Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syaelendra
"Di Indonesia angka kematian ibu secara Nasional berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1995 adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup, yang merupakan angka tertinggi di antara negara-negara ASEAN (Dep. Kes. RI 1998).
Berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi telah banyak dilakukan, salah satu diantaranya adalah peningkatan upaya pelayanan kesehatan dengan jalan mengikutsertakan oraganisasi/sektor terkait serta lembaga swadaya masyarakat dalam menunjang kesejahteraan ibu dan anak.
Disamping itu, pemerintah telah menyebarkan bidan ke desa untuk membantu akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi serta memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus meningkatkan cakupan program kesehatan ibu dan anak (KIA).
Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal (ANC) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa. Kinerja bidan di desa diukur dengan hasil cakupan K4. Kinerja baik bila cakupan K4 > 80% dan kinerja kurang bila cakupan K4 < 80%.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Agam dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistematik random sampling sebanyak 100 orang,
Hasil penelitian menunjukkan 78% kinerja bidan di desa di Kabupaten Agam masih kurang dan 22% dengan kinerja baik. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja bidan di desa di Kabupaten Agam masih kurang.
Faktor-faktor berikut ini, umur, status perkawinan, penghasilan, supervise Dinas Kesehatan Kabupaten dan kondisi kerja (gedung), mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kinerja bidan di desa. Sedangkan faktor jumlah anak, pelatihan, masa kerja, rasa aman, dan perlengkapan kerja tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan di desa.
Penelitian ini menyarankan agar :
1. Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional untuk pelatihan daiam rangka meningkatkan profesionalisme bidan di desa sehingga cakupan K4 meningkat.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Agam :
a. Melakukan upaya dalam bentuk penegasan kepada Kepala Puskesmas tentang tugas dan wewenang bidan di desa agar cakupan K4 meningkat.
b. Meningkatkan profesionalisme bidan di desa melalui kegiatan :
-Pertemuan sekali tiga bulan di tingkat Kabupaten.
-Pertemuan bulanan di Puskesmas.
-Pemberdayaan belajar melalui Kalakarya dan Gugus Kendali Mutu.
-Memberikan pelayanan prima kepada ibu hamil.

Analysis on Factors Which are Related to the Performance Villages Mid Wives in Antenatal Care Services (ANC) In Agam District, West Sumatera, October - December 2000Based on Indonesian Demographic Survey (1995), the Maternal Mortality Rate (MMR), in Indonesia were 390 per 100,000 life birth, which is the highest number of the ASEAN countries (Indonesian Department of Health, 1998).
There are some programs to decrease number of Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). One of the programs is to increase of health services by following the relevant sector and non government organization. Also the government has been already spread the village mid wives to decrease Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) number and to widening the health services.
The purpose of this research is to know how the performance of the village mid wives in the Antenatal Care services and some related factors. The performance of the village mid wives is measures by four times health services visits. Good performance can be measures if the four times health services visits is 80% or more. Bad performance can be measures if the four times health services visits is less 80%.
The research had already done in Agam district, West Sumatera Province by using Cross Sectional Random Sample. The sample of this research is village mid wives which were working in Agam district and by using Systematic Random Sampling method for 100 villages mid wives.
The result of the research showed that 78% performance of the villages mid wives in Agam district still bad and 22% are good.
There are some factors related to this performance such as age, marital status, salary, upper level health offices, supervision and working facilities. The unrelated factors to this performance are number of children, working duration, training, the mid wives feels of secure and nurse working kit.
This research suggested that:
1. For District Government, is to provide the operational costs for trainings in order to increase the professionalism of mid wives at villages to increase K4.
2. For Agam District Health Department:
a. Stressing the Head of Health Center about job and responsibility of mid wives at villages to increase K4.
b. Increasing mid wife professionalism, through activities such as:
-Once in three months meeting at District Level.
-Monthly meeting at the Health Center.
-Empowerment through Kalakarya learning and Total Quality Management.
-Give prime quality services to pregnant mother."
