Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Tajudin
"Penetapan tarif Unit Kamar Bedah (UKB) di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur (RSIJT) tanpa menggunakan perhitungan biaya satuan yang benar dapat mengakibatkan kerugian pihak Rumah Sakit. Pada unit pelayanan yang produknya beragam (heterogen) seperti UKB perlu dilakukan analisis biaya di tiap golongan karena pemakaian yang bervariasi untuk bahan medis, alat kesehatan dan lama operasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran penetapan tarif yang lebih realistis berdasarkan biaya satuan di UKB. Penelitian ini merupakan penelitian operasional yang bersifat deslaiptif. Metode analisis biaya yang digunakan adalah dengan memberikan pembobotan (relative value unit) pada setiap golongan operasi yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu golongan operasi kecil, sedang, besar dan khusus. Untuk setiap kelompok dipilih satu jenis operasi yang dapat mewakili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan di masing-masing golongan operasi adalah Rp.770.830 untuk operasi kecil, Rp.835.304 untuk operasi sedang, Rp.1.035.938 untuk operasi besar dan Rp.1.651.445 untuk golongan operasi khusus.
Penelitian ini juga membuat simulasi tarif yang dihitung menurut kelas perawatan. Hasil simulasi tarif bila memperhitungkan semua komponen biaya (full cost) ternyata lebih tinggi dari tarif yang berlaku sekarang. Sebagai contoh untuk operasi kecil di kelas VIP sebesar Rp.1.510.827 sedangkan tarif yang saat ini berlaku adalah Rp.850.000. Dibanding tarif Rumah Sakit pesaing, tarif di RSUT lebih rendah. Akhirnya penelitian ini ditutup dengan saran agar RSIJT hendaknya melakukan evaluasi terhadap tarif operasi yang berlaku saat ini.

Analysis of Price Setting of Surgical Unit at Rumah Sakit Islam Jakarta-East Jakarta in the Year 2000Price setting of surgery unit without computation of unit cost will lead loss to the hospital. Therefore, in a service unit producing various products needs to be supported by proper cost analysis.
The study was aimed to get more realistic description of price computation and price setting in a Surgical Unit. This research was a descriptive operational research using relative value unit technique as method of unit cost computation for every group of surgery, which divided into 4 (four) groups i.e. minor surgery, middle surgery, major surgery, and special surgery. For each surgery group was picked one of surgeries that represented its group.
The finding of this research showed that unit cost of every group of surgery was as follows: minor surgery was Rp 770.830,-, middle surgery was Rp 835.304,-, major surgery was Rp 1.035.938,-, and special surgery was Rp 1.651.445,-.
This study also conducted tariff simulation that computed according to type of inpatient class. The finding of this simulation which including full cost revealed that tariff for every group of surgery was higher than the existing tariff in the hospital. For example, the tariff for minor surgery in VIP class was Rp 1.510.827,-while the existing tariff was Rp 850.000,-. In comparison to the tariff applied in the hospital's competitors, the tariff applied in Rumah Sakit Islam Jakarta was lower.
Based on the above-mentioned findings, it is suggested to Rumah Sakit Islam Jakarta to conduct the evaluation for surgery tariff.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 9269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Israny
"Rumah Sakit X mempakan salah satu Rumah Sakit Swasta Type C yang memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi Asuransi Kesehatan sejak tahun 1993. Adanya perbedaan selisih yang menyolok antara tarif operasi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit X dengan tarif operasi Askes yang berlaku menjadi permasalahan bagi Rumah Sakit. Selama ini Rumah Sakit X belum pernah melakukan analisis biaya satuan paket operasi Askes Sukarela secara akurat. Sedangkan pasien Askes yang dioperasi selama tahun 1999 mencapai ± 19 % dari total jumlah operasi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui gambaran apakah sejauh ini tarif operasi Askes Sukarela yang dibayarkan oleh P.T. Askes dapat menutupi biaya satuan yang ada. Dilakukan penelitian deskriptif yaitu dengan cara melakukan analisis biaya terhadap paket operasi peserta Askes Sukarela yang dioperasi selama periode. Januari 1999 - Desember 1999 dengan memakai metode Activity Based Costing. Dalam melakukan perhitungan analisis biaya tersebut diperlukan data sekunder tentang kegiatan operasi serta data biaya langsung unit kamar bedah dan biaya unit penunjang selama satu tahun. Untuk data primer dilakukan observasi selama 2 minggu dan wawancara dengan unit terkait dengan penelitian. Setelah dilakukan perhitungan biaya satuan dengan metode ABC, hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut : Biaya satuan operasi bedah besar dan bedah sedang semua jenis kelas perawatan untuk pasien Askes Sukarela lebih besar dari tarif paket operasi Askes Sukarela yang berlaku. Rumah Sakit X mengalami defisit sebesar Rp. 62.079.000 untuk operasi besar dan operasi sedang dari 104 pasien Askes Sukarela yang dioperasi selama periode tahun 1999.
