Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122731 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rus Martini
"Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang menyenangkan bagi ibu, tetapi sarat dengan risiko terjadinya morbiditas dan mortalitas, salah satu penyebabnya adalah persalinan lama, Oleh karenanya perlu persiapan fisik dan mental ibu yang salah satunya melalui senam hamil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan senam hamil terhadap persalinan lama di RSIA Hermina Bekasi dari Desember 2001 sampai Desember 2002.
Metode Studi ini menggunakan desain kasus kontrol berpadanan pada paritas karena kasus persalinan lama merupakan kasus yang jarang (insiden 8%). Kasus adalah kejadian persalinan lama dengan jumlah 124 orang dan kontrol adalah ibu dengan persalinan normal dengan jumlah 124 orang. Data diperoleh dari catatan medik dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan regresi logistik mengunakan kekuatan 80 % dan derajat kepercayaan 95%.
Hasil Persentase kasus yang tidak senam 83;9% (lebih tinggi) dibanding dengan, kontrol 32,3%. Setelah memperhitungkan pengaruh variabel lain, terdapat hubungan bermakna antara senam hamil dengan persalinan lama dengan p 0,047 OR. 3,61 dan 95% CI 1,02-12,79. Pekerjaan merupakan faktor efek modifikasi (berinteraksi) dan sebagai faktor konfonding terhadap hubungan senam hamil dengan persalinan lama. Faktor risiko terbesar yang berpotensi untuk terjadinya persalinan lama adalah faktor umur ibu dengan nilai p 0,011 dan OR 4,26 (95% CT 1,39-12,96). Selain itu pecahnya ketuban p 0,039 dan OR 3,34 serta berat badan bayi p 0,024 dan OR 2,89 (95% CI 1,15 - 7,31).
Kesimpulan ibu yang tidak melakukan senam hamil berisiko secara bermakna untuk mengalami persalinan lama 3,61 kali (CI 1,02 -- 12,79) dibandingkan dengan ibu yang senam hamil. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak bakerja dan tidak senam hamil berisiko 7,59 kali untuk menjadi kasus persalinan lama dibandingkan pada ibu yang bekerja dan senam hamil.
Saran Perlu motivasi dari petugas kesehatan kepada ibu hamil agar mau mengikuti kegiatan senam. Bagi ibu hamil yang tidak bekerja dimotivasi untuk melakukan aktifitas fisik lain guna membantu meningkatkan elastisitas otot dan memudahkan persalinan. Perlunya institusi kesehatan pemerintah menyelenggarakan pe]ayanan senam hamil, serta perlunya peran serta Departemen Kesehatan dalam memprornosikan dan menetapkan senam hamil sebagai upaya promotif Adanya penelitian lanjut dengan metodologi prospektif kohort atau eksperimen.
Daftar bacaan ; 49 (1990-2002)

The Relationship between Exercises during Pregnancy towards the Prolonged Labor at RSIA Hermina in Bekasi during the year of 2002The pregnancy and the delivering birth are things that bring about comfort for mothers, but at the same time there is a high risk in morbidity and mortality, one of the factors is prolonged labor. Therefore, they should be ready for both physically and mentally, one of the ways to do that is through exercises during pregnancy. This research is done to find out the relationship between exercises during pregnancy and the prolonged labor.
Methods. The study uses the case-control design that is equivalent with the parities, since the prolonged labor is a case which is rare (8 % insident). The respondents for the cases in prolonged labor is the same as the controls one, that is 124. All the data are taken from the medical records through the questionairs. The data are analysed with conditional logistic regression using the power 80% and 95% level of significancy.
Results. The persentage of the cases that are not exercices is 83,9% higher than the controls which is 32,3%. After considering other variable influence, there is a significant relationship between exercices during pregnancy and prolongred labor with probability 0,0047 odds ratio 3.61 and 95% confidante interval 1,02 - 12,79. Work factors are both have an interaction and confounding towards the relationship between the exercices and the prolonged labor. Other risky factors which are also have correlation towards prolonged labor are the age of mother with probability of 0,011 and odds ratio 4,29 (95% confidence interval 1,39 - 12,96), the breaking of liquor amnii probility is 0,039 and odds ratio 3.34, and the babys weight with probality 0.024 and odds ratio of 2,89 (95% confidance interval 1,15 - 7,31).
