Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dading Setiawan
"Bekasi merupakan salah satu daerah endemis penyakit DBD di propinsi Jawa Barat Dan 8 kecamatan yang ada di kota Bekasi, angka insidens per 100.000 penduduk di kecamatan Bekasi Selatan selalu menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat Disamping itu angka kepadatan penduduk di kecamatan Bekasi Selatan termasuk yang tertinggi di kota Bekasi pada tahun 1998, keadaan ini menyebabkan kebutuhan akan air bersih menjadi meningkat. Dan data yang ada menunjukkan bahwa pada tahun 1998 persentase penduduk yang menggunakan ledeng baru mencapai 12,80 % dibandingkan dengan sumur pompa yang menempati urutan tertinggi, yaitu 60,5 %, sedang pada tahun sebelumnya 5,42 % penduduk menggunakan ledeng dan 62,64 % menggunakan sumur pompa. Masih tingginya penggunaan sumur pompa sebagai stinker air bersih menyebabkan kebiasaan untuk menampung air pada tempat penampungan air (TPA) masih sering dilakukan, sebagai akibatnya adalah meningkatnya tempat tempat perkembang biakan nyamuk A. aegepty.
Meskipun belum pernah dilakukan penelitian mengenai tingkat kepadatan jentik hubungannya dengan kejadian DBD di kota Bekasi, namun melihat tingginya penggunaan TPA di Bekasi, diperkirakan kepadatan jentik aedes di kota Bekasi khususnya di kecamatan Bekasi Selatan cukup tinggi. Untuk itu perlu diketahui faktor apa saja yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes pada TPA di rumah tangga dan sepengetahuan peneliti, penelitian seperti ini belum pernah dilakukan di kota Bekasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah beberapa faktor seperti letak TPA, jenis bahan TPA, warna TPA, ada tidaknya tutup TPA, fungsi TPA serta frekuensi pembersihan TPA ada hubungannya dengan keberadaan jentik Aedes pada TPA di rumah tangga. Desain yang digunakan adalah Cross sectional dengan besar sampel 240, menggunakan cam cluster dua tahap. Populasi penelitian adalah seluruh TPA yang ada di rumah tangga di kecamatan Bekasi Selatan, sedang sampel peneltian adalah TPA di rumah tangga yang terpilih secara acak dengan kriteria tidak dilakukan pemberian bubuk abate atau bahan kimia pembunuh jentik lainnya sekurang kurangnya dalam tiga bulan terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan dari 6 variabel yang semula diduga berhubungan dengan keberadaan jentik pada TPA, ternyata hanya 3 variabel yang secara bermakna berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes pads TPA, yaitu letak TPA, tutup TPA dan frekuensi pembersihan TPA. TPA yang terletak di dalam rumah mempunyai peluang ditemukannya jentik sebesar 4,74 kali dibandingkan dengan TPA yang terletak diluar atau disekitar rumah (95 % CI.:2,58 -- 8,73), demikian juga peluang ditemukannya jentik pada TPA yang tidak dilengkapi dengan tutup 4,12 kali dibandingkan dengan TPA yang dilengkapi dengan tutup (95 % CI : 2,05 - 8,28), kemudian peluang ditemukannya jentik pada TPA dengan frekuensi pembersihan lebih dari seminggu sekali 2,08 kali dibandingkan dengan TPA yang dibersihkan dengan frekuensi kurang atau sama dengan seminggu sekali (95 % Cl: 1,11 - 3,91). Variabel jenis bahan serta fungsi TPA dari basil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna, namun dari analisis multivariat tidak ditemukan adanya hubungan bermakna, sedang satu variabel lain yaitu warna TPA dari analisis bivariat tidak ditemukan adanya hubungan bermakna.
Hasil penelitian menyarankan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya KLB, disamping itu kegiatan penyuluhan di Bekasi Selatan dengan materi penyuluhan yang lebih menekankan pada penggunaan tutup pada TPA serta frekuensi pembersihan TPA secara rutin sekurang kurangnya seminggu sekali perlu terus dilakukan.