2001
T7878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiningsih
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman hubungan seksual perempuan paska melahirkan dengan seksio sesarea. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 partisipan dengan karakteristik berbeda. Perempuan yang menjadi partisipan sudah diidentifikasi mempunyai pengalaman hubungan seksual paska seksio sesarea dan mampu menceritakan pengalamannya. Pengumpulan data dengan tehnik wawancara mendalam.
Metoda yang digunakan untuk analisa data yaitu metoda Colaizzi's. Setelah data dianalisa, peneliti mendapatkan 5 thema: (1) persepsi adanya perubahan hubungan seksual sesudah seksio sesarea, hubungan seksual sebagai kewajiban dan hal penting, (2) pengalaman perempuan memulai hubungan seksual setelah 7 minggu sampai 4 bulan paska seksio sesarea, atas inisiatif suami, dan respon seksualnya berbeda-beda (3) perasaan sakit dan takut saat hubungan seksual merupakan masalah yang dialami partisipan (4) perempuan mengharapkan hubungan seksual dilakukan apabila luka operasi sembuh, dilakukan dengan tenang dan perlahan (5) partisipan membutuhkan informasi atau penyuluhan dari perawat, diharapkan lebih tanggap terhadap permasalahannya.
Kesimpulan penelitian ini bahwa pengalaman hubungan seksual paska seksio sesarea dari keenam partisipan didominasi oleh perasaan takut. Rekomendasi berupa: pengembangan program disharge teaching, pemberian pendidikan kesehatan yang efektif, membentuk layanan konseling, penelitian lebih lanjut dan masukan untuk program keperawatan maternitas.

The purpose of this research was to explore deeply an experience the woman's sexual activity who delivered with caesarean section. A qualitative research used phenomenological approach. Sample in this research was six participants with different characteristics. The women who became participants were identified that they had an experience of sexual activity post caesarean section and capable to explain their experiences. Data collection utilized in-depth interviews.
Colaizzi's method was used for data analysis, so researcher found five themes: (1) perceptions of presence changing after caesarean section in sexual activity, it was as duty and important (2) women's experiences initiated intercourse after 7 weeks until 4 months post caesarean section because of their husband's initiative, and their sexual response were different (3) Feeling of pain and fear were participants problem when they were making love (4) Women's hope that intercourse should be done if the wound repaired, with calmly and slowly (5) the participants needed information or health education from nursing and they hope that nurse could bit, well aware of their problem.
Conclusion of this research, the experience of each participant was dominated with fear. Recommendations were: to develop discharge teaching program, to provide effective health education, available counseling program, continuing research and input for maternity nursing program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Putu Sendratari
"Asumsi dasar dalam memulai studi ini diawali dengan adanya anggapan bahwa istri petani hanyalah sebagai orang kedua dalam urusan ekonomi rumahtangga, sedangkan suami diberi tempat sebagai pencari nafkah utama/pertama. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa sumbangan istri petani dalam kegiatan nafkah dapat dilihat secara nyata dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan uang. Nilai yang menempatkan laki-laki sebagai pencari nafkah utama pada kasus dimana sebenarnya istri yang menjadi orang pertama dalam ekonomi rumahtangga jelas merupakan pemutarbalikkan fakta. Untuk meluruskan anggapan/mitos tersebut maka penelitian ini dilakukan.
Istri petani yang menampilkan sumbangan ekonomi rumahtangga dan dipilih dalam penelitian ini adalah perempuan saudagar yang ada di desa Candikuning, Tabanan, Bali. Pilihan terhadap perempuan saudagar didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka tergolong dalam kelompok wanita pedesaan yang masih luput dari perenoanaan pembangunan. Padahal mereka merupakan subyek penentu dalam menyalurkan produksi sayur yang ada di desa Candikuning. Secara budaya, mereka juga dikondisikan agar bertanggung jawab terhadap urusan rumahtangga. Tuntutan terhadap kegiatan ekonomi pasar dengan kegiatan rumahtangga jika tidak ditangani dengan baik akan dapat meniinbulkan konflik dalam diri perempuan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka menarik untuk diteliti strategi kebertahanan yang dilakukan oleh perempuan saudagar di desa Candikuning. Pertanyaan yang ingin dicari jawabannya adalah "mengapa perempuan saudagar di desa Candikuning memilih pekerjaan sebagai pedagang sayur dampai ke luar desa ?; bagaimana bentuk-bentuk strategi kebertahanan yang dilakukan dalam usaha berdagang dan kegiatan rumahtangga. ?; selanjutnya apakah dengan melakukan kegiatan berdagang akan nemberikan peningkatan otonomi bagi perempuan saudagar ?"
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan langkah- larigkah metodo logid yaitu menentukan informan secara purposive dan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dengan ears observasi, wawancara mendalam serta penggunaan dokumen. Analisis data dilakukan sepnajang berlangsungnya penelitian dengan bertolak dari informasi empiris. Selanjutnya dibuat kategori-kategori yang dirangkai secara sistematis dan logis.
Termuat dalam penelitian ini adalah, bahwa perempuan saudagar di desa Candikuning memilih pekerjaan: sebagai pedagang disebabkan beberapa hal, pertama faktor tradisi. Masuknya beberapa perempuan dalam ekonomi pasar yaitu perdagangan, bukan hal yang baru tetapi telah didahului oleh pengalu. Mereka telah ada sebelum masuknya Jepang yaitu sekitar tahun 1920an, dengan membawa barang dagangan ke pelabuhan Buleleng. Mereka yang menjadi pengalu tidak terbatas hanya laki laki tetapi perempuan juga turut serta. Tradisi bepergian ke luar desa dilanjutkan oleh perempuan saudagar. Di samping faktor tradisi, faktor ekonomi menjadi pendorong sehingga memilih bekerja sebagai saudagar. Kehidupan yang miskin dan pilihan yang terbatas membuat informan memanfaatkan potensi alam desa Candikuning untuk menentukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya. Faktor lain yang tidak bisa diabaikan adalah dukungan nilai budaya. Ditinjau dari aspek budaya Bali Tidak ditemukan adanya batasan yang tegas tentang pekerjaan yang "pantas" dan "tidak pantas" dilakukan perempuan sehingga perempuan Bali uuiumrcya tidak mengalami kesulitan jika hendak memasuki peluang kerja yang ditempat lain bisa jadi merupakan pekerjaan laki-laki (seperti di Aceh, perempuan hampir tidak diberi kesempatan untuk turut serta dalam dunia perdagangan).
Adapun bentuk-bentuk strategi kebertahanan yang dilakukan oleh informan dalam usaha berdagnag adalah berpegangan pada prinsip pasar yaitu mengadakan ikatan dengan tengkulak dan petani. Bentuk lainnya adalah melakukan kerjasama antar sesama saudagar agar usaha tetap dapat berjalan. Pengembangan modal dilakukan dengan cara arisan di pasar, merintis usaha lain seperti beternak babi. Di samping berpijak pada prinsip pasar (orientasi mencari laba) ditemukan pula strategi yang bersandar pada kekuatan supernatural yaitu dengan melakukan ritus-ritus perdagangan.
Dalam strategi kebertahanan rumahtangga dilihat berdasarkan pola hubungan dengan suami, anak dan orang-orang di lingkungan desa. walaupun terdapat berbagai variasi tentang cara mempertahankan keharmonisan dengan suami namun semua informan mnengarah ke satu pandangan bahwa sebgai istri wajar memperhatikan kesenangan suami serta beradaptasi dengan profesi suami agar bisa berjalan seiring. Terhadap anak, strategi yang ditempuh adalah menyesuaikan dengan kebutuhan anak remaja dan dewasa namun tetap dalam kontrol ibu. Terhadap orang di lingkungan desa, strategi yang ditempuh dengan cara penyesuaian terhadap adat. Dalam urusan pekerjaan rumahtangga, ada ditemukan penolakan karana sudah merasa capek bekerja mencari uang seharian tetapi gejala umum bahwa perempuan larut dengan tanggung jawab sebagai pencari nafkah sekaligus melakukan pekerjaan rumahtangga.
Dengan uang yang dimiliki dan kegiatan berdagang, perempuan saudagar bisa menentukan beberapa hal yaitu mengatur usaha, menarik maupun memberhentikan tengkulak dan buruh, mengatur keuangan rumahtangga, termasuk mempekerjakan suami. Hal ini mencerminkan bahwa perempuan saudagar memiliki kekuasaan yang bersifat ideologis, remuneratif dan punitif. Hanya raja dalam pola kekuasaan terhadap suami masih tampak bahwa perempuan dalam kondisi tersubordinasi.
Temuan lain menunjukkan bahwa perempuan saudagar belum pernah mendapat pembinaan secara khusus tentang pengelolaan usaha berdagang. Padahal kenyataan menunjukkan masih banyak saudagar di desa Candikuning menghadapi masalah di sekitar Cara mengatasi persaingan, cara meningkatkan modal. Bahkan gangguan kesehatan masih mewarnai kehidupan perempuan saudagar."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sesri
"Berdasarkan Survey Dasar Kependudukan Indonesia (SDKI) Pada tahun 2002- 2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, Hal ini menunjukan AKI di Indonesia masih tinggi salah satu penyebabnya adalah komplikasi dan resiko tinggi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemantauan antenatal dengan pemeriksaan kehamilan serta memberikan pelayanan rujukan bagi kasus resiko tinggi yang dapat menekan angka kematian sampai 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kinerja petugas KIA puskesmas pembantu dalam pelayanan Antenatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas KIA tersebut, serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas KIA puskesmas pembantu.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan rancangan penelitian cross Sectional. Sampel penelitian adalah semua petugas KIA puskesmas pemhantu yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Agam yang berjumlah 115 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan.
Hasil penelitian menunjukan 55.7% kinerja petugas KIA puskesmas pembantu di Kabupaten Agana kurang dan 44.3% mempunyai kinerja baik, dan hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status perkawinan, motivasi dengan kinerja serta analisis multivariat menunjukan bahwa status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja.
Penelitian ini menyarankan agar dinas kesehatan Kabupaten Agam dan puskesmas dalam memberikan pembinaan kepada petugas KIA puskesmas pembantu dengan kinerja kurang khususnya tentang memeriksa glukosa urine atas indikasi, memeriksa urine untuk test protein atas indikasi, mengukur suhu, menganjurkan ibu buang air kecil sebelum memeriksa kehamilan, mencuci tangan sebelum memeriksa kehamilan.

Indonesian Health Demogaphy Base Survey (SDKI) in 2002-2003 showed that Maternal Mortality Rate (AKI) was 307 per 100.000 life birth. This indicated that AKI in Indonesia is still high compared to The National target, due to complication and high risk pregnancy that are preventable through proper antenatal monitoring and earlier pregnancy cheek up and delivering referal care for high risk case in order to repress mortality rate until 80%.
This research is aimed to describe KIA’s officer job performance at assistant community health center in performing antenatal care and to explore factors related to KlA'S officer job performance, and the most dominant motor related to KIA oiiicer job performance at servant community health center.
This research was conducted in Agam District region with cross sectional's design. The sample were all KIA’s oticer of servant community health center in Agam District Health office region with l 15 omcers. Data were analyzed in univariat, bivariat, and multivariate way. The bivariate analysis used chi square test to explore the correlation between independent and dependent variable and multivariate analysis used logistic regression test to explore the most dominant factor.
The result show that 55,7% KIA oiiicer job performance is improper and 44,3% is good, and the analysis showed that there are significant correlation between marital status and job performance and between motivation and job performance. The multivariate analysis showed that marital status was the most dominant factor related to job performance.
This research suggests Agam District health o&ice and community health center to develop a training for KIA otlicers of cervant community health center with improper job performance, particularly about testing urine glucose on indication, checking urine for protein test on indication, measuring tempemtme, washing hand before checks pregnancy.
"
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bagus Haryono
"ABSTRAK
Thesis ini bertujuan mendeskripsikan kekuasaan istri berpendidikan rendah pada kasus 8 keluarga Jawa menggunakan pendekatan ketergantungan Eichler (1981:201-215). Analisis dimensi sosial-strtktural dibedakan dengan dimensi personal-emosional. Kekuasaan dilihat menurut proses, dan diungkap dengan pendekatan kualitatif. Ketergantungan, awalnya ditetapkan menurut asal darimana/siapa pemilik resources/sumber-sumber, namun selanjutnya ditetapkan dengan perspektif emic, menurut bagaimana pasangan keluarga memahami sumber dan ketergantungannya terhadap sumber tersebut. Informan dan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, menjalin rapport, observasi dengan menafsirkan body language, dan alat perekam. Hasil penelitian ini, yaitu: kekuasaan setara (saling tergantung) pada dimensi kekayaan ekonomi, prokreasi, dan status/prestige didapatkan pada pasangan Lasmininingrum, Rukmini, Jumirah, Murtini, dan Mariyem; dan dalam dimensi afeksi, ditemukan pada pasangan Lasminingrum, Murtini, Rukmini, Jumirah, dan Yuliana. Kekuasaan tidak setara (dominasi suami) dalam dimensi kekayaan ekonomi, dan status/prestige ditemukan pada pasangan Wiwik; dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Lasminingrum, dan Rukmini; dan dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Mariyem. Kekuasaan tidak setara (dominasi istri) dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Ratih; dan dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Jumirah; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Ratih. kekuasaan setara (ketidaktergantungan simetris) dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Wiwik, Ratih, Murtini, Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan keluarga Wiwik, akibatnya mereka lebih mandiri dalam sikap dan tindakan. Besarnya ketergantungan pada dimensi personal-emosional, justru semakin memperkuat saling tergantung Lasminingrum dan Murtini, membalikkan ketergantungan Yuliana, membalikkan kemandirian Yuliana dan Mariyem pada dimensi social-struktural. Kuatnya dominasi suami pada pasangan Mariyem dalam dimensi afeksi telah membalikkan kemandirian Mariyem dalam dimensi kelangsungan hidup dan prokreasi. Besarnya dominasi Ratih dalam dimensi afeksi, telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi seks dan prokreasi. Hubungan saling tidak tergantung dalam dimensi personal-emosional pada pasangan Wiwik telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi sosial-struktural. Ketergantungan pada dimensi personal-emosional terbukti menjadi mekanisme kontrol yang mampu merubah atau membalikkan ketergantungan pada dimensi sosial-struktural."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Hernawati
"Salah satu upaya untuk menurunkan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau oleh masyarakat secara luas sampai ke tingkat desa yang terpencil. Untuk mempermudah upaya tersebut dilakukan penempatan bidan di desa. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitaif dan dianalisa secara deskriptif, Bivariar, Multivariat, Uji Intertaksi, perhitungan Dampak Potensi. Penelitian dilaksanakan di 34 puskesmas 118 bidan di desa di kabupaten Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan Antenatal Care dan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan adalah; imbalan, kepemilikan motor, alat, dan motivasi. Faktor yang tidak berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah; umur, domisili, lama bekerja, kemampuan, status kepegawaian, status perkawinan, rencana kerja, supervisi, peran SPKDS, pelatihan, sikap, dan motivasi. Faktor yang paling bermakna berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah motivasi, sedangkan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja bidan di desa adalah imbalan. Perlu adanya peningkatan dedikasi oleh bidan di desa serta pembekalan alat bidan kit yang lengkap bagi peningkatan bidan di desa.

Highly Maternal Mortality Ratio (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) can be decreased by improving health service able to be reached by society widely until cloistered villages. This research was done by cross sectional method using a quantitative approach and descriptive analysis. Research executed in 34 public health centers, 118 village midwifes in sub-province of Bekasi.