Peneliti menyarankan (1) Perbaikan sistim informasi keuangan yang dapat menampilkan data biaya komponen-komnonen di unit penunjang. (2). Perlu ditingkatkan sistim akuntansi biaya secara terpadu disemua Unit Produksi. (3). Untuk mengurangi subsidi Rumah Sakit X terhadap pasien Askes Sukarela perlu diupayakan cara untuk menekan / mengefisiensikan pemakaian bahan medik agar mengikuti ketentuan Askes. (4) Perlu peninjauan ulang terhadap kesepakatan kerja sama antara P.T. Askes dengan Rumah Sakit X untuk dilakukan penyesuaian tarif paket operasi. (5). Menganalisis lebih lanjut tentang keuntungan dan kerugian sistim pembiayaan paket dibandingkan dengan pemberian discount yang disepakati. (6). Agar supaya P.T. Askes (Persero) Indonesia dapat segera melakukan penyesuaian Tarif Paket Operasi Askes Sukarela pada Rumah Sakit X.

X Hospital is a Private Hospital Type C, that has been providers services for Health Insurance Company (P.T. Askes) since 1993. The gap between the surgery cost and the reimbursement by the Askes become a potential problem for the hospital. X Hospital has never conducted the-accurate cost analysis particularly in the surgery unit. The total surgical treatments during 1999 has reached for about 19% of total operations. The research aim to know weather the surgical treatment reimbursement cost covered by P.T. Askes could recover the Unit Cost A descriptive analysis of surgical operation has been using the data for the period of January 1999 T December 1999 is undertaken the method of the analysis in the Activity Based Costing. The Source of information is the secondary data from the hospital. The primary data, has been assessed by an 2 week conducting observation interview with the units for the research is conducted. The research findings are as follow : The unit cost of mayor and moderate surgical interventions for Askes Sukarela patients are higher than the reimbursement cost from the Askes. The X Hospital suffered a deficit of Rp. 62.079.000,- for 104 patient (Voluntary Askes) during the period of 1999.
Finally the researcher suggest : 1. The improvement the financial information which could apply the expense of component data into a Supporting Unit. 2. A fused accountancy system in all production?units should be intensified. 3. To reduce the subsidy of the X Hospital for Askes Sukarela patients, should be decreased and efficiency of material cost which standardly by Askes. 4. A new working agreement should be reconsidered between Askes and X Hospital to fit a Surgical Package Cost. 5. To analysis further the profits and losses of package cost system compared with agreed discount. 6. So that P.T. Askes Indonesia would be able to adjust The Askes Operation Package cost in Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairuddin
"Bisnis perumahsakitan mengalamj perubahan mendasar berkaitan dengan peningkatan daya saing rumah sakit dalam meraih pangsa pasar pada saat ini dan masa mendatang. Salah satu produk rumah sakit yang sangat berkembang sejak tahu 80-an adalah rawat jalan. Bedah rawat jalan (BRJ) merupakan bagian dari layanan rawat jalan yang saat ini merupakan Iayanan yang terus meningkat karena banyak memberikan keuntungan seperti biaya yang lebih murah, rendahnya tingkat infeksi, berkurangnya kecemasan pasien dan pasien merasa lebih nyaman.