Daftar bacaan : 36 (1971 - 2001)

Factors Related to Existence of Aedes Larva in Household Water Container in Sub-district of Bekasi Selatan, in 2001Bekasi is one of the most endemic areas for DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) in Sawa Barat province. Among 8 sub-districts in Bekasi, Bekasi Selatan is the only sub-district with a trend of continuous increase of incidence rate (per 100,000 population). Bekasi Selatan had the highest population density in 1998, and therefore requirement for clean water supply became increasing. The reported data showed that in 1998, the proportion of population using clean water supply (ledeng) was just 12.8%, compared to 60.5% for pumped well water. In the previous year (1997) it was reported that 5.4% of population used clean water supply, while 62.6% still used pumped well water. Because of frequent use of well water, people tend to save the water in a container, which in turns may increase breeding places for Aedes aegepty.
Although there has not been any study conducted to investigate the relationship between density of mosquito larva and DHF incidence in Bekasi,_ it is presumed that the Aedes larva density in Bekasi, especially in sub-district of Bekasi Selatan, is quite high. Therefore it is interesting to study factors related to existence of Aedes larva in household water container, knowing that this kind of study had not been done in Bekasi.
This study was aimed to know if several factors, such as position, material, color, lid availability, function, cleaning frequency of water container were associated with Aedes Iarva existence. In this cross-sectional study, 240 samples were collected using two-stage cluster sampling method. Study population was all water containers in the households in sub-district of Bekasi Selatan, while samples were water containers in the households selected randomly with a criteria of not using abate powder or any chemical substance (for killing the larva) within at least the past 3 months.
Study results showed that among 6 variables investigated, only 3 were significantly associated with Aedes larva existence, i.e. position, lid availability and cleaning frequency of water container. The likelihood to find larva in indoor water container was 4.74 times higher than the corresponding likelihood in outdoor container (95% CI: 2.68 - 8.73). Compared with water container with lid, the likelihood to find the larva in water container without lid was 4.12 times higher (95% CI: 2.05 - 8.28). Water containers cleaned less frequently (once in more than a week) were more likely (2.08 times) to have larva thanwater containers cleaned more frequently (95% CI: 1.11 - 3.91). Although in bivariate analysis material or function of water container showed some associations with larva existence, in multivariate analysis no associations were found. Color of water container did not even show any association in bivariate analysis.
Our results suggested that awareness of DHF outbreak possibility must be enhanced. Dissemination of information concerning the continuation of using water container with lid and frequent cleaning of it (at least once a week) was also recommended.
Reference list: 36 (1971 -- 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekandra Indra Sadri
"Pada dua tahun terakhir terjadi peningkatan angka insidens dari 42,46 menjadi 58,22 per-10.000 penduduk di Kota Tanjungpinang, dengan rata-rata ABJ di bawah target nasional (73,89% dan 59,89%). Hai ini disebabkan rendahnya curah hujan dan prosentase hari hujan yang kecil (2,60 % tahun 2001), dampaknya masyarakat menampung air memakai TPA. Untuk mengetahui ini dilaksanakan penelitian tentang "Pengaruh Jenis Bahan dan Letak TPA terhadap Kepadatan Jentik Aedes ".
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen lapangan dengan rancangan blok. Populasi adalah semua tempat penampungan air yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kelurahan Tanjungpinang Timur, sedangkan sampel adalah 90 TPA yang terbuat dan plastik, seng, semen yang diletakkan di dalam dan di luar rumah penelitian pada 5 rumah permanen, 5 rumah non-permanen, 5 rumah semi-permanen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis bahan TPA terhadap kepadatan jentik Aedes (p = 0,00), sedangkan letak TPA dan tipe rumah tidak signifikan (p = 0,09 dan p = 0,11).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepadatan jentik Aedes tertinggi ditemukan pada TPA yang terbuat dari semen, sehingga perlu disarankan agar semen menjadi fokus perhatian yang dipertimbangkan dalam perencanaan program DBD, serta penggunaan seng perlu dikaji lebih jauh dari aspek efisiensi dan efektifitas bagi masyarakat Kota Tanjung Pinang.

The Influence of Material Types and the Location of Water Storage Tank Placement (WSTP) to the Density of Aedes Vector in Kelurahan Tanjungpinang TimurIn the last two years, the number of dengue incidences has increased from 42.46 to 58.22 per 10.000, with the average of ABJ was below the national target (73.89 % and 59.89 %)_ This was caused by the lack of rainfall and the small percentage of rainy days (2.6 % in year 2001), which made people to retain the water by using WSTP . This research was carried out to know The Influence of Material Types and Location of WSTP to The Density of Aedes Vector.
