Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Jefri Hasurungan
"Hipertensi merupakan penyakit kronik akibat gangguan sistem sirkulasi darah telah menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menyebutkan bahwa penyakit sirkulasi ini pada kelompok umur 45-60 tahun mencapai 20.9%, sedang pada umur diatas 60 tahun angka ini mencapai 29.5%. Demikian juga pada tahun 1995 penyakit sirkulasi menduduki urutan pertama-penyebab kematian pada lansia, yakni sebesar 18.9%.
Penelitian pendahuluan terhadap 90 lansia di Kota Depok pada tahun 2001 didapatkan proporsi hipertensi sebesar 50.0%, dan berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki sebesar 41.9%, sedang pada perempuan 57.4%, dan angka ini jauh lebih besar dari prevalensi hipertensi yang ditetapkan oleh Depkes RI (20-30%) untuk lansia di tahun 2000.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan hipertensi pada lansia di Kota Depok. Sampel dalam penelitian sebanyak 310 orang lansia (181 perempuan dan 129 laki-laki) berumur 55-93 tahun, dimana pengambilan sampel dilakukan secara rancangan stratifikasi proporsional di 4 wilayah puskesmas dari 24 puskesmas yang ada di Kota Depok.
Penelitian ini melihat hubungan antara umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, konsumsi natrium, konsumsi lemak, konsumsi kalsium, IMT, merokok, stress, aktivitas fisik, dan faktor sosial ekonomi (status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, dan penghasilan keluarga), dengan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada responden di Kota Depok sebesar 57.4%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian sebelumnya.
Berdasarkan analisis multivariat didapatkan hasil sebagai berikut: responden yang berumur 70 tahun berpeluang mendapat hipertensi 2.97 kali (95% CI: 1.3640-6.4610; p=0.0061) dibandingkan yang berumur 55-59 tahun, responden yang berumur 65-69 tahun berpeluang mendapat hipertensi 2.45 kali (95% CI: 1.2517-4.8134; p=0.0090) dibandingkan yang berumur 55-59 tahun dan responden yang berumur 60-64 tahun berpeluang mendapat hipertensi 2.18 kali (95% CI: I.0971-4.3350; p=0.0261) dibandingkan yang berumur 55-59 tahun. Responden yang mempunyai riwayat keluarga hipertensi berpeluang mendapat hipertensi 1.97 kali (95% CI: 1.0816-3.5997) dibandingkan yang tidak punya riwayat keluarga hipertensi. Responden dengan derajat stres tinggi berpeluang mendapat hipertensi 3.02 kali (95% CI: 1.5262-6.0087; p=0.0015) dibandingkan yang derajat stres rendah, dan responden dengan derajat stres sedang berpeluang mendapat hipertensi 2.47 kali (95% CI: 1.3594-4.4900; p=0.0030) dibandingkan yang derajat stres rendah. Responden dengan aktivitas kurang berpeluang mendapat hipertensi 2.73 kali (95% CI: 1.6296-4.5649; p=0.0001) dibandingkan yang aktivitas cukup. Dan responden yang tidak kawin berpeluang mendapat hipertensi 2.07 kali (95% CI: 1.1414-3.7561;p=0.0166) dibandingkan yang kawin. Selanjutnya disimpulkan bahwa dari kelima variabel tersebut, derajat stres tinggi merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi.
Berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan hipertensi, pada penelitian di atas, maka faktor yang dapat diintervensi adalah aktivitas fisik dan stres.
Oleh karenanya sehubungan dengan faktor di atas, serta tingginya angka kejadian hipertensi pada lansia, maka saran yang dapat diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok serta jajaran di bawahnya, adalah meningkatkan program promosi penanggulangan hipertensi pada lansia melalui kegiatan latihan fisik berupa senam terapi 2 kali seminggu dan gerak jalan pagi, serta melakukan pembinaan mental/ kerohanian. Perlu diperhatikan untuk membentuk kelompok-kelompok lansia baru, terutama untuk komunitas yang sosial-ekonominya rendah.