Conclusion. There is a significant relationship between exercises during pregnancy and prolonged labor after considering other variable influnce, that are, age, work, the liquor amnii, the baby's weight, and exercises* work interaction variable.
Suggestion. The pregnant mothers should be motivated to do exercises. Those who don't work should do other physical activities in order to increase their muscle elasticity. The government institution should conduct and lead such programs and so do the Health Departement. Further researches on this subject should be done thoroughly.
The reading list: 49 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamisah
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara ASEAN yaitu 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Hasil penilaian "Safe Motherhood" di Indonesia menyebutkan bahwa yang mempengaruhi AKI antara lain kualitas pelayanan antenatal yang masih rendah. Pemerintah telah mencanangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) untuk menurunkan AKI, dengan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal seperti telah ditargetkan, untuk cakupan K1 95% dan cakupan K4 90%. Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya Kota Banda Aceh AKI mencapai 11/4.598 kelahiran hidup, sementara cakupan K1 mencapai 93,3% dan K4 83,1%. Namun bagaimana kualitas pelayanan antenatal yang diberikan masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kualitas pelayanan antenatal dan hubungannya dengan kepuasan pasien, karena bila kualitas pelayanan baik dapat mempengaruhi kepuasan pasien.
Penelitian ini dilakukan di puskesmas di wilayah Kota Banda Aceh yang hanya mempunyai enam puskesmas. Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Unit penelitian adalah ibu hamil, dan populasi yaitu ibu hamil trimester II dan III yang telah berkunjung ke Puskesmas minimal dua kali. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 100 respoden. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden. Kualitas pelayanan yang diukur yaitu hubungan antar manusia, meliputi keramahan, komunikasi petugas dengan pasien serta tindakan pelayanan antenatal yang diberikan.
Hasil penelitian melaporkan, proporsi ibu hamil yang menyatakan puas 44%, petugas ramah 44%, petugas berkomunikasi dengan baik 43 % dan pelayanan antenatal baik sebanyak 41%. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kualitas pelayanan antenatal yaitu keramahan dan komunikasi dengan kepuasan pasien, sedangkan variabel tindakan pelayanan antenatal secara statistik tidak menunjukkan hubungan bermakna. Sementara karakteristik pasien sebagai variabel kontrol meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan gravida, tidak satupun menunjukkan hubungan bermakna (P > 0,05) dengan kepuasan pasien. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien adalah keramahan (OR: 3,64) pada CI95 %: (1,58- 8,37).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan antenatal di puskesmas di wilayah Kota Banda Aceh masih sangat rendah. Untuk itu perlu peningkatan kualitas pelayanan antenatal terutama dalam hal keramahan dan komunikasi, dengan cara meningkatkan motivasi dari pimpinan, perbaikan system reward dan pelatihan yang berkelanjutan.

The Relationship of Antenatal Care Quality with Patient Satisfaction at the Health Center of Banda Aceh City, 2002The Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high if it compared with the ASEAN countries that are 373/100,000 live births (Household Health Survey, 1995). The result of assessment on Safe Motherhood in Indonesia mentioned that the one influence on MMR is the quality of antenatal care was still low. The government has decided a program on Making Pregnancy Safer (MPS) to lowering the MMR, by increasing the coverage and the quality of antenatal care such as targeted, for first visit of antenatal care / K1 the coverage was 95% and for fourth visits of ANC / K4 was 90%0. In Aceh Province, especially Banda Aceh City the MMR reached 11/4.598 live births, while the coverage of K1 reached 93% and K4 was 83,1%. However, how about the antenatal care quality that given is still unknown. The objective of this study was to obtain information on antenatal care quality and its relation with patient satisfaction, since if the quality is good, it can influence to patient satisfaction.
This study was conducted at the Health Center of Banda Aceh City, which only has six Health Centers. The study designs that use was non-experimental by cross-sectional approach. Research unit was pregnant mothers, and the population was pregnant mothers who's having trimester II and III that visiting those Health Centers at least twice. The method of collecting sample was purposive sampling, with the number of sample 100 respondents. The data collected by interviewing the respondents. The quality of service that measured was the relation between human being, covering: kindness, health worker communication with the patient and also the action that given on ANC.