The research was an experimental study by using block design. The population was all daily used water storages by the people in Kelurahan Tanjungpinang Timur, while the samples were 90 WSTP which made of plastic, zinc, or cement that were placed inside or outside the house of 5 permanent houses, 5 non permanent houses, and 5 semi permanent houses.
The result of the study showed that there was relationship between WSTP material types and the density of Aedes factor (pi,00), whereas the placement of WSTP and types of houses were not significant (p,09 and p0, l 1).
As the conclusion, the highest density of Aedes vector was found in the WSTP that made of cement Therefore, cement water storage should be the considering focus in DBD program planning, and the use of zinc needs to be studied thoroughly from the aspect of effeciency and efficacy to the people of Kota Tanjungpinang.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misnar Mourbas
"Masalah kesehatan masyarakat di Pelabuhan laut dan Bandar Udara yang harus diawasi antara lain adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti selain sebagai vektor penyakit DBD juga sebagai vektor penyakit demam kuning (Yellow Fever).
Permasalahan yang dihadapi program pemberantasan penyakit DBD adalah kurangnya perhatian masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan ditemukannya House Index (HI) di pelabuhan cukup tinggi. Di Pelabuhan Teluk Bayur Padang HI = 2,14% tahun 1999 (I-II < I% dalam IHR 1969).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti di Pelabuhan Teluk Bayur Padang tahun 2000 dengan disain penelitian Cross Sectional. Seluruh data dianalisa secara bertahap mulai dari analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji Regressi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,3% masyarakat berperilaku baik terhadap PSN, sedangkan 33,7% masyarakat berperilaku kurang baik terhadap PSN dan HI = 12,3%. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa terdapat enam variabel yang berhubungan secara bermakna dengan prilaku terhadap PSN yaitu pengetahuan, sikap, sarana dan prasarana, penyuluhan kesehatan, pemberantasan nyamuk dewasa dan pemeriksaan jentik Aedes aegypti. Dari hasil analisis multivariat, variabel sarana dan prasarana dan penyuluhan kesehatan mempunyai hubungan yang paling dominan dengan perilaku terhadap pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan penyuluhan kesehatan sangat diperlukan untuk pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.

The Factors that Connected with Community Behavior to PSN Aedes Aegypti in the Teluk Bayur Padang Harbour 2000thPublic health problem at the harbour and the airport that must be watch are Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) that spreading by Aedes aegypti. Besides spreading Dengue Haemorrhagic Fever, Aedes aegypti also spread Yellow Fever.
The Problem of Program Pemberantasan Penyakit DBD is the less attention of people in the movement of Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) and been found out the House Index (HI) in the Harbour with High enough level. In the Teluk Bayur Padang Harbour HI = 2,14 % in 1999' (HI < 1 % in IHR 1969).
The research is mean to get information about the factors that connected with community behavior to PSN Aedes aegypti in the Teluk Bayur Padang Harbour 2000th with Cross Sectional research design. All data were analysis step by step, started univariate, bivariate and multivariate with Logistic Regression Test.
The result showed that 66,3 % people behavior is positive to the PSN and 33,7 % community behavior is negative to PSN and HI = 12,3%. From bivariate analysis result is known that there are 6 variables connected in significant with behavior to PSN ; knowledge, attitude, facility, health education, mosquito fighting and the larva Aedes aegypti Checking. From Multivariate analysis result the facility and health education variable has very dominant connection with behavior to PSN - DBD. According to the research result, suggested to provide the better facilities and health education that very used for PSN - DBD."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Gede Dharma Putra
"Penyakit demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan nasional. Salah satu daerah yang masih mengalami masalah tersebut adalah wilayah Jakarta Barat. Diduga sebagai penyebab dari permasalahan demam berdarah di Jakarta Barat adalah kurangnya peran serta masyarakat padahal angka kepadatan jentik nyamuk masih tinggi.
