Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90716 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Indra Trigunarso
"Limbah cair industri tapioka banyak mengandung bahan organik dengan derajat keasaman yang rendah, hal ini sesuai dengan bahan baku dan proses yang dilakukan, sehingga dari kandungan bahan organik tersebut menimbulkan gangguan pada masyarakat terutama dari segi estetika, bau dan juga menimbulkan pencemaran pada lingkungan.
Dengan semakin meningkatnya kasus pencemaran badan air oleh limbah cair industri, serta mahalnya biaya pembuatan unit pengolahan limbah perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Untuk mencegah terjadinya pencemaran badan air oleh limbah industri diperlukan teknik pengolahan yang memadai dan terjangkau oleh pihak industri. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah cair dengan menggunakan karbon aktif.
Kemampuan karbon aktif / Granular Activated Carbon produksi PT. Tanso Pura Asia dengan diameter 4 - 8 mesh, 6 - 12 mesh dan 8 - 30 mesh untuk menurunkan bahan organik limbah cair industri tapioka akan dilakukan dalam penelitian ini.
Rancangan penelitian adalah pre test - post test control group design, dimana subyek dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok sebelum perlakuan, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan 3 (tiga ) perlakuan dan 9 (sembilan) replikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Granular Activated Carbon dapat menurunkan bahan organik limbah cair tapioca. Hasil uji Anova diperoleh p value < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna secara signifikan pada taraf 95 % antara berbagai diameter terhadap penurunan bahan organik limbah cair tapioka untuk semua parameter.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa diameter GAC yang optimum untuk menurunkan bahan organik limbah cair tapioka adalah diameter 8 - 30 mesh dengan waktu pajanan selama 12 jam.
Penelitian ini menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan GAC berdasarkan perbedaan waktu kontak terhadap penurunan bahan organik limbah cair tapioka.

Experimental Study of the Influence of Granular Activated Carbon to Decrease Organic Material Wastewater of Tapioca IndustryWastewater of tapioca industry content most of low acidity, there fore raw material and processing of tapioca industry. The impact of raw material and its processing to disturb of community especially to esthetical, odor and environment contamination.
By more increase the contamination cases to ground water bay wastewater industry and the high cost to establish wastewater treatment unit are needed the attention all of parts of communities. To prevent of contamination to ground water by wastewater tapioca industry is needed the treatment unit that simple technically by industry, one of the technique use granular activated carbon.
The ability of granular activated carbon produced by PT. Tanso Putra Asia and the diameter 4-8 mesh, 6-12 mesh and 8-30 mesh to decreased organic material wastewater tapioca industry will be done in this research.
The design of research is pre test- post test control group design, where the subjects divide into three group before intervention, intervention group and control group with three interventions and nine replication.
The result of the research that granular activated carbon could decrease organic material of wastewater tapioca industry. Statistically of anova- test p value < 0,05 that mean there is different between diameter various to decrease of organic material wastewater tapioca industry as significant at level 95 %.
The conclusion of the research that the optimum diameter of granular activated carbon is 8-30 mesh to decreased organic material wastewater of tapioca industry for 12 hours exposure.