The result of study shows that the proportion of pregnant mothers that mentioning satisfaction was 44%, ones whose saying that health worker was kind 44%, ones whose mentioned that the health worker have good communication was 43%, and ones whose mentioned that ANC service was good only 41%. The result of chi square test shows that there was significant relationship (p < 0,05) between the quality of ANC service, that were the kindness and communication with patient's satisfaction, while variable of action on ANC service based on statistic was not showing the significant relationship. Whereas patient characteristic as control variable, covering: age, education, profession and gravida, was not showing the significant relationship (p > 0,05) with the patient satisfaction. The result of logistic regression multivariate analysis shows that the factor which is the most dominant influence to patient satisfaction was kindness (OR: 3,64) on Cl 95%: (1,58-8,37).
Based on the result of this study it can be concluded that the patient satisfaction to the quality of ANC service at the Health Center of Banda Aceh City is still very low. It is needed to improve the quality of ANC service, especially on the kindness and communication, by increasing the motivation from the leader, make better the reward system and training continually.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 3617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Fauzi
"Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa 50,9 % ibu hamil menderita anemia, sedangkan pada kehamilan trimester III angkanya sebesar 49,2 %. Hasil survey anemia gizi ibu hamil di kabupaten Donggala tahun 1996, juga menunjukkan angka anemia yang sangat tinggi, yaitu 92,12 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa anemia gizi ibu hamil masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan cakupan suplementasi tablet tambah darah (Fe3) ibu hamil dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kadar Hb ibu hamil trimester III, yang nantinya dapat dijadikan masukan untuk perencanaan program penanggulangan anemia gizi ibu hamil. Penelitian dilakukan di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, dan sebagai unit analisisnya adalah ibu hamil, yang usia kehamilannya _> 7 bulan pada saat penelitian dilakukan, baik pada wanita primigravida maupun multigravida.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dan cara pengambilan sampelnya dilakukan dengan pendekatan metode multistage random sampling dengan jumlah sampelnya sebanyak 150 ibu hamil trimester III. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 63,5 % ibu hamil trimester III di Kabupaten Donggala menderita anemia. Persentase anemia ini lebih tinggi pada daerah dengan cakupan suplementasi tablet tambah darah yang rendah (< 80 %) dibandingkan dengan daerah yang cakupan suplementasi tablet tambah darahnya tinggi (? 80 %).
Hasil uji bivariate menunjukkan hubungan bermakna, antara cakupan suplementasi tablet tambah darah (Fe3) ibu hamil, konsumsi tablet tambah darah, tingkat pendidikan ibu, alat kontrasepsi hormonal dan ukuran LILA ibu dengan kadar Hb ibu hamil. Sedangkan variabel lain seperti : umur ibu, tingkat pengetahuan, status pekerjaan, usia kehamilan, dan jarak kehamilan, berbeda tapi tidak bermakna, dan variabel paritas tidak bermakna. Selain itu uji bivariate antara cakupan suplementasi tablet tambah darah dengan konsumsi tablet tambah darah menunjukkan hubungan yang bermakna.
Dari hasil uji analisis multivariate, terdapat tiga variabel yang berhubungan bermakna dengan kadar Hb ibu hamil, yaitu variabel konsumsi tablet tambah darah, tingkat pendidikan, dan ukuran lingkar lengan atas (LILA). Dari ketiga variabel tersebut, LILA merupakan variabel yang paling dominan.
Karena masih rendahnya konsumsi tablet tambah darah, dimana faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kadar Hb ibu hamil, maka perlu adanya upaya peningkatan KIE yang berkaitan dengan konsumsi tablet tambah darah. LILA ibu merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb ibu hamil, oleh karena itu ukuran lingkar lengan atas ibu dapat dijadikan indikasi anemia. Dengan demikian upaya peningkatan KIE pada ibu yang LILA nya < 23,5 cm perlu dilakukan.
Mengingat cakupan suplementasi tablet tambah darah berkaitan dengan konsumsi tablet tambah darah, sementara konsumsi tablet tambah darah berpengaruh terhadap kadar Hb ibu hamil, maka upaya peningkatan cakupan program suplementasi tablet tambah darah harus terus dilakukan, dengan penekanannya pada aspek monitoring program dan diupayakan agar tablet tambah darah diberikan lebih dini kepada ibu hamil.