Di Amerika BRJ mencapai 70-75 % dari seluruh pembedahan. Di Indonesia BRJ teiah dilakukan diberbagai rumah sakit tetapi umumnya belum menjadi Iayanan yang terencana baik, hanya merupakan pelayanan baru atau tarnbahan yang diadakan karena adanya kebutuhan dari masyarakat dan belum ada pelaporan tersendiri untuk pelayanan ini. Melihat potensi layanan ini di masa mendatang dan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya pelayanan ini diberikan dilakukan penelitian di RS Haji Jakarla mengingat angka pelayanan BRJ masih rendah dan untuk mendapatkan gambaran kesiapan rumah sakit terutama kamar bedah dalam melaksanakan BRJ.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dukungan manajemen, kesiapan SDM baik dokter maupun perawat, dan kesiapan fasilitas untuk mendukung pelayanan BRJ. Juga dinilai kesiapan kamar bedah melaksanakan pelayanan ini dibandingkan standar yang ada. Peneiitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informasi yang didapat berupa data primer melalui wawancara mendaiam dan observasi dan data sekunder melalui telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan kamar bedah secara umum telah siap melakukan pelayanan BRJ., tetapi dukungan manajemen masih belum maksimal. Dari segi SDM baik perawat dan dokter siap melakukan pelayanan BRJ. Dari fasilitas dan layanan pendukung layak melakukan BRJ. Saran kepada manajemen adalah selain BRJ dicantunkan dalam rencana strategis berikutnya, harus dibuat konsep dan disain BRJ yang biak dan dijabarkan dalam pelaksanaan strategi serta ada evaluasi untuk tindakan koreksi.

The hospital businesses are having a basic changes linked by the increased hospital competition abilities in reaching the market-section nowadays and future. One of the Hospitals products which is very popular since 80's is the ambulatory care. Ambulatory surgery is a part of the ambulatory care programs which is popular because it gives a lot of benefits to the hospital and the patients, such as cheaper , low-infection level, less of anxiety and the patients feels more comfortable.
In United State ambulatory surgery achievement till 70-75 % from whole surgery. ln Indonesia ambulatory surgery have done by various hospital but generally the care not to be good planned, only the new care because the people need the service and not yet different report for the care. Observe the potential this care for future and how the good standar for this practice, had done study at Haji Hospital Jakarta keep in mind ambulatory surgery achievement still low and for observe readiness operathing theater bring about the ambulatory surgery.
The aim of the study is to find out management support, human resources readiness whether nurse or doctor, and facility readiness to support the ambulatory surgery. Operating theater readiness also to be compare with available standard. The study using a qualitative approach, and the information obtained are a primary data from in-depth interview and observation, and secondary data from documents review.
The study found that generally operating theater ready for servicing ambulatory surgery, but management support not yet maximum. From human resources whether nurse or doctor is ready to serve. From facility and service support good too. Suggestion for management is ambulatory surgery persisten included in the strategic planning furthermore and must be made ambulatory surgery concept and design and conversion to the realize strategi and evaluation have to made for corrective action.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T21072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virna Wita
"Dalam era globalisasi tumbuhnya rumah sakit menyebabkan terjadinya kompetisi antar rumah sakit yang makin keras untuk dapat merebut pasar yang semakin terbuka lebar. Hal ini mendorong pihak rumah rumah sakit maupun stakeholder untuk menghitung secara riil berapa biaya pelayanan yang dibutuhkan sehingga dapat menjadi alat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan tanpa mengurangi mutu pelayanan yang diberikan, yaitu dengan melakukan analisis perhitungan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran biaya satuan tindakan appendiktomi akut di kamar operasi rumah sakit X dengan menghitung biaya langsung dan tidak langsung yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian operational research dan bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan data sekunder rumah sakit tahun 2010 di RS X Jakarta. Metode perhitungan biaya menggunakan metode ABC (Activity Based Costing) dan distribusi sederhana. Metode ABC untuk mengalokasikan biaya langsung dengan menghitung biaya dari kegiatan yang terjadi menggunakan cost driver berdasarkan waktu kegiatan. Metode distribusi sederhana untuk mengalokasikan biaya tidak langsung yang secara tidak langsung terlibat dalam pelayanan appendiktomi dengan melakukan pendistribusian biaya dari unit penunjang ke unit produksi (kamar operasi). Biaya satuan aktual appendiktomi sebesar Rp. 5.344.551,48,- dan biaya satuan normatif sebesar Rp. 5.312.912,-. Biaya operasional jasa medis dan paramedis merupakan biaya yang terbesar.
