the result that shows that there is meaningful relationship in statistic way between the age of moth with p = 0,016 and odds ratio 3, 966, the age of pregnancy with p = 0.0001 and odds ratio 10,989 and gaining weight with p = 0,024 and odds ratio 3,118. After intersection examining, so we find that there is no interaction among the variable of mother's age, the age of pregnancy and gaining weight.
The conclusion is the risk factor that has the most relationship the infant who has low weight in birth is the variable of the pregnancy's age with the value of odds ratio 10,989 it has meaning that the pregnancy's age less than 37 weeks will have the risk of the infant who has low weight is birth about 11 times more than compare to the pregnancy's ages more 37 weeks, so it is advised to the mother to give a birth in the age of pregnancy more than or equal to 37 weeks, and those who examine the pregnancy should force to the every pregnant woman to examine her pregnancy regularly and follow the time schedule of examination, so that if there is improper of the pregnancy can be detected soon and can be helped soon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T7126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asniati Djaali
"Salah satu penyebab utama angka kematian bayi yang tinggi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (berat badan lahir rendah). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sekitar 40,7% kematian bayi disebabkan oleh berat lahir rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubungan dengan kecukupan masa kehamilan. Angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi berat lahir menggunakan data rekam medis RSUD Pasar Rebo. Studi ini menggunakan desain krosseksional dan data retrospektif rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo, Sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/ numerik. Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat lahir berdistribusi normal dengan rata-rata sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,65 gram. Tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut berkontribusi pada berat lahir dan tingkat pendidikan berkontribusi paling besar.

Of the main causes of high infant mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight/LBW). Base on data from Indonesian Hospital Statistic in 2005 =, as much as 40,7% baby?s death was caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problem related with term of pregnancy. Base on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%.This study is aimed to know the factors that influence infant birth weight as observed from medical record in Pasar Rebo Public General Hospital, Jakarta, and to identify what factor influence most in predicting infant birth weight. A cross-sectional study was designed using retrospective data of hospital medical record. The population of this study was all mothers who gave birth in this hospital, had complete registration and data containing variables observed, such as infant birth weight, and at least performed antenatal care visit in the first trimester. Simple random sampling was administered. The amount of samples were obtained using correlation coefficient hypothesis testing sample size formula with continuous variable. Data processing and analysis showed that infant birth weight are distributed normally with mean 3126.6 grams and 453.655 grams standard deviation. Further analysis showed that educational level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy were significantly related with infant birth weight. Using double linear regression analysis, those three variables contributed in predicting infant birth weight, where the educational level contributed most."
Jakarta: Kopertis Wilayah III Jakarta Akademi Kebidanan Suluh Bangsa, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuanakotta, Minerva Gabriela
"Pelayanan BPJS Kesehatan merupakan salah satu pelayanan publik yang disediakan Pemerintah Indonesia bagi masyarakat melalui berbagai fasilitas kesehatan, diantaranya adalah Rumah Sakit Palang Merah Indonesia di Kota Bogor dan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi di Kabupaten Bogor. Kedua rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit tipe B dengan standar yang telah diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014. Oleh karena itu seharusnya perbedaan kualitas pelayanan diantara kedua rumah sakit tersebut tidak terjadi. Faktanya ditemukan bahwa Rumah Sakit Palang Merah Indonesia memiliki kualitas pelayanan BPJS Kesehatan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan menjadikan dimensi-dimensi faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu input, lingkungan, dan proses sebagai dasar dalam menganalisis. Data Primer diperoleh melalui wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang mendorong terjadinya perbedaan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia dan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi adalah faktor kuantitas sumber daya manusia, faktor kuantitas dan kualitas sarana prasarana, faktor dana, faktor kebijakan, serta faktor tindakan medis dan tindakan non medis yang diberikan.

BPJS Health Insurance services are one of the public services provided by the government for the community through various health facilities, including Palang Merah Indonesia Hospital in Bogor City and the Ciawi Public Hospital in Bogor Regency. Both hospitals are type B hospitals with standards that have been regulated through Health Ministerial Regulation Number 56 of 2014. Therefore, differences in service quality between the two hospitals should not occur. The fact is found that Palang Merah Indonesia hospital has better quality in BPJS Health Insurance services when compared to the Ciawi Public Hospital.
This study uses a post-positivist approach by making the dimensions of factors that affect the quality of service, such as input, environment, and process as the basis for analyzing. Primary data were obtained through in-depth interviews, while secondary data were obtained from literature studies.
The results of this study found that the factors driving the differences in the quality of BPJS Health Insurance services at Palang Merah Indonesia Hospital and Ciawi Public Hospital are the quantity of human resources, the quantity and quality of infrastructure, funding factors, policy factors, and medical and non- medical action factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Anggraini
"Bayi dengan berat badan lahir rendah akan meningkatkan angka mortalitas maupun morbiditas pada bayi. Penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Data dalam penelitian menggunakan data sekunder rekam medik dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Dari hasil penelitian terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR di RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2012 untuk faktor usia ibu, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan kadar Hb yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna dengan kejadian BBLR.

