Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Triyatno
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aplikasi Learning Organization dalam upaya membangun Learning Organization pada Program Studi Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dalam kaitan ini juga ingin diketahui bagaimana profil organisasi Program Extension itu sendiri dan upaya-upaya learning apa yang telah dilakukan oleh Program Extension.
Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian tingkat eksplanasi-deskriptif. Sedangkan metode penelitian yang dipakai adalah metode survey, yang diperkuat dengan wawancara dan studi dokumentasi. Populasi penelitian ini diambil secara purposive sebanyak 35 responden, dengan jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ke atas dan job description yang erat keterkaitannya dengan dimensi-dimensi dari lima sub-sistem learning organization.
Instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kuesioner Learning Organization Profile untuk mengukur variabel tingkat aplikasi learning organization. Kuesioner disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian yang sistematis. Di sini, variabel penelitian, komponen yang diukur, sub-komponen yang diukur dan nomor item instrumen dapat dengan jelas diurut keterkaitannya satu dengan lainnya.
Dari hasil analisis data dan deskripsi data hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat aplikasi learning organization Program Extension adalah bernilai rata-rata 23.16 dan berada pada range-result 16 - 23 = fair. Nilai ini masih lebih tinggi 1.16 dari nilai rata-rata learning organization 500 perusahaan dunia hasil penelitian Marquardt, walaupun tetap pada range-result yang sama.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat aplikasi learning organization yang dicapai oleh Program Extension berada pada tingkat yang cukup baik. Hal ini berarti, dinamika belajar, transformasi organisasi, pemberdayaan manusia, pengelolaan pengetahuan dan pemberdayaan teknologi masih belum masuk kategori baik ataupun excellent. Walaupun setara dengan nilai rata-rata 500 perusahaan dunia, namun hal-hal seperti komitmen komunitas organisasi, kerjasama tim dan budaya belajar, belum secara penuh diterapkan dan dibangun oleh Extension. Kondisi ini terjadi karena adanya kendala budaya, yakni ada pihak yang memiliki kekuasaan yang sangat besar dan ada pihak yang tidak memiliki kekuasaan sedikitpun.
Pihak yang memiliki kekuasaan cenderung tidak bersikap terbuka, karena bagi sebagian pimpinan keterbukaan sama artinya dengan berkurangnya kekuasaan. Sebagian pimpinan tersebut akan berupaya sekuat tenaga untuk tidak bersikap terbuka demi utuhnya kekuasaan mereka. Jadi, kendala jarak kekuasaan yang terlalu tinggi merupakan tantangan terbesar yang perlu diatasi untuk mewujudkan learning organization. Karena itu, Program Extension dalam hal ini perlu melakukan koreksi terhadap kesenjangan kekuasaan ini, agar upaya membangun learning organization tidak menghadapi hambatan yang besar di masa depan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Artanti Arubusman
"Perubahan ekonomi, sosial, teknologi dan peningkatan intensitas yang signifikan telah mengubah lingkungan bisnis secara drastis. Organisasi yang mampu mentransforrnasikan dirinya menjadi entitas yang lebih cerdas dan pintar yang akan bertahan dalam memasuki era milenium berikutnya. Spesies organisasi yang baru tersebut adalah Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang mandiri memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Salah satu tugas Bank Indonesia adalah Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Organisasi Bank Indonesia memiliki 25 Direktorat/biro, salah satunya adalah Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran.Guna mendukung tercapainya tujuan Bank Indonesia, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran memiliki Misi; Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran untuk terciptanya sistem pembayaran nasional yang efisien dan handal guna mendukung kestabilan moneter dan sistem pembayaran.Sedangkan Visi dari Direktorat ini adalah menjadi satuan kerja pembuat kebijakan, pengawas dan penyelenggara sistem pembayaran yang kompeten dan terpercaya dengan memenuhi standar intemasional. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran adalah; (1) Meminimalkan risiko sistem pembayaran, (2) Meningkatkan efisiensi dan kehandalan sistem pembayaran.(3) Mengelola sumber daya internal secara efektif dan efisien. Untuk itu Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran dituntut untuk terus belajar agar dapat menjawab tantangan lingkungan eksternal dan internal yang terus berubah serial memiliki kinerja yang baik sehingga memiliki keunggulan organisasi dan mampu menjawab tantangan perubahan. Apabila kita tidak mampu menjawab tantangan perubahan Bank Sentral akan kehilangan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penerapan strategi Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) pada Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia ditinjau dari lima dimensi/subsistem Marquardt tentang; (a) Dinamika Belajar, (b) Transformasi Organisasi, (c) Pemberdayaan Manusia, (d) Pengelolaan Pengetahuan, (e) Aplikasi Teknologi; 2. untuk mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia dalam menerapkan aktivitas kerja yang berkaitan dengan usaha untuk menjadi Organisasi Pembelajar. Untuk menjawab permasalahan penelitian penulis menggunakan disain penelitian sebagai berikut; metode pengumpulan data (1) Daftar Pertanyaan/Kuesioner, (2) Metode Dokumentasi, (3) Metode Wawancara. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, penelitian berada pada tingkat eksplanasi deskriptif. Populasi penelitian seluruh pegawai Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran yaitu 185 karyawan. . Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 77 responden. Insirumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang mengukur variabel tingkat penerapan dari Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) yaitu Learning Organization Profile dari Marquardt. Kuisioner ini telah disusun secara sistematis dimana variabel penelitian, komponen yang diukur, sub komponen yang diukur dan nomor item dapat dijelaskan secara detail. Hasil analisis data dapat diketahui bahwa tingkat penerapan Organisasi Pembelajaran (Learning Organizational) Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran memperoleh nilai rata-rata 25.12 berarti tingkat penerapannya sudah "BAIK" berdasarkan range- result yang diberikan oleh Marquardt bahwa 24-31 = Good/BAIK, Hasil ini lebih tinggi 3.12 dad nilai rata-rata penerapan Organisasi Pembelajar (Learning Organizafron)pada 500 perusahaan yang di teliti oleh Marquardt. Nilai rata -rata penerapan Organisasi Pembelajar (Learning Organization) di Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran juga lebih tinggi dari nilai rata -rata penerapan Organisasi Pembelajar (Learning Organization) di beberapa organisasi di Indonesia yang pemah diteliti (Extention FE-UI, Balai Besar Litbang Industri Kerajinan Batik dan Dirjen. Perlindungan HAM. Direktorat Kehakiman dan HAM) aleh Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia. Secara terperinci nilai rata-rata untuk masing-masing sub-sistem Organisasi Pembelajaran (Learning Organization ) di Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran adalah sebagai berikut; (1) sub sistem Dinamika Pembelajaran 24.67, (2) sub-sistem Transtormasi Organisasi 25.47., (3) sub sistem Pemberdayaan Orang-Orang 25.67, (4) sub-sistem Pengelolaan Pengelahuan 25.58, dan (5) sub-sistem Aplikasi Teknologi 24.20. Nilai rata-rata penerapan untuk masing- masing sub sistem Organisasi Pembelajar (Learning Organization) berada pada range result 24-31= Baik. Artinya penerapan masing-masing sub sistem Organisasi Pembelajaran Di Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran secara rata-rata sudah diterapkan dengan cukup baik. Hal ini tercapai karena organisasi telah menyadari akan pentingnya menjadi Organisasi Pembelajar (Learning Organization ) , sehingga dalam kesehariannya Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran baik secara disadari maupun tidak telah melakukan upaya-upaya/strategi menjadi Organisasi Pembelajar (Learning Organization) yaitu dengan melaksanakan transformasi organisasi menerapkan manajemen pengetahuan, pemberdayaan orang-orang. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran memiliki Sumber Daya Manusia berpengetahuan, memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan menyadari pentingnya arti belajar, yang merupakan hasil dari sistem recruitment yang baik. Dan di didukung dengan visi bersama, budaya, strategi dan stnaktur yang solid yang memungkinkan proses pembelajaran berjalan. Disamping itu Bank Indonesia juga menyediakan teknologi cangih untuk membantu meningkatkan pengelolaan pengetahuan dan peningkatan kinerja. Namun demikian ada 2 sub sistem yang perdu mendapat perhatian untuk di tingkalkan sehubungan dengan persepsi dari responden yang menyatakan tingkat penerapannya masih sekedarnya, yaitu (1) sub sistem pembelajaran dan (2) sub sistem Aplikasi Teknologi. Berkaitan dengan hasil penelitian mengenai perbandingan tingkat penerapan Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) di beberapa organisasi di Indonesia dapat diketahui bahwa tingkat penerapan Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) di Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia dan di beberapa organisasi di Indonesia yaitu Extention FE-UI, Balai Besar Litbang industri Kerajinan Batik dan Dirjen. Perlindungan HAM. Direktorat Kehakiman dan HAM memiliki kesamaan kelemahan dalam penerapan pada (1) sub sistem penerapan teknologi, (2) sub sistem pembelajaran. Kesimpulannya walaupun nilai rata -rata penerapan Organisasi Pembelajar (Learning Organization) sudah lebih tinggi dari nilai rata-rata penerapan Organisasi Pembelajar (Learning Organization) pada 500 perusahaan yang di teliti oleh Marquardt dan beberapa organisasi di Indonesia yang pemah diteliti oleh beberapa peneliti lain, namun ada dua sub sistem yang masih harus ditingkatkan penerapannya yaitu (1) Sub Sistem Dinamika Pembelajaran yang merupakan sub sistem inti dari organisasi pembelajaran dan (2) Aplikasi Teknologi yang merupakan pendukung jaringan teknologi yang terintegrasi dan alat informasi yang memungkinkan akses dan perlukaran informasi dan pembelajaran berlangsung dengan cepat. Dalam hal Aplikasi teknologi penekannya adalah perlunya meningkatkan budaya penggunaan teknologi untuk memperoleh informasi dan peningkatan kinerja. Dalam hal sub sistem penerapan teknologi di dalam organisasi di Indonesia ada 2 kendala (1) ketersediaan perangkat teknologi itu sendiri; dan (2) masalah budaya penggunaan teknologi; teknologi yang tersedia belim digunakan secara maksimal, untuk membantu melakukan pembelajaran, memperoleh, menyimpan dan mendistribusikan informasi serta meningkatkan kinerja, hal ini terkait dengan kurangnya penguasaan Sumber Daya Manusia yang ada untuk menggunakan teknologi tersebut, sedangkan dalam hal sub sistem pembelajaran berkaitan dengan sistem pendidikan di Indonesia.

Analysis Of Level Of Learning Organization Model Implementation To Develop Learning Organization At Bank Indonesia's Directorate Of Accounting And Payment System Economic, social and technological changes as well as significant increase of intensity have changed business environment drastically. Organization which enables to transform itself to become a smarter entity will survive through next millennium. The new organizational species is called Learning Organization. Bank Indonesia as an independent central bank has heavy duties and responsibilities. One of Bank Indonesia' duties is to organize and secure payment system operation. Bank Indonesia as an organization has 25 Directorate/Bureaus, one of them is Directorate of Accounting and Payment System. To help fulfill Bank Indonesia's objectives, based on its function and duty, Directorate of Accounting and Payment System has a mission; that is to regulate and secure payment system operation to create an efficient and reliable national payment in order to support monetary stability and payment system. In addition, the vision of this directorate is to become a working unit of policy maker, supervisor and operator of a competent and reliable payment system by adopting international standard. Strategic targets that will be achieved by the Directorate of Accounting and Payment System are; (1) minimize risks of payment system, (2) enhance efficiency and realibility of payment system.(3) organize internal resources effectively and efficiently. For that purpose, the Directorate of Accounting and Payment System is required to learn and face challenges of changing internal and external environment and has good performance so as to have organizational advantages and able to adapt to changes. Should we are not able to adapt to changes, the Central Bank will lose its duty. This research is aimed at finding of strategic implementation magnitude of Learning Organization at the Bank Indonesia's Directorate of Accounting and Payment System reviewed from five Marquardt's dimensions/sub-systems on: (a) Learning Dynamism, (b) Organizational Transformation, (c) Human Empowerment, (d) Knowledge Organization, (e) Technology Application; 2. To find efforts made by Bank Indonesia's. Directorate of Accounting and Payment System in organization of working activity regarding effort to become Learning Organization. Top answer the research problem, the author use the following research design; data collection method (1) List of Questions/Questionnaires, (2) Documentation Method, (3) Interview Method. Research method used is the descriptive, where the research is in the stage of descriptive explanation. The research population consists of all 185 employees of the Directorate o Accounting and Payment System. The number of sample in this research is 77 respondents. Method used in sample collection is purposive sampling. Instrument used in this research is questionnaires, measuring implementation level variables of Learning Organization that is Learning Organization Profile of Marquardt. The questionnaires has been arranged systematically, where research variables, measured components, measured sub-components and item number can be explained in details. From the result of data analysis, it is found that implementation level of Learning Organizational at the Directorate of Accounting and Payment System obtains average value of 25.12, classifying as 'GOOD' based on range-result provided by Marquardt that 24-31 = Good. The result is 3.12 higher than average value of Learning Organization at 500 companies surveyed by Marquardt. The average value of Learning Organization implementation at the Directorate of Accounting and Payment System is also higher than the average value of Learning Organization implementation at several organizations in Indonesia (FE-UI Extension, Research and Development Center for Batik Industry and Director General Human Rights Protection, Directorate of Justice and Human Rights) surveyed by University of Indonesia postgraduate students. In details, the average values for respective Learning Organization sub-system at the Directorate of Accounting and Payment System are as follows; (1) Learning Dynamism sub-system of 24.67, (2) Organizational Transformation sub-system of 25.47, (3) Human Empowerment sub-system of 25.67, (4) Knowledge Organization sub-system of 25.58, and (5) Technology Application of 24.20. The implementation average value of respective Learning Organization sub-system is in the result range of 24-31= Good. It means that implementation of respective Learning Organization sub-systems at the Directorate of Accounting and Payment System has generally been implemented relatively well. This is achieved since the roganization realizes the significance of being a Learning Organization. As a result, it is common that the Directorate of Accounting and Payment System, consciously or not, has implement efforts/strategy of Learning Organization, that is by implementing organizational transformation, knowledge management and human empowerment. The Directorate of Accounting and Payment System has Human Resources of knowledgeable, having good educational background and realizing the significance of learning, resulting from good recruitment system. And supported by a common vision, culture, solid strategy and structure enabling learning process to take place. Besides, Bank of Indonesia also provides sophisticated technology to help enhance knowledge management and performance. However, there are 2 sub-systems that need special attention for upgrade regarding respondents' perception that its implementation level is still partial, namely (1) learning sub-system and (2) Technology Application sub-system. Regarding research result on comparison of implementation level of Learning Organization at several organizations in Indonesia, it is found that implementation level of Learning Organization at Bank Indonesia's Directorate of Accounting and Payment System and some other organizations such as FE-[JI Extension, Research and Development Center for Batik Industry and Director General of Human Rights Protection, Directorate of Justice and Human Rights have common weaknesses in implementing (1) technology application sub-system, (2) learning sub-system. The conclusion is that, despite the fact that average value of Learning Process implementation is higher than average value of Learning Organization implementation at 500 companies surveyed by Marquardt and several organizations in Indonesia surveyed by other researchers. However, there are sub-systems whose implementation need to be improved, namely (1) Learning Dynamism Sub-system, the core sub-system of learning organization and (2) Technology Application that supports integrated technology network and information tools that enable access and information exchange as well as quick learning. Relating to technology application, the emphasis is on the need to improve the use of technology culture to obtain information and enhance performance. There are 2 obstacles in technology implementation sub-system in Indonesian organizations, namely (1) availability of technology devices; and (2) problem that includes lack use of technology to help learning activity, obtain, keep and distribute information as well enhance performance. This weaknesses relates to the fact that Human Resources do not master the technology very well, meanwhile the learning sub-systems relate to Indonesian educational system.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Faisal Hasbullah
"Perubahan lingkungan bisnis di abad 21 sangat dinamis dan sulit diprediksi baik dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, menuntut organisasi untuk selalu rnenyesuaikan diri pada perubahan lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Untuk itu, sebuah organisasi harus lebih progresif, inovatif dan mampu melakukan integrasi secara terus-menerus. Penopang keunggulan bersaing sebuah organisasi adalah keunggulannya dalam belajar, yang merupakan proses yang mendasari dan melahirkan perubahan. Dengan demikian sebuah organisasi harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi organisasi pembelajar (learning organization). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar tingkat penerapan learning organization di Akaderni Pimpinan Perusahaan dan menjelaskan apakah Akademi Pimpinan Perusahaan termasuk dalam kategori learning organization? kemudian mendeskripsikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh Akademi Pimpinan Perusahaan agar menjadi learning organization? Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tingkat eksplanasi deskriptif, sedangkan metode penelitian yang dipakai adalah metode survey yang diperkuat dengan wawancara dan studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 147 orang dan teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 65 responden dengan kriteria yang ditentukan yaitu karyawan tetap Akademi Pimpinan Perusahaan yang terdiri dari tenaga pengajar tetap baik yang memiliki jabatan struktural maupun tidak dan tenaga administratif, memiliki tugas yang erat keterkaitannya dengan dimensi-dimensi dari lima sub sistem, dan memiliki jenjang pendidikan SLTA ke atas. Instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kuesioner learning organization profile yang diambil dari buku karangan Marquardt berjudul Building The Learning Organization; A System Approach to Quantum Improvement and Global Success". Kuesioner ini digunakan untuk mengukur variabel tingkat penerapan learning organization. Kuesioner disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian, komponen yang diukur, sub komponen yang diukur dan nomor item instrumen dapat dengan jelas diurut keterkaitannya satu dengan lainnya dan hasil analisis data dan deskripsi data hasil penelitian dapat diketahui bahwa tight penerapan learning organization di Akademi Pimpinan Perusahaan adalah bernilai rata-rata 19,24 dan berada pada range result 16-23 = fair (cukup) 1 Nilai ini lebih rendah 2,76 dari tidak rata-rata learning organization 500 organisasi dunia hasil penelitian Marquardt. Untuk masing-masing sub sistem nilai rata-ratanya adalah sebagai berikut: pertama, Dinamika Pembelajaran 19.05, kedua, Transformasi Organisasi 20.11, ketiga, Pemberdayaan Manusia 19.98, ke-empat, Pengelolaan Pengetahuan 19.45, dan kelima, Pemberdayaan Teknologi 17.58. Secara keseluruhan tingkat penerapan learning organization, menurut penilaian responden berada pada tingkat diterapkan pada bagian tertentu (39.75%), dan belum/sedikit diterapkan (37:23%). Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai akhir maupun nilai masing-masing sub sistem learning organization di Akademi Pimpinan Perusahaan lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata yang dicapai oleh 500 organisasi di dunia hasil penelitian Marquardt, dan tingkat penerapannya baru pada tahap diterapkan pada bagian tertentu organisasi (skala 2) dan belum/masih sedikit diterapkan (skala 1), artinya tingkat penerapan learning organization di Akademi Pimpinan Perusahaan belum cukup baik, sehingga Akademi Pimpinan Perusahaan belum dapat disebut sebagai learning organization. Untuk dapat disebut sebagai learning organization menurut Marquardt, penerapan ke lima sub sistem learning organization harus berada pada skala 3 (diterapkan pada sebagian besar organisasi) dan skala 4 (diterapkan secara penuh/menyeluruh dalam organisasi). Upaya-upaya yang perlu dilakukan agar Akademi Pimpinan Perusahaan dapat meningkat ke tahap menjadi learning organization adalah membangun komitmen bersama antara pimpinan dan seluruh karyawan untuk menjadi organisasi pembelajar, dalam perekrutan pegawai dijaring dengan sister recruitment yang baik sehingga menghasilkan orang-orang yang berkualitas dan memiliki kemampuan dan kemauan untuk terus belajar, untuk membangun pembelajaran yang efektif semua anggota organisasi harus memiliki persamaan persepsi dan pandangan atas kegiatan, tujuan dan arah organisasi di masa depan melalui adanya visi yang jelas, budaya yang mendukung, dan strategi-strategi yang inovatif untuk mendorong terjadinya pembelajaran, mernberi kesempatan seluas-luasnya kepada karyawan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan pemberian beasiswa. Pimpinan harus bertindak sebagai instruktur dan mentor dalam aktivitas pembelajaran, pimpinan juga harus menjadi model dan asisten pembelajar. Menciptakan kesadaran bagi semua karyawan akan pentingnya mengumpulkan dan menyebarkan pengetahuan melalui workshop, simposium dan internal benchmarking. Dalam aplikasi teknologi APP perlu menyediakan dan membangun sistem informasi yang berbasis komputer, interne, sistem Online komputer, LAN, dan lain-lain.

