Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Madya Sulisno
"Kualitas pelayanan keperawatan ditentukan sejauh mana klien mengalami perubahan pada status kesehatan serta pengetahuan dan pengalaman baru terkait dengan kesehatannya Pendidikan kesehatan merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan kepusan kepada klien. Fenomena di Rumah Sakit Mardi rahayu Kudus belum menunjukkan pelaksanaan pendidikan kesehatan secara baik, hal ini ditunjukkan hanya 30% perawat yang mendokumentasikan pelaksanaan pendidikan kesehatan sebagai bukti pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada klien oleh perawat pelaksana di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dan faktor-faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampel sebanyak 117 perawat di ruang rawat inap. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh perawat pelaksana untuk mengungkap variabel independen dan kuesioner yang diisi oleh kepala ruangan untuk mengungkap variabel dependen. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat yaitu chi-square dan uji multivariat yaitu regresi logistik.
Hasil penelitian ini mendapatkan hubungan korelasi yang positif antara pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh perawat pelaksana dengan tingkat pendidikan (p = 0,025), tanggung jawab (p = 0,000), prestasi (p = 0,009), pekerjaan itu sendiri (p - 0,014), rekan kerja (p = 0,000) dan pengetahuan (p x,000). Dari analisis multivariat diketahui variabel yang paling berkontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh perawat pelaksana yaitu variabel pengetahuan (p = 0,000) dan variabel tanggung jawab (p = 0,011).
Implikasi dari temuan ini adalah perlu diperhatikan hal-hal yang memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan kesehatan oleh perawat agar pelaksanaan pendidikan kesehatan menjadi lebih baik Pengetahuan dan tanggung jawab mennpakan faktor yang paling berkontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan kesehatan sehingga perawat perlu diberikan pelatihan tentang pendidikan kesehatan, dan komunitas keperawatan senantiasa membangun rasa tanggung jawab pada para perawat.
Kepustakaan 47 (1979-2003)
Factors Related to Patient Education by Staff Nurses at Mardi Rahayu Hospital, Kudus in year 2003Quality of nursing service was indicated by improvement of health status of the client and increasing his knowledge about his health status. Health teaching as a pan of nursing care provided by nursing staff could achieve those mentioned conditions. The data about health teaching done by nursing staff documented on the client's record shown about 30%. It mean that health teaching done by nurses still need to improved.
The objective this research is to identify the implementation of client's health teaching done by nursing staff in Mardi Rahayu Hospital, Kudus and to identify the correlated factors. The research design using cross sectional with the univariate, bivariate and multivariate analysis.
The number of samples is total samples (N= l 17 nurses). Collecting data using questioner to explore independent variable and dependent variable. From bivariate analysis, can conclude that factors related with patient education are level of study (p = 0,025), responsibility (p = 0,000), achievement (p = 0,009), the work itself (p = 0,014), relationship with peer (p = 0,000), and knowledge (p = 0,000). From multivariate analysis, can conclude that dominant factors related to patient education are knowledge (p = 0,000) and responsibility (p 0,011).
This study recommends that management of the hospital to improve staff knowledge on by conducting the training or course about patient education and providing good working climate in regard to improve nurses' capabilities in client health teaching.
Bibliography 47 (1979-2003)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Adythia Pratiwi
"Perilaku Perawat memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebutuhan dan keberhasilan edukasi pasien yang bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien dengan desain cross sectional. Penelitian menggunakan total sampling dengan 210 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian diuji validitas dan reliabilitas. Mayoritas perawat memiliki karakteristik sebagai berikut: berjenis kelamin perempuan, berumur < 35 tahun, tidak mengikuti D3 Keperawatan, memiliki total pengalaman < 10 tahun, berstatus PNS, sudah mengikuti pelatihan (dalam tiga tahun belakangan), tetapi memiliki pengetahuan yang kurang terkait pemberian edukasi pasien. Terdapat hubungan antara umur, pencapaian, kebijakan, kondisi kerja, supervisi, dukungan sosial, dan fungsi perencanaan kepala ruangan dengan perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien (p=0,001-0,037), variabel yang paling dominan mempengaruhi perilaku perawat dalam pemberian edukasi pasien adalah dukungan sosial (OR=5,186). Manajer keperawatan beserta seluruh jajaran rumah sakit perlu membuat program penunjang pemberian edukasi pasien, melengkapi segala sarana dan prasarana yang ada, beserta mempersiapkan sumber daya yang kompeten.