Daftar bacaan : 57 (1972 - 2001)

The Coverage Role of Iron Tablet Supplemental (Fe3) from Pregnant Mother and Other Factors to Mother's Hemoglobin (Hb) Content on the Third Trimesters in Donggala Regency, Central Sulawesi Province Year of 2001Nutritional anemia because of the iron deficiency is still became particular problem of nutrition in Indonesia. SKRT in the year of 1995, shown that of 50,9 percent of mother in pregnancy has suffered of anemia, whereas in pregnancy within the third trimester, it's figure amount of 49,2 percent. Data of survey reported that nutritional anemia of pregnant mother, 1996 in Donggala Regency as well that the number of anemia are very high, that is 92,12 percent. The matter, shown that nutritional anemia of pregnant mother is still remaining a problem seriously.
This research has aim to identify the role of coverage of iron tablet supplemental (Fe3) from pregnant mother and other factor in relation to mother's Hb content on the third trimester, for the next it can be made an input for planning program of tackling to nutritional anemia of pregnant mother.
The research conducted in Donggala Regency, Province of Central Sulawesi and as analysis unit is pregnant mother with pregnant aged of _> 7 months during research conducted of the both for women in first pregnancy (Primigravida) and multi pregnancy (Multigravida).
Design research applied cross sectional and the ways of adopting the sample carried out by approaching multistage random sampling method with
total of it's samples as many of 150 mother pregnancies on the third trimester. This results of research concluded that 63,5 percent of pregnant mother on the third trimester in Donggala Regency has anemia. This anemia percentage is higher at site with coverage of iron tablet supplemental is low (< 80 percent) than coverage's site of iron tablet supplemental is high (_> 80 percent).
The result of bivariate test indicated that value a significant relation among coverage of iron tablet supplemental (Fe3) from pregnant mother, iron tablet consumption, education level of mother, hormone contraception device and mid-upper arm circumference (MUAC) of mother with Hb content of mother age, knowledge-level, occupation status, age of pregnancy, and range of pregnancy were different but no significant, and variable parity has no significant.
From the result of multivariate consumption iron tablet supplemental, education Ievel and mid-upper arm circumference measurement (MUAC), from the three of those variables upper hand measurement is the most dominant variables.
Due to the consumption for iron tablet supplemental is low remain that the related factor is one of influencing factor to Hb content of pregnant mother, therefore, attempts to increase KIE (Communication, Information and Education) that related with consumption of iron tablet supplemental is apparently needed. The mid-upper arm circumference (MUAC) relating with Hb content of mother pregnant, as a result upper hand measurement of mother can be made anemia indication. Thus, attempts to increase KIE of mother whose mid-upper ann circumference (MUAC) measurement of < 23,5 cm is necessary followed up.
Considering that coverage of iron tablet supplemental relating with iron tablet consumption while consume iron tablet impact to Hb content of pregnant mother attempts to increase coverage of iron tablet supplemental must be done continuity by stressing to aspect of monitoring program and attempted that iron tablet is earlier given to pregnant mother.
References : 57 (1972 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Arimah
"Kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2012 cenderung meningkat, dan kunjungan antenatal (K-4) belum mencapai target. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemanfaatan antenatal care dengan kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2011 - 2012. Menggunakan data sekunder otopsi verbal kematian perinatal. Desain penelitian kasus kontrol. Kasus adalah bayi lahir hidup dan meninggal pada periode 0-7 hari. Kontrol adalah bayi lahir hidup sampai usia 7 hari pada periode sama. Sample kasus 65 dan kontrol 130. Analisis regresi logistik menunjukkan pemanfaatan antenatal yang tidak sesuai mempunyai OR 15,6 (95% CI: 4,1 -60,2) terhadap kematian perinatal setelah di kontrol pendidikan ibu, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, komplikasi kehamilan. Pemanfaatan antenatal perlu ditingkatkan untuk penurunan kematian perinatal.