Hypertension is a chronic disease, it caused to the problem on blood circulation system, and it has become a big problem to public health. Based on the Household Health Survey (SKRT) in 1995 mentioned that this disease at age group 45-60 years reach 20.9%, while at age over than 60 years this number reach 29.5%. It was also in 1995; this disease lies at the first line of death on elderly, i.e. 18.9%. The previous study to 90 elderly at Depok City in 2001, it was found that the proportion was 50.0%, and based on male it was 41,9%, while on female 57,4%, and this number was bigger than hypertension prevalence that stated by MOH RI (20-30%) for elderly in 2000.
The objective of this study was to determine the factors that estimated related to hypertension on elderly at Depok City. The number of sample in this study was 310 elderly (181 females and 129 males) their age 55-93 years, where the sample took proportionally in four areas of Health Centers out of 24 Health Centers that available at Depok City. This study see the relationship among age, sex, family history, sodium consume, fatty consume, calcium consume, IMT, smoking, stress, physic activity, and social economy factors (marital status, education status, profession status, and family income), with hypertension. The result of this study shows that hypertension prevalence on respondent at Depok City was 57.4%. This presentation was higher than the previous study.
Based on multivariate analysis it was found that the result as the followings: the respondent whose age z 70 years having tendency of hypertension 2.97 times (95% CI: 1.3640-6.4610; p=0.0061) compared to whose age 55-59 years. The respondent whose age 65-69 having tendency of hypertension 2.45 times (95% CI: 1.2517-4,8134; p=0.0090) compared with whose age 55-59 years. And the respondent whose age 60-64 having tendency of hypertension 2.18 times (95% Cl: 1.0971-4.3350; p=0.0261) compared with whose age 55-59 years. Respondent whose having family history on hypertension tend to have hypertension 1.97 times (95% CI: 1.0816-3.5997) compared to whose not having hypertension on family history. Respondent with higher stress tend to have hypertension 3.02 times (95% CI: 1.522622-6.0087; p=0.0015) compared whose is lower stress, and respondent with moderate stress tend to have hypertension 2.47 times (95% CI: 1,3594-4900; p=0.0030) compared to whose lower stress. Respondent with lack of activity tend to have hypertension 2.73 times (95% CI: 1.6296-4.5649; pO.0001) compared to whose enough activity. And respondent whose unmarried tend to have hypertension 2.07 times (95% CI: 1.1414-3756I;p=0.0166) compared with whose married. Then it concluded that from the fifth variables, the degree of high stress is a variable that the most dominant related to hypertension.
Based on the factors that related significantly to hypertension in this study, so the factors that can be intervention, i.e. stress and physical activity. Therefore, referring the factors above, also the high rate of hypertension on elderly, so the recommendation that can be given to the Local Health Service of Depok City also it?s related. They are improving the program on promotion to overcome the hypertension for elderly through physical exercise in the form of gymnastic therapy, twice a week and morning jogging, also doing mental management/spiritual. It is considering establishing the new groups of elderly, especially to community with lower social economy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Roroputri Aprilia
"Hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan prevalensi tertinggi pada kelompok lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari hasil survei Riskesdas 2018. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh penduduk berusia ≥60 tahun di Indonesia yang belum terdiagnosis hipertensi, yaitu sebanyak 70.127 orang. Data dianalisis secara regresi logistik sederhana (bivariat) dan regresi logistik berganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia di Indonesia sebesar 52,4%. Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, konsumsi makanan asin, perilaku merokok, dan aktivitas fisik merupakan faktor- faktor yang berhubungan dengan hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia di Indonesia, dengan umur sebagai faktor yang paling berhubungan dengan AOR = 1,44 (95% CI: 1,36-1,52). Untuk mengurangi prevalensi hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia, pemerintah diharapkan dapat fokus pada penguatan promosi, skrining, dan surveilans kesehatan pada lansia.

