Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jaorana Amiruddin
"Program Grameen Bank, merupakan salah satu program pemberian kredit mikro yang ditujukan untuk kelompok termiskin dan yang miskin (the poorest of the poor), dan diprioritaskan kelompok perempuan. Sejak program GB diluncurkan pertama kalinya di Bangladesh, dilaporkan banyak memberikan dampak positif bagi pemanfaatnya dan keluarganya, sehingga mengundang banyak negara untuk mengadopsi program ini, termasuk Indonesia dan berbagai kajian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga replikator program GB di Indonesia, dilaporkan, bahwa program ini memberikan dampak posistif bagi anggotanya, yang dilihat pada indikator; tingkat pengembalian (repayment) yang tinggi mencapai 98%, meningkatnya omzet peserta program, meningkatnya pendapatan peserta program, meningkatnya jumlah tabungan, dan lain-lain. Namun, indikator keberhasilan yang digunakan bank menunjukkan indikator ekonomi, padahal ada yang lebih penting dari itu, yaitu apakah program GB telah meningkatkan kualitas hidup perempuan peserta program GB dan keluarganya? Artinya apakah dengan meningkatnya pendapatan dan berkembangnya usaha perempuan peserta program GB, akan memperbaiki kualitas hidup mereka? Apakah perempuan peserta program GB, selain telah memiliki akses terhadap kredit juga memiliki kontrol atas kredit yang diperolehnya? Apakah dengan adanya kontribusi ekonomi peserta program GB, dapat memunculkan posisi tawarnya (bargaining position) sehingga perempuan mampu bernegosiasi, mengularakan aspirasinya dan tercipta pola relasi yang setara dengan suaminya dalam keluarganya?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Nidi Burhan
"Kemiskinan merupakan masalah nasional yang tidak hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah tetapi menjadi tanggungjawab bersama baik pemerintah, swasta, lembaga profesi, perguruan tinggi maupun masyarakat itu sendiri. Permasalahan kemiskinan tersebut jika tidak diwaspadai serta dilakukan upaya dan langkah konkrit untuk menanggulanginya Akan membawa akibat yang buruk seperti menurunkan kualitas sumber daya manusia, timbulnya kecemburuan sosial, pengangguran, kerentanan, kriminalitas dan berbagai dampak negatif lainnya.
Metode Grameen Bank merupakan program penyaluran kredit mikro yang ditujukan bagi golongan masyarakat miskin di pedesaan. Sejak diluncurkan pertama kali di Bangladesh, telah banyak memberikan dampak positif bagi pemanfaatnya, sehingga mengundang banyak negara untuk mengadopsi program ini termasuk Indonesia. Saat ini upaya penanggulangan kemiskinan telah banyak dilakukan baik oleh lembaga yang dibentuk pemerintah maupun swasta dengan cara memberikan pelayanan dalam bentuk bantuan kredit kepada golongan masyarakat miskin khususnya di pedesaan. Sebagai lembaga keuangan mikro, BPR Parasahabat dalam kegiatannya menerapkan metode Grameen Bank dalam menyalurkan bantuan kredit modal usaha kepada masyarakat kecil dan sektor informal. Atas dasar hal tersebut penelilian ini memfokuskan permasalahan pada tiga hal yaitu ; (a) bagaimana penerapan metode Grameen Bank sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, (b) manfast apa saja yang dirasakan masyarakat yang menerima metode Grameen Bank, dan (c) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan metode Grameen Bank.
Penelilian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam terhadap informan penelitian yang terdiri dari pihak pengurus BPR Parasahabat sebagai pelaksana program, masyarakat sebagai peserta program, dan tokoh masyarakat setempat. Selairi itu untuk leblh memperkuat informasi yang didapatkan dilakukan juga pengamatan terhadap proses pelaksanaan metode Grameen Bank di lapangan dan studi terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Grameen Bank yang diterapkan oleh BPR Parasahabat sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, memiliki berbagai kelemahan karena ; 1) belum sepenuhnya menyentuh kelompok masyarakat miskin, sebab tidak semua warga masyarakat miskin di desa Cibarusah dapat mengakses bantuan program kredit tersebut 2) pelaksanaan kegiatan metode Grameen Bank oleh BPR Parasahabat cenderung lebih bernuansa ekonomi, karena dalam menyalurkan kreditnya lebih didasarkan atas pertimbangan bisnis (keuntungan) dan pada ketermanfaatan dana oleh warga masyarakat miskin. 3) pemanfaatan program cenderung tidak menyebar luas kepada warga masyarakat miskin yang belum mendapatkan pinjaman karena pengguliran dana lebih diprioritaskan kepada peminjam lama yang dinilai lancar pengembaliannya, sehingga semakin mengekslusitkan kelompok tertentu untuk mendapatkan pinjaman yang lebih besar lagi pada tahap pinjaman berikutnya 4) sebagai lembaga yang menerapkan metode Grameen Bank BPR Parasahabat hanya berfungsi sebagai penyalur dana semata, karena demi keberlangsungan lembaga BPR cenderung lebih memilih golongan mampu dalam menyalurkan pinjamannya, sebab memberikan pinjaman kepada golongan miskin dianggap memiliki resiko kemacetan yang jauh lebih besar.
Disamping berbagai kelemahan di atas, penerapan metode Grameen Bank oleh BPR Parasahabat di desa Cibarusah juga telah mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, baik manfaat secara ekonomi yakni adanya peningkatan usaha dan pendapatan anggota, maupun manfaat bagi kehidupan sosial masyarakat seperti adanya perubahan sikap para anggota khususnya dalam bentuk sotidarifas antar sesama dan munculnya kebiasaan menabung dikalangan anggota. Berbagai kendala juga muncul dan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program Grameen Bank yaitu kendala yang berupa adanya kredit macet, aturan/ketentuan yang ketat, keterbatasan sumber daya manusia dan kendala yang bersumber dari faktor lingkungan.
Agar metode Grameen Bank yang diterapkan BPR Parasahabat dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin di pedesaan, maka penelilian ini merekomendasikan ; (a) perlu adanya reorientasi program Grameen Bank agar semua golongan masyarakat miskin dapat mengakses program bantuan kredit tersebut (b) Pelaksana metode Grameen Bank BPR Parasahabat perlu melakukan pembinaan secara intensif terhadap anggota baik pembinaan di bidang pengembangan sumber daya manusia maupun pengembangan usaha, karena pemberian pinjaman modal tidak akan berarti banyak jika tidak diikuti oleh pembinaan yang efektif. (c) Pimpinan BPR Parasahabat perlu mengadakan pendidikan/pelatihan terhadap para petugas/pelaksana metode Grameen Bank khususnya mengenai sistem pembinaan yang seharusnya diterapkan, sehingga para petugas benar-benar menguasai materi pembinaan yang dapat diberikan kepada para anggota, (d) sebagai lembaga pelaksana metode Grameen Bank BPR Parasahabat diharapkan mampu menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha khususnya dalam upaya penanggulagan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariel Insani
"ABSTRAK
Grameen Bank merupakan sebuah konsep perbankan yang berbeda dengan perbankan konvensional yang berasal dari Bangladesh. Di Indonesia, terdapat beberapa Bank yang mereplikasi konsep tersebut, salah satunya adalah Bank X. Penulis akan menjelaskan lalu membandingkan konsep Grameen Bank di Bangladesh dan penerapannya di Bank X, lalu menganalisis tanggung jawab dan hubungan hukum dari kedua Bank tersebut. Untuk dapat melihat hal tersebut, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif-empiris, jadi penulis menggunakan studi dokumen berupa data sekunder seperti peraturan perundang-undangan dokumen resmi, dan buku. Berdasarkan hasil yang didapat, terdapat perbedaan dalam pelaksaan konsep Grameen Bank antara Bangladesh dan Indonesia, selain itu tanggung jawab hukum serta hubungan hukum antara bank dan nasabah juga berbeda. Hal tersebut didasari oleh beberapa faktor, terutama perbedaan aturan terkait Perbankan di dua negara tersebut.

ABSTRACT
Grameen Bank is an unconventional method of banking that was founded in Bangladesh. There are few bank in Indonesia that has replicated the Grameen Bank concept, one of them is Bank X. The writer will explain and compare the Grameen Bank concept application in Bangladesh and Bank X, then analyze its legal liability and relationship with customer. To get to that point, the writer is using juridicial normative empirical research method, so the writer is doing document studies with secondary data such as law regulations, official document and books. The conclusion of this study is that there are some difference between Bangladesh and Indonesia in terms of Grameen Bank concept application. The legal liability and relationship with customer between Grameen Bank and Bank X is also different. It is caused by some factor including the regulation about banking that is different between Bangladesh and Indonesia."
2017
S68303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Cinderakasih
"ABSTRAK
Kredit mikro merupakan salah satu strategi yang muncul akibat adanya
kesenjangan antara pemberi modal dan calon penerima modal. Program kredit
mikro diharapkan dapat menjadi sebuah tangan panjang dari para pemilik modal
kepada penerima modal. Program kredit mikro diharapkan dapat menjadi sebuah
alternatif dalam usaha pemberdayaan masyarakat. Di negara-negara berkembang,
kredit mikro merupakan salah satu strategi yang komprehensif dalam usahanya
memberdayakan perempuan dan penanggulangan kemiskinan. Salah satu
mekanisme kredit mikro adalah Grameen Bank , yang diadopsi serta diadaptasi
oleh lembaga keuangan di Indonesia Meskipun telah ada mekanisme serupa di
Indonesia, adopsi dan adaptasi sistem Grameen Bank dilakukan pemberdaya
dalam upaya menerapkan program?program kredit mikro yang telah berhasil
dilakukan sebelumnya di negara lain. Pengadopsian program kredit mikro di
negara lain tentu memiliki perbedaan terutama dalam pemaknaan terhadap visimisi
pemberdayaan itu sendiri terkait dengan budaya profit oriented yang lebih
dulu ada. Tulisan ini merupakan sebuah analisa deskriptif menggunakan metode
kualitatif dengan kerangka sosiologi ekonomi dan jender . Tulisan ini
menekankan pada beberapa hal yang perlu dilihat dari program pemberdayaan
perempuan melalui kredit mikro yang diadopsi dari negara lain yakni : perbedaan
karakter lembaga keuangan, aplikasi dari sistem kredit yang diadopsi dan
diadaptasi oleh lembaga keuangan dan pengetahuan makna pemberdayaan
melalui kredit mikro yang dimiliki pemberdaya dalam upaya mendukung
keberlangsungan program pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro.

Abstract
Microcredit is one of the strategies arising from the gap between financiers
and prospective recipients of capital. Microcredit program is expected to be a
long hand of the owners of capital to the recipient of capital. Microcredit program
is expected to be an alternative in the community empowerment efforts. In
developing countries, microcredit is one of a comprehensive strategy in its efforts
to empower women and reduce poverty. One mechanism is the Grameen Bank
micro-credit, which was adopted and adapted by financial institutions in Indonesia
Although there has been a similar mechanism in Indonesia, adoption and
adaptation of the Grameen Bank system performed empowerment in an effort to
implement microcredit programs that have successfully done before in other
countries . Adoption of microcredit programs in other countries certainly differ
mainly in the interpretation of the vision-mission of empowerment itself is related
to profit-oriented culture is much older then. This paper is a descriptive analysis
using qualitative methods with a framework of economic sociology and gender.
This paper emphasizes on some things that need to be viewed from women's
empowerment through micro credit are adopted from other countries namely:
differences in the character of financial institutions, the application of the credit
system was adopted and adapted by financial institutions and knowledge of the
meaning of empowerment through microcredit owned empowerment in efforts to
support the sustainability empowerment of women through microcredit."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Kartika
"Tesis ini membahas mengenai proses pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro sistem Grameen Bank yang dilaksanakan oleh KMUM Cabang Jatiragas Karawang, Jawa Barat. Tujuannya adalah untuk menggambarkan proses pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro sistem Grameen Bank dan faktorfaktor yang mendukung dan menghambat proses pemberdayaan perempuan tersebut. Lokasi penelitian ini dilakukan di 3 desa, yaitu Desa Barugbug, Situdam dan Jatiwangi yang berada dalam lingkup Kecamatan Jatisari Karawang. Tiga desa ini dipilih karena dapat mewakili karakter anggota KMUM Jatiragas. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Studi literatur, wawancara mendalam dan pengambilan foto-foto untuk memperkaya data yang diperoleh melalui wawancara dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menggambarkan perempuan anggota KMUM Cabang Jatiragas, Karawang dikatakan berdaya jika: (1) usaha yang dijalankan mengalami kemajuan, (2) berkembangnya jenis usaha menjadi beragam, (3) bertambahnya aset yang dimiliki, (4) semakin meningkatnya kesejahteraan komunitas yang tergabung sebagai anggota KMUM Cabang Jatiragas Karawang.

This thesis discussed on the process of women empowerment through micro credit using Grameen Banks System, which is managed by Koperasi Mitra Usaha Mandiri (KMUM) Branch of Jatiragas Karawang, West Java. It was aimed to describe women empowerment process through micro credit using Grameen Bank System and to the factors that support and blockage in the process of women empowerment. Purposive sampling was used in selecting informants based on certain criteria. Data collection used literature study, in depth interview and taken some pictures to enrich data. This research was conducted in 3 villages because the characters of members were various which were represented all members. They were involved as informants purposively because they knew and felt the benefit of becoming KMUM members. The result described that women empowerment were seen as the effect of joining in micro credit with Grameen Bank System were: (1) the business they run was succeed, (2) business commodities were various and expand to others, (3) the assets were increased, and (4) the community who joining in KMUM Cabang Jatiragas Karawang can increase their family welfare, especially in economy?s life. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25967
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rindang Chairunnisa
"Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk melihat praktik manajemen risiko kredit Koperasi X berdasarkan Grameen Bank dan efektivitas manajemen risiko Koperasi X berbasis RIMS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni penulis melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi ke kantor cabang. Hasil penelitian menunjukkan manajemen risiko yang dilakukan oleh Koperasi X memiliki persamaan dan perbedaan dengan teori Grameen Bank yang memiliki dampak positif dan negatif bagi Koperasi X. Efektivitas manajemen risiko yang dimiliki oleh Koperasi X mendapatkan level 2 yang berarti kurang efektif. Hal ini menandakan manajemen risiko yang sudah di rancangkan masih perlu beberapa perbaikan.

The aim of this thesis is to examine the practice of cooperative X credit risk management based on Grameen Bank and the effectiveness of RIMS-based Cooperative Risk Management. The authors performed interviews, documentation, and observations at the branch office for this qualitative study. The findings revealed that risk management crried out by Cooperative X has similirities and differences with the Grameen Bank theory which has poritive and negative impacts on Cooperative X. Cooperative X's risk management effectiveness receives a score of 2, indicating that it is repeatable and less effective at entering level 2. This indicates that the risk management that has been designed still needs some improvement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Nurmalasari Faridyah
"[ABSTRAK
Saat ini industri keuangan mikro sebagai alat bagi keuangan inklusif
berkembang dengan dua pendekatan yang berbeda yaitu Financial Lending
Approach dan Poverty Lending Approach. Perbedaan paling kontras dari keduanya
adalah sasaran penerima kreditnya. Poverty Lending Approach mengkhususkan
dirinya untuk menyalurkan kredit kepada orang miskin seperti Lembaga Keuangan
Mikro yang mereplika pola Grameen Bank. Sedangkan Financial Lending
Approach memberi akses untuk masyarakat miskin, namun tidak menargetkannya
secara khusus, pendekatan ini lebih menjaga kesinambungan keuangannya
sehingga sasaran mereka bukan orang miskin seperti yang dilakukan perbankan.
Tesis ini meneliti Poverty Lending Approach yang dilakukan oleh salah satu
Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia yaitu PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura
(MBK). Studi Kasus dilakukan di Kabupaten Tangerang, tepatnya Kecamatan
Pakuhaji, Sukadiri dan Sepatan. Tujuannya adalah ingin menganalisis apakah
penyaluran kredit mikro dengan pola Grameen Bank yang dilakukan oleh PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura (MBK) berdampak terhadap pendapatan usaha
nasabahnya. Pendapatan usaha merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan
pendapatan rumah tangga. Dengan menggunakan metode instrumental variable dan
melakukan wawancara mendalam dengan para nasabah. Hasil studi menunjukkan
bahwa pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura
(MBK) dengan pola grameen bank berdampak signifikan terhadap peningkatan
pendapatan usaha nasabahnya.

ABSTRACT
Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit?s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution?s branches like Poverty Lending Approach?s model. This
research examines the Poverty Lending Approach?s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research?s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients?
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients.;Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit?s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution?s branches like Poverty Lending Approach?s model. This
research examines the Poverty Lending Approach?s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research?s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients?
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients.;Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit?s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution?s branches like Poverty Lending Approach?s model. This
research examines the Poverty Lending Approach?s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research?s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients?
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients., Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit’s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution’s branches like Poverty Lending Approach’s model. This
research examines the Poverty Lending Approach’s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research’s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients’
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients.]"
2015
T43274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bank, as financial institution, plays an important role for the community economic activity in gonernment development program in particular. The strategic role of bank is a medium to raise and to distribute fund to community effectively and effesienly. To help the development, bank should be able to revitalize its role as intermediary especially in field of credit. In accommodating the credit program for the community, the concept developed in Bangladesh, known as Gramen Bank can be taken into account. The credit distribution according the system is focusing on poor community and small-scale business, in which women are the main target by reducing one of the credit requirements that is collateral. This concept surely should consider prudential regulation and risk management."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhtar
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang Program Raksa Desa di Desa Jayamukti Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, yang bertujuan memahami upaya pemberdayaan masyarakat melalui program, manfaat program, dan kendala dalam implementasi program. Penelitian ini mempunyai arti penting, karena program dimaksud merupakan program baru yang digagas dan diluncurkan oleh pemerintah Propinsi Jawa Barat di era Otonomi Daerah secara luas berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tabun 1999, yang mulai dilaksanakan tahun 2003 dan direncanakan diberlakukan bagi seluruh desa dan kota di Propinsi Jawa Barat hingga tahun 2007. Sebagai program baru, dimungkinkan terjadi kekeliruan khususnya dalam implementasi yang merupakan tahap esensial dalam upaya pemberdayaan.
Untuk itu, hasil penelitan ini dapat berfungsi sebagai input bagi policy maker guna melakukan perbaikan implementasi program berikutnya. Pendekatan dan Janis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu informasi tentang pemahaman, pandangan, dan tanggapan para informan dilapangan yang menghasilkan data deskriptif, yakni gambaran nyata pelaksanaan program secara sistematis dan faktuaI. Data tersebut diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan para informan, disamping studi dokumentasi, dan observasi. Penentuan informan di lakukan secara purposive sampling (non probability), yakni atas dasar penilaian bahwa para informan mengetahui secara balk pemasalahan yang sedang diteliti. Untuk itu, informan dalam penelitian ini adalah Ketua dan Anggota Pokmas; Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) Desa, Sarjana Pendamping, unsur Pemuka Masyarakat, dari unsur 13adu.i Perwakilan Desa (BPD).
Sebagai alat analisis hasil penelitian lapangan, digunakan kerangka teori pemberdayaan untuk memahami program dalam meningkatkan kemampuan dan kemandirian komunitas sasaran, baik secara individu maupun kelompok dalam upaya memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi. Konsep pemberdayaan juga digunakan untuk melihat bagaimana kelompok mampu memfasilitasi para anggota untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan, dan bagaimana masyarakat mengorganisir diri melalui kelembagaan Satlak Desa yang dikembangkan. Perhatian juga diarahkan pada keterlibatan masyarakat dalam pembentukan dan kegiatan kelompok serta dalam kelembagaan Satlak Desa untuk mengetahui proses pemberdayaan melalui implementasi program.
Hasil penelitian lapangan menunjukkan tidak terjadinya upaya pemberdayaan melalui Program Raksa Desa, karena tidak ada partisipasi dan kemandirian dari masyarakat khususnya komunitas sasaran yang rnerupakan prasyarat bagi upaya pemberdayaan. Hal itu terlihat dari sejak awal kegiatan (persiapan dan perencanaan), yang antara lain adalah kegiatan sosialisasi program melalui forum musyawarah desa, dimana komunitas sasaran tidak dilibatkan. Forum dimaksud hanya dihadiri oleh alit desa, yaitu unsur pemuka masyarakat, perangkat desa, dan unsur BPD, disamping tentunya pengurus lembaga Satlak Desa. Demikian halnya pada implementasi program, yaitu pelaksanaan pembangunan prasarana desa dan penyaluran modal bergulir kepada komunitas sasaran, serta pemantauan, pengawasan, dan evaluasi, masyarakat khususnya komunitas sasaran tidak terlibat secara aktif, dimana dalam konteks pemberdayaan, keterlibatan masyarakatlkomunitas sasaran merupakan elemen penting.
Hasil program memang telah dirasakan oleh masyarakat khususnya komunitas sasaran, baik pembangunan prasarana yang antara lain menambah kelancaran transportasi dan komunikasi antar warga, serta penyediaan air bersih bagi warga, maupun bantuan pinjaman modal bergulir yang antara lain untuk menambah modal usaha dan juga sebagai Modal awal usaha. Akan tetapi, unsur penting dalam upaya pemberdayaan, yaitu proses belajar sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan baik kebutuhan diri, keluarga, kelompok, dan masyarakat, maupun proses belajar memecahkan masalah tidak berlangsung. Kendala dalam implementasi program antara lain adalah kctidaktahuan di kalangan masyarakat sendiri dan kecenderungan prilaku aparat pemerintah yang masih bersifat paternalistik feodalistik (birokrasi tradisional).
Rekomendasi yang diajukan adalah: (a) perlu dilakukan kegiatan pelatihan dan pemantapan secara intensif bagi para pelaksana program mulai tingkat propinsi hingga tingkat lapangan (desa), dalam upaya peningkatan pemanaman mereka balk mengenai teknis operasional dan manajemen penyelenggaraan program maupun perspektif pembangunan berpusat pada manusia; (b) perlu dilakukan kegiatan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi oleh para pelaksana program mulai tingkat propinsi sampai tingkat lapangan secara profesional, dan yang tidak kalah penting adalah perlunya melibatkan komunitas sasaran dalam rangkaian kegiatan dimaksud sejak assesment hingga evaluasi; (c) perlu kecermatan penanggungjawab program dalam merancang program pemberdayaan secara profesional, dengan mempertimbangkan berbagai aspeknya, antara lain adalah ketersediaan dana dan kesiapan sumber daya manusia yang cakap, terampil, dan berdedikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masitotu Mulja
"Tesis ini merupakan penelitian tentang Pembangunan Yang Berbasis Masyarakat Melalui Program Perencanaan Partisipasi Masyarakat Desa (P3MD) di Desa Cibening Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Terbentuknya program ini dilatar belakangi adanya kecenderungan masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan perencanaan dan keterlibatan dalam mengevaluasi pembangunan ditingkat desa, maka peneliti mencoba untuk mengkaji dan memahami proses pelaksanaan Program Perencanaan Partisipatif Masyarakat Desa dalam pembangunan yang berbasis masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menghasilkan informasi-informasi, masukan-masukan dan data tentang proses pelaksanaan Program Perencanaan Partisipatif Masyarakat Desa (P3MD), yang diperoleh melalui informan. Pemilihan informan melalui teknik purposive sampling yang terdiri dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, Bappeda Kabupater Bekasi, Pengurus, Koordinator lapangan, dan pendamping lapangan dari Lembaga Bina Masyarakat Mandiri (BM2). Selain itu juga diperoleh dari Aparat Kecamatan Setu, Aparat Desa Cibening, tokoh masyarakat dan masyarakat Desa Cibening dengan teknik snowball dimana penentuan informan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Untuk mendapatkan informasi dari informan, peneliti menggunakan teknik observasi, in depth interview, dan studi dokumentasi. Ketiga cara tersebut merupakan bagian dari mekanisme trianggulasi atas jawaban masing-masing informan sebagai bagian dari hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini merupakan salah satu pembelajaran bersama antara masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan pembangunan yang disusun berdasarkan aspirasi dan prioritas-prioritas kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa. Terlaksananya program ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang melatarbelakanginya yaitu UU No. 22 tahun 1999, Propeda, Renstrada dan Repetada Kabupaten Bekasi. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi tahap persiapan yang terdiri dari evaluasi program, penentuan lokasi sasaran dan menyusunan tujuan, sasaran dan kebijakan dalam pelaksanaan program. Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan dimana pada tahap ini lebih bersifat informatif dalam bentuk sosialisasi yang diadakan pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa. Kemudian ditindaklanjuti dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk fasilitator desa yang didampingi oleh tenaga pendamping lapangan (Lembaga BM2). Tahap ketiga meliputi pengembangan, pemberdayaan dan evaluasi program dengam melibatkan masyarakat Desa Cibening dan perangkat desa dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa dalam bentuk proposal usulan desa untuk diajukan pada tingkat kecamatan. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan program diarahkan pada upaya untuk menumbuhkan prakarsa, swadaya, partisipasi, kerja sama, memberdayakan kemampuan dan potensi masyarakat serta sumber-sumber yang ada dalam masyarakat melalui diskusi kelompok, wawancara, observasi, brain storming, role playing dan studi dokumentasi.
Dari pelaksanaan kegiatan diperoleh gambaran yang menunjukkan adanya perubahan pada pandangan, sikap, dan perilaku masyarakat terutama dalam penyusunan perencanaan pembangunan berbasis masyarakat desa yang didalamnya menyangkut jangkauan kepentingan, sosial, fisik dan organisasi sosial dimana masyarakat, desa, lembaga kemasyarakatan mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing. Selain itu orientasi pembangunan yang bersifat bottom up tidak hanya dilakukan oleh warga masyarakat melainkan juga peran pemerintah dalam merencanakan kebijakan yang terkait dengan pembangunan daerah (development by government) yang mengakomodir kepentingan-kepentingan masyarakat.
Berbagai upaya perubahan dan perbaikan yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan pembangunan yang berbasis masyarakat diseluruh aspek kehidupan dengan memprioritaskan kebutuhan atas dasar kondisi, permasalahan, dan potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat. Upaya yang diusulkan melalui program ini adalah (1) Diperlukan adanya pengembangan wawasan dan kesiapan sosial baik Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, masyarakat Desa Cibening dan LSM sehingga perlu untuk mensosialisasikan program secara berkesinambungan, (2) Dalam pelaksanaan program ketertibatan antara perencana dan pelaksana (pemerintah, warga masyarakat, dan LSM) sehingga perlu dikembangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing atas dasar kesepakatan bersama dari hasil evaluasi program, (3) Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendamping lapangan dengan Tatar belakang pendidikan yang berbeda diperlukan adanya pelatihan yang berjenjang dengan tujuan agar mereka dapat melaksanakan tugas yang bervariasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>