In an era of growing globalization of the hospital which led to competition among hospitals is increasingly more difficult to capture the wide open market. This prompted the hospital as well as the stakeholders to quantify how much the real cost of services is needed, and could be a reference tool in health care financing without reducing the quality of service provided by analyzing the cost calculation. The objective of this study is to determine the amount of unit cost in acute appendectomy surgery at operating room of hospital X by calculating the direct costs and indirect costs. This research type is operational research and descriptive analysis by using secondary data from hospital X Jakarta for the year 2010. Methods of cost calculation are ABC (Activity Based Costing) and simple distribution. ABC method is used for allocating direct costs by calculating the cost of activities that occur using time-based cost driver activity. Simple distribution method is used for allocating indirect costs that are not directly involved in appendectomy service by distribution of unit costs which supports the production unit (operating room). Actual unit cost of appendectomy surgery is Rp. 5.344.551,48, - and normative unit cost is Rp. 5.312.912, -. Operational costs of medical and paramedical consumable materials become the largest consumption."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31513
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A.H. Alfikri
"Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang telah berkarya melayani masyarakat sejak 30 tahun yang lalu. Secara umum ada dua macam pelayanan perawatan yang diberikan rumah sakit yaitu rawat jalan (out patient) dan rawat inap (in patient). Dalam memberikan pelayanannya rumah sakit berusaha untuk mengacu kepada standar mutu pelayanan yang telah ditetapkan oleh Depkes, sehingga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satu indikator yang dapat dilihat untuk melihat kepuasan pasien di rumah sakit adalah jumlah kunjungan pasien secara umum ke rumah sakit.
Berdasarkan data tiga tahun terakhir (1998-2000), diketahui terjadi kecenderungan adanya penurunan pertumbuhan rata-rata jumlah kunjungan rawat jalan secara keseluruhan. Penurunan yang mencolok terjadi di poll mats yang mencapai pertumbuhan sebesar -53%, diikuti jumlah kunjungan di poli umum yaitu sebesar -13%. Apabila data jumlah kunjungan dibandingkan satu tahun sebelumnya, maka proporsi terbesar penurunan terjadi pada poli umum yaitu mencapai 46%.
Unit rawat jalan dari rumah sakit merupakan bagian terpenting dari rumah sakit, jadi (1998). Karena unit rawat jalan berfungsi sebgai profit center dan pintu gerbang masuk pasien, maka secara tidak langsung unit rawat jalan akan menampakkan citra dari rumah sakit tersebut. Mengingat pentingnya peran unit rawat jalan, mengharuskan pengelolaannya dilakukan secara serius.
Adanya penurunan jumlah kunjungan di unit rawat jalan khususynya poli umum di RSI Ibnu Sina, mengindikasikan adanya permasalahan dalam pengelolaan pelayanan di bagian tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji faktor-faktor yang kemungkinan terkait dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan pasien di poli umum unit rawat jalan RSI Ibnu Sina.
Sebagai variabel penelitian diambil tiga aspek yaitu : Sumber Daya Manusia, Standar Operating Procedure (SOP) dan pendapatan karyawan. Penelitian ini bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Informan pada penelitian adalah petugas yang bekerja di bagian poli umum terdiri dari dokter (3 orang), perawat (1 orang), dan pembantu perawat sebanyak 4 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi jumlah ternyata Sumber Daya Manusia sudah cukup memadai, namun tidak terlatih dan kurang mempunyai motivasi yang cukup dalam bekerja. SOP dan Protap rawat jalan pada RSI Ibnu Sina Padang tidak ada sehingga menimbulkan kesulitan bagi informan untuk menerjemahkan perintah pimpinan. Jumlah pendapatan yang diterima informan dirasakan relatif tidak mencukupi bahkan kurang sesuai dengan beban kerja tambahan.
Untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang, penulis menyarankan hendaknya SDM yang ada perlu diberikan pelatihan-pelatihan teknis guna peningkatan pengetahuan dan kemampuan karyawan. Dalam melaksanakan pekerjaan perlu tersedia SOP dan Protap yang jelas sehingga target dan aktivitas yang dilakukan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pihak Yayasan atau rumah sakit perlu melakukan peninjauan atas sistem pendapatan/penggajian karyawan, serta perlu menyediakan imbalan terhadap prestasi untuk meningkatkan motivasi karyawan.
Daftar bacaan : 21 (1984 -- 2000)

Analysis Internal Factors of Decreasing Ambulatory Care Performance in Ibnu Sina Islamic Hospital Padang in 2000.Ibnu Sina Islamic Hospital Padang had operated for 30 years. 2000's data described a decline in ambulatory care patient till 46%. This is not a good performance for the hospital.
Variables seek from three aspects: Human Resources, Standard Operating Procedure and staff's income. This study is an exploratory study with qualitative approach. Informant consist of three physicians, two nurses and four nurse's assistants.
Results of this study shows that the staffs are not enough, not trained well, and have no motivation. There is no SOP that makes difficulty to translate the manager's order. Income is not compatible with duty.
For better future need intensive courses and technical trainings to increased staff's skill. They should provide with SOP (Operational Standard Procedure) or protap to do better service for peoples. And the foundation should have much attention about their staff's income (take home pay).
Bibliography: 21 (19842000)."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristy Septa
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, K. Chandra
"Perkembangan teknologi dalam peralatan kedokteran, menyebabkan adanya alternatif baru dalam pelayanan kesehatan. Laparoskopik yang terbuat dari fiber optik dipergunakan dalam tindakan bedah radang apendiks, tindakan bedah ini disebut dengan metode laparoskopi apendiks. Efektivitas biaya dari metode laparoskopi apendik perlu diteliti untuk dibandingkan dengan metode apendiktomi yang selama ini dipergunakan dalam pembedahan radang apendiks.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode bedah radang apendiks yang efektif biaya diantara metode apendiktomi dan laparoskopi apendiks.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif menggunakan data sekunder yang diambil secara cross sectional tahun 2000 di RS MMC Jakarta. Analisa data biaya investasi menggunakan biaya investasi setahun (Annualized Investment Cost). Distribusi biaya rumah sakit dari unit penunjang ke unit produksi, menggunakan metode distribusi ganda. Pada unit produksi penghitungan biaya pelayanan dilakukan dengan dasar proporsi waktu pada masing-masing tindakan atau pemeriksaan. Sedangkan biaya satuan aktual diperoleh dengan menghitung total biaya dan dibagi dengan besarnya output pada kegiatan tersebut.
Pada penelitian ini untuk mendapatkan biaya satuan aktual bedah radang apendiks, dilakukan penghitungan biaya satuan aktual pemeriksaan darah rutin di patologi anatomi unit laboratorium, foto thorax dan apendikogram pada unit radiologi, apendiktomi dan laparoskopi apendiks di operating theater serta biaya rawat inap pada masing-masing kelas perawatan di unit perawatan lantai VIP RS MMC Jakarta.
Dari penghitungan biaya satuan aktual pelayanan bedah radang apendiks, diketahui bahwa besarnya biaya sangat dipengaruhi oleh biaya ruang rawat inap yang dipergunakan untuk merawat pasca bedah.