Hypertension is one of the public health problems in Indonesia with the highest prevalence in elderly. The purpose of this study was to determine the prevalence and factors associated with undiagnosed hypertension among elderly in Indonesia. The design of this study is cross-sectional using secondary data from the results of the 2018 basic health research survey. The sample in this study was the entire population aged ≥60 years in Indonesia who had not been diagnosed with hypertension, which was 70,127 people. Data were analyzed by simple logistic regression (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The results showed that the prevalence of undiagnosed hypertension among elderly in Indonesia was 52.4%. Age, gender, education level, area of residence, consumption of salty food, smoking behavior, and physical activity are the factors associated with undiagnosed hypertension among elderly in Indonesia, with age as the most associated factor (AOR = 1.44, 95% CI: 1.36-1.52). To reduce the prevalence of undiagnosed hypertension among elderly, the government is expected to focus on strengthening promotion, screening, and health surveillance on elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina
"Pengendalian hipertensi pada lansia dengan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki, dapat diperkuat dengan fungsi keluarga. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik dan fungsi keluarga dengan pengendalian hipertensi pada lanjut usia. Desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel 90 responden dipilih dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan fungsi afektif, fungsi ekonomi, dan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan pengendalian hipertensi pada lanjut usia (p = 0,012;0,005; dan 0,003). Berdasarkan penelitian ini, pengendalian hipertensi pada lansia dapat ditingkatkan melalui peningkatan fungsi keluarga. Direkomendasi agar pengambil kebijakan terkait kesehatan lansia dapat memberdayakan keluarga dengan meningkatkan fungsi keluarga.

Control of hypertension in the elderly with its various limitations and weaknesses, can be reinforced with family functions. The purpose of the study was determined the relations of the characteristics and functions of family with the control of hypertension in the elderly. Descriptive correlation design with cross sectional approach, with a sample of 90 respondents were selected using cluster random sampling technique. The results of the study show that there is a correlation of affective, economic, and family health care functions with the control of hypertension in the elderly (p = 0.012; 0.005, and 0.003). According to this study, control of hypertension in the elderly can be reinforced through improved family functions. It is recommended that the policy makers related to the elderly's health can empower the members of the family by improving the family functions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ashka Dwita Arisawara
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Hipertensi merupakan penyakit terbanyak dengan kasus 3.336 di Puskesmas Pasar Manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas pasar Manggis Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden dalam penelitian ini yaitu lansia (≥60 tahun) dengan hipertensi yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pasar Manggis sebanyak 59 responden, yang dipilih menggunakan metode quota sampling. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara via telepon dengan panduan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) dan kuesioner yang telah diadaptasi dari penelitian sebelumnya serta dianalisis dengan uji chi-square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p=0,009), dan dukungan keluarga (p=0,001) memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi. Jenis kelamin, umur, peran petugas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi (p> 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan & Puskesmas Pasar Manggis sebagai dasar pengambilan keputusan untuk upaya kedepannya dalam meningkatkan kesadaran, pengobatan dan pengendalian penyakit hipertensi di masyarakat.

Hypertension is a disease with very high mortality and morbidity in the world. Hypertension is the most common disease with cases of 3.336 in Puskesmas Pasar Manggis. This study aims to determine the factors associated with antihypertensive medication adherence among elderly in the working area of Pasar Manggis Health Center in 2020. This research is a quantitative-based cross-sectional design. Respondents in this study were 59 elderly (≥60 years old) with hypertension who lived in the working area of Pasar Manggis Health Center which were selected using the quota sampling method. Data was collected through phone interview questions with the Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) questionnaire and a questionnaire that has been modified from previous studies which will be analyzed by chi-square test. The results showed that educational factors (p = 0.011), knowledge (p = 0.009), and family support (p = 0.001) had a significant relationship with antihypertensive medication adherence. Gender, age, role of health workers and access to health services do not have a significant relationship with antihypertensive medication adherence (p> 0.05). The result of this study are expected to benefit the Sout Jakarta city Health Office & Pasar Manggis Health Center as a basis for making decisions for future efforts to raise awareness, treatmet and control of hypertension in the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pase, Muslimah
"Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri yang sering dipercepat dengan penyakit kronis seperti hipertensi. Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST), cenderung menimbulkan stroke dan infark myocard sehingga berdampak pada psikososialnya. Lanjut usia cenderung mengalami kecemasan selama proses pengobatan.
