Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasan Poerbo
Bandung: Yayasan Akatiga, 1999
551.588 HAS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tejoyuwono Notohadiprawiro
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
333.73 TEJ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Indriani Indra
"ABSTRAK
Pasar Baru adalah Pusat Pertokoan yang tertua untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan menengah ke atas di kota Jakarta pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda sampai era tahun 1970-an, disamping Pasar Senen dan Pasar Jatinegara yang merupakan pasar tradisional untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah. Sampai era tahun 1970-an, hampir seluruh penduduk kota Jakarta berkunjung ke Pasar Baru untuk melakukan kegiatan belanja tekstil, sepatu dan kebutuhan sekunder lainnya, namun dengan adanya kebijakan dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin untuk membangun pusat-pusat perbelanjaan di 5 (lima) wilayah kotamadya Jakarta yang aman dan nyaman menyebabkan Pasar Baru tidak lagi menjadi menjadi tempat tujuan utama bagi masyarakat golongan menengah ke atas di Jakarta untuk berbelanja, kecuali untuk beberapa komoditi seperti tekstil bermutu yang diimpor dari luar negeri serta sebagai grosir peralatan kecantikan. Berangkat dari pemikiran bahwa Pasar Baru pernah sebagai satu-satunya pusat pertokoan golongan menengah ke atas yang diwariskan dari turun temurun di kota Jakarta, mudah dicapai dan memiliki letak yang cukup strategis di pusat kota Jakarta maka perlu dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan kembali kegiatan-kegiatan yang terdapat di lingkungan Pasar Baru. Penelitian ditempuh dengan cara mengamati lingkungan Pasar Baru, dimana ditemukan fakta-fakta seperti traffic yang padat di sekitar lingkungan ini, kondisi kurang nyaman dan aman akibat aktivitas pedagang kaki lima yang berdagang di pedestrian Jalan Pasar Baru Raya dan kurangnya lahan parkir, menjadi beberapa faktor yang mengakibatkan pengunjung golongan menengah ke atas kurang berminat untuk berbelanja di Pasar Baru. Sehingga diperlukan suatu cara pengembangan jenis-jenis kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan tertinggi (yield) untuk meningkatkan optimalisasi lingkungan Pasar Baru. Berdasarkan kajian Heritage, memang benar Pasar Baru merupakan lingkungan Cagar Budaya. Berdasarkan kajian Highest & Best Use, penggunaan yang tertinggi dan terbaik bagi lingkungan Pasar Baru adalah kegiatan hunian, sehingga Pasar Baru dapat dikembangkan menjadi lingkungan wisata belanja heritage. Berdasarkan kajian Kelayakan, Pasar Baru layak untuk dikembangkan menjadi lingkungan wisata belanja heritage.

ABSTRACT
Pasar Baru is the oldest shopping street catering to the needs of the community?s middle to high classes in Jakarta since far back during the Dutch Indies colonial rule until in the era of 1970s, complementing Pasar Senen and Pasar Jatinegara, which are the traditional market places to serve the needs of the low to middle classes. In the era until the 1970s, almost all residents of Jakarta visited Pasar Baru to buy textiles, shoes and other secondary needs. However, with the policy of the Government of DKI Jakarta under the leadership of Governor Ali Sadikin to build shopping malls in the five municipalities of the capital city that is safe and comfortable, gradually Pasar Baru became no longer a major destination for the middle to high classes of community of Jakarta to do shopping, except for some merchandises, such as the quality textiles imported from abroad and for wholesale purchases of beauty products and equipment. Departing from the thinking that Pasar Baru had once become the only shopping street attracting the community?s middle to the high classes in Jakarta, which had been inherited from generation to generation, and as it is easily accessible because of its strategic location in the center of Jakarta, it is here deemed necessary to conduct research to optimally revive the trading activities still found in the Pasar Baru environment. The research is carried out by doing observation on the Pasar Baru environment. The observation found the facts such as the dense traffic in the vicinity of this environment, the uncomfortable and quite unsafe condition due to the activity of cadgers in the pedestrian paths of Jalan Pasar Baru Raya, and the lack of parking
area. These major facts become the factors that cause the visitors of the middle to top classes no longer so interested to do shopping in Pasar Baru. Thus, it?s necessary to develop the various kinds of activities that can generate the highest profit (yield) to improve the optimization of business in the environment of Pasar Baru. Based on the study of heritage, it?s true that Pasar Baru is a Heritage environment. Based on the study of Highest & Best Use, residential activity becomes the most probable use for Pasar Baru. Based on feasibility study, Pasar Baru is eligible to be developed into heritage shopping tourism environment."
2009
T26149
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Prakoso
"Tumbuh berkembangnya DKI Jakarta untuk pemenuhan fasilitas perkotaan yang diikuti dengan alih fungsi lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menyebabkan terjadinya penurunan kondisi lingkungan fisik kritis perkotaan seperti peningkatan suhu udara dan kebisingan perkotaan. Kondisi tersebut dapat diminimalkan dengan keberadaan hutan kota, melalui keberadaan vegetasi yang menghasilkan jasa ekosistem salah satunya adalah Hutan Kota Srengseng (HKS). Sehingga, riset ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis kondisi vegetasi, iklim mikro, kebisingan, kenyamanan audial-termal, dan merumuskan strategi prioritas untuk pengelolaan hutan kota berbasis pemilihan jenis. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui observasi lapangan dan penyebaran kuisoner kepada para ahli untuk penentuan prioritas pengelolaan. Analisis yang dilakukan dalam riset ini adalah melalui analisis vegetasi, analisis deskriptif dengan menggunakan instrument baku mutu serta Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil yang diperoleh adalah jenis Kapuk (Ceiba pentandra) dan Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) adalah jenis yang berperan pada masing-masing tingkat pertumbuhan yaitu semai, pancang, tiang dan pohon karena memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi. Keberadaan vegetasi di HKS mampu memberikan efek pendinginan suhu udara serta peningkatan kondisi kelembaban sebesar 2,44⁰C dan 12,27%. Kemampuan reduksi kebisingan yang dihasilkan oleh HKS adalah sebesar 31,28 dB(A). Di lain sisi, HKS belum mampu memberikan kenyamanan audial-termal pada kategori nyaman. Prioritas pengelolaan HKS untuk mencapai kenyamanan audial-termal adalah melalui pengayaan jenis dengan komposisi 47,42% (audial) dan 55,28% (termal). Jenis prioritas yang ditanam secara berturut-turut adalah Tanjung (Mimustop elengi) dan Kirai Payung (Felicium decepiens).

The growth of DKI Jakarta for the fulfillment of urban facilities followed by land conversion of Green Open Space (GOS) has led to a decline in urban critical physical environmental conditions such as an increase in air temperatures and urban noise. This condition can be minimized by the presence of urban forests, through the presence of vegetation that produces ecosystem services, one of which is Srengseng Urban Forest (SUF). Thus, this research aims to analyze the analysis of vegetation conditions, microclimate, noise, audial-thermal comfort, and formulate priority strategies for urban forest management based on species selection. This research uses quantitative methods through field observations and distributing questionnaires to experts to determine management priorities. The analysis conducted in this research is through vegetation analysis, descriptive analysis using quality standard instruments and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results obtained are the type of Ceiba pentandra and Swietenia macrophylla are the types that play a role in each level of growth, namely seedlings, saplings, poles and trees because they have the highest Importance Value Index (IVI). The presence of vegetation was able to provide a cooling temperature effect and an increase in humidity conditions of 2,44 ⁰C and 12,27%. The ability to reduce noise produced by SUF is 31,28 dB(A). On the other hand, SUF has not been able to provide audial-thermal comfort in the comfortable category. The priority of SUF management to achieve audial-thermal comfort is through species enrichment with a composition of 47,42% (audial) and 55,28% (thermal). Priority types planted consecutively are Mimustop elengi and Felicium decepiens."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997
304.2 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uguy, Mediana Johanna Hendriette
"ABSTRAK
Suburbanisasi dalam pengembangan wilayah jabotabek, ditandai dengan pembangunan jalan raya bebas hambatan yang memencar dari Jakarta hampir ke segal arah, yang menghasilkan pola perkembangan sprawl. Berpindahnya fungsi hunian ke pinggi kota Jakarta mendorong pula timbulnya fungsi-fungsi lain yang mengikutinya yaitu kesehatan, pendidikan, perbelanjaan, dan lain-lain. Pembangunan kawasan pinggir kota yang sangat pesat ini telah menimbulkan juga berbagai permasalahan lingkungan hidup.
Timbulnya permasalahan lingkungan hidup di kawasan peri-urban antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Fungsi daerah-daerah resapan dan tangkapan air berkurang, digantikan oleh fungsi permukiman, baik untuk hunian maupun usaha komersial; (2) Kapasitas infrastruktur jalan raya dan jaringan transportasi massal tidak memadai untuk melayani penduduk ulang-alik; (3) Arus ulang-alik yang tinggi juga menunjukkan mata pencarian penduduk yang tinggal di luar kota berada di dalam Kota Jakarta; (4) Harga lahan relatif murah di luar jakarta merupakan salah satu pendorong pembangunan fasilitas hunian besar-besaran di kawasan peri-urban; (5) Kapasitas pelayanan publik tidak sepadan dengan pertumbuhan populasi dan kompleksitas pembangunan di peri0urban. Kualitas lingkungan buruk seperti kekumuhan, jalan rusak, limbah yang tidak teratasi dengan baik, dan tata ruang semrawut merupakan indikasi dari fungsi pelayanan publik yang tidak berjalan dengan baik.
Berdasarkan pengenalan permasalahan di atas, saya mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
(1) Apakah kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan perkotaan yang ada telah mengarahkan pembangunan menuju tujuan keberlanjutan, yaitu telah mempertimbangkan keseimbangan tujuan-tujuan ekologi, ekonomi, dan sosial? Pada implementasi dari kebijakan tersebut, aspek-aspek apa saja yang menjadi penghambat tercapainya tujuan keberlanjutan dimaksud.