Untuk itulah dilakukan penelitian melalui survey dengan rancangan "cross sectional" untuk mengetahui hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah semua keluarga di wilayah Jakarta Barat sedang sampel dipilih dengan cara "multi stage random" sebanyak 5600 kepala keluarga dalam 56 kelurahan.
Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Dalam hubungan tersebut berpengaruh juga faktor lain terutama status sosial ekonomi. Didapatkan bahwa peran serta masyarakat pada masyarakat dengan status sasial ekonomi rendah mempunyai dampak terhadap penurunan kepadatan jentik sebesar 50%, artinya dengan peran serta masyarakat maka jumlah keluarga yang mempunyai kepadatan jentik tinggi akan dikurangi setengahnya.
Sehingga saran yang diusulkan untuk pemecahan masalah adalah penggalangan peran serta melalui swadaya masyarakat. Diharapkan masyarakat ikut mendanai program-program pemberantasan vektor di wilayah Jakarta Barat.

Dengue Hemorrhagic fever still represents a national health issue. One of The area such disease is west Jakarta. Lack of Community Participation to eradicate the disease is suspected to be one of the factor influencing the high density of mosquito larvae population.
Using a Cross sectional surveys thus study is aimed of community participation with the high density of mosquito larvae in west Jakarta. Household in west Jakarta are selected as samples using multi stage random in total 5600 household are selected among 56 kelurahan.
This research shows that there is correlation between community participation and the density of mosquito larvae population in west Jakarta. It was absolved that community participation among low socio econ3mic status will reduce least S0 % of the population mosquito larvae.
This Study suggests that programs to in crease community participation to eradicate the vector of dengue hemorrhagic fever should he encouraged.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Ilham Ramadhan
"Pendahuluan. Kelurahan Duren Sawit merupakan kelurahan tertinggi ditemukannya kasus PE dan kematian DBD pada anak umur Sekolah Dasar di Kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus berdasarkan karakteristik kontainer meliputi jenis, bahan, volume, kondisi air dan warna pada SD, Kelurahan Duren Sawit. Berdasarkan karakteristik kontainer yang di identifikasi, kemudian dapat diketahui tingkat potensial perindukan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus.
Metode. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melihat seluruh kontainer di Sekolah Dasar Kelurahan Duren Sawit. Desain studi adalah cross-sectional dan data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi-square.
Hasil dan Pembahasan. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dan perbedaan yang bermakna antara warna kontainer dengan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus nilai p 0,001; OR 5,38 dan pengurasan dengan keberadaan jentik Aedes nilai p= 0,002; OR=4,28.
Simpulan. Warna gelap dan pengurasan kontainer memiliki perbedaan dan hubungan yang signifikan, sehingga SD Kelurahan Duren Sawit perlu merubah kontainer.

Background. Kelurahan Duren Sawit is the highest kelurahan found cases of PE and death cases of DHF in Primary school aged children in Kecamatan Duren Sawit. This study aimed to see larva Aedes aegypti and Aedes albopictus based on container chracteristics include types, materials, volume, water condition and color in SD, Kelurahan Duren Sawit. Based on the identified container characteristics, then we can know the potential level of longing for the presence of larva Ae. aegypti and Ae. albopictus.
Method. This study uses primary data by looking all containers in Kelurahan Duren Sawit Primary School. The design study was cross sectional, data were analyzed univariat and bivariate using chi square.
Results and Discussion. In this study we found significant relationship and difference between color of container with presence of Ae. aegypti dan Ae. albopictus larva p value 0,001, OR 5,38 and also containers draining with presence of Aedes larva Value p 0,002 OR 4,28.