Number of perinatal mortality in Tulang Bawang tend to have increased in 2012 compared to the previous year, utilization of antenatal care is still below the national target. This study aims to determine the relationship utilization of antenatal care with perinatal mortality in Tulang Bawang in 2011 - 2012. Research using secondary data perinatal death verbal autopsy and was designed a case control study. Case were infants born alive and died during the early neonatal periode (0-7 days), and Controls were infant born and stay alive during that period. Number of cases was 65 and control was subject was 130 calculated. Analysis method used was logystic regression analysis. Theresults showed that the utilization of antenatal care which does not have the appropriate program OR 15.6 (95% CI: 4.1- 60.2) for perinatal mortality after being adjusted by maternal education, parity, birth spacing, birth attendants, and complications of pregnancy. Utilization of antenatal care needs to be improved in order to decrease perinatal mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Irma Lonita Damayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di Kabupaten Situbondo pada tahun 2012. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 156 sampel register kohort di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak mengalami komplikasi persalinan (62,8%), 52,6% berusia 20-35 tahun, 31,2% memiliki paritas <4 orang, 32% memiliki status gizi yang baik, 29,8% memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun, 30,9% tidak memiliki riwayat penyakit, 38,9% pemeriksaan kehamilan sebanyak ≥4 kali, 38,1% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan 38,1% di fasilitas kesehatan, 31,6% tidak memiliki riwayat komplikasi sebelumnya, 39% memiliki riwayat persalinan sebelumnya yang normal, dan 34,4% mendapatkan tindakan rujukan saat proses persalinan. Hasil uji statistik membuktikan terdapat hubungan bermakna antara usia (OR=2,3), paritas (OR=2,3), dan status gizi (OR=2,7) dengan komplikasi persalinan. Begitu juga jarak kehamilan (OR=2,2), riwayat penyakit (OR=2,4), dan riwayat komplikasi (OR=2,4) terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian komplikasi persalinan.

This research aims to know the factors associated with complications of childbirth in Situbondo in 2012. Design research is a cross-sectional with 156 samples register cohort in the primary health care. The results showed most respondents did not have complications of childbirth(62,8%), 52,6% aged 20-35 years, 31,2% parity <4 people, 32% a good nutritional status, 29,8% a distance of pregnancy ≥2 years, 30,9% do not have a history of illness, 38,9% pregnancy checks ≥4 times, 38,1% childbirth rescued by health workers and health facilities, 31,6% does not have a history of complications before, 39% have a history of previous normal delivery, and 34,4% get a referral when the labor action. Results of statistical tests prove that is a significant relationship between age (OR=2.3), parity (OR=2.3), nutritional status (OR=2.7), distance of pregnancy (OR =2.2), a history of the disease (OR = 2.4), and a history of complications (OR = 2,4) have a meaningful relationship with birth complications."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saparinah Sadli
Jakarta: Kelompok Kerja Convention Watch, UI, 2006
612.63 SAP i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Nina Herlina
"Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya dan perlu diwaspadai apalagi bila terjadiya pada trimester II dan III kehamilan, karena perdarahan cenderung untuk menjadi peristiwa yang fatal bagi ibu dan mengakibatkan angka persalinan prematur serta mortalitas perinatal. Menurut SKRT(1995) Insiden perdarahan antepartum di Indonesia sebesar 3,7 % sedangkan di RSU Kabupaten Tangerang kejadian perdarahan antepartum pada tahun 2001 , sebanyak 262 kasus (5,4%) dari 4778 persalinan, adapun penyebabnya 87,7 % karena Plasenta previa, dan 12,3% karena solusio plasenta, jadi sekitar 5,48 %.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum akibat kehamilan di RSU kabupaten Tangerang. Faktor yang diteliti meliputi umur ibu, paritas frekwensi kehamilan, usia kehamilan, riawayat abortus, riwayat seksio sesarea dan tingkat sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder dan rekam medic bagian kebidanan dan kandungan RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2002, analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 3928. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2002 dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum sebanyak 259 orang (6,6%) dari 3928 persalinan. Adapun variabel yang berhubungan secara bermakna dengan terjadinya perdarahan antepartum adalah usia kehamilan (P=0,000 OR = 27,508), riwayat abortus (P=0,000 OR = 2,851) dan sosial ekonomi (P= 0,003 OR = 1,755).
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada pihak RSU Kabupaten Tangerang untuk lebih meningkatkan PKM RS melalui dokter dan bidan sebagai pelaksana langsung untuk menyampaikan penyuluhan kepada ibu hamil agar melaksanakan Antenatal Care sedini mungkin dan secara teratur pada pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, apabila ibu hamil yang diduga akan mengalami perdarahan anteparturn, pada usia kehamilan trimester II dan III dianjurkan untuk mengurangi aktivitas, istirahat cukup dan pengawasan kehamilan serta persalinannya di rumah sakit, Untuk ibu yang mempunyai riwayat abortus agar di upaya untuk menjarangkan kehamilan dengan mengikuti program KB. Hal ini disampaikan dengan cara pemberian pamplet, pemutaran video, penyuluhan kesehatan dan konseling.