The change of business environment in 2151 century which is very dynamic and difficult to be predicted in the field of economy, social and politic, makes the organization has to keep adjusting to the change of environment, both in internal environment and external environment. Therefore, an organization has to be more progressive, innovative, and be able to carry out the integration continuously. Support of the competition success of an organization is a superiority in learning which is a process that becomes the basis and produces the change. Thus, an organization has to be developed as could as possible to be able to become a learning organization. This research is aimed at describing of how is the learning organization applied at The Academy For Industrial Management, and explaining whether The Academy for Industrial Management is categorized as a learning organization, and then describing the efforts which have to be carried out by The Academy For Industrial Management to be able to become a learning organization.
The research design utilized is a research with descriptive explanation level, while the research method utilized is a survey method supported by interview and documentation study. Population in this research is as many as 147 persons and the sample method utilized is a purposive sampling which has 65 respondents with determined criteria namely, the permanent employees of The Academy For Industrial Management which consist of lecturers both those who have a structural position or not and the administration staffs, who have the duty closely related to the dimensions of the five learning organization sub-systems, and have educational background of Senior High School and upper level.
Instrument utilized in carrying out this research is a questionnaire of learning organization profile quoted from the book written by Marquardt with the title " Building The Learning Organization: A System Approach to Quantum Improvement and Global Success." This questionnaire is used to measure the application level variable of the learning organization. The questionnaire is arranged based on the centers of the research instrument, measured components, measured sub-components, then the item number of instrument can be clearly traced relating to the each other relationship. From the results of data analysis and the description of research result data, it can be known that the application level of learning organization at The Academy For Industrial Management has an average point of 19,24 and it means that it is in 16-23 result range - fair. This point is lower 2,76 point of the average point of the learning organization from 500 world organizations based on Marquardt's research results. The average point of each sub-system is as follows: first. Learning Dynamic is 19,05 point. second. Organization Transformation is 20,11 point. third. People Empowerment is 19,98 point. fourth. Knowledge Management is 19,45 point. Fifty. Technology Application is 17,58 point. In overall, application level of learning organization according to the respondents is in a certain determined level (39,75%) and haven't been applied yet (37,23%). So, it can be concluded that the final point and the point of each sub-system of learning organization is tower than the average point reached by 500 world organizations based on the results of Marquardt's research, and the application level of learning organization at The Academy For Industrial Management has just been applied at a certain part of the organization (scale-2) and has not been applied yet or has just been little applied (scale-1), it means that the application level of learning organization at the Academy For Industrial Management has not well enough done, so that the Academy For Industrial Management hasn't been able yet to be categorized as the learning organization. To be able to be considered as a learning organization according to Marquardt, the application of the five sub-systems of learning organization has to be in scale-3 (applied at the most part of the organization) and scale-4 (fully/comprehensively applied in the organization). Efforts required to be carried out in order that the Academy For Industrial Management can be in the level to become a learning organization is, by making the commitment together between the leader/head and all employees. The employee recruitment is carried out by a good recruitment system so that it can have the quality people who has ability and will to continuously learn to form an effective learning. All members of the organization have to have the same perception and opinion upon the activities, objectives and organization's direction in the future through a clear vision, supporting culture, and innovative strategies to support the learning. to give the opportunity as wide as possible for the employees to continue their study to the upper level education by giving scholarship. The Leader has to act as an instructor, trainer and mentor in learning activity; the leader has also to become the model and assistant of the learning. The leader has to build the awareness to all employees about the importance of pursuing and wide spreading knowledge through the workshop, symposium, and internal benchmarking. In the technological application, The Academy For Industrial Management has to provide and establish an information system with the basis of computer, internet, computer on-line system, and others.