Tujuan : menjelaskan manajemen kasus klien lanjut usia dengan hipertensi yang mengalami ansietas menggunakan pendekatan Model Stuart dan Model Adaptasi Roy (MAR). MAR sebagai kerangka utama dan Model Stuart pada proses pengkajian. Analisis dilakukan pada 19 lanjut usia yang mendapatkan Supportive Therapy (ST) dan keluarganya mendapatkan Family Psychoeducation (FPE).
Hasil: Terjadi penurunan tanda dan gejala ansietas dan peningkatan kemampuan ST serta peningkatan kemampuan FPE pada keluarganya.
Saran: Perawat Community Mental Healt Nursing (CMHN) dan Kader Kesehatan Jiwa mengembangkan pendekatan yang tepat bagi klien dan keluarga dalam meningkatkan kemampuan klien mengatasi ansietas dan kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan.

Aging is a process of gradual disappearance of the cell ability to repair itself is often accelerated by chronic diseases such as hypertension. Hypertension in the elderly is largely isolated systolic hypertension (HST), tend to cause stroke and myocardial infarction, so the impact on psychosocial. Further UJIA tend to experience anxiety during the treatment process.
Objective: To explain the case management of elderly clients with hypertension who experience anxiety with The Model approaches Stuart Model and Roy Adaptation Model (RAM). RAM as the main framework and Stuart on assessment process. Analysis was performed on 19 elderly who get Supportive Therapy (ST) and his family get a Family psychoeducation (FPE).
Results: There was a reduction in the signs and symptoms of anxiety and increased capacity ST and increased ability FPE on the family.
Recomendation: CMHN Nurses and Mental Health Kader to developed the right approach for clients and families in improved the client's ability to cope with anxiety and the ability of family to provide support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Nurkuswari Putri
"Late-life depression adalah suatu kondisi terganggunya fungsi psikologis lansia yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi medis. Kondisi medis yang seringkali muncul pada orang dengan lanjut usia adalah hipertensi. Penelitian dengan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dengan tingkat depresi pada lansia di Kecamatan Cipayung Kota Depok. Sampel yang diperoleh sebanyak 91 dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria responden penelitian ini yaitu lansia dengan hipertensi, tidak menggunakan alat bantu jalan, dan dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. Depresi pada lansia diidentifikasi dengan menggunakan alat ukur Geriatric Depression Scale GDS , sedangkan hipertensi diukur menggunakan automated digital blood pressure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara hipertensi dengan tingkat depresi pada lansia di Kecamatan Cipayung Kota Depok p>0.05. Puskesmas di Kota Depok diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada lansia dengan melakukan skrining awal depresi pada lansia dengan menggunakan instrumen yang sesuai.

Late life depression is a condition that affects older adult psychological function and affected by so many factors. One of the factors is medical condition. Medical condition that is more likely to appear in older adult is hypertension. This study used cross sectional approach and is aimed to determine the correlation between hypertension and depression level in older adult living in Kecamatan Cipayung Kota Depok. The sample is 91 and obtained by using purposive sampling method. Criteria of this study are older adult with hypertension, not using any of assistive device to mobilize, and can communicate with Bahasa. Depression in older adult was identified by using Geriatric Depression Scale GDS, whereas hypertension is measured by an automated digital blood pressure. The result showed there rsquo s no significant correlation between hypertension and depression level in older adult living in Kecamatan Cipayung Kota Depok p 0.05. Health provider in Kota Depok is expected to improve health service by performing early screening for depression in older adult by using a suitable instrument. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pera Putra Bungsu
"ABSTRAK
Hubungan Perilaku Pelaku Rawat Keluarga dengan Pelaksanaan Latihan Fisik Pada lansia Hipertensi Hipertensi merupakan penyakit yang umum terjadi pada lansia. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan jumlah penderita hipertensi pada lansia belum optimal dilakukan. Keadaan tersebut mendorong para peneliti mencari cara untuk mencoba menurunkan angka penderita tekanan darah untuk mendampingi terapi farmakologis. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melaksanakan latihan fisik secara teratur. Keluarga sebagai pelaku rawat lansia memiliki peran untuk mencapai kesehatan yang optimal pada lansia khususnya pada lansia hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku pelaku rawat lansia dengan pelaksanaan latihan fisik pada lansia hipertensi di Kota Depok Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain descriptive correlational. Sampel pada penelitian ini sebanyak 108 responden. Analisis data Chi-Square P value < 0,001 dan OR 4.781 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pelaku rawat lansia mempengaruhi pelaksanaan latihan fisik pada lansia hipertensi. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat bekerja sama dengan keluarga sebagai pelaku rawat lansia dalam menurunkan tekanan darah lansia dan mencegah akibat lanjut hipertensi. Kata kunci: Pelaku rawat lansia, Latihan fisik pada lansia hipertensi, Hipertensi, Tekanan darah