Analisa biaya hasil dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : membandingkan biaya satuan aktual metode bedah radang apendiks dan penghitungan simulasi biaya total untuk menentukan besarnya output. Kedua metode penghitungan tersebut menunjukkan bahwa jika pasien dirawat pada ruang rawat super VIP, maka pelayanan bedah radang apendiks dengan metode laparoskopi apendiks Ieblh efektif biaya dibandingkan dengan metode apendiktomi. Sebaliknya jika pasien dirawat pada ruang rawat VIP, kelas-l, kelas-2, atau kelas-3, maka tindakan bedah radang apendiks dengan metode apendiktomi lebih efektif biaya dibandingkan dengan metode laparoskopi apendiks.
Dan penelitian dapat disimpulkan bahwa pelayanan bedah radang apendiks yang paling efektif biaya adalah metode apendiktomi dan pasien dirawat pada ruang rawat kelas-3, dimana biaya hanya 65,32 % dibandingkan dengan biaya dengan metode laparoskopi apendiks. Sedangkan jika menggunakan ruang rawat super VIP maka tindakan bedah radang apendiks yang efektif biaya adalah metode laparoskopi apendiks, dimana biaya metode apendiktomi sebesar 102,19 % dibandingkan dengan metode laparoskopi apendiics.

The development of technology in the medical equipment, results a new alternative in health care services. Laparoscope's which is made of fiber optic to be used in the abscess appendix surgery and this kind of surgery namely appendices laparoscope's method. Cost Effectiveness of the appendix laparoscope's method need to be research to be compared with appendectomy, the method that commonly applied in the abscess appendix surgery.
The purpose of this research is to find out which one is the most cost effective method, between appendectomy and appendix laparoscope's in the abscess appendix surgery.
The research made was descriptive, by the usage of secondary data taken in a cross sectional method, in the year 2000 at the MMC Hospital Jakarta The data analysis on the investment cost using an Annualized Investment Cost, hospital cost distribution from supporting unit to production unit using a double distribution method. At the production unit, the cost calculation was done based on time spent in each measure or examination taken. While the Actual Cost is obtained from the calculation of the Total Cost to be divided with the Total Output of the related activity.
In this research to have an actual unit cost of abscess appendix surgery was obtained through a finding on the actual unit cost of the blood routine at pathology unit of the Laboratory Department, thorax and appendecogram at Radiology Department, appendectomy and appendix laparoscope's at the operating theater also the cost of bed services of each class at the Ward Unit third floor of MMC Hospital Jakarta.
By calculating the actual unit cost of abscess appendix surgery was found out that the high or low cost is directly affected by the cost of bed services in the post-operating period.
Cost analysis was made on two (2) ways as follows: compare the actual unit cost of abscess appendix surgery and simulated calculation of the total cost to find the out put. Both methods showing that if the patient is treated at super VIP ward then abscess appendix surgery through appendix laparoscope's method is more cost effective than appendectomy method. On the contrary if the one is treated at VIP ward, Class-I, Class-2 or Class-3, resulting the abscess appendix surgery through appendectomy method will be more cost effective compared with one through laparoscope's appendix method.
The conclusion of this investigation is that the most cost effective on abscess appendix surgery is appendectomy method but the patient is treated at Class-3 ward, where the cost is 65,32 % lower than the cost of laparoscope's appendix method. In case of super VIP ward is applied then the cost effective abscess appendix surgery is laparoscope's appendix method, where the cost of appendectomy method as much as 102,19 % higher than laparoscope's appendix method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Uliria Desianna
"ABSTRAK
Konstruksi ruangan yang salah adalah salah satu dari penyebab terjadinya infeksi nosokomial pada luka operasi. Oleh karena itu kamar bedah harus dirancang khusus untuk keperluan tersebut, antara lain letaknya, bentuknya dan luasnya. Disamping itu perlu dipikirkan tata letak/ruang (space planing) yang baik untuk kenyamanan kerja bagi para petugas atau orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Rancangan tata ruang kamar bedah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi saat ini sangat riskan untuk terjadinya infeksi nosokomial luka operasi, hal ini terlihat antara lain dari tingginya angka kuman udara di kamar operasi, yaitu: 1667,7kolani/m3.(nilai normal:<350/m3)
Penelitian inl bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang tata ruang dan lingkungan dari kamar bedah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, dan membandingkannya dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Selain hal tersebut, diteliti juga persepsi dan keinginan petugas kamar bedah dan orang-orang yang terkait terhadap Kamar Bedah RSUD Kota Bekasi, serta sumber dana untuk pemeliharaan/perbaikan Kamar Bedah RSUD Kota Bekasi.