The suggest of this research is needed to follow up by the research of the influence of granular activated carbon used based of time different contact to decreased wastewater organic material of tapioca industry."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Qonitah
"Terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas pada air tanah menyebabkan perlunya penggunaan sumber air alternatif. Air hujan dapat menjadi sumber alternatif air. Kondisi perkotaan yang banyak pencemar menyebabkan perlunya pengolahan lebih lanjut sebelum air hujan digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh konsentrasi aktivator terhadap penyisihan polutan, menganalisis pengaruh durasi paparan terhadap penyisihan polutan, dan menganalisis kombinasi pengolahan yang efektif menyisihkan polutan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan unit karbon aktif dengan aktivator H3PO4 10%, 20%, 30%, serta unit Solar Disinfection dengan durasi paparan 6 jam, 8 jam, dan 12 jam. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah logam berat seng (Zn), nitrat, kekeruhan, pH, dan total coliform. Didapatkan bahwa karbon aktif dengan aktivator H3PO4 20% dapat menyisihkan parameter Zn sebesar 83,6% dan total coliform sebesar 91,73%, aktivator H3PO4 30% menyisihkan kekeruhan sebesar 89,59%. Solar Disinfection (Sodis) dengan durasi 12 jam dapat menyisihkan parameter Zn sebesar 89,8% dan kekeruhan sebesar 63,82%, durasi 8 jam menyisihkan total coliform sebesar 91,95%. Sementara parameter nitrat relatif meningkat dan nilai pH menurun menjadi asam. Dengan melihat hasil penyisihan yang paling optimal maka didapatkan kombinasi pengolahan yang efektif adalah karbon aktif dengan aktivator H3PO4 20% dan Sodis dengan durasi paparan 12 jam. Menggunakan uji korelasi metode Pearson dan Spearman didapatkan bahwa variasi aktivator karbon aktif memiliki pengaruh yang signifikan (sig. <0,05) terhadap kekeruhan dan durasi Sodis memiliki pengaruh yang signifikan (sig. <0,05) terhadap pH pada penelitian ini.

The decrease in quality and quantity of groundwater causes the need for the use of alternative water sources. Rainwater can be an alternative source of water. Urban conditions that are a lot of pollutants cause the need for further treatment before rainwater is used. This research was conducted with the aim of analyzing the effect of activator concentration on the removal of pollutants, analyzing the effect of duration of exposure on the removal of pollutants, and analyzing the combination of treatments that were effective in removing pollutants. This research was carried out using an activated carbon unit with H3PO4 activator 10%, 20%, 30%, and a Solar Disinfection unit with an exposure duration of 6 hours, 8 hours, and 12 hours. Parameters used in this study were heavy metal zinc (Zn), nitrate, turbidity, pH, and total coliform. It was found that activated carbon with 20% H3PO4 activator could set aside 83.6% of Zn parameter and 91.73% of total coliform, 30% H3PO4 activator set aside 89.59% turbidity. Solar Disinfection (Sodis) with a duration of 12 hours can remove Zn parameters by 89.8% and turbidity by 63.82%, with a duration of 8 hours removing total coliforms by 91.95%. Meanwhile, the nitrate parameter was relatively increased and the pH value decreased to acid. By looking at the results of the most optimal removal, the combination of effective treatment obtained is activated carbon with 20% H3PO4 activator and Sodis with an exposure duration of 12 hours. Using the Pearson and Spearman correlation test, it was found that the variation of activated carbon activator had a significant effect (sig. <0.05) on turbidity and the duration of Sodis had a significant effect (sig. <0.05) on pH in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unus Suriawiria
Bandung: Alumni, 2003
579 UNU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