Untuk peneliti lain disarapkan dapat melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum yang belum terungkap pada penelitian ini dengan desain yang berbeda.

Bleeding during pregnancy should always be considered as dangerous and to be paid full attention, especially if it is occurred in the second and third trimester of pregnancy since it tends to be fatal for mother and causes prematurity and prenatal mortality. According to SSKRT (1995), the incidence of antepartum bleeding in Indonesia was 33% while in Tangerang District General Hospital in 2001, there was 262 cases (5.4%) out of 4778 deliveries where 87.7% was caused by placenta previa and 12.3% was caused by solutio placenta.
This study aimed to understand factors related to antepartum bleeding caused by pregnancy in Tangerang District General Hospital. Factors under study including mother's age, parity, age of pregnancy, abortion history, sectio caesaria history, and social economic status. This study analyzed secondary data from medical record in maternity and obstetric-gynecological department in Tangerang District General Hospital in 2002. Analysis was conducted among 3928 subjects whose record could be accessed. This study was conducted in July 2002 using cross sectional design.
The study showed that the proportion of mother experienced antepartum bleeding was 259 mothers out of 3928 deliveries (6.6%). Variables significantly related to antepartum bleeding were age of pregnancy (p=0.000 OR = 27,508), abortion history (p=0.000 OR= 2,851), and social economic status (p=0.043 OR = 1,755).
Based on the study results, it is suggested to Tangerang District General Hospital to improve the PKM through physician and midwife as direct implementers of education and extension to pregnant mothers as to have ANC as early as possible in a regular way to nearest health care facility. Mother suspected to experience antepartum bleeding in the second or third trimester should reduce her activities, take adequate rest, regularly monitor her pregnancy and should have delivery in hospital. Mother with history of abortion should reduce her parity by participate in family planning program.
All of these information should be conveyed through pamphlet distribution, video show, as well as health education and counseling. It is also suggested to conduct other research on factors related to antepartum bleeding using different design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ii Solihah
"Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia sering dilatar belakangi oleh tiga jenis keterlambatan (3T) yaitu keterlambatan mengenai tanda bahaya gawat darurat dan mengambil keputusan untuk merujuk, keterlambatan mencari fasilitas pclayanan kcschatan dan keterlambatan mempcroleh pcrtolongan memadai di fasilitas pelayanan rujukan (Depkes,2005).
Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan. nifas dan neonatus, di Kabupaten Garut Jawa Barat, tahun 2007. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari " Survei Data Dasar Pengem-bangan Madel Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial di Kabupaten Garut, Jawa Barat, 2007'; yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI & Pusat Kajian Promkcs FKM-UI bekerja sarna dengan Save The Children, pada bulan Juli sampai Oktober 2007, di 40 desa dari 10 kecamatan di Kahupaten Garut. Rancangan penelitian adalah potong lintang (cross sectional). Sampel yang digunakan yaitu suami yang memiliki istri dengan hayi yang berumur 0-11 bulan. Jumlah sampcl sebanyak 209 pasang suami istri. Sumber data berasal dari modul survei suami dan ibu. Data yeng berasal dari suami yaitu pengelahuan tentang tanda bahaya pada masa kebamilan, persalinan. nifas dan neonatus, kererlibatan keanggotaan kegiatan sosial, keterpaparan mdia informasi, keterpaparan terhadap Desa Siaga, kepercayaan/kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan maternal dan neonatal, sedangkan yang berasal dari ibu yaitu umur suami pendididkan suami, pekerjaan suami, jumlah anak, pendapatan keluarga yaitu pendapatan istri, suami dan jumlah tanggunagn keluarga, kepemilikan media elektronik, kepemilikan alat transportasi.
Variabel terikat adalah pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus, sedangkan variabel bebas adalah karakteristik. suami (umur, pendidikan, pekeljaan, jumlah anak, jumlah pendapatan keluarga, kepercayaan/kebiasaan terkait kesehatan maternal dan neonatal), kepemilikan media komunikasi elektronik, kepemilikan alat transportasi, keterpaparan terhadap media infonnasi, keterpaparan terhadap Desa Siaga, keterlihatan keanggotaan kegiatan sosial. Berdasarkan hasil analisis multivariat dari regresi model akhir kandidat model multivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus.
