Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136690 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Widiastuti
"Penelitian ini diadakan atas dasar pemikiran bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar seseorang diperlukan banyak faktor yang mendukung, dan salah satu faktor tersebut adalah motivasi seseorang yang mempengaruhi di dalam belajar. Motivasi adalah sebuah proses yang dilakukan, diarahkan pada suatu tujuan atau goal yang akan dicapai. Orientasi goal adalah strategi yang digunakan dalam melakukan aktivitas belajar, misalnya bagaimana cara belajar, suasana seperti apa yang mendukung di dalam belajar. Mahasiswa yang orientasinya ego-involved tentu tidak memerlukan adanya perubahan dari metode belajar yang selama ini digunakan, sebab hal itu tidak penting. Yang terpenting baginya adalah cepat menyelesaikan kuliahnya sehingga ada sesuatu yang pantas untuk dibanggakan. Sedangkan mahasiswa yang orientasinya kepada task involved akan lebih terbuka menerima perubahan dari metode belajar yang selama ini digunakan sepanjang perubahan tersebut demi kepentingan kemajuan belajarnya.
Strategi belajar yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar seseorang, seperti misalnya kebiasaan belajar menggunakan suatu metode yang baik akan meningkatkan prestasi belajar yang baik pula. Namun kebanyakan metode yang ada selama ini adalah metode konvensional yaitu metode belajar dimana seorang guru atau dosen mengajar dengan menggunakan metode ceramah dengan pola komunikasi searah. Untuk membentuk mahasiswa/mahasiswi menjadi individu yang mandiri, memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi tinggi, dan dapat menerapkan ilmunya di dalam kehidupan nyata sulit dicapai. Realitas yang terjadi saat ini kurang kondusif bagi tercapainya efektivitas belajar khususnya dalam hal strategi pencapaian ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh dosen kepada para mahasiswa/mahasiswi.
Saat ini ada suatu metode yang telah dilakukan di Amerika, dan saat ini sudah dikenal di Indonesia dengan diterbitkannya buku Metode Quantum Learning. Metode Quantum Learning adalah suatu metode untuk meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajax sedapat mungkin dari setiap situasi dan memanfaatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang didekatnya. Quantum Learning membawa seseorang menjadi pelajar yang selalu menggunakan metode "belajar aktif', artinya seseorang berperan dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa yang ada, terbuka terhadap pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan, memiliki pikiran yang terbuka dan menyerap serta mengolah pengetahuan yang dimiliki untuk kemudian dengan penuh semangat mencari lebih banyak pengetahuan lagi.
Penelitian dilakukan terhadap populasi mahasiswa Universitas Persada Indonesia "Y.A.I" Fakultas Psikologi. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kampus Universitas Persada Indonesia "Y.A.I" Fakultas Psikologi Jakarta. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Psikologi Kepribadian di semester pendek, dengan jumlah subyek 109 orang.
Melalui kajian teoritis tentang variabel yang diperkirakan mempengaruhi prestasi belajar yaitu orientasi goal dan kebiasaan belajarr, maka diajukan hipotesis penelitian yang diuji kebenarannya pada 109 (seratus sembilan) orang mahasiswa. Dari tiga hipotesis yang diajukan ternyata tidak satupun dinyatakan diterima dan terbukti. Hipotesis yang diajukan adalah:
  1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi goal dengan kebiasaan belajar menggunakan Quantum Learning.
  2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar menggunakan Quantum Learning dengan prestasi belajar.
  3. Ada sumbangan yang signifikan antara orientasi goal dan kebiasaan belajar menggunakan Quantum Learning terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka untuk penelitian lebih lanjut penulis menyarankan:
  1. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan design randomize agar penelitian terkontrol dengan baik.
  2. Menentukan jumlah sampel yang lebih besar, tidak hanya dari satu semester pendek saja, melainkan beberapa kelas dan tingkatan.
  3. Perbaikan skala pengukuran.
  4. Mengontrol variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi orientasi goal, kebiasaan belajar maupun prestasi belajar.
Akhirnya penulis menyarankan agar hasil penelitian ini dipergunakan sebagai bahan masukan bagi Universitas Persada Indonesia "Y.A.I', khususnya bagi para mahasiswa tentang metode belajar Quantum Learning yang dapat menjadi alternatif pilihan metode belajar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T9921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratama Siantoro
"ABSTRAK
Hubungan antara keyakinan terhadap legitimizing myths, seperti ideologi peran gender, dan orientasi dominasi sosial pada anggota kelompok subordinat, seperti perempuan, berbeda dari anggota kelompok dominan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara ideologi peran gender dan orientasi dominasi sosial pada mahasiswi, serta peran keterpaparan pendidikan tinggi terhadap hubungan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi peran gender tradisional berhubungan dengan orientasi dominasi sosial yang tinggi, sedangkan idelogi peran gender egaliter berhubungan dengan orientasi dominasi sosial yang rendah, r (120) = 0.184, p < 0.05. Selain itu, keterpaparan pendidikan tinggi tidak memoderasi hubungan kedua variabel tersebut, F (11, 101) = 1.51, p = 0.139. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi kurang dapat berfungsi sebagai faktor pendobrak hierarki gender.

ABSTRACT
The relationship between belief in legitimizing myths, such as gender role ideology, and social dominance orientation in subordinates, such as females, are different from dominants. This research was conducted to investigate the relationship between gender role ideology and social dominance orientation in female college students, also the role of higher educational exposure to that relationship. The result showed that traditional gender role ideology is related to higher social dominance orientation, and egalitarian gender role ideology is related to lower social dominance orientation, r (120) = 0.184, p < 0.05. Furthermore, higher educational exposure does not moderate the relationship between those two variables, F (11, 101) = 1.51, p = 0.139. These results implied that higher education is less able to be functioned as a gender hierarchy-attenuating factor."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ayu Asmarani
"Kegiatan organisasi kemahasiswaan adalah salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler di tingkat perguruan tinggi. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dengan terlibat dalam kegiatan ini, individu mendapat pengalaman untuk perkembangan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan individu dalam organisasi kemahasiswaan dan adaptabilitas karir pada lulusan sarjana Universitas Indonesia yang baru bekerja. Alat ukur Keterlibatan Organisasi digunakan untuk mengukur keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan dan alat ukur Adaptabilitas Karir yang merupakan modifikasi dari Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) digunakan untuk mengukur adaptabilitas karir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki pengalaman bekerja bersama selama menjadi anggota pengurus dalam organisasi kemahasiswaan akan memiliki memiliki kepercayaan diri dalam membuat keputusan terkait karirnya, sehingga ketika mereka berhadapan dengan suatu masalah dalam membentuk karirnya, mereka secara mandiri mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Student organization is one of extracuriccular activities in higher education. Past researches has proved the positive outcomes for personal development by participating in this activity. This research was conducted to find the correlation between involvement in student organization and career adaptability in fresh graduates of Universitas Indonesia. Involvement in student organization is measured using Organization Involvement Scale. On the other hand, career adaptability is measured with a modification of Career Adapt-Abilites Scale (CAAS) from Savickas & Porfeli (2012). The result of this research shows that students who has experience as a part of student organization have better control in making career decision, they have the readiness to overcome the problems when encountering their career."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Yulie
"Pada masa kini, informasi dan pengetahuan berkembang sedemikian pesat sehingga menimbulkan perubahan di berbagai bidang. Untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan tersebut, individu perlu memiliki berbagai pengetahuan yang diperlukan dalam hidup. Pengetahuan yang dimiliki bukan hanya sekadar pengetahuan sesaat, melainkan pengetahuan yang bertahan lama. Pengetahuan yang dapat dipahami dan dapat diterapkan setiap waktu ketika dibutuhkan. Dalam upaya memperoleh pengetahuan tersebut diperlukan kemampuan untuk mengontrol proses perolehan. Kemampuan ini disebut sebagai self regulation. Terdapat 3
komponen penting dalam self regulation yaitu, strategi-strategi kognitif, metakognitif dan usaha-usaha mengelola proses belajamya. Selain tiga komponen ini diperlukan komponen lain yaitu, komponen motivasi, sebagai komponen pendorong keberhasilan belajar (Pintrich dan Groot, 1991).
Self regulation merupakan kemampuan yang berkembang, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial melalui pngalaman khusus. Self regulation bukanlah suatu kemampuan yang terberi sejak lahir melainkan, suatu kemampuan yang berkembang dan dipengaruhi oleh lingkungan atau suatu pelatihan untuk memaksimalkan hasil belajar. Berdasarkan beberapa
hasil penelitian diketahui, bahwa terdapat perbedaan self regulation dalam belajar setelah pelatihan berlangsung, namun terdapat pula hasil yang memperlihatkan perbedaan yang tidak signifikan.
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan self regulation dalam belajar mahasiswa baik sebelum dan setelah mengikuti perkuliahan PDPT UI - II. Selain itu, penelitian ini bertujuan ingin melihat gambaran penggunaan strategi-strategi kognitif dan metakognitif pada mahasiswa baik sebelum maupun setelah mengikuti perkuliahan. Subyek penelitian adalah mahasiswa enam fakultas yang mengikuti perkuliahan PDPT UI - II pada tahun ajaran
2003/2004 dan berusia antara 17 - 20 tahun sejumlah 218 mahasiswa. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Motivated Strategies of Learning Quesionnare yang dibuat oleh Pintrich dan Groot (1990) yang telah diadaptasi oleh Pudjiati (2002) dalam bahasa Indonesia.