""Air tanah banyak digunakan untuk berbagai tujuan sehingga memegang peranan yang besar dalam pembangunan dan pemeliharaan suatu daerah. Tiap harinya manusia sangat bergantung akan air yang layak dan cukup untuk dikonsumsi. Oleh sebab itu kuantitas serta kualitas air tanah menjadi hal yang sangat penting. Kuantitas dan kualitas air tanah selalu mengalami perubahan sebagai akibat dari kegiatan di alam termasuk manusia di dalamnya. Untuk menentukan kualitas air yang masih layak digunakan baik untuk pertanian, industri, maupun untuk keperluan manusia sehari-hari, maka perlu adanya serangkaian tes atau uji standar. Hasil dari berbagai uji tersebut selanjutnya dibandingkan dengan standar kelayakan sesuai keperluannya. Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air tana memungkinkan kita untuk memprediksi kualitas kehidupan masa depan bila dibandingkan dengan kondisi saat ini. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang bisa diusahakan adalah dengan membuat suatu perangkat lunak yang handal dan terjangkau hasil pengembangan model matematika yang mampu mensimulasikan pola peyebaran polutan pada lapisan tanah jenuh air. Untuk menjawab masalah tersebut maka dikembangkanlah model komputer ""GW-Contaminant"" di Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai Jurusan Sipil FTUI. Namun untuk mendapatkan suatu perangkat lunak yang handal maka perlu dilakukan serangkaian uji coba dengan melakukan validasi model dalam kemampuannya melakukan simulasi fisik tertentu. Dalam karya tulis ini simulasi fisik yang akan dilakukan adalah penyebaran polutan dua dimensi vertikal, dengan cara menghambat aliran polutan tersebut dengan turap pada lapisan tanah homogen jenuh air. Simulasi fisik dilakukan di laboratorium menggunakan alat drainage and seepage tank dengan memperhatikan kompatibilitas model fisik tersebut dengan model komputer ""GW-Contaminant"" agar diperoleh proses perbandingan yang setara. Dari hasil validasi melalui pembandingan setara tersebut diharapkan kehandalan 'GW-Contaminant"" dapat teruji dan masalah kebutuhan akan perangkat lunak air tanah yang handal dan terjangkau dapat terpenuhi.""
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winuhoro H.B.
"Pembicaraan tentang air tanah, tidak lepas dari masalah kuantitas dan kualitasnya. Menurunnya kualitas, dapat disebabkan karena tercemarnya air tanah oleh polutan, yang masuk mengikuti aliran air tanah ke lapisan jenuh air (Saturated), melalui lapisan tak-jenuh air (Unsaturated). Karenanya, untuk dapat menghitung besarnya angkutan polutan pada lapisan jenuh air (Saturated), diperlukan juga kemampuan untuk menghitung angkutan polutan pada lapisan tak-jenuh air. Untuk keperluan tersebut, diperlukan pemahaman tentang lapisan tak-jenuh air, angkutan polutan, dan suatu alat bantu perhitungan yang mudah, cepat, dan akurat.
Alat bantu perhitungan yang dikembangkan dalam skripsi ini adalah model matematik berdasarkan metode Beda Hingga, yang diselesaikan secara implisit. Model dibuat agar dapat mensimulasilkan perubahan tinggi tekanan, saturasi dan besar fluid aliran air tanah pada lapisan tak-jenuh air, serta penyebaran konsentrasi polutan yang terlambat dalam aliran, secara dua dimensi vertikal.
Hasil pengujian model terhadap kasus infiltrasi, imibibisi dan gabungan antara keduanya, untuk pengujian hidrolik, memberikan hasil yang baik, dimana model memberikan hasil simulasi yang sesuai dengan teori, baik untuk kondisi tanah homogen maupun heterogen Demikian pula dengan pengujian untuk program angkutan polutan terhadap pengaruh proses adveksi., difusi dan gabungan antara proses adveksi-dispersi mekanik, juga memberikan hasil yang baik sesuai dengan teori, Namun program ini masih memerlukan pengujian lebih lanjut, seperti sensitifitasnya terhadap perubahan diskrit jarak, waktu, dan faktor pembobotan. Proses decay dan absorbsi/absorpsi yang sebelumnya diabaikan pada model angkutan polutan sebaiknya turut diakomodasi. Selanjutnya diperlukan validasi terhadap model fisik balk di laboratorium maupun di lapangan.

Discussing groundwater's issue would always include its quantity and quality. Decrement of groundwater quality could be due to pollutant contamination, that is infiltrated through the unsaturated zone and percolate further into the saturated zone. As such, it is important to be able to quantify pollutant in unsaturated zone as well as in saturated zone. For this purpose, it is desired to have a comprehensive and reliable tool.
This paper is to develop such a tool based on a mathematical model, which is transformed into computer program in an implicit finite difference scheme. The program is designed to simulate distribution of pressure head, saturation, flux, and pollutant concentration in unsaturated zone, with respect to time and in two-dimension vertical space.
