Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanitta Wenan Subrata
"Besarnya pengaruh peraturan perundangan terhadap kehidupan rumah sakit, menjadi dasar untuk meninjau kembali kebijakan perumahsakitan tersebut. Dalam pelaksanaannya, peraturan perundangan dibagi dalam 2 sistem, yaitu : sistem sentralisasi dan otonomi daerah. Dalam sistem sentralisasi, kekuasaan atau kewenangan berada di tangan Pemerintah Pusat, sedangkan dalam otonomi daerah kekuasaan atau kewenangan berada ditangan Daerah.
Untuk melihat dan mengenali bagaimana sistem tersebut diterapkan dalam dunia perumahsakitan, khususnya dalam perizinan perumahsakitan dilakukanlah sebuah studi kasus. Studi kasus ini dianalisa secara kualitatif. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis peraturan perundangan perizinan RS yang berlaku saat ini, kemudian peneliti melakukan klasifikasi peraturan perizinan RS berdasarkan siklus hidup rumah sakit (peraturan perundangan mengenai rencana dan bangunan, peraturan perundangan mengenai organisasi dan manajemen, peraturan perundangan mengenai hasil pelayanan, peraturan perundangan mengenai akreditasi dan sertifikasi, peraturan perundangan mengenai peran serta masyarakat, dan peraturan perundangan mengenai sanksi dan penutupan).
Setelah mengetahui dan mengelompokkan peraturan perizinan RS, kemudian kewenangan diidentifikasi dan diklasifikasikan kedalam sistem sentralisasi dan otonomi daerah sesuai yang tertulis didalam peraturan perundangan itu sendiri. Lebih lanjut, penulis memberikan saran-saran mana kewenangan yang dapat diserahkan kepada daerah mana yang masih tetap menjadi kewenangan Pusat.
Hasil penelitian, pertama ditemukan ada 27 peraturan perizinan perumahsakitan. Keseluruh peraturan tersebut tersebar dalam berbagai sumber, tidak terorganisir dan tidak sistematik.
Kedua, mayoritas otoritas dipegang oleh Pemerintah Pusat, hanya 2 (dua) yang menjadi kewenangan daerah.
Melalui penelitian ini, saran yang diajukan adalah pertama, mengorganisir dan mengumpulkan semua peraturan perundangan perizinan RS kedalam satu peraturan perizinan yang lengkap yang mencakup keenam langkah siklus hidup RS. Disarankan dibuat secara sistematis dan jelas (termasuk semua kualifikasi dan persyaratan, juga biaya untuk mendirikan RS).
Kedua, sebaiknya dibuat kebijakan satu pintu.
Ketiga, agar segera dipertimbangkan untuk menyerahkan beberapa kewenangan Pusat kepada Daerah menjadi kewenangan daerah.

Great impact of rules and laws on hospital life became the reason to reconsider the hospital rules and laws. On practicing rules and laws there is a system of authority. This system is divided into 2: centralization and district autonomy. In centralization system, the power is in Central Government's hand, while in district autonomy is in districts.
To see and to understand how the centralization and district autonomy works on the hospital licensing regulations a study was conducted. This case study was analyzed qualitatively. The researcher gathered and analyzed all the hospital licensing regulations which prevail now, then classified them into hospital's life cycle (regulations of planning and building, regulations of organization and management, regulations of service output, regulations of accreditation and certification, regulations of participation of society, regulations of sanction and closing). After knowing and grouping all the hospital licensing regulations, then the writer identified and classified the regulations into centralization and district autonomy as it was written in the rules and regulations. Furthermore the writer gave suggestions about which one can be handed over by the Central Government to district autonomy and which one was still in Central.
It was found, firstly that there were 27 hospital licensing regulations. All these regulations were scattered in many sources, not well-organized, and not systematic. Secondly, the majority of the authorities were hold by the Central Government, only 2 matters were district's autonomy.
By this research, the writer suggested some ideas of ways out. First, to organize or to gather all the hospital licensing regulations, and to make it into one complete regulations that covers all the six steps of hospital life cycle. It was suggested to organize it systematically and clearly (including all the qualifications and the requirements, and also the expense for building or malting a hospital).
Secondly, it was suggested to arrange or to make it into one door policy.
Thirdly, soon consider to hand over some authorities from Central Government to district autonomy to be the District's autonomy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Iman Sjahputra Tunggal
Jakarta: Harvarindo, 1998
332.1 IMA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Divisi Pembinaan Hukum Polri. Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2007
345 IND h I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Divisi Pembinaan Hukum Polri. Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2007
342.05 IND h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Djohan Tunggal
Jakarta: Harvarindo, 1998
346.086 ARI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prathama Gilang Wagiono Putera
"Saat ini Indonesia mengalami perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM) salah satunya penyakit kanker yang berdampak membengkaknya biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, serta menurunnya produktivitas masyarakat dan daya saing negara, sehingga akan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan perubahan perilaku dan perbaikan lingkungan yang sistematis dan terencana agar tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dapat tercapai sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang pedoman pelaksanannnya diatur dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017, dan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 161 Tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dan implementasi peraturan perundang-undangan tersebut. Analisis efektivitas perundang-undangan tentang GERMAS dilaksanakan dengan metode yuridis normative, sedangan desain cross sectional digunakan untuk menilai implementasi pelaksanaan GERMAS. Sebanyak 102 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dianalisis melalui kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peraturan perundang-undangan GERMAS adalah valid namun tidak efektif menurut Teori Hans Kalsen. Sedangkan hasil analisis implementasi perundang-undangan GERMAS di DKI Jakarta masih belum berjalan dengan baik.

Currently, Indonesia is experiencing a change in disease patterns from communicable diseases to non-communicable diseases (NCDs), one of which is cancer, which has an impact on increasing health service costs borne by the community and the government, as well as decreasing community productivity and the country's competitiveness, which will have an impact on socio-economic conditions. public. So systematic and planned behavioral changes and environmental improvements are needed so that the goals of the Healthy Living Community Movement (GERMAS) can be achieved in accordance with the Instruction of the President of the Republic of Indonesia Number 1 of 2017 concerning the Healthy Living Community Movement, the implementation guidelines of which are regulated in the Regulation of the Minister of National Development Planning/Head of Division National Development Planning of the Republic of Indonesia Number 11 of 2017, and Regulation of the Governor of the Special Capital Region of Jakarta Number 161 of 2019. The aim of this research is to analyze the effectiveness and implementation of these laws and regulations. Analysis of the effectiveness of legislation regarding GERMAS was carried out using normative juridical methods, while a cross sectional design was used to assess the implementation of GERMAS. A total of 102 respondents who met the inclusion and exclusion criteria were analyzed through a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The results of this research show that GERMAS legislation is valid but not effective according to Hans Kalsen's theory. Meanwhile, the results of the analysis of the implementation of GERMAS legislation in DKI Jakarta are still not going well."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elvi Noor
Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>