An infant by weight of low birth will increase the number of mortalitas and morbidity on the baby. This research using case study control to analyze a correlation between risk factors by a factor of an effect. Data in research using data secondary rollin medical exam of general hospital tangerang. From the results of research on factors that deals with the occurrence BBLR in RSU Kabupaten Tangerang 2012 to the factors of age mother, education, work, the gestational age and levels of Hb that shows the existence of meaningfui relations with the incident BBLR.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Salsabila
"Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR menjadi salah satu penyumbang Angka Kematian Bayi (AKB) baik di Indonesia maupun dunia. Menurut WHO, bayi dengan BBLR mempunyai persentase 60-80% dari total seluruh kematian neonatus. Secara global persentase BBLR yaitu sebesar 15-20% dari total kelahiran di dunia. Sedangkan menurut data Riskesdas pada tahun 2018, angka BBLR sebesar 6,2%.  Penyebab BBLR antara lain yaitu berasal dari faktor ibu, faktor obstetri dan faktor janin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BBLR sehingga program pengendalian angka BBLR menjadi lebih terarah dengan mengetahui faktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2017. Sampel dari penelitian ini yaitu bayi yang lahir pada periode 5 tahun sebelum survei dengan berat lahir terdata dan tidak terdapat missing data. Variabel Independen yang diteliti antara lain yaitu usia melahirkan ibu, pendidikan ibu, tempat tinggal, status ekonomi, status merokok, jumlah paritas, komplikasi kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe (TTD), jumlah ANC, jenis kelamin bayi, dan kehamilan ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu status ekonomi rendah (p=0.002; OR = 1.32; 95% CI= 1.105-1.586), pernah mengalami komplikasi kehamilan (p=0.000; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), frekuensi ANC buruk (< 6 kali) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), tidak patuh konsumsi tablet Fe (<90 tablet) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), serta kehamilan ganda (p=0.000; OR=31.601; 95% CI= 19.023-52.494).

A baby with a Low Birth Weight (LBW) is a baby who has a birth weight less than 2500 grams. LBW is one of the contributors of the Infant Mortality Rate (IMR) both in Indonesia and the world. According to WHO, infants with LBW have a percentage of 60-80% of the total of all neonatal deaths. Globally, the percentage of LBW is 15-20% of the total births in the world. Meanwhile, according to Riskesdas data in 2018, the LBW rate was 6.2%. The causes of LBW include maternal factors, obstetric factors and fetal factors. This study aims to determine what factors associated with the incidence of LBW so that the LBW rate control program becomes more focused on knowing the risk factors. This study uses a cross-sectional study design using the 2017 DHS data. The sample of this study was babies born in the 5-year period before the survey with birth weight recorded and no missing data. The independent variables studied included maternal age at birth, mother's education, place of residence, economic status, smoking status, number of parity, pregnancy complications, adherence to Fe tablet consumption (TTD), number of ANC, sex of the baby, and multiple pregnancies. The results showed that the variables associated with the incidence of LBW were low economic status (p = 0.002; OR = 1.32; 95% CI = 1.105-1.586), had experienced pregnancy complications (p = 0.000; OR = 1.896; 95% CI = 1.557- 2,308), poor ANC frequency (< 6 times) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), non-adherence to Fe tablet consumption (<90 tablets) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI = 1,557-2,308), and multiple pregnancies (p = 0.000; OR = 31.601; 95% CI = 19,023-52.494).

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamak Zudi
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah di RSPAD Gatot Subroto, untuk masukan pada program pelayanan medik Departemen Ilmu Kesehatan Anak khususnya, RSPAD Gatot Soebroto umumnya dalam rangka pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak sebaik mungkin.
Dari hasil analisis regresi ganda yang disesuaikan dengan kerangka konsep penelitian tampak : pendidikan ibu, umur kehamilan, berat badan ibu, tinggi badan ibu, parasitas ibu, jenis kelamin dan berat plasenta bayi terbukti berpengaruh pada berat bayi waktu dilahirkan. Sedangkan faktir kadar Hb ibu, umur ibu dan kepangkatan orang tua tidak berhubungan. Faktor penyakit selama kehamilan dan komplikasi kehamilan, kebiasaan merokok selama kehamilan, pengalaman abortus dan pengalaman melahirkan bayi mati tidak dilakukan analisis lebih lanjut karena keadaan responden yang homogen.
Dengan analisis regresi ganda terbukti faktor-faktor yang diteliti berpengaruh pada berat bayi waktu lahir sebesar 36 persen, sedangkan khusus pada kejadian BBLR pengaruhnya sebesar 44 persen. Faktor yang paling berpengaruh pada kejadian BBLR dalam penelitian ini ialah umur kehamilan ibu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalia Lusida
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kejadian BBLR sebesar 6,2% di Indonesia memiliki dampak jangka panjang yang sangat serius dan kompleks. Penelitian di dunia menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara faktor di tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat dengan kejadian BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi antara ketiga tingkat tersebut secara bersamaan menggunakan analisis multilevel. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis regresi logistik multilevel. Variabel paritas, jumlah kunjungan ANC, dan komplikasi kehamilan di tingkat individu memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Indonesia, sedangkan variabel tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat tidak memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Indonesia. Hasil analisis multilevel didapatkan responden yang memiliki risiko (paritas 1 atau ≥4, ANC < 4, memiliki komplikasi kehamilan, terdapat anggota keluarga yang merokok di dalam rumah, dan memiliki akses fasilitas kesehatan yang sulit) memiliki peluang 1,618 kali (MOR = 1,618) melahirkan BBLR. Variabel yang menjadi determinan kejadian BBLR yaitu kunjungan ANC pada tingkat individu dengan AOR sebesar 3,096 (95% CI = 1,655 – 5,792). Pelaksana program diharapkan dapat menyediakan kunjungan rumah bagi ibu yang tidak melaksanakan ANC sesuai jadwal atau bagi ibu yang tergolong berisiko dan belum pernah melakukan ANC.