Hasil penelitian memperlihatkan, bahwa terdapat perbedaan self regulation dalam belajar pada setiap kelompok mahasiswa setelah pelatihan PDPT UI - II berlangsung. Dalam penggunaan strategi-strategi, sebagian besar kelompok subyek lebih sering menggunakan strategi-strategi kognitif daripada strategl-strategm metakognitif. Dari hasil tambahan diketahui, terdapat pengaruh komponen motivasi secara signifikan terhadap sefregulation dalam belajar, kecuali pada kelompok Fakultas Teknik. Nilai-nilai intrinsik (intrinsic values) merupakan komponen motivasi yang memberikan pengaruh secara signifikan terhadap self regulation dalam belajar pada semua kelompok mahasiswa. Test anxiety (TA) tidak berpengaruh terhadap self regulation dalam belajar mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Rifki Jamil
"Kehidupan seseorang tidak akan pemah lepas dari lingkungan sosialnya. Salah satu sarana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adalah melalui organisasi. Di lingkungan perguruan tinggi terdapat banyak organisasi kemahasiswaan yang mewadahi berbagai minat dan karakteristik mahasiswa. Senat Mahasiswa sebagai lembaga formal kemahasiswaan adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Lembaga ini mempunyai struktur yang jelas pada susunan pengurus serta memiliki program keija yang terarah. Seorang mahasiswa ketika bergabung dengan Senat Mahasiswa memiliki goals yang menjadi alasan bergabung dalam Senat Mahasiswa. Seseorang memiliki kebutuhan dalam dirinya untuk mencapai kepuasan diri, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi {need for achievement). Komitmen terhadap tugas dan jabatan sebagai pengurus Senat Mahasiswa membuat seorang mahasiswa berusaha sebaik-baiknya {doing the best\ sedang komitmen terhadap ego dan pengembangan kemampuan yang dimilikinya membuat seorang mahasiswa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya {being the best).
Elliot dan Harackiewicz (1993) mengemukakan teori mengenai motivasi individu dalam melakukan aktivitasnya atau yang disebut achievement goals orientation yang juga dapat diartikan sebagai alasan atau tujuan dasar individu dalam beraktivitas. Ada dua macam orientasi goals menurut teori ini yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktivitas oleh seorang individu, yaitu task oriented dan ego oriented. Individu dengan karakteristik task oriented mempunyai komitmen terhadap tugas, tidak peduli di struktur mana dia ditempatkan, memikirkan cara penyelesaian tugas dan tidak segan meminta bantuan dari temannya bila perlu. Sedangkan individu dengan karakteristik ego oriented lebih mementingkan pengembangan pemenuhan kebutuhan dirinya daripada pengembangan organisasi, membandingkan hasil keijanya dengan hasil keija orang lain, dan lebih memilih pekeijaan yang paling mudah menghasilkan evaluasi positif dari orang lain.
Jenis orientasi goals seseorang akan mempengaruhi proses sosialnya, seperti pelibatan dirinya terhadap aktivitas yang dilakidcan, pemilihan jenis tugas, penggunaan dan pengembangan keterampilan secara efektif, pendefinisian, dan pengatribusian terhadap kesuksesan dan kegagalan, serta pemilihan strategi dalam memecahkan suatu masalah (Dweck, 1986). Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana gambaran umum orientasi goals pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, serta apakah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam orientasi goals ketika sedang menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa.
Instrumen yang digunakan adalah adaptasi kuesioner orienfasi achievement goals. Alat ini pertama kali digunakan oleh Ames dan Archer tahun 1994 untuk melihat orientasi siswa dalam belajar. Instrumen ini terdiri dari 33 item yang didasarkan pada 8 dimensi, yaitu definisi kesuksesan, hal yang dianggap bemilai, alasan merasa puas, pandangan mengenai orientasi guru, pandangan mengenai kesalahan, fokus perhatian, alasan berusaha, serta kriteria evaluasi. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan rentang 1-5. Subyek penelitian ini adalah pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi U1 periode 2000-2001, yang beijumlah 63 orang, terdiri dari 18 orang pengurus laki-laki dan 45 orang pengurus perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa laki-lakt, ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam task oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa, ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam karakteristik ego oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu kiranya diadakan penelitian pendahuluan dalam mengadaptasi kuesioner achievement goals orientation untuk lingkungan organisasi dan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan achievement goals orientation pada diri seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agus Setiawan
"Penelitian dengan judul "Persepsi Mahasiswa terhadap Implementasi Mata Ajaran Keperawatan Komunitas di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia" , menggunakan 51 responden mahasiswa yang merupakan sekelompok angkatan atau kelas di Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket persepsi mahasiswa terhadap implementasi mata ajaran keperawatan komunitas yang meliputi rencana pengajaran, isi materi dan proses pembelajarannya.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah total sampling yaitu sekelas atau seangkatan mahasiswa yang pada saat pengambilan data barn melewati atau menyelesaikan mata ajaran keperawatan komunitas baik materi maupun praktek lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap implementasi mata ajaran keperawatan komunitas adalah baik. Untuk menindaklanjuti penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan penelitian pada kelas lain, terutama setelah terjadi adanya perubahan kurikulum menjadi kurikulum profesiners di mana fase akademik dan fase profesi atau praktek lapangan dipisahkan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Bonar
"Perlunya pemahaman terhadap permasalahan penyesuaian dari mahasiswa internasional dinilai sangat penting bagi universitas tuan rumah demi tersedianya dukungan pelayanan dan konseling yang diperlukan dan juga demi persiapan sebelum keberangkatan bagi mahasiswa asing. Meskipun penelitian tentang penyesuaian berkembang pesat, tidak banyak yang mengkaji mahasiswa asing, secara khusus mahasiswa asal Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan stres kehidupan, religiusitas, dan penyesuaian diri mahasiswa Indonesia sebagai mahasiswa asing. Sebanyak 96 responden mengisi angket yang meminta informasi tentang karakteristik demografis, penyesuaian diri, religiusitas, dan Index of Life Stress.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa stres kehidupan berada pada taraf sedang, sedangkan religiusitas dan penyesuaian diri tergolong tinggi. Selain itu, religiusitas tidak berperan sebagai moderator dalam hubungan stres kehidupan dengan penyesuaian diri. Sumber dana pendidikan merupakan faktor permasalahan kehidupan umum yang berkontribusi signifikan terhadap penyesuaian tersebut. Implikasi dan keterbatasan penelitian dibahas dalam rangka riset lanjutan.

Understanding adaptation problem in international context is necessary as a source from which host universities formulate support services and counseling provision as well as for preparation before departure for international students. Although research on adjustment has burgeoned over the past several decades, relatively little is known about overseas student, particularly among Indonesian students as expatriates in some countries around the world. The present study is intended to examine the relationship of their life stress, religiosity, and adjustment. Data from 96 Indonesian international students were collected using demographic questions, personal adjustment scale, religiosity scale, and Index of Life Stress.
Results revealed that the samples experienced moderate life stress, high religiosity, and high personal adjustment. Moreover, it was found that religiosity did not serve as moderator in the relationship between life stress and adjustment. Further, source of education financial support, as a part of general living issues, has unique contribution to their adjustment. Implication and limitations of this study are discussed in term of further research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Rifameutia Umar Ali
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi mahasiswa Universitas Indonesia mengenai kualitas dosen yang profesional. Responden penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia dari berbagai program studi di Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai dosen merupakan suatu profesi. Oleh karena itu, dosen di perguruan tinggi juga harus menjalankan pekerjaannya secara profesional.
Seorang dosen pada perguruan tinggi memiliki tanggung jawab dan peran serta yang cukup besar dalam membimbing mahasiswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dari perguruan tinggi tersebut. Untuk dapat menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya, seorang dosen haruslah memiliki beberapa kualitas agar ia dapat bekerja secara profesional.
Berdasarkan penelitian Ali Nina dan Silalahi (1998) mengenai persepsi dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia diperoleh kesimpulan bahwa dosen yang berkualitas harus memiliki lima kualitas utama, yaitu: (1) kualitas pengetahuan, (2) kualitas keterampilan, (3) kualitas sifat/trait, (4) kualitas sikap, dan (5) kualitas perilaku.
Sementara itu, hasil penelitian Ali Nina dan Tjut Rifameutia (1999) pada staf akademik Universitas Indonesia mengenai kualitas staf akademik yang profesional menyimpulkan bahwa seorang staf akademik harus profesional dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat; dalam kualitas pribadinya, serta dalam hubungannya dengan orang lain, yaitu rekan kerja dan mahasiswa. Pada penelitian pertama, responden terbatas pada mahasiswa dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, sedangkan pada penelitian kedua, responden terbatas pada dosen Universitas Indonesia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat gambaran kualitas dosen yang profesional dari sudut pandang mahasiswa. Oleh karena itu, masalah utama pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa Universitas Indonesia mengenai kualitas dosen yang profesional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Payne, Elaine
London: Prentice-Hall, 2000
378.17 PAY d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>