Hydraulic aspect of the program has been tested for the cases of infiltration, imbibition and combination of both. The test shows good agreement between output and the theory either for homogen and heterogen soils. Test on pollutant aspect of the program especially in simulating advection, diffusion and advection-dispersion process also gave promising result. Given input disturbances yields responses as predicted theoretically. Further improvement, however, is still needed especially in the issues of: space and time discretion, optimum weighting factor. Additional ability to simulate decay and sorption process is also desired. Prior to its field implementation, validation through laboratory and field data is required.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Glass bracelets from Samudera Pasai is made using simple technology with low temperature combustion level. It,s possible that glass bracelets are the goods in a mass production to be accessible by the public. during that period , glassmaking technique with better quality has been known much earlier in other parts of Nusantara. Glass bracelets are also known by the name of chettiar."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Devi Indriani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi aplikasi teknologi ozonasi katalitik menggunakaan Granular Activated Carbon (GAC) pada penyisihan COD, NH3, Coliform dan senyawa antibiotik (turunan fenol) dalam limbah cair rumah sakit. Limbah cair yang digunakan berasal dari limbah cair Rumah Sakit Bumi Waras yang belum memasuki instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Variabel kondisi operasi yang divariasikan pada proses penyisihan senyawa antibiotik (turunan fenol), COD, NH3, dan Coliform dalam limbah cair menggunakan teknologi ozonasi katalitik adalah konfigurasi sistem pengolahan limbah (Ozon, Ozon/UV, Ozon/GAC, Ozon/UV/GAC) dan waktu penyisihan (0, 15, 30, 45, 60, 120 menit). Analisis yang digunakan meliputi metode 4-Aminoantipirin untuk senyawa antibiotik (turunan fenol), metode Refluks tertutup untuk COD, metode Nessler untuk NH3, dan metode Total plate count untuk Coliform.
Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa konfigurasi Ozon/UV merupakan konfigurasi yang paling tepat digunakan untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit Bumi Waras, Bandar Lampung. Konfigurasi Ozon/UV secara signifikan mampu menyisihkan kandungan antibiotik (turunan fenol) 64%, COD 60%, NH3 10,71%, Coliform total 98,89%, dan E.Coli 100%.

The present study was aimed at determining the efficiency of catalytic ozone technology applications using Granular Activated Carbon (GAC) on the removal of COD, NH3, Coliform and antibiotic compounds (phenol derivatives) in the treated wastewater. The liquid waste was derived from wastewater of Bumi Waras Hospital that had not entered yet to wastewater treatment plant (WWTP).
Operating conditions variable that varied in Coliform the process of removal antibiotic compounds (phenol derivatives), COD, NH3, and in wastewater using catalytic ozone technology is the configuration of wastewater treatment system (Ozone, Ozone/UV, Ozone/GAC, Ozone/UV/GAC) and time of removal process (0, 15.30, 45, 60, 120 minutes).