Globally, low birth weight (LBW) is a public health problem. In Indonesia, increasing the prevalence of LBW by 6.2 percent has a very substantial and complex long-term consequence. Worldwide research has established a relationship between individual, household, and community-level factors and the occurrence of LBW. The purpose of this study was to examine the relationship between the three levels simultaneously through multilevel analysis. This study used a cross-sectional approach and multilevel logistic regression analysis. Parity, number of ANC visits, and pregnancy problems in individual level all correlate with the incidence of LBW in Indonesia, however household and community characteristics do not correlate with the incidence of LBW in Indonesia. Multilevel analysis revealed that respondents at risk (parity 1 or 4, ANC ≤4, pregnancy problems, family members who smoke in the house, and limited access to health services) have a 1.618 times chance of LBW (MOR = 1.618). ANC visits at the individual level were determinant factor of LBW, with an AOR of 3.096 (95% CI = 1.655–5.792). Program implementers were expected to be able to conduct home visits for mothers who do not complete ANC on schedule or who were categorized as at risk but have never received ANC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elin Marlina
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab kematian bayi dan neonatal di berbagai negara, terutama negara berkembang termasuk Indonesia. Angka kejadian BBLR berdasarkan hasil laporan Riskesdas tahun 2010 adalah 11,1% dan provinsi Jawa Barat adalah 10,9%. Data SDKI tahun 2012 menyebutkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) 32 per 1000 kelahiran hidup dengan penyebab tertinggi adalah BBLR dan Prematuritas. Data kelahiran BBLR di Kota Cimahi menunjukan peningkatan pada tiga tahun terkhir Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan sumber data sekunder yang didapat dari catatan kohort ibu, laporan persalinan, register pasien. Faktor risiko terjadinya BBLR yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah faktor karakterisktik ibu, nutrisi dan pemeriksaan ANC. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan bermakna pada variabel faktor nutrisi, riwayat penyakit dan pemeriksaan ANC.

Low birth weighted baby is a cause of infant morality and neonatal all over the world. Particularly in develop country, including Indonesia. The number of low birth weighted baby based from the results of riskesdas report in 2010 is 11,1% and West Java Province is 10,9%. Data from SDKI in 2012 tells that the numbers of infant morality (AKB) 32 per 1000 birth of a baby with the highest cause are low birth weighted babies and prematurity. Data of low birth weighted baby in Cimahi city increased in the last three years of the research using case-control design with source of secondary data obtained from cohorts of mothers data, labor report, and registers patiens. the risk of low birth weighted baby becomes variable in this research is the characteristic factors of mother, nutrition and Ante Natal Care examination. The research showed a significant to the variabel nutritional factors, desease history and Antenatal Care examination.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan kematian neonatal dan morbiditas, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari. BBLR juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan. Metode: Penelitian ini merupakan analisa data sekunder, sumber data adalah hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 dengan cakupan seluruh provinsi di Indonesia dengan unit analisis bayi (0-1 tahun). Data diolah menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik. Hasil: Secara nasional persentase bayi dengan BBLR adalah 6,37%. Kesimpulan: kejadian BBLR pada bayi dipengaruhi oleh faktor jumlah anak yang banyak, terjadinya komplikasi selama kehamilan, status ekonomi keluarga yang rendah dan jenis kelamin bayi perempuan. Variabel yang paling memberikan dampak adalah komplikasi selama kehamilan yang risiko BBLR mencapai 2,74 kali dibandingkan yang tidak komplikasi. Saran: perlunya peningkatan upaya penanganan pada Bayi dengan BBLR agar tidak berlanjut pada kematian atau terhampatnya tumbuh kembang fisik dan mental bayi yang berdampak pada kualitas SDM Negara dan terjadi pertambahan beban Negara."
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>