ABSTRACT
Hypertension is a common disease in the elderly. Efforts made to reduce the number of hypertensive patients in the elderly has not been optimal. The situation prompted researchers to find ways to try to lower the number of people with blood pressure to accompany pharmacological therapy. One way that is done is to carry out physical exercise regularly. Families as elderly caregivers have a role to achieve optimal health in the elderly, especially in elderly hypertension. The purpose of this study was to determine the relationship of elderly caregiver behavior with the implementation of physical exercise in elderly hypertension in the city of Depok, West Java. This research uses descriptive correlational design. The sample in this study were 108 respondents. Analysis of Chi Square data P value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani Azizah
"Penyakit tidak menular menjadi penyebab 41 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Salah satu yang memiliki prevalensi tertinggi adalah hipertensi. Kota Depok memiliki prevalensi hipertensi sebesar 34,13% di tahun 2018. Walaupun lebih banyak terjadi pada usia tua, namun kelompok usia muda juga berisiko mengalami hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular Kota Depok Tahun 2022 yang direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prevalensi hipertensi sebesar 28,7% pada penduduk usia produktif di Kota Depok tahun 2022. Faktor-faktor yang berhubungan adalah usia 40-64 tahun (PR 3,084; 95% CI 2,808-3,388; p=0,001), tingkat pendidikan rendah (PR 1,534; 95% CI 1,344-1,750; p=0,001), riwayat hipertensi keluarga (PR 1,573; 95% CI 1,327-1,864; p=0,001), konsumsi garam berlebih (PR 2,094; 95% CI 1,766-2,483; p=0,001), obesitas (PR 2,089; 95% CI 1,888-2,311; p=0,001), obesitas sentral (PR 1,612; 95% CI 1,471-1,766; p=0,001), dan diabetes (PR 2,290; 95% CI 1,960-2,674; p=0,001). Variabel lain seperti jenis kelamin, pekerjaan, konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol tidak menunjukkan hubungan yang signifikan pada penelitian ini.

Non-communicable diseases are the cause of 41 million deaths worldwide. One that has the highest prevalence is hypertension. In 2018, the prevalence of hypertension in Depok City was 34,13%. Although it occurs more frequently in older age, the younger age group is also at risk of hypertension. This research was conducted to determine risk factors associated with the incidence of hypertension in the productive age population in Depok City in 2022. The design of this study is cross-sectional using Non-Communicable Disease Information System for 2022 from Depok City Health Agency. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in the productive age population in Depok City was 28.7%. The related factors are adults aged 40-64 years (PR 3.084; 95% CI 2.808-3.388; p=0.001), low level of education (PR 1.534; 95% CI 1.344-1.750; p=0.001), family history of hypertension (PR 1.573; 95% CI 1.327-1.864; p=0.001), excessive salt consumption (PR 2.094; 95% CI 1.766-2.483; p=0.001), obesity (PR 2.089; 95% CI 1.888-2.311; p=0.001), central obesity (PR 1.612; 95% CI 1.471-1.766; p=0.001), and diabetes (PR 2.290; 95% CI 1.960-2.674; p=0.001). Gender, occupation, vegetable and fruit consumption, lack of physical activity, smoking and alcohol consumption did not show a significant relationship in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ara Tayomi
"Kepatuhan minum obat sangat penting bagi lansia hipertensi untuk mengontrol tekanan darah sehingga mencegah terjadinya komplikasi. Tujuan studi literatur ini ialah untuk mengetahui kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi. Peneliti menggunakan 5 database sebagai alat pencarian artikel dan metode PRISMA untuk menyeleksi artikel. Penelusuran literatur dilakukan pada bulan juni hingga juli 2020 dan didapatkan 10 artikel yang sesuai. Hasil studi literatur ini menunjukan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi masih rendah. Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhinya yaitu literasi kesehatan, efikasi diri dan fungsi kognitif. Intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi adalah multimodal intervention.