Conclusions and suggestions. Dark colors and draining containers have significant relationships and difference, SD Kelurahan Duren Sawit need to.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Srisawitri
"Penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang memprihatinkan di Indonesia. Salah satu wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki jumlah kasus DBD yang tinggi adalah Kelurahan Cempaka Putih Barat. Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan cara memberantas vektor penyakitnya, yaitu nyamuk Aedes sp.. Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) dapat menghasilkan protein kristal yang spesifik beracun bila dicerna oleh larva nyamuk, terutama larva nyamuk Aedes sp.. Tidak jarang masyarakat melupakan container yang berada di luar rumah sehingga menjadi potensial sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes sp.. Pada penelitian ini dilakukan survei untuk mengetahui keberadaan larva Aedes sp. pada container yang berada di luar rumah setelah mendapat Bti.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional analitik. Pengambilan data dilakukan di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat pada tanggal 25 April 2010. RW 03 tidak mendapat Bti sebelumnya dan RW 07 telah mendapat Bti sebelumnya. Survei dilakukan di 100 rumah di masing-masing RW dengan metode single larva method. Di RW 03 didapatkan nilai HI 17%, CI 7,28%, dan BI 22, sedangkan di RW 07 diperoleh nilai HI 11%, CI 4,86%, dan BI 12. Di RW 03 ditemukan 4 container yang positif larva Aedes sp. dan 56 container yang negatif, sedangkan di RW 07 ditemukan 2 container yang positif dan 29 container yang negatif.
Pada uji kemaknaan Fischer Exact Test yang dilakukan pada data jumlah container tersebut didapatkan nilai p=1,000 sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini diperkirakan terjadi karena alasan-alasan: tidak diberikannya Bti sebelum survei pada container non-TPA, kurang efektifnya Bti formulasi cair yang digunakan, dan kurangnya perhatian warga terhadap keadaan container yang terletak di luar rumah.

Until this moment, dengue haemorrhagic fever (DHF) disease is still a concerned health problem in Indonesia. One of the regions in Jakarta which is known to have high DHF case rate is Kelurahan Cempaka Putih Barat. DHF prevention can be done by removing the vector of the disease, Aedes sp. mosquito. Bacillus thuringiensis israelensis (Bti) can produce a spesific protein crystal which will be spesifically poisonous if it is digested by mosquito larva, especially Aedes sp. larva. People often forget about outside house containers. Because of this, these containers become potential as brood places of Aedes sp. mosquito. In this research, a survey is held to know about the presence of Aedes sp. larva in outside house containers after getting Bti.
This research uses analitical crosssectional design. The data was taken in RW 03 and RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat on April 25th, 2010. RW 03 didn’t get Bti before while RW 07 did. The survey was held in 100 houses of each RW, using single larva method. In RW 03, HI score 17 %, CI score 7,28%, and BI score 22 were obtained, whereas in RW 07 the scores were 11%, 4,86%, and 12. In RW 03 there were 4 larva-positive containers and 56 larva-negative containers which were found, while in RW 07 there were 2 positive containers and 29 negative ones.
The Fischer Exact Test which was held on the container data showed the p score=1,000 which conclude that there wasn't any significant difference. This is expected to happen because Bti wasn’t given to non-TPA containers, Bti used was in liquid formulation which is less effective, and the people pay less attention to the condition of their outside house containers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Satria Rahmaditya
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan nasional yang walau angka kematiannya menurun, namun belum teratasi secara sempurna. DKI Jakarta adalah salah satu provinsi dengan prevalensi DBD tinggi, yang memiliki 10 kelurahan zona merah DBD dari total 44 kelurahan, diantaranya kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat. Untuk membantu program pemberantasan larva Ae.aegypti dan penyakit DBD, peneliti melakukan survei entomologi untuk mendapatkan data dasar mengenaikeberadaan Ae. aegypti di Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat. Penelitian menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di 100 rumah pada tanggal 28 Maret 2010 di RW 07 Cempaka Putih Timur dan RW 03 Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Data diambil dengan single-larvae method, kemudian larva diidentifikasi di laboratorium Parasitologi FKUI serta dianalisis dengan uji Chi-square.Penelitian menunjukkan keberadaan larva Ae.aegypti pada TPA lebih banyak di Cempaka Putih Timur (23 positif larva Ae. aegypti dari 196 TPA) daripada Cempaka Putih Barat (16 positif dari 231 TPA). namun uji Chi-square terhadap perbandingan jumlah total TPA menghasilkan nilai p = 0,094, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna. Selain itu, diteliti pula jenis permukaan TPA, salah satu faktor fisik yang memengaruhi keberadaan larva di TPA, dimana uji Chi-square menunjukkan perbedaan bermakna dari variabel tersebut (p = 0,0002). Dari penelitian tersebut, untuk kelurahan Cempaka Putih Timur didapatkan House Index (HI) 38,00%, Container Index (CI) 15,73%, dan Breteau Index (BI) 56. Sedangkan penelitian di Cempaka Putih Barat diperoleh HI 17,00%, CI 5,96%, dan BI 18. Disimpulkan bahwa keberadaan larva Ae. aegypti pada TPA di Cempaka Putih Timur lebih tinggi daripada keberadaan di Cempaka Putih Barat, namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara keduanya. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa faktor fisik jenis permukaan TPA memiliki perbedaan bermakna di kedua kelurahan tersebut.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an national health problem in Indonesia, which remains uncompletely resolved until now, especially in Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat. Those areas are 2 of 44 red zone areas in Jakarta, one of the most DHF high prevalence cities in Indonesia. In order to help the Government’s DHF and Aedes aegypti’s larvae eradication program, researcher conducted a cross-sectional study to obtain basic entomological data from those areas to determine the existence of Aedes aegypti in Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat. This study conducted by obtaining data from 100 houses in Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat on March 28th 2010. The data was collected using the single larvae method, then the larvaes identified in FKUI parasitology laboratory and the data analyzed by Chi-square test. From 100 houses observed in Cempaka Putih Timur and 100 from Cempaka Putih Barat, data obtained shows the existence of Aedes aegypti larvae was higher in Cempaka Putih Timur (23 positive in 196 total found) than Cempaka Putih Barat (16 positive in 231), means the existence is slightly higher in Cempaka Putih Timur although the Chi-square test showed that there was no significant difference of larvae’s existence (p = 0,094; p > 0,05). Another variable tested -the surface of container- shows there was significant difference between rough container surface and the smooth one (p = 0,0002)between those two areas. From this research, obtained the value of House Index (HI) of Cempaka Putih TImur was 38.00%, Container Index (CI) was 15,73%, and the Bruteau Index (BI) was 56. Whereas in Cempaka Putih Barat, the value of HI was 17,00%, CI 5,96%, and BI was 18. Although the data obtained shows that the existence was higher in Cempaka Putih Timur, there was no significant difference."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit transmisi nyamuk dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Salah satu tempat dengan kejadian luar biasa (KLB) DBD adalah kecamatan Bayah, provinsi Banten dengan peningkatan penderita hingga 25 orang pada tahun 2008. Solusi terbaik penanggulangan DBD adalah pengendalian vektornya, nyamuk Aedes sp., yang dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Untuk mengetahui efektivitas program tersebut, dilakukan survei entomologi, diantaranya survei larva. Penelitian ini bertujuan mengetahui kepadatan dan penyebaran vektor DBD sebelum dan sesudah penyuluhan. Untuk itu, perlu diketahui juga house index (HI), container index (CI) dan breteau index (BI) larvanya. Penelitian ini difokuskan pada kepadatan larva dalam container non-TPA, sebagai jenis container yang kurang diperhatikan dalam PSN. Survei dilakukan pada 100 rumah di kecamatan Bayah dengan single larva method dengan jumlah 14 container non-TPA dari total 419 container. Nilai indeks larva setelah penyuluhan HI 42%; CI 15,27%; BI 64% lebih rendah dibanding sebelum penyuluhan HI 52%; CI 17,18%; BI 72%. Setelah penyuluhan tidak ditemukan satupun larva dalam container non-TPA. Dengan uji McNemar didapatkan tidak ada perbedaan bermakna (p = 0,375) antara jumlah larva sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan, sehingga disimpulkan bahwa penyuluhan tidak menyebabkan penurunan jumlah larva dalam container non-TPA.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is arthropod-borne disease with high prevalence in Indonesia. A location that had a DHF super-incidence is kecamatan Bayah, Banten province, with escalation of victim into 25 persons in 2008. The best solution for treating DHF is by control its vector, Aedes sp., that could be done by having a counseling and mosquito’s nest eradication (PSN). To determine the effectivity of the program, entomology survey done, one of which larvae survey. The goal of this research is to know the density and spreading of DHF’s vector before and after counseling. For that, the house index (HI), container index (CI) and breteau index (BI) of the larvae should be known. The research focused on the larvae density in non-common water container, as a type of container that lack of attention in PSN. The survey was held on 100 houses in kecamatan Bayah with single larvae method with 14 non-common water containers among 419 containers founded. The density rate after the counseling HI 42%; CI 15,27%; BI 64% was lower than before counseling HI 52%; CI 17,18%; BI 72%. After counseling there is no larvae founded in non-common water container. Using McNemar test, founded that there is no meaningful difference (p = 0,375) between larvae density before and after counseling, so then the counseling doesn’t decrease larvae density in non-common water container."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S45443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Christianingrum