Nurse behavior has a strong influence on the need and trust of patient education which identifies determinants of nurse behavior in presenting patient education with a cross sectional design. The study used total sampling with 210 samples according to the inclusion criteria. The instrument used was a modification of various literature reviews which tested its validity and reliability. The majority of nurses have the following characteristics: female, <35 years old, not attending D3 Nursing, having total experience <10 years, civil servant status, having attended training (in the last three years), but lacking knowledge related to providing patient education . There is a relationship between age, policies, policies, working conditions, supervision, social support, and the planning function of the head of the room with the behavior of nurses in providing patient education (p = 0.001-0.037), the most dominant variable affecting the behavior of nurses in providing patient education is social support (OR = 5,186). Nursing managers and the ranks of the hospital need to create a support program to offer patient education, complete all existing facilities and infrastructure, as well as prepare competent resources."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Terdiagnosis kanker dan bagaimana pengobatan serta hasilnya merupakan suatu stresor bagi klien maupun keluarganya. Klien dan keluarga sering sangat cemas karena ketidaktahuan tentang penyakit dan proses pengobatan yang akan dijalani. Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan malalui pemberian pendidikan kesehatan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauhmana hubungan pemberian pendidikan kesehatan sebelum kemoterapi densan tingkat keeemasan klien kanker. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan jumlah sampel 28 responden, didapat secara accidental sampling pada klien kanker yang di rawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang diisi oleh responden ± 30 menit setelah responden menandatangani lembaran persetujuan penelitian. Kuesioner terbagi atas kuesioner A mengkaji data demografi responden, kuesioner B pendidikan kesehatan tentang kemoterapi, dan kuesioner C manifestasi tingkat kecemasan klien kanker sebelum pernberian kemoterapi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia responden 43 tahun, jenis kelamin 57,1% dan perempuan 42,9%. Berdasarkan suku bangsa terbanyak Sunda (28,57%), tingkat pendidikan tertinggi SMA (35,71%), agama yang dianut Islam (85,71%), Pekerjaan sebagian besar PNS dan swasta (25%), sebanyak 50% responden baru pertama kali akan mendapat kemoterapi. Tingkat pengetahuan responden tentang kemoterapi 53,5% baik, dan 46,5% buruk. Tingkat kecemasan responden 60,9% cemas ringan dan 39,1% cemas berat. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada hubungan antara pemberian pendidikan kesehatan sebelum kemoterapi dengan tingkat kecemasan klien kanker."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5419
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Taryana
"Tindakan pembedahan sebagai salah satu upaya terapi medis, selain bertujuan untuk menyembuhkan klien, juga dapat menimbulkan beberapa penyulit, seperti gangguan saluran pernafasan, gangguan saluran cerna, gangguan saluran perkemihan serta terlambatnya penyembuhan luka pembedahan. Selain itu pembedahan dapat menimbulkan stress, karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan jiwa seseorang. Keadaan stress yang tidak diatasi dapat menimbulkan permasalahan pada saat pra bedah, selama pembedahan maupun pasca bedah.
Salah satu upaya yang harus dilaksanakan oleh perawat untuk mengatasi permasalahan di atas adalah melaksanakan pendidikan kesehatan pra bedah, yang pada prinsipnya bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental klien dalam menghadapi pembedahan.
Di USA pelaksanaan pendidikan kesehatan terbukti telah dapat mengurangi pemakaian obat-obatan, mengurangi rasa sakit, perasaan cemas, mengurangi lama hari rawat yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya perawatan di rumah sakit yang harus dikeluarkan klien. Bahkan sejak 1972, perhimpunan rumah sakit di Amerika telah menyatakan bahwa pendidikan kesehatan pra bedah adalah hak klien, sehingga merupakan keharusan bagi perawat untuk melaksanakannya.
Di Instalasi Bedah RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung pendidikan kesehatan pra bedah telah dilaksanakan, namun belum maksