Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Ketut Sujati
"Tujuan kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran akan harga diri dan kemandirian perempuan dalam mengontrol diri, kehidupan seksual dan jalan hidupnya. Perkembangan konsep pelayanan kesehatan reproduksi meliputi perubahan sikap dalam kehidupan berkeluarga, KIA dan KB. Salah satu tahapan perkembangan reproduksi adalah kehamilan. Pada kehamilan dibutuhkan peran keluarga, dalam hal ini suami, lebih banyak memperhatikan kebutuhan dasar istri sehingga kehamilan dapat berlangsung dengan sejahtera.
Komplikasi kehamilan diperkirakan terjadi pada 15-20 % kehamilan. Jenis komplikasi yang berisiko menyebabkan kematian adalah pendarahan, preeklampsi, dan infeksi (Depkes. R.I. 1999).
Satu dari tiga ibu hamil diduga mengalami kekerasan dan suaminya (kekerasan domestik), bahkan jenis kekerasan fisik saat hamil dialami oleh 4 - 9 % ibu hamil (Ballard et.aL 1998).
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang relatif mudah diidentifikasi, dan biasanya telah didahului oleh kekerasan yang lain, minimal kekerasan psikologis. Bagian tubuh yang menjadi sasaran muka perut, genetalia, bagian belakang kepala, yang berisiko menimbulkan trauma yang berdampak kepada janin dalam kandungan.
Penelitian tentang kekerasan domestik pads kehamilan dan dampaknya pada kehamilan belum banyak diteliti di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kekerasan domestik dengan komplikasi kehamilan di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Desain penelitian ini cross-sectional, dengan sampel 266 orang ibu hamil yang umur kehamilannya empat bulan keatas, diperoleh dengan cars multistages random sampling, di sepuluh wilayah puskesmas di Kabupaten Ulu.
Pengukuran variabel memakai angket tertutup dan pedoman observasi, yang melibatkan Bidan di desa dalam memeriksa kehamilan pada pelaksanaan Posyandu. Selain itu dilakukan pula wawancara mendalam dengan informan yang mengalami komplikasi kehamilan.
Penelitian ini menemukan 22 (8,3 %) ibu hamil dengan komplikasi, 78,6 % mengalami kekerasan fisik, 99,2 % mengalami kekerasan psikologis, dan 87,6 % mengalami kekerasan seksual. Pola kekerasan yang teridentifikasi tidak berwajah tunggal, dengan variasi 69,5 % mengalami kekerasan fisik dan seksual, 74,4 % mengalami kekerasan seksual dan psikologis, dan 77,8 % mengalami kekerasan fisik dan psikologis. Siklus kekerasan yang diimbangi periode romantis tampak nyata tergambar menandakan siklus kekerasan domestik, dengan distribusi yang merata bila responden mengalami kekerasan dalam intensitas sedang, maka mereka juga mengalami periode romantis dalam intensitas sedang.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara kekerasan domestik dengan komplikasi kehamilan. Karakteristik Ibu hamil yang diduga menjadi variabel kontrol, ternyata tidak menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik.
Disarankan kepada petugas kesehatan khususnya Bidan di desa yang terlibat langsung dalam asuhan kebidanan agar meningkatkan identifikasi dart upaya intervensi pada korban kekerasan domestik Sosialisasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan perlu lebih gencar dilakukan baik oleh BKKBN, LSM, Da'i, pemuka agama, dengan menggalang kerjasama lintas sektoral. Penelitian tentang dinamika kekerasan pada ibu hamil, terutama tentang periode kekerasan, bagian tubuh yang menjadi sasaran kekerasan, dan dampaknya terhadap kehamilan, baik secara kohort, survey, maupun kualitatif perlu dilakukan.
Daftar bacaan, 68 (1989 - 2002)

Domestic Violence, Pregnancy Complication, and Pregnant Mother's Characterictistics of Pregnant Mothers in Organ Komering Ulu District, South Sumatera ProvinceThe goal of reproductive health is to increase the awareness of self pride and women's independency regarding self control, sexual life, and her way of life, Development in concept of reproductive health care covers changes in attitude toward family, maternal and child health, and family planning. One stage in reproductive development is pregnancy. Pregnancy necessitates family role, in this case husband, as to pay more attention on basic needs of wife in order to make pregnancy safer.
Pregnancy complication is estimated to be occurred in 15-20% of all pregnancies. Type of complication that could cause death including bleeding, pre-eclampsia, and infection (MOH-RI, 1999).
One third of pregnant women was suspected to experience domestic violence conducted by husband, and physical violence was experienced by 4-9% of pregnant women (Ballard et al., 1998). Physical violence is relatively easy to be identified, and usually preceded by other type of violence, at least psychological violence. Part of body targeted to physical violence including face, stomach, genital, and back of head which can cause traumatic impact to the foetus.
Research on domestic violence during pregnancy and its impact on pregnancy outcome is still scarce in Indonesia. This study aimed to know the relationship between domestic violence and pregnancy complication in Ogan Komering Ulu (OKU) District.
Design of the study is cross sectional, with 266 pregnant women (with gestational age four months or more) as sample, obtained through multistages random sampling in 10 puskesmas area in OKU District. Varaibeles were collected by closed questionnaire and observation guidelines involving village midwives during pregnancy check in Posyandu. Besides, in depth interview was also performed with informant who experienced pregnancy complication.
The study found 22 (8.3%) pregnant women with complication, 78.6% experienced physical violence, 99.2% experienced psychological violence, and 87.6% experienced sexual violence. The pattern of violence was not single faced, 69.5% experienced both physical and sexual violences, 74.4% experienced both sexual and psychological violences, and 77.8% experienced both physical and psychological violences. Violence cycle balanced by romantic period was obvious in this study reflecting the typical cycle of domestic violence. Those who experienced medium intensity violence was experiencing romantic period in medium intensity as well.
Statistical test results show that there was no relationship between domestic violence and pregnancy complication. Characteristics of pregnant women, which was suspected as control variable, did not show statistical significance either.
It is recommended that health personnel and village midwives in particular, to improve the identification and intervention targeted to pregnant women who become victim of domestic violence. There is a need to strengthen the socialization of effort to stop female violence organized by BKKBN, NGO, religious leaders, in an intcrsectoral mariner. There is also a need to conduct more research on the dynamics of violence among pregnant women, especially on violence period, body part targeted to violation, and its impact to pregnancy either in cohort, survey, or qualitative design.
References : 68(1989-2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizmawardini Yaman
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bayi berat lahir rendah, menilai kebiasaan dan perilaku masyarakat terhadap bayi berat lahir rendah, pengalaman ibu dan dukun bayi dalam perawatan bayi, persepsi kematian bayi serta menggali hal lain yang berkaitan dengan penerimaan para ibu terhadap Metode Kanguru.
Desain penelitian adalah kualitatif, pelaksanaannya melalui studi kasus. Unit analisis penelitian adalah ibu yang melahirkan BBLR, dukun bayi yang pernah menolong persalinan BBLR, dan tokoh masyarakat. Sumber data terdiri dari 10 ibu, 5 dukun bayi, serta 4 tokoh masyarakat dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar mendapatkan informasi bervariasi. Instrumen penelitian terdiri dari wawancara dan observasi. Membuat matriks data kualitatif dan di analisis secara content analisys. Keterbatasan penelitian adalah kriteria keabsahan data hanya dilakukan triangulasi sumber data dan faktor lupa atau recall bias dari sumber data. Hasil penelitian tidak dapat di generalisasi untuk di daerah lain
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bayi berat later rendah (BBLR) dikenal istilah "Kupek kecil" atau "Bayek kecil", masyarakat sudah mengenal tanda-tanda BBLR, kebiasaan "Dikilek" merupakan perilaku positip dalam perawatan bayi, pendapat umum di masyarakat bahwa Metode Kanguru merupakan pengalaman baru. Di wilayah studi jenazah bayi (usia 0-40 hari) diperlakukan sama dengan jenazah orang dewasa. Adanya "Local genius" ramuan tumbuh-tumbuhanl akar-akaran untuk merawat ibu setelah melahirkan sering di pergunakan.
Saran untuk pengelola program adalah panting dikenal oleh petugas kesehatan istilah lokal untuk BBLR, bidan di desa membimbing dan memberikan ketrampilan kepada dukun bayi bagaimana rasa menggunakan pita Lingkar Dada untuk deteksi dini BBLR. Pemberdayaan ibu yang melahirkan BBLR dan keluarganya melakukan perawatan Metode Kanguru, memotivasi masyarakat dalam bentuk pelatihan penyuluhan untuk memasyarakatkan Metode Kanguru. Bagi kepentingan ilmu pengetahuan yaitu perlu penelitian lanjutan untuk kebiasaan dan perilaku "Dikilek" dalam perawatan bayi, perbedaan persepsi bayi dilahirkan dengan umur kehamilan 7 bulan dan 8 bulan, serta khasiat "Local genius" ramuan tumbuh-tumbuhan untuk merawat ibu setelah melahirkan.

ABSTRACT
The Acceptance of the Mother towards the Kangaroo Care Method at Four Community Health Centers in the Ogan Komering Ulu Regency, South Sumatera, 1997 The aim of the study is to identify low birth weight babies (LBWB), assess common practices of the community towards LBWB, and explore the experience of mothers and traditional birth attendants covering baby health care. In addition, this study is also intended to assess the perceptions regarding infant deaths among the community into other reasons for the acceptance of the Kangaroo Care Method by the mothers.
The design of the study is a qualitative research method using case study. Approach the unit analysis consists of LBWS mothers, traditional birth attendants who assisted the birth of LBWB and community leaders. The data source consists of 10 mothers of LBWS, 5 traditional birth attendants and 4 community leaders were selected based on a pre-established criteria to obtain meaningful information. Matrix of qualitative data was constructed and content analysis was performed. The limitation of the study comprised of a single method of data validity using the triangulation method of the data source and recall bias. Generalization of the results of the study could not be mode to other area. The result of the study shows that LBWB is locally known as "Kupek Kecil" or "Bayek Kecil". In general, the signs of LBWB are well understood by the community. The local term "Dikilek" was identified as positive behavior for caring of babies and that is sent to see the Kangaroo Care Method. The Kangaroo Care Method was perceived as a new experience. The body of the infant death (0 - 40 days old) was treated as adult bodies. "Local Genius" which is a mixtures of plants and roots that are used to treat mothers after child birth was wildly common practice.
Based on the results of the study, it is streamly recommended that the local term for LBWB should be socialized and disseminated among the health personal. The community midwife should train to traditional birth attendants on the use of chest circumference measurements as an early detection tool of LBWB. It is also important to empower the mothers with LBWB, the family for the use of the Kangaroo Care method and motivate the community in the implementation of the method. Forever research should be conducted concerning the common practices of "Diklek" on baby health care , the differences perception of babies born with 7 and 8 months pregnancy and the use of "Local genius" for mother care after birth.
Bibliography : 50 (1974 - 1997)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S5897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Rizky
"Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan terintegrasi dalam tatalaksana balita sakit secara menyeluruh. Bidan sebagai salah satu tenaga pelaksana MTBS sangat berperan dalam keberhasilan program MTBS, kinerja bidan dipengaruhi oleh faktor individu, psikologik dan organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja bidan dalam pelaksanaan MTBS di puskesmas Kabupaten OKU tahun 2013 dengan menggunakan metode kualitatif dan desain RAP (Rapid Assesment Procedure). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada informan menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian menyarankan kepada bidan untuk semakin meningkatkan kinerja dengan mengacu kepada standar baku MTBS.

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) is an integrated approach to the overall management of childhood illness. Midwives as one of the executive power is very instrumental in the success of IMCI IMCI program, midwives' work is influenced by individual factors, psychological and organizational. This study was conducted to analyze the performance of midwives in IMCI implementation in district health centers in 2013 OKU using qualitative methods and designs RAP (Rapid Assessment Procedure). Data was collected through in-depth interviews using an interview guide to the informant. The results suggest the midwives to further improve the performance with respect to the gold standard IMCI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jim Gafur
"Tesis ini meneliti tentang program intensifikasi pertanian, implementasi dan permasalahannya di Kecamatan Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Perhatian Iebih ditujukan kepada petani miskin yang belum dapat merasakan secara maksimal hasil dari progam intensifikasi pertanian tersebut. Lokasi penelitian dilakukan di 3 (tiga) desa yaitu : Triyoso, Purwodadi dan Sidomulyo. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah karena ketiga wilayah desa ini mempunyai luas lahan padi sawah basah yang lebih luas dibandingkan dengan desa-desa Iain di Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penelitian ini menggunakan metode kualitalif yang menghasilkan data deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, observasi non partisipasi, wawancara mendalam individual dimana peneliti dapat lebih mengenal informan secara pribadi sehingga terjadi komunikasi yang lancar dan apa yang ingin diketahui oleh penulis dapat tercapai. Adapun pemilihan informan dilakukan secara snowball sampling.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa program intensifikasi pertanian yang dilaksanakan masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya. Partisipasi aktif petani yang seyogyanya harus dikembangkan, belum dapat berkembang. Hal ini disebabkan oleh PPL yang merupakan ujung tombak untuk mengenalkan program intensifikasi pertanian kepada petani dan juga sebagai community worker, belum mampu baik secara kuantitas maupun kualitas untuk melakukan tugasnya, sehingga hasil yang diharapkan belum tercapai secara maksimal.
Partisipasi aktif dari petani merupakan hal yang utama sehingga setiap kebutuhan atau permasalahan yang ada memang benar-benar timbul dari petani. Potensi yang ada pada petani haruslah dikembangkan dengan menggunakan pendekatan non direktif dimana pendekatan yang dilakukan oleh PPL berlandaskan asumsi bahwa petani tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka.
Pada perkembangannya kemudian, ketidakmaksimalan kinerja PPL dan hasil yang dicapai membuat petani miskin mencari strategi lain untuk dapat menghidupi rumah tangganya. Strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pekerjaan lain sehingga mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya Perbaikan yang dilakukan unruk meningkatkan kinerja PPL adalah dengan meningkatkan kemampuan PPL baik secara teknis maupun non teknis. Selain itu perlu juga untuk diadakan penambahan jumlah PPL yang lebih berkualitas dan mempunyai motivasi yang tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hatta
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama Pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang, sekitar 4 juta kematian disebabkan oleh penyakit ISPA terutama Pneumonia. Di kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan penyakit Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dimana pneumonia menempati urutan teratas dalam sepuluh penyebab kesakitan yang mempunyai kontribusi sebesar 53,42 %. Sementara angka cakupan imunisasi campak masih relatif rendah (70 %, tahun 1998).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita dan faktor risiko lainnya di kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tahun 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol, dengan 141 sampel dimana kasus adalah balita umur 9-59 bulan, menderita pnemonia yang datang ke Puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita umur 9-59 bulan yang datang ke Puskesmas, tetapi tidak menderita pnemonia ataupun ISPA. Data diperoleh dari basil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden ibu balita dan dianalisa dengan analisis univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariate (Logislic Regression).
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara imunisasi campak dengan kejadian pnemonia pada balita umur 9-59 bulan (DR= 2,307; p~,003 ). Dapat dikatakan bahwa risiko terkena pneumonia pada balita umur 9-59 bulan yang tidak diimunisasi campak 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan balita umur 9-59 bulan yang telah diimunisasi campak. Disamping variabel imunisasi campak ada 5 variabel lain yang mempengaruhi kejadian pneumonia di kabupaten OKU, sebagai berikut: Pendidikan ibu (OR=2,037; p=0,013), pengetahuan ibu (OR=2,364: p=0,005), polusi asap dapur (OR=2,99; p=0,002), kepadatan rumah (OR= 3,247; p= 0,0005) dan jarak ke sarana kesehatan (OR=0,43 1; p= 0,007).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada pengambil keputusan guna lebih memberi perhatian kepada keluarga balita (9-59 bulan) yang belum diimunisasi campak, berpendidikan rendah, berpengetahuan rendah, keadaan rumah yang jelek (polusi asap dapur), rumah yang padat huni dan yang jauh dari pelayanan kesehatan.

The Relationship Between Measles Imunization and Pneumonia Insidens on Underfive Years Old Children in Ogan Komering Ulu (Oku) District, South Sumatera, in 2000.The Acute Respiratory Tract Infection (ARI) especially pneumonia is main cause of morbidity and mortality on infant and under five years old children in developing countries. There are 4 million death caused by ARI especially pneumonia. In Ogan Komering Ulu (OKU) district, South Sumatera province, the pneumonia still became Community Health Problem. Pneumonia was the first rank of ten cause of morbidity that contributed 53,42 %, while the measles immunization coverage still low(70 %, year 1998).
This study was conducted to know the relationship between measles immunization and other risk factors with pneumonia on under five years old children in OKU district, South Sumatera province in 2000. The study design used in this study is Cases Control, with cases are 141 children age 9 - 59 month children suffered from pneumonia who attending health center. While the control was taken from age 9-59 month children without the diseases, who attending the some Health Center. The data was collected by interviewed from the children's mother using questioner. The analysis method of univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (logistic regression) was used in the study.
The result of the study show that a statistical significance association between measles immunization with pneumonia on 9-59 month children (p= 0,003 ; 0R=2,307). It can be said that pneumonia risk on under five years old children without measles immunization arc 2,3 time larger than that of under five years old children with measles immunization. Beside measles immunization, there are 5 other variables that also associated with pneumonia risk in OKU district such as: mothers education(UR=2,307; p=0,013), mothers knowledge (OR=2,364; p=0,005), kitchens smoke pollution (OR= 2.99: p=4.002). house density(OR=3,247;p= 0,000) and the house distance to health services(CR=0,431; p=O,OO7.
Based on the study result, it was suggested that the policy maker have to pay more attention to family with under five years old children who have not gotten yet the measles immunization, whose mother has low education, and low knowledge, who have bad condition and has high density of house, and whose house long far from health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrinul Kabri
"Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat hal ini disebabkan karena angka kesakitan dan kematiannya yang masih cukup tinggi. Penyakit ini di beberapa daerah rnasih bersifat endemis dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sistem informasi program penanggulangan penyakit (P2) diare di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) belum berjalan dengan baik, pelaksanaan pencatatan dan pelaporan masih sering mengalami keterlambatan, tidak lengkap dan belum diolah dengan baik. Data dan informasi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal dan efektif dalam pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta kegiatan penyusunan perencanaan program.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi program penanggulangan penyakit diare yang ada sehingga dapat berfungsi sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan kegiatan di kabupaten OKU. Dengan adanya sistem informasi program penanggulangan penyakit diare ini diharapkan dapat diperoleh data dan informasi yang tepat dan akurat sehingga KLB dapat diantisipasi sedini mungkin.
Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembangan sistem, dengan tahapan penelitian antara lain, penentuan entitas, analisis sistem, perancangan sistem, pembuatan dan uji coba prototipe. Pengembangan sistem dilakukan melalui perancangan dengan menggunakan alat berupa Data flow diagram (DFD), flow chart, Entity relationship Diagram (ERD), Kamus data, Rancangan masukan dan raancangan keluaran.
Dari hasil analisis diketahui beberapa masalah dari sistem yang ada seperti sumberdaya yang terbatas, sarana dan fasilitas yang kurang tersedia serta kurangnya dukungan dan motivasi dari pengambil keputusan.
Dalam pengembangan ini telah disusun prototipe sistem informasi program P2 diare yang berbasis komputer, dengan masukan berupa laporan Puskesmas dan keluaran berupa rekapitulasi, grafik, laporan kabupaten dan aaabsen monitoring laporan Puskesmas.
Dengan tersusunnya prototipe sistem informasi program P2 Diare ini disarankan untuk dapat diimplementasikan. Sumber daya manusia, sarana dan fasilitas serta dukungan dari pengambil keputusan akan sangat menentukan keberhasilan penerapan sistem ini.
Prototipe ini masih dalam bentuk sederhana, karena disesuaikan dengan kemampuan yang ada di tingkat kabupaten dan tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Development of Information System of Diarrhea Disease Control Program at Ogan Komering Ulu District Health Service, South SumateraDiarrhea disease represent one of problems health, this matter is caused by painfulness number and death still high enough, Diarrhea disease represent one of the disease having the character of endemic and often out break ( KLB).
Program diarrhea disease penanggulangan information system in Public Health Service Ogan Komering Ulu district not yet walked better, record keeping activity and reporting still often experience of delay, unworked and incomplete better. existing And information data not yet earned to be exploited by optimal and effective in execution activity of evaluation and monitoring and also activity compile program planning.
Target of this research is to develop expected diarrhea disease control program information system can function as base in compilation of activity planning in OKU district. With existence of this information system program is expected can be obtained by accurate and correct information and data, so that extraordinary occurrence can anticipate early possible.
Research method use approach of system development with research step for example, determination of entities, systems analysis, system scheme, prototype test-drive and making. System development pass through scheme by using appliance in the form of diagram flow (DFD), Relationship Entity ( ERD), Dictionary Data, Device Input and device output. From result of analysis known by some problem of from existing system like limited human resources, facility and medium less available, and also the lack of motivation and support from decision taker.
In this development have been compiled by diarrhea disease control program information system prototype being based on computer, with input in the form of report from Puskesmas and output in the form of summary, district and report graph and call the roll Puskesmas report monitoring.
Lapped over of this prototype of this diarrhea disease control program information system is suggested to be able to him implementation. Human resource, facility and medium and also support from decision taker will very is determining of efficacy of this system.
This Prototype still in the form of modestly, expected its development as according to mounted by existing kemampuan of district and do not close possibility to be developed is furthermore.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sukarni
"Pre-eklamsi/eklamsi sebagai salah satu komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan angka kematian ibu kasusnya masih tinggi di Sumatera Selatan khususnya Kabupaten OKU. Dan 376 persalinan patologis di RS Ibnu Sutowo Baturaja ditemukan 82 kasus Pre-eklamsileklamsi.
Kasus ini bila mendapat penanganan yang tepat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu. Penanganan yang tepat membutuhkan penggalian informasi mengenai layanan informasi di rumah sakit, pengetahuan ibu, pembiayaan, kepercayaan pasien terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit, jangkauan pelayanan, sarana transportasi, peran SOP dan antenatal care sebagai dasar dalam penentuan kebijakan penanganan Pre-eklamsileklamsi di RS Ibnu Sutowo.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang peran layanan informasi, pengetahuan, pembiayaan, kepercayaan terhadap kualitas layanan, sarana transportasi, standar operasional prosedur dan antenatal care dalam penanganan Pre-eldamsileklamsi di RSUD H. Ibnu Sutowo di Baturaja.
Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif dengan tehnik wawancara mendalam (indepth interview). Pemilihan sumber informasi pada penelitian ini dengan memperhatikan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adecuaty). Sumber informasi penelitian adalah dari Direktur, Kepala Ruangan Kebidanan, Bidan pelaksana, dan pasien Pre-eklamsileklamsi yang dirawat di RSUD dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja.
Dari hasil penelitian diketahui layanan informasi sudah dilaksanakan oleh petugas rumah sakit, tetapi belum diberikan secara terjadwal dan terus-menerus. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala yang muncul seperti kurangnya SDM dan terbatasnya fasilitas layanan dalam bentuk media, sehingga pelaksanaan layanan informasi hanya bersifat kebutuhan mendadak.
Pengetahuan informan (pasien) masih rendah dan pasien tidak mengerti gejala Pre-eklamsileklamsi dan menganggap gejala pre-eklamsi/eklamsi sebagai sesuatu yang wajar untuk ibu hamil. Pasien tidak mampu untuk membayar biaya perawatan dan pasien mendapat kamudahan dalam membayar biaya pengobatan dad Rumah Sakit. Pasien sulit untuk menjangkau tempat layanan kesehatan, transportasi ada disediakan Rumah Sakit dengan dua model kendaraan yaitu mobil ambulans dan mobil jenazah. Sistim peminjaman oleh warga miskin diatur oleh rumah sakit, tetapi belum disosialisasikan sehingga pasien tidak tabu dan tidak bisa mengakses karena tidak ada sarana komunikasi, SOP telah dijalankan dengan benar oleh sebagian petugas dan antenatal care tidak dilaksanakan secara rutin oleh pasien.
Sehubungan dengan hal disarankan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan tentang layanan informasi/komunikasi bagi petugas kesehatan, perlu meningkatkan sarana layanan informasi dengan media sound sistem, brosur dibagikan kepada pasien, sosialisasikan bahwa sarana transportasi disediakan rumah sakit, meningkatkan motivasi petugas dalam penggunaan SOP dan pelaksanaan antenatal care.

Analysis Of Pre-Eclamptia/Eclamptia Handling In RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo, Baturaja, Ogan Komering Ulu, South Sumatera In 2004
Pre-eclamptialeclamptia as the one of birth complication which can cause the number of death mothers is still high in south Sumatra, especially in OKU. From 376 pathologic birth in RS. Ibnu Sutowo Baturaja, it is found 82 pre-eclmptialeclamptia cases.
If these cases get the right handling, expected those can reduce the number of death mothers the right handling needs information exploration about information services at hospital, knowledges, funding patient trust to hospital services quality, services reach, transportation, SOP role and antenatal care as the basic of next policy making of pre-eclamptialeclamptia handling in RS Ibnu Sutowo.
This research aims to get detailed information about services role. Informations know ledges, funding, services quality trust, transportation, the standard of procedure operational and antenatal care in pre-eclamptialeclamptia handling in RSUD H. Ibnu Sutowo in Baturaja.
The research method that used is qualitive method with indepth interview technis. Information, resources selecting in this research pay much attention on appropriateness principle and adequaty. Information resovices include director, the head of midwifery room, midwife, and pre-eclamptialeklamptia patients who get treatment in RSUD dr. Ibnu Sutowo in Baturaja.
The research output show, that information service given by hospital staff has been executed, there is only in adequate giving continuously. This is caused by some obstacles such as in adequate human resources and the significant of service facilities in form of media so executing of information service is only on sudden necessity.
Information service in hospital is not scheduled yet, informant knowledge is still sufficient and patients haven't know yet pre-eclamptialeclamptia syndromes and they still consider those syndromes as about something normal for pregnant mothers. The patient is not able to pay the treatment cost from hospital patient is difficult to reach health service place, transportation is served by hospital with two kinds of vehicle there are ambulance and corpse cart. Rental system by poor people is ruled by hospital, but it is not socialited to patient didn't know and can not accessed because there is not communication facilities, SOP has executed rightly by some staff and antenatal care is not executed continually.
According to those things we give some advices, that is necessary to arrange some trainings about information services facilities with sound system media, brochure given to patient, socialiting that transportation is available, increase staff motivation in SOP using and antenatal are executing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husniyati Bastary
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994. Penjaringan ibu hamil dengan risiko oleh tenaga kesehatan merupakan indikator untuk memperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh Program Pembinaan Kesehatan Keluarga dan diharapkan ibu hamil dengan risiko pendapat perhatian khusus, meskipun ibu hamil yang tidak termasuk risiko tidak boleh diabaikan Puskesmas se Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penelitian yang dilakukan dengan metode Cross sectional pada bulan Desember 2000 Januari 2001 bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan dengan kualitas Pemanfaatan Pelayanan Antenatal serta faktor yang mempengaruhi tersebut, dilihat dari sudut pengguna yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan kadar Haemoglobin (metode Sahli) terhadap 210 Responden. Pemanfaatan dikatakan adequat bila ibu memeriksakan kehamilannya kepada petugas Kesehatan, trimester pertama, paling sedikit satu kali, trimester kedua satu kali, dan pada trimester III dua kali.
Dari 17 variabel yang ditegakkan, ada 4 variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel Tekanan Darah, Kadar Haemoglobine, Hamil kembar dan jarak ke fasilitas kesehatan.
Dari keempat variabel tersebut, variabel hamil kembar dan jarak tak terbukti secara bermakna mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal, sedangkan variabel Tekanan darah dan Kadar Haemoglobin secara bermakna mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Untuk meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan antara lain, Intensifikasi Penyuluhan, mengenai Pelayanan Antenatal dan risiko kehamilan. Meningkatkan kemampuan bidan, dukun bayi dan leader dalam menentukan faktor risiko pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Penelitian ini mendukung upaya-upaya Program Kesehatan ibu dan anak dalam meningkatkan Cakupan Persalinan oleh bidan, Superoisi terhadap persalinan oleh dukun serta pengembangan dana sehat untuk ibu hamil

Maternal Mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 390 per 100.000,- live births respectively in 1994 one aspects of Antenatal care the Health Centers in indentifying at risk woman and refer them to the district hospital for further Treatment.
The Methodology of the study is cross sectional in Desember - Januari 2001, Health Centered in Regency of OKU. Identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of utilization of ANC from the view of users. i, e. expecting mothers attending health centres, and to fine out other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is defined is adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondents thought direct intervienes, general pyisical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination of Hemoglobin concentration.
From 17 variable only the first four variables were found statistical sigmicant (Blood pressure, Content Hemoglobin, Double Pregnancy, Distance between house to Health facilities).
Among the four variable the Distance between mother's homes and Double Pregnancy was Statistically not significant influencing the relationship between the risk factor and utilization of ANC, while Hemoglobin of content were found affecting the relationship significantly of ANC utilization.
For Improve the quality of ANC utilization, health education dealing with ANC and risk factors of Pregnancy Should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres Should be inproved in identifying pregnancy risk factors especially those which are related negatively to the adequacy of ANC utilization.
The study support the efforts of MCH program in increasing the coverage of home deliveries by midwives, supervision of high risk home deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>