Researches Result indicates that factors related to countryside midwife performance in Antenatal Care and Bearing Help by health officer are; reward ownership of motor, appliance, and motivation. Meanwhile, Factors which unrelated to countryside midwife performance are: age, domicile, old work, ability, officer status, marriage status, Job planning, supervision, SPKDS role, training, attitude, and motivation. Improving dedication by village midwife and providing midwifes complete kit are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T30818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Kurnia Beniartho
"ABSTRAK
Reservoir Mid Main Carbonate (MMC) merupakan bagian dari Formasi Cibulakan
Atas yang berumur Miosen awal. Berdasarkan data pemboran, lapisan MMC
berpotensi sebagai reservoir batugamping dengan indikasi hidrokarbon berupa gas.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan karakter reservoir dari MMC dan
persebarannya di lapangan penelitian dengan menggunakan data yang terbatas
dalam memetakan karakter reservoir daan persebaran dari lapisan MMC sehingga
bisa ditentukan target pengembangan lapangan ke depan. Penelitian ini dilakukan
dengan data acuan berupa tiga sumur eksplorasi yang kurang tersebar dan juga
seismik post-stack 2D multivintage yang memerlukan proses optimalisasi terlebih
dahulu. Proses balancing amplitude dan miss-tie seismik dilakukan untuk
mengurangi efek multivintage sebelum dilakukan inversi seismik dan upaya
karakterisasi lebih detil dilakuakn dengan atribut Spectral Decomposition berbasis
Continuous Wavelet Transformation. Karakter batugamping MMC ini terdiri dari
batugamping-1 dan batugamping-2 yang keduanya merupakan fasies batugamping
klastik backreef dengan nilai porositas efektif berkisar antara 5-15% dengan nilai
porositas tertinggi diketahui relatif berada pada daerah tenggara dan barat laut
lapangan. Berangkat dari model porositas reservoir MMC, interpretasi struktur dan
integrasi dengan hasil analisis Spectral Decomposition selanjutnya ditentukan letak
jebakan migas yang diajukan sebagai target eksplorasi selanjutnya.

ABSTRACT
The Mid Main Carbonate (MMC) reservoir is part of the early Miocene Upper
Cibulakan Formation. Based on MMC drilling data, it has potential to be limestone
reservoir with indication of gas hydrocarbon. This study aim is to map the
characteristic of MMC reservoir and its distribution on the targeted field of research
based on limited data, so that it can be determined the future field development
target. This study was conducted with reference data in form of three exploratory
wells and post-stack 2D multivintage seismic which requires optimization process
prior to start characterization method. The process of balancing amplitude and misstie
seismic is done first to reduce multivintage effect for the further seismic
inversion which then detailed characterization were done using attribute of Spectral
Decomposition based on Continuous Wavelet Transformation. The MMC
limestone characteristic consists of limestone-1 and limestone-2, both of which are
facies of backreef clastic limestone with effective porosity values ranging from 5-
15% with the highest known porosity value is relatively on the southeast and
northwest regions of the area. Based on the MMC reservoir porosity model,
structural interpretation and integration with Spectral Decomposition analysis
results this study then determined the location of proposed oil and gas traps as the
next exploration target."
2017
T49055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Sri Rahayu
"Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan umur harapan hidup, dengan cam menurunkan Angka Kcmatian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibanding ncgara- negara ASEAN, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, demikian juga kondisi AKI dan AKB di Jawa Barat, termasuk di Kabupatcn Karawang.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cfektif untuk pencegahan kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi dan keadaan resiko tinggi kehamilan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan antenatal sedini' mungkin. Hasil kegiatan yang dilakukan oleh bidan di desa Kabupaten Karawang dalam pelayanan antenatal (cakupan ANC KI dan K4}, menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa kincda bidan di desa masih belum baik.