The results were analyzed wich comprising of antibiotic compounds (phenol derivatives) by 4-Aminoantipyrine method, COD by Closed reflux method, NH3-N by Nessler method, and Coliform by Total plate count. The result of study shown that the configuration of Ozone/ UV was the most appropriate configuration for Waste Water Treatment Plant (WWTP) at Bumi Waras Hospital, Bandar Lampung. Configuration Ozone/ UV was significantly capable of removing antibiotic content (phenol derivatives), COD, NH3, Coliform total, and E.coli by 64%, 60%, 10.71%, 98.89%, and 100%, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Shafira Rachmadhini
"Keberadaan sampah di badan air dapat mempengaruhi penurunan kualitas lingkungan perairan. Di mana sampah sisa makanan dan sampah taman mendominasi pencemaran sampah di Sungai Ciliwung sebesar 68,63%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika konsentrasi, laju perubahan, dan simulasi perubahan konsentrasi COD dan amonia akibat keberadaan sampah organik spesifik pada badan air. Dilakukan pengambilan air sampel di Sungai Ciliwung, Depok yang diuji dengan perlakuan penambahan sampah sisa makanan dan sampah taman menggunakan reaktor batch skala laboratorium. Korelasi pengaruh jenis sampah organik spesifik terhadap dinamika konsentrasi COD dan amonia di investigasi menggunakan Kruskal-Wallis. Laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia di investigasi dengan melibatkan penggunaan ODE linear faktor pengintegrasian. Sehingga dapat diperoleh hasil simulasi dengan bantuan opsi analisis solver pada Microsoft Excel. Hasilnya didapatkan bahwa keberadaan sampah sisa makanan dan sampah taman mempengaruhi perubahan konsentrasi COD dan amonia pada badan air, yang dibuktikan dengan hasil uji Kruskal Wallis untuk nilai Hhitung COD dan amonia berturut turut 14,81 dan 10559,4 yang lebih besar daripada nilai kritisnya sebesar 9,49. Untuk parameter COD, diperoleh nilai laju pembentukan (k1) untuk sampah sisa makanan adalah 0,126-0,145 per hari dan sampah taman adalah 0,086-0,0827 per hari. Adapun laju degradasi (k2) untuk sampah sisa makanan adalah 0,437-0,517 per hari dan sampah taman adalah 0,368-0,342 per hari. Sedangkan untuk amonia, (k1) sampah sisa makanan adalah 0,00017-0,000175 per hari dan sampah taman adalah 0,00055-0,00051 per hari. Adapun laju nitrifikasi (k2) sampah sisa makanan adalah 0,1179-0,1391 per hari dan sampah taman adalah 0,2456-0,3481 per hari. Sehingga dapat diketahui bahwa degradasi sampah sisa makanan menjadi COD atau amonia (k1) dan laju degradasi COD akibat sampah sisa makanan (k2) lebih signifikan dibandingkan dengan sampah taman. 

The presence of waste in bodies of water can affect the decline in the quality of the aquatic environment. Food waste and garden waste dominate the waste pollution in the Ciliwung River by 68.63%. This study aims to analyze the dynamics of concentration, rate of change, and simulate changes in COD and ammonia concentration due to the presence of specific organic waste in water bodies. Water samples were taken from the Ciliwung River in Depok, which were tested with the treatment of adding food waste and garden waste using a laboratory-scale batch reactor. The correlation of the influence of specific organic waste types on the dynamics of COD and ammonia concentration was investigated using Kruskal-Wallis. The formation and degradation rates of COD and ammonia were investigated by involving the use of linear ODE integration factor. Thus, simulation results can be obtained with the help of the solver analysis option in Microsoft Excel. The results showed that the presence of food waste and garden waste affects the changes in COD and ammonia concentration in water bodies, which was confirmed by the Kruskal-Wallis test results for the calculated H values of COD and ammonia, which were 14.81 and 10559.4, respectively, greater than their critical values of 9.49. For the COD parameter, the formation rate (k1) values for food waste ranged from 0.126 to 0.145 per day, while for garden waste it ranged from 0.086 to 0.0827 per day. The degradation rate (k2) for food waste ranged from 0.437 to 0.517 per day, while for garden waste it ranged from 0.368 to 0.342 per day. As for ammonia, the formation rate (k1) for food waste ranged from 0.00017 to 0.000175 per day, while for garden waste it ranged from 0.00055 to 0.00051 per day. The nitrification rate (k2) for food waste ranged from 0.1179 to 0.1391 per day, while for garden waste it ranged from 0.2456 to 0.3481 per day. Therefore, it can be concluded that the degradation of food waste into COD or ammonia (k1) and the degradation rate of COD due to food waste (k2) are more significant compared to garden waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>