Saran bagi Depkes RI. khususnya Bagian Promosi Kesehatan agar meningkatkan kerjasama dalam bidang komunikasi dan inforrnasi khususnya dengan institusi pertelevisian nasional untuk memasukan acara penayangan infonnasi kesehatan tematama tentang tanda bahaya pada masa kehamilan persalinan, nifas dan neonatus. Bagi Dinkes Kabupaten, agar I) melakukan advokasi ke Pemda Kabupaten Garut untuk selanjutnya dilimpahkan ke Diknas untuk melakukan peningkatan pendidikan masyarakat Kabupaten Garut. 2) Menganjurkan kepada petugas kesehatan untuk senantiasa mendorong suami agar dapat berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan maternal dan neonatal, khususnya pengetahuan tentang tanda bahaya diatas.; 3) Melakuan sosialisasi Desa Siaga serta uji coba dibentuknya kader kesehatan yang terdiri dari para suami dalarn suatu forum kegiatan sosial.; 4) Melakukan keljasama dengan stasiun radio setempat untuk mernasukan prognm sosialisasikan peningkatan pegetahuan tentang tanda bahaya pada masa keharnilan, persalinan, nifas dan neonatus. dengan acara yang disukai masyarakat; 5) Kerjasama dengan iustitusi pendidikakan kesehatan setempat baik pemerintah maupun swasta melalui kerjasarna pengelolaan daerah binaan kesehatan. Bagi kelompok profesi IDI, PPNI, IBI, agar senantiasa meningkatkan pemberikan informasi kesehatan khususnya tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus dengan sasaran suami atau keluarga. Bagi masyarakt dan LSM, PKK, Forum Desa Siaga, agar dapat berperan serta aktif yaitu mengikuti kegiatan social yang dibentuk untuk mengatasi maalah maternal dan neonatal, sehingga dimasa yang akan datang kematian ibu dan bayi yang disebabkan karena keterlambatan mengenal tanda bahaya tersebut dapat teratasi.

In Indonesia the high number of both maternal and neonatal death rate frequently has Background which consist of delay?s in recognizing emergency danger signs, making decision where to refer the emergency case to the health service facilities and in getting adequate treatment from referral services facilities. (Depkes,2005). This research used aimed to aim factors related wife husband's knowledge about danger sign at pregnancy time,partus, pcstpartus and neonates in Ga:rut West Java, 2007.
This research usad secondary data from "Baseline Survey of Neonatal Essential Health Services Improvement Model in Garut Districk West Java, 2007' which was conducted by the Center of Health Research University of Indonesia & Center of Health Promotion Study FKM-UI in cooperation with Save the Children. It third July until October 2007, at 40 covered from 10 district in Garut Distrek. The research design was cross sectional. The selected sample was the husband whose wife matter having infant age 0..11 months. Total sample was 209 couples. The data instrument was take from the modules survey of husband and wife matter infant 0..11 moun infant. The data taken from husbands were knowledge about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates, involvement in the of social organization exposure to information media, exposur towards ? Desa Siaga ?, Aler village program wich related to maternal and neonatal health, while data taken from the mothers were husband?s age, last education, work state job, number of children, family income consist with wife?s and husband?s income and number of family burden, electronic media partnership, vehicles partnership.
The independent variable was husband's the knowledge,about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates, while dependent variable was husband characteristic (age, education, job, number of children, family income, trust/habits related with maternal and neonatal health), electronics media communication partnership, vehicles possession, exposures towards information media, exposures towards "Desa Siaga" involvement in social organization activity. The multivariate analysis result showed that from regression of the last candidate model, education variable was the most dominant factor which related with husband knowledge about danger sign at pregnancy time, pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode.