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Indonesia, terutama di Kelurahan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat sehingga perlu dilakukan pemberantasan vektor DBD. Pemberantasan vektor DBD perlu ditekankan pada container dalam rumah karena tempat perindukan utama Aedes aegypti terletak di dalam rumah. Salah satu cara pemberantasan vektor DBD yang ramah lingkungan dan memiliki efek jangka panjang adalah dengan penggunaan Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat efektivitas penggunaan Bti pada Kelurahan Cempaka Putih Barat yang sebelumnya telah mendapat Bti. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keberadaan larva Aedes pada container dalam rumah di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat setelah mendapat Bti. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional analitik. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 25 April 2010 di Kelurahan Cempaka Putih Barat, yaitu RW 03 yang tidak mendapat Bti dan RW 07 yang mendapat Bti. Container dalam rumah yang paling banyak mengandung larva pada RW 03 dan RW 07 adalah bak mandi karena container bervolume besar disukai Ae. aegypti. Container dalam rumah yang positif larva pada RW 03 adalah 7% dan pada RW 07 adalah 5%, terdapat perbedaan tetapi tidak bermakna secara statistik (p = 0,341). Disimpulkan Pemberian Bti tidak berpengaruh terhadap keberadaan larva Aedes pada container dalam rumah di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a health issue that remains a threat to society in Indonesia, especially in the Cempaka Putih Barat, Central Jakarta thus dengue vector needs to be controlled. The eradication of dengue vectors should be emphasized in the containers inside the house because the main breeding site of Aedes aegypti is located inside the house. One of the dengue vector eradication methods which is environmentally friendly and has a long-term effects was the use of Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). Therefore, this study would look the effectiveness of Bti application in Cempaka Putih Barat that had previously been received Bti. The purpose of this study was to determine the presence of Aedes larvae in containers inside the house in RW 03 and RW 07 Cempaka Putih Barat after Bti application. This study was a cross-sectional analytic study. The data collection was conducted on April 25, 2010 in Cempaka Putih Barat, RW 03 where Bti was not applied and RW 07 where Bti was applied. Container inside the house which was the most widely-containing larvae in RW 03 and RW 07 was the bathtub because of a large-volume container preferred Ae. aegypti. Container inside the house that was positive larvae in RW 03 was 7% and RW 07 was 5%, there was the difference but it was not significant (p = 0.341). It was concluded that Bti didn’t not affect the presence of Aedes larvae in containers inside the house in RW 03 and RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlila
"ABSTRAK
Demam berdarah adalah suatu penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak, perdarahan baik di kulit maupun bagian tubuh lainnya serta dapat menimbulkan shock dan kematian. Penyebab penyakit ini adalah virus Denggi (Dengue) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Penanggulangan nyamuk Aedes aegypti sebagi vektor utama demam berdarah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi habitat jentik, penanggulangan nyamuk dengan adultisida dan penanggulangan jentik dengan larvisida. Satu-satunya larvisida yang digunakan untuk pengendalian vektor demam berdarah di Indonesia adalah temephos. Larvisida tersebut mulai digunakan pada tahun 1976 dan sejak tahun 1980 dipakai secara masal untuk program penaggulangan vektor demam berdarah. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian untuk membandingkan status kerentanan populasi jentik Aedes aegypti terhadap temephos dari tiga kelurahan di Jakarta, yaitu kelurahan Johar Baru, kelurahan Cempaka Putih Timur, dan kelurahan Kampung Rawa. Penentuan status kerentanan dilakukan dengan cara menentukan LC-50 dan LC-90 temephos terhadap jentik Aedes aegypti dari tiga kelurahan tersebut. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kerentanan populasi jentik Aedes aegypti dari tiga kelurahan tersebut terhadap temephos dan populasi jentik Aedes aegypti dari tiga kelurahan tersebut masih rentan tehadap temephos."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>