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marasabessy, Resa Fiardi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji peta organisasi pembelajar yang ada di PoldaMetro Jaya. Transformasi budaya birokrasi organisasi pada polda metro jaya sangat pentingdan diperlukan untuk lebih mampu menghadapi berbagai tantangan kejahatan yang makinkompleks untuk menciptakan keamanan dan ketertiban dalam mewujudkan kualitaskehidupan masyarakat. Pengambilan sampel penelitian ini diwakili oleh empat fungsi yangterdiri dari satreskrim, sabhara, intel dan biro sumber daya manusia yang terdiri dari anggotapamen, pama dan bintara. Kuesioner penelitian ini menggunakan kuesioner yang telahdikembangkan oleh Marquardt 2002 yang terdiri dari 5 lima dimensi yang mencakup: 1 dinamika pembelajaran Learning Dynamics , 2 transformasi organisasi OrganizationTransformation , 3 pemberdayaan pegawai People Empowerment , 4 pengelolaanpengetahuan Knowledge Management , 5 penerapan teknologi Technology Application .Analisis data deskripsi statistik frukensi distribusi dan prosentase yang menjukkankapabilitas setiap masing-masing dimensi organisasi pembelajar seperti yang dikembangkanMarquardt. Kemudian digunakan analisis Korelasi Produk Momen yang digunakan untukmenguji sejauh mana korelasi setiap dimensi organisasi pembelajar.
Hasil uji diiterprestasikan bahwa hasil rata-rata setiap dimensi sangat baik dan dapat digunakan padaorganisasi. Dan berdasarkan penelitian ditemukan korelasi yang kuat diantara setiap dimensiorganisasi pembelajar r= 0.894; p< 0.01 . Organisasi memiliki kondisi yang potensial untukmenuju organisasi pembelajar. Sumberdaya manusia sangat penting bagi organisasipembelajar karena hanya sumberdaya manusia yang memiliki kapasitas untuk belajar.Sumberdaya manusia adalah nakoda yang dapat mengambil informasi danmentransformasikannya kedalam pengetahuan untuk digunakan bagi individu dan organisasi,

This research is to examine the learning organization at Regional Police OfficeJakarta. The organization transformation from bureaucratic culture type of organization tolearning organization is needed to enable the organization to encounter the complexity anddynamics of external environment. The sample was taken from four unit organization such ascriminal unit, sabhara, intelligent, and human resource division, which include middle seniorand lower police officer. This research used learning organization profile questionnaire tocollect the data that consist of five dimensions such as learning dynamics, organization transformation, people empowerment, knowledge management and technology application. The descriptive statistics was employed to analyse each dimension of learning organization profile based on range result by Marquadth model. And the correlation productmoment was also used to analyse the correlation among dimensions of learning organization.
The results indicated that average range results for each dimension was good meaning eachdimension mostly applicapable in organization. The finding also indicated there was strongcorrelation between dimensions learning dynamics, organization transformation, peopleempowerment, knowledge management and technology application to learning organization r 0.894 p 0.01 . The organization has potential environment to support the building oflearning organization. The human resource capacity become the strength of building thelearning organization, provided by the support with conducive and better atmosphere withinorganization.
"
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samperuru, Maria A.
"PT XYZ sebagai salah satu organisasi air express yang lahir sejak tahun 1969 di Amerika Serikat dan telah tersebar di seluruh dunia bergerak sangat cepat dan sangat tergantung pada kondisi pasar secara global sehingga tidak jarang mereka menghadapi tantangan-tantangan yang belum pernah ditemui sebelumnya. Ia pun harus bersaing tidak hanya dengan sesama didalam satu negara melainkan juga dengan organisasi-organisasi lainnya dari seluruh dunia.
Strategi baru harus diciptakan yang akan menyebabkan tidak cocoknya budaya organisasi yang lama dengan strategi baru. Karena itu budaya perusahaan harus diarahkan pada terbentuknya learning culture, yang pada akhirnya akan membentuk learning organization yaitu organisasi global yang dapat memiliki kemampuan mengatur dan menguasai pasar global dengan segala ketidakpastian dan tantangannya.
Dengan PT XYZ sebagai learning organization, maka semua karyawan dapat mengembangkan dan mempersiapkan diri mereka secara terus menerus dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi misalnya saja terjadi perubahan pemegang saham maupun persaingan yang semakin ketat."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T18840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Oktavia
"ABSTRAK
Metode active learning yaitu metode pembelajaran yang mengajak mahasiswa
untuk belajar secara aktif, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran,
memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang dipelajari ke dalam suatu
persoalan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
persepsi mahasiswa ekstensi 2010 FIK UI tentang metode pembelajaran active
learning. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif sederhana
dengan jumlah sampel total populasi yaitu sebesar 46 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis untuk
memperoleh frekuensi dan persentasenya. Hasil penelitian ini adalah sebanyak
50% mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap metode pembelajaran active
learning. Bagi penelitian selanjutnya, agar area penelitian diperluas dengan
jumlah sampel yang lebih representatif sehingga hasil penelitian dapat
digeneralisasi.