Suggestions for the Health Department of the Republic Indonesia especially to the latter of Health Promotion is to improve the cooperation in communication and information especially with national television exident status to eximined health information speclatly about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates. sub-province Health Department shall; (1) advocate to the Garut local government especially to ide to improve of level education the people, (2)Emergency health personal always to support the husband to develop their role in increasing knowledge of health maternal and neona!al, especially the above knowledge of danger sign, (3) conduct socialization of Desa Siaga and tryout health cadre formation which coos lists of the husbands , (4) establish cooperation with local radio station to create program of socialization of danger sign in pregnancy time, pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode, with event or agenda that interest the society, (5) make cooperation with local health educational institution not only government but also private institution trough cooperation in establish pilot project such at IDI, PPNI, IBI could asistant socially, especially about danger sign in pregnancy time) pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode with husband or family as target program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20889
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Sufiawati
"Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cibadak masih rendah, karena ibu bersalin masih percaya pada dukun atau bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinannya yang seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merupakan penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemilihan tenaga penolong persalinan di Puskesmas Cibadak pada tahun 2012. Desain penelitian yang di gunakan adalah Cross sectional dengan total sampel 100 ibu yang telah bersalin dengan masa persalinan 0-3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan rendahnya cakupan persalinan ke tenaga kesehatan yaitu 46%. Adapun hasil uji statistik terdapat faktor-faktor yang bermakna terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, persepsi terhadap jarak, persepsi terhadap biaya, riwayat persalinan keluarga, dan dukungan suami/keluarga. Maka sebaiknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan pendekatan pada ibu dan keluarganya melalui perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), meningkatkan kemitraan Bidan dengan paraji juga menjalin kerja sama lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung persalinan ke tenaga kesehatan.

Scope of labor by health officers in public health center Cibadak is still low, because of expectants are more belief to traditional midwife or non medic officer as their labor support that often bring various problems regarding to mortality and morbidity of expectant and infant. Therefore, it needs to have a study which aims to find out factors related to election of labor support personnel in public health center Cibadak 2012. Study design used is cross sectional by 100 expectants with labor period 0-3 months as sample. Study result shows that small number of labor scope which using medic officers (46%).
Result of statistical test shows that there are significant factors in electing labor support that are education, knowledge, perception about distance, and cost, history of family delivery, and husband/family support. In order to improve their services, medic officers must give more counseling and more close to expectant and their family through labor planning and prevention of complication (P4K), develop partnership between midwife and traditional midwife, and also cooperating as cross-program and sector to effort expectant using medic officer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Prabowo
"Salah satu cara menurunkan angka kematian ibu adalah meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Koja pada Maret 2013. Sampel diambil sebanyak 109 orang dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan antenatal dinilai melalui daftar tilik. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalu kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square. Mayoritas ibu hamil dalam golongan tidak berisiko, berpendidikan lebih tinggi, tidak bekerja, beban finansial keluarga di bawah rata-rata, paritas tidak lebih dari dua, dalam trimester ketiga, memiliki kunjungan yang lebih, ditemani saat berkunjung, dan tidak memiliki pengalaman pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal yang baik 42,2% dan tenaga kesehatan belum mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, dan memberi edukasi menyusui. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil baik. Ada hubungan kualitas pelayanan antenatal (p=0,010) dan pendidikan (p=0,020) serta pekerjaan (p=0,039) ibu hamil terhadap pengetahuan mengenai pemeriksaan kehamilan. Ditambah, ada hubungan antara pendidikan (p=0,017) ibu hamil dengan perilaku mengenai pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Koja perlu ditingkatkan dengan memperketat aturan mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan serta edukasi menyusui untuk meningkatkan keamanan dan wawasan pasien.

One way to reduce maternal mortality rate is to improve antenatal care (ANC) quality. This research finds association between quality of ANC with knowledge, attitude, and practice about pregnancy assessment. Research design is cross-sectional. Data collection was performed at Puskesmas Kecamatan Koja on March 2013 and 109 subjects taken with consecutive sampling method. Quality of ANC is valued in checklist, while knowledge, attitude, and practice is valued by questionnaire. Data was analyzed with chi-square test. The majority of pregnant women there are in unrisk, higher education level, unemployed, below average finance, not more than two parities, in third trimester, have more visits, accompanied while visiting ANC, and no pregnancy assessment?s experience. Good quality of ANC is 42,2% and healthcare giver haven?t washed their hands, wore gloves, and given lactacy education. Knowledge, attitude, and practices is good. There is significant difference between quality of ANC (p=0,010), education level (p=0,020), and occupation (p=0,039) with knowledge about pregnancy assessment. In addition, there is siginificant differences between education level and pregnant women?s knowledge (p=0,017). Quality of ANC at Puskesmas Kecamatan Koja needs improving by strict policy in washing hands, wearing gloves, and lactacy education in order to increase patient safety and knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>