Tujuan peneiitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pengalaman, tempat tinggal, motivasi, kelengl-:apan alat, supervisi dan klasiiikasi desa dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan populasi semua bidan di desa sebanyak 305 respondcn. Sampel penelitian semua populasi, yang berhasil didata sebanyak 289 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008, di Kabupatcn Karawang, dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dengan mcmbuat distribusi frekuensi masing-masing variabel, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,0S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan di desa yang mempunyai kinerja kurang (49,8%),. sedikit Iebih rendah dibanding bidan di desa yang mempunyai kinerja baik (50,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang umur kehamilan dan fokus supervisi berhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel fokus supervisi bcrhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Bidan di desa dengan fokus supervisi kurang akan berpeluang mempunyai kineqja kurang, 1,7 kali lcbih besar dibanding bidan di desa dengan fokus supervisi baik.
Berdasarkan basil pcnelitian, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut: Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan supervisi dengan cara mcmbuat jndnval supervisi, cek list, kemudian didiskusikan, sampai terbentuk formulasi tentang masalah yang ada, menentukan penycbab masalah, prioritas dan membuat langkah- langkah perbaikan, membuat komitmen bersama untuk pcrbaikan, melakukan pelatihan bagi pctugas supervisi, kemudian melakukan uji coba, menilai hasi I yang dicapai dan menentukan tindak Ianj ut bcrikutnya.
Bagi bidan di desa perlu memahami kembali tentang tujuan, wewenang, lugas pokok dan fungsi sebagai bidan di desa, meningkatkan kerjasama, lebih proaktif dan meningkatkan .sq/T skiil. Bagi masyarakat perlu kexjasama dan partisipasinya dalam pelayanan antenatal. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang fokus supervisi untuk meninkatkan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dengan wawancara independen dan tentang kinerja bidan di desa secam komprehensif.

The level of public health is one of the indicators related to the wealth of society. One of the efforts being done in the health subject is to increase the age life expectancy by reducing the matemal mortality rate (MMR) and neonatal mortality rate (NMR). Comparing to the other ASEAN countries, Indonesia’s MMR and NMR are still high, and so docs for of West .lava’s MMR and NMR, including Karawang regcncy.
Antenatal care is one of the most effective health interver' veventing the matemal morbidity and mortality. Matemal mortality ca- vented, if complication and high risk conditions are detected early by anten. are. Activity result of village midwives on antenatal care in Karawang rcgency (including ANC KI dan K4) shows high discrepancy; which indicates that village midwives performances is not yet good.
The research objective is to tind out the link between knowledge, experience, residence, motivation, full-equipments, supervision and village classification with village midwives' performances in the antenatal care. This research of cross sectional program, uses a population of all the village midwives which are 305 respondents. The sample is using all ofthe population, 289 are successiiilly recorded as data. The data collection is started from March until April 2008, in Karawang regency, through interview and questionnaire fonns. Univariate analysis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by chi square test and multivariate analysis by multiregression logistic test with p va1ue<0,05.
The research result shows that the proportion of the village midwives with low performance (49,8%) is almost the same as the village midwives with good performance (50,2%). The bivariate analysis shows variable knowledge of the age of pregnancy and supervision focus has significant relationship with the village midwives’ performance. The village midwives with less supervision focus have an opportunity to perfonn less by 1.7 times greater than the village midwives with good supervision focus.
According to research results, writer recommends advises as the following: For the Public Health Center and Official Health needs an improvement on supervision by making supervision schedule, check list and continued with discussions, in order to find the formulation ofthe existing problem, the cause of the problem, priorities and developing solving steps, making commitment together to improve, conducting training for supervision officers, then conducting testing which evaluate the result and decide the next steps.
For the village midwives, they need to understand the objectives, authority, the main function and responsibilities as village midwives, to improve teamwork, be more proactive and to improve soft skill. For the surrounding society, its teamwork and participation are importantly needed in the antenatal care. For other researchers, it is needed to carry on further researches about supervision focus to improve the village midwives performance in the antenatal care with independent interview and about comprehensive of the village midwives performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>