Penetitian ini dilaksanakan secara kualitatif, dengan melakukan observasi langsung terhadap kamar bedah, menginput data sekunder, dan melakukan wawancara mendalam terhadap 10 informan yang dianggap berhubungan erat dengan kamar bedah.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa tata ruang dan lingkungan Kamar Bedah Rumah Sakit Umum Kota Bekasi belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
Adapun saran prioritas yang diberikan bagi rumah sakit adalah memperbaiki tata ruang dan lingkungan kamar bedah RSUD Kota Bekasi agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

ABSTRACT
Environment and Design Surgery Department Analysis from Bekasi District Public Hospital -2000In appropriate, room design is one of the things, which cause nossocomial infection on surgical wound. Hence, the operation room should be properly design including its location, physical shape, and area as well as comfort for working area.
Operation theatre layout in Bekasi District Public Hospital happens to be higher risk for nossocomial infection. It is shown by high rate of bacteria in this room, which is 1667,7 coloni/m3 (normal value :<350coloni/m3).
This research aims to get a clear picture of the operation theatre a, and the compare it with Depkes Standard.
In addition this research explores perception and expectation from surgery department staff, and all others related, and financial resources for maintenance.
This qualitative research approach includes direct observation of operation theatre, secondary data input, and intensive interview with 10 informants.
Research result shows that room design and environment of operation room in Bekasi District Public Hospital have not met the DepKes standard.
Therefore it is suggested to Management of Bekasi District Public Hospital to improve its Surgery Department design, in order to comply the DepKes standard.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Citraresmi
"Masalah kecacatan cenderung meningkat terus sebagai dampak keberhasilan pembangunan di segala bidang. Peningkatan kecacatan bisa terjadi seiring transisi demografi ke arah struktur umur menua karena bertambahnya usia harapan hidup. Meningkatnya lanjut usia dapat berarti meningkatnya kelompok rentan terhadap kecacatan. Tingginya mobilitas manusia dan kemudahan transportasi meningkatkan angka kecelakaan dengan bermacam kecacatan. Pola penyakit yang mengarah kepada penyakit degeneratif, kanker, AIDS dan penyakit kronis lainnya, juga menjadi ancaman pada peningkatan kecacatan.
Rehabilitasi Medik adalah salah satu upaya kesehatan guna memulihkan fungsi-fungsi tubuh kembali seperti semula sehingga seseorang dapat hidup produktif atau lebih produktif. Dengan semakin meningkatnya keinginan untuk memperoleh mutu hidup yang lebih baik, upaya rehabilitasi menjadi lebih panting. Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta saat ini mulai menjadi unit yang berperan penting dalam pelayanan dan memiliki pasar yang semakin bertambah. Dengan dijadikannya Unit Stroke Center sebagai layanan unggulan di Rumah Sakit Islam Jakarta, maka peran dari Unit Rehabilitasi Medik menjadi semakin penting dalam mendukung layanan unggulan tersebut.
Namun Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki banyak pesaing yang perlu dicermati. Banyak rumah sakit yang kini sudah melengkapi diri dengan fasilitas Rehabilitasi Medik, bahkan kini mulai bermunculan Klinik Rehabilitasi Medik yang tidak tergabung dalam Rumah Sakit. Tidak adanya strategi pemasaran bagi Unit Rehabilitasi Medik dapat membuat Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta sulit untuk bersaing dengan fasilitas Rehabilitasi Medik lain. Untuk itu, dilakukan penelitian analitik deskriptif yang mengidentifikasi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan bagi Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta dengan menggunakan analisis SWOT, dan merumuskan strategi pemasaran bagi Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta.