Medication adherence is important for older people with hypertension to control their blood pressure to prevent complications. The purpose of this literature study is to determine medication adherence in older people with hypertension. The researcher used 5 databases as an article search tool and PRISMA method to select articles. This literature study was conducted from June to July 2020 and obtained 10 suitable articles. The results of this literature study show that medication adherence in older people with hypertension is still low. 3 main factors influence it, include health literacy, self-efficacy, and cognitive function. The most effective intervention to improve medication adherence in older people with hypertension is a multimodal intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama bagi lansia baik secara nasional maupun global. Dampak dari hipertensi penyumbang peringkat pertama terbesar kerugian kesehatan. Hal ini perlunya menjadi perhatian, sehingga dikembangkan Inovasi Liga Tensi untuk mengontrol tekanan darah dan stres lansia di Kelurahan Curug, Kota Depok. Tujuan inovasi ini yaitu memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan Liga Tensi terhadap penurunan tekanan darah dan stres pada lansia. Metode yang digunakan adalah studi kasus keluarga dan agregat dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan melibatkan 10 keluarga dan 38 lansia yang ada di Kelurahan Curug menggunakan convenience sampling. isometric handgrip exercise (latihan IHG) dan latihan autogenik, terdiri atas 6 sesi selama 12 kali pertemuan. Data sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan sphygmomanometer digital, instrumen perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan) keluarga dan lansia dalam mengelola hipertensi dimodifikasi oleh penulis, pengukuran nilai stres menggunakan DASS 21 dan pengukuran tingkat kemandirian keluarga. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan lansia (p<0,05) dan penurunan nilai stres secara bermakna (p<0,05), penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (p<0,05) serta peningkatan kemandirian keluarga. Simpulan terjadi penurunan tekanan darah, penurunan stres dan peningkatan perilaku serta tingkat kemandirian keluarga setelah implementasi Liga Tensi. Diharapkan hasil studi ini dapat diaplikasikan oleh perawat dalam penatalaksanaan dan pengendalian hipertensi lansia di komunitas.

Hypertension is a major health problem for the older people, both nationally and globally. The impact of hypertension is the first largest contributor to health losses. This needs to be a concern, so that the Tension League Innovation was developed to control blood pressure and stress in the older people in Curug Village, Depok City. The purpose of this innovation is to provide an overview of the effect of the Nursing Intervention Liga Tensi on reducing blood pressure and stress in the older people. The method used is a family case study and aggregated with a family care approach involving 10 families and 38 older people in Curug Village using convenience sampling. The Liga Tensi innovation is an integration of Isometric Handgrip Exercise and Autogenic Training, consisting of 6 sessions for 12 meetings. Data before and after the intervention were measured using a digital sphygmomanometer and an instruments for measuring behaviours (knowledge, attitudes and skills) of families and the older people in managing hypertension were modified by the author, an instrument for measuring stress values ​​using DASS 21 and measuring family independence. The results showed an increase in knowledge, attitudes, skills of the older people (p<0.05) and a significant decrease in stress values ​​(p<0.05), a decrease in systolic and diastolic blood pressure (p<0.05) and an increase in family independence. The conclusion is that there is a decrease in blood pressure, a decrease in stress and an increase in behaviour and family independence after the implementation of the Liga Tensi. It is hoped that the results of this study can be applied by nurses in the treatment and control of hypertension in the older people in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>