(2) Faktor-faktor apa saja yang menentukan pengembangan lingkungan peri-urban?
(3) Konsep apa yang dapat diusulkan bagi pengembangan lingkungan peri-urban yang menuju keberlanjutan?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan konsep baru bagi pengembangan lingkungan peri-urban yang menuju keberlanjutan. Upaya membangun konsep dimaksud, antara lain dengan: (1) Mengevaluasi kebijakan pembangunan perkotaan dan mengenali aspek-aspek apa saja yang menjadi pendorong maupun penghambat dalam pencapaian tujuan berkelanjutan;
(2) Menemukan faktor-faktor yang membentuk kawasan peri-urban, baik eksternal maupun internal; dan (3) Mengajukan konsep berkelanjutan perkotaan sebagai tujuan pengembangan.
Manfaat studi ini adalah turut mengisi khazanah Ilmu Lingkungan, sebagai body of knowledge, menyangkut aktivitas manusia dalam mengintervensi kawasan peri-urban dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dalam perencanaan. Pemanfaatan ruang dan pengelolaan kota. Dalam konteks ini ditekankan bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan hidup kotanya yang saling berinteraksi secara interdependen dengan komponen lainnya menuju suatu keadaan homeostasis atau keseimbangan.
manfaat praktis bagi pemerintah adalah tersedianya salah satu referensi, untuk mengevaluasi serta mengembangkan pembangunan dan pengelolaan kotanya, mengenal dan memahami lingkungan hidup lokalnya, baik potensi maupun ancaman yang terkandung di dalamnya. Bagi masyarakat umum, perorangan, atau lembaga swadaya, atau badan-badan perwkilannya, hasil studi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan hidupnya secara lokal maupun dalam pengertian yang luas; guna berpartisipasi scara lebih cerdas dan efektif dalam penentuan kebijakan, perencanaan, dn pengelolaan kota tempat tinggalnya. Kita membentuk lingkungan kita dan kemudianlingkungan yang kita bentuk itu membentuk kita. Pilihan ada pada kita."
2006
D642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aca Sugandhy
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
302.4 ACA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2000
306.481 9 AGE (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi
"Asmadi / NPM: 6399060079, Tingkat Kebutuhan dan Pemanfaatan Tanah Untuk Pembangunan Peruniahan di Kabupaten Tangerang Tahun 1993-1999, di bawah bimbmgan Dr. IT. S. B. Silalahi, MS, dan Drs. Hari Kartono, MS.
(xv + 124 halaman), (20 label), (16 gambar), (12 peta), (20 lampiran), (pustaka: 1960-2000)
ABSTRACT
The aim of this research is to study: (1). the level of the land need area for housing development in accordance with growth of population in Tangerang Regency in the years of 1993-1999; (2). the execution present of the location permit to the housing developers in the years of 1993-1999, i.e. the land total area and land utilization as the land acquisition, land use and factors influencing the level of land acquisition and land use; and (3). the effect of the housing development to the land use change of farm and the negleted land.
Growth rate of population that rapid in Tangerang Regency has been logical consequence to the development of housing, there for necessary to the supply of land, which executed either by self society or developers. The present of the location permit has been utilitarian in the land supplies of housing, but also have negative effect as the land area in the location permit that so largest, the level of land acquisition and land use which still low, etc.
The result of the survey shows that in the years of 1993-1999 in Tangerang Regency for the housing development still necessaries to the amount of land area that to spread in all district (kecamatan).
The result of the analyze concerning the present of the location permit during 1993-1999 in Tangerang Regency is indicate that it has been very large on account of the need real land area The average of the land acquisition is shows that the level of lower or about 56,28 percent from land total area of the location permit. Factors affecting the degree of the function land acquisition, that there is four factors which support (positive) comprising variables the area of wet rice fields Ix (wetlands Ix), the area of mixed garden, population density, and density of the roads, whereas factors which limit (negative) to the function comprising seven variables i.e. the area of the location permit, population, interest rates on credit of Bank, distance to (Jakarta, TOL and center of government Tangerang City), and the area of wastelands.
The average level of the land use too indicate that the lowest or about 28,82 percent from area of land acquisition. Factors affecting the degree of the function land use, that there is one factor which support (positive) i.e. variable population density, whereas factors which limit (negative) to the function comprising seven variables via area of land acquisition, interest rates on credit of Bank, distance to (Jakarta, TOL and center of government Tangerang City), density of the roads, and population.
The present of the location permit to the housing during 1993-1999 was causing the land use changes of farm to the land housing, i.e. that largest from the wastelands, then the land mixed garden and the wet rice fields Ix. Whereas the negleted land is indicate that about 71,18 percent from area of land acquisition was estimated to the negleted land.
Key words: land need, location permit, housing development, developer, land acquisition, land
use, land use change of farm, negleted land
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>