Dari hasil analisis SWOT, maka strategi yang sebaiknya dijalankan oleh Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta dalam memasarkan produk layanannya untuk periode 2001 -- 2002 adalah Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini merupakan upaya untuk merebut market share secara agresif dengan mempromosikan produk secara intensif. Promosi produk ini harus dilakukan pada dua komponen, yaitu pasien sebagai end user dan pada dokter yang merujuk, baik dokter yang berpraktek di RSIJ maupun yang tidak berpraktek di RSIJ.

Marketing Strategy for Rehabilitation Medicine Unit at Jakarta Islamic HospitalDisability and impairment problems tend to increase as an impact of development in every sector. The increasing of disability and impairment can be happened as a result of several factors. One of those factors is demographic transition yielding older people in population because of increasing of life expectancy. Arising in the number of older people means the increasing of susceptibility to disability and impairment. Other factors are high mobility and quick access to transportation that can increase the accident rate with various disabilities. The morbidity pattern that is shifting to degenerative diseases, cancer, AIDS, and other chronic diseases, also is factor that can increase the disability and impairment.
Rehabilitation medicine is one of efforts that can be done to recover body functions that can make one can live productively or more productive. Rehabilitation medicine is becoming more important as increasing of willingness to have better quality of life. Rehabilitation medicine unit at Jakarta Islamic Hospital (RSIJ) currently becomes a unit that plays important role in services and has good potential market.
On the other hand, rehabilitation medicine unit RSIJ has several competitors to be aware. Rehabilitation medicine unit RSIJ will be difficult to compete because there is no marketing strategy. For that reason, a descriptive analytical study has been done using SWOT analysis to identify the opportunities, threats, strengths, and weaknesses of rehabilitation medicine unit of RSIJ.
From the result of SWOT analysis, rehabilitation medicine unit of RSIJ should take market penetration strategy as marketing strategy. The strategy is an effort to take or steal market snare aggressively by promoting the product intensively. The promotion should be done to 2 components: the patients as end user, and doctors, either works in RSIJ or not.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rarit Gempari
"ABSTRAK
Arti produktivitas merupakan pendayagunaan seluruh komponen sumberdaya secara efisien untuk mencapai tingkat basil yang maksimal. Dalam aspek manajemen, bahwa sumberdaya manusia merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai sasaran dimaksud.
Institusi RS yang bergerak dalam layanan produk kesehatan antara lain baik berupa rawat jalan maupun rawat inap, hanya mungkin berjalan baik bila didukung oleh penggunaan seluruh sumber yang ada melalui pendekatan manajemen yang baik. Dan tolok ukur yang paling mungkin untuk mengukur suatu produk layanan kesehatan pada RS seringkali ditentukan dengan faktor layanan pada rawat inapnya.
RSIJ sebagai RS kelas utama yang berada dalam naungan yayasan RSIJ kini telah dilengkapi dengan perangkat sarana dan prasarana medis sebagai pendukung dalam pemberian layanan kesehatan yang telah dikelola dengan metoda dan pola-pola manajemen modern.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah percontohan kegiatan yang merupakan penelitian kerja terhadap kegiatan tenaga Paramedis Perawatan Unit Rawat Inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi penggunaan waktu kerja produktif dari tenaga Paramedis Perawatan melalui kegiatan langsung 36,5%, kegiatan tidak langsung 23,6%, kegiatan lain yang termasuk produktif 3,9%, kegiatan pribadi 7% dan kegiatan non produktif 29%. Dan ternyata faktor internal tidak memperlihatkan pengaruh yang berarti terhadap pola waktu kerja produktif.
Beberapa saran dalam upaya pendayagunaan tenaga Paramedis Perawatan antara lain:
Perlu adanya rotasi kerja secara periodik dan terjadwal dalam upaya menghasilkan dan memperkecil tingkat kejenuhan kerja.
Perlu adanya peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh tenaga Paramedis Perawatan yang berorientasi untuk mengadaptasi irama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang medis.
Perbaikan sistem penggajian yang fleksibel terhadap tingkat perkembangan kebutuhan pokok yang berjalan.
Perlu secara terus menerus diupayakan pengamatan secara rutin terhadap penilaian waktu kerja produktif untuk memantau hasil kerja yang diinginkan."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>