Abstract
Methods of active learning is a teaching method that invites students to actively
learn to use your brain, either to find the main idea of the subject matter, solving
problems, or apply what is learned into a problem that exists in real life. This
study aims to get a picture of students' perceptions about the UI extension 2010
FIK active learning teaching methods. The study design used was a simple
descriptive method with a sample of the total population of 46 people. The data
was collected using a questionnaire. The collected data were analyzed to obtain
frequencies and percentages. The results of this study is as much as 50% of
students had positive perceptions of active learning teaching methods. Most
students consider it appropriate method used in FIK UI. For further research, in
order to extend the study area with a more representative number of samples so
that results can be generalized"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43593
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Nurasih
"Dalam menghadapi era globalisasi, dimana perubahan yang terjadi sangat cepat menuntut organisasi untuk segera beradaptasi agar tetap bertahan. Organisasi menciptakan inovasi-inovasi baru guna memberikan nilai tambah. Inovasi yang diciptakan akan sangat menentukan posisi perusahaan di tengah pasar. Inovasi merupakan wujud dari hasil belajar (learning) yang terus menerus dilakukan oleh organisasi, dimana adanya keinginan yang kuat dari setiap anggota organisasi untuk selalu meningkatkan kapasitasnya melalui pembelajaran. Dengan demikian organisasi yang ingin unggul dalam suatu persaingan harus melakukan transformasi terus menerus ke dalam organisasi pembelajar (learning organization).
BNI sebagai bank yang telah berumur lebih dari setengah abad dituntut menjadi organisasi pembelajar. Menjadi suatu organisasi pembelajar bukanlah suatu hal yang mudah, untuk itu diperlukan partisipasi dari seluruh elemen organisasi terutama dari unsur pimpinan. Pemimpin sebagai role model dan change agent memiliki peranan yang penting guna mendukung proses pembelajaran yang ada. Dalam organisasi yang dinamis diperlukan pemimpin yang mempunyai wawasan yang luas dan cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Pemimpin harus mempunyai komitmen terhadap pembelajaran dan dapat memotivasi bawahannya untuk terus menerus belajar.
Penelitian ini mencoba menganalisis penerapan learning organization di Bank BNI, melalui tingkat persepsi karyawan pada tingkat pimpinan pada Divisi Operasional terhadap 5 subsistem pembelajaran, yaitu Dinamika Pembelajaran, Transformasi Organisasi, Pemberdayaan Manusia, Pengelolaan Pengetahuan, serta Aplikasi Teknologi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah learning organization profile yang dikembangkan oleh Prof. Michael. J. Marquardt. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel sejumlah 68 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BNI tergolong baik dalam penerapan learning organization. Hal ini ditunjukkan dengan skor masing-masing sub sistem, dimana skor sub sistem dinamika pembelajaran 25,69; Transformasi Organisasi 26,91; Pemberdayaan Manusia 24,35; Pengelolaan Pengetahuan 24,97; dan Aplikasi Teknologi 30,50. Rata-rata dari total skor learning organization di BNI sebesar 26,47 dan skor ini tergolong di atas rata-rata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BNI telah mengerti dan memahami pentingnya menjadi organisasi pembelajar.

In facing the globalization era where changes happen in a very fast pace, every organization is forced to adapt as quickly as possible in order to survive. Many organizations create new innovations to give additional value to their products. Those innovations are very important to set the company?s position in the global market. Innovation comes from the continuous learning process done by the organization, which needs to be supported by the strong will from every member of the organization to upgrade their capacity through learning. It means that in order for an organization to lead the competition that organization needs to continuously transform itself into a "learning organization".
BNI as a bank which has more than half a century experience is also forced to transform into learning organization. Becoming a learning organization is not easy task, for which it is important to have participation from every member of the organization, particularly from the top level managements or leaders. A leaders as a role model and change agent has an important role in supporting the learning process. In a dynamic organization, it is needed to have a leader who has a wide perspective and is able to quickly respond and adapt to the changes in the organization environment. A leader has to have a commitment to the learning process and needs to be able to motivate their subordinates to continuously learning.
This research will try to analyze the implementation of learning organization in BNI Bank, by identifying the level of perception of the leader-level employees of BNI at the Operational Division to the five learning sub-systems, which are Learning Dynamics, Organization Transform, Human Empowering, Knowledge Management and Technology Application. Instrument which is used in this research is the learning organization profile developed by Prof. Michael J. Marquardt. The method used in this research is descriptive by taking samples from 68 respondents.
The result shows that BNI can be categorized ?good? in implementing learning organization. This is shown by the high scores recorded for each of the sub-system, which are as follows : Learning Dynamics 25.69, Organization Transform 26.91, Human Empowering 24.35, Knowledge Management 24.97, and Technology Application 30.50. The average score of learning organization in BNI is then calculated and found to be 26.47, which is above the average. These results show that BNI has understood and comprehend the importance of becoming a learning organization."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24450
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paryono
"This research is based on appearance of various change, generally in the society and specially in college. Faculty Social Science and Politics University Indonesia ( FISIP-UI) represent one of the faculty which under UI BRIAN ( Legal Body Public of Ownership) is not quit of these problems. To stay at emulation which progressively tighten, FISIP-UI is not only claimed to be able to give best service but it is also claimed to make a change up better continually. Some expert suggest in order can live in emulation era which progressively tighten require to master learning organization. In this bearing, Senge (1994:21) told that organization learning is organization which continually develop its ability to create better future. Later; than transform become organization learning. Senge, 1994 and Senge, et, al 1996 6) said organization must having five discipline, those are Personal Mastery, Mental Model, Shared Vision, Team Learning, System Thinking. This research is done to answer two questions of research, that is : First, How far the Non Academic Staff of organization either State servant or Non State Servant doing the learning organization in FISIP-UI ? Second; What obstacles influence the Non Academic either State servant or Non State Servant on learning organization in FISIP-UI
This research represents descriptive research, using the quantitative and qualitative data. The population is non academic staff whether having state servant status or non state servant. According to the ability of researcher, this research is not include the staffs ruder non regular programs, but concentrate to the staffs of Dean/ faculty, which are the servants who are recruited by and get the salary from the faculty. This Research is done during the month of January, 2004 up to April month. 2004. The amount of population is 131 consists of 71 people of state servant and 60 of non state servant. Research use the sensus methods; therefore all of population is taken as sample of this research; using questionnaires as the tools in collecting quantitative data. From 71 of questionnaires we have distributed to all of non academic staff, we could gather 65 back only. Later, than for non state servant, from 60 questionnaires we have distributed, 57 peoples gave back and the rest, 3 did not give back them. For qualitative data, is done by the un structured interview method to 8 respondent which is assumed having competence or representative to non academic staff of FISIP-UT. After gathering quantitative data later; than processed them using computer by SPSS 10.00 program. Test appliance used the tables of frequency and cross tabulation.
Based on analysis and data interpretation, obtained the result that just a few part of whether the state servant and non state servant of non academic staff is having high grade of learning. The factors of mastering the organization learning are : habit of waiting the order from superior staff or manager, self satisfaction sense, surrender with situation, poor of ability to accurate and investigate. Later; than the less of superior or manager support , in getting news ideas which appear bottom-up ; and also less opportunity to do wrongness in order have ability to develop and run new ideas. Formulation of mission and vision which is not be on down warded and socialized better. Besides, the non academic staff of FISIP-UI is also still less to attend the dialogue, discussion, seminar, meeting etc."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Hembang
"Program pelatihan tidak saja membuktikan komitmen perusahaan terhadap pengembangan kompetensi para karyawannya, yang kemudian mendapat imbalan yang memadai, melainkan juga memastikan bahwa pekerjaan yang dijalankan secara efektif/profesional oleh karyawan-karyawan yang berkualifikasi tinggi yang telah dilatih secara khusus mencapai sasaran perusahaan.
Untuk menjadikan program pelatihan sebagai elemen penting dalam manajemen strategis, peran knowledge management diperlukan agar mendorong karyawan dari berbagai bagian yang berbeda mulai saling berbicara, berdiskusi dan berbagi pengetahuan.
Hasil pengamatan dan diperkuat oieh data dan hasiI wawancara dengan manajemen puncak yang terkait, menunjukan bahwa program pelatihan di PT.XYZ tampaknya belum sepenuhnya menerapkan program pelatihan secara optimal untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kinerja organisasi
Induk perusahaan menciptakan satu sistem sumber daya manusia berbasis kompetensi untuk semua fungsi kerja yang terkait dengan proses bisnis perusahaan. Untuk itu PT.XYZ sebagai penyelenggara pelatihan bagi peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sering menghadapi berbagai masalah internal bahwa pelatihan sudah pernah diadakan. namun kurang memiliki hasil yang signifikan bagi kemajuan perusahaan. Sebab seringkali orang dikirim pelatihan kurang didasarkan pada needs analysis yang akurat.
Untuk meningkatkan keefektifan program pelatihan terhadap dasar penilaian dan pengembangan karyawan sebagai paradigma Baru, penulis mengusulkan program pelatihan berorientasi pada peran Inisiatif Knowledge Management dan Learning Organization yang di dalam pelaksanaannya akan melibatkan karyawan dalam mengikuti program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang lebih kompetitif serta mengacu pada visi, misi dan sasaran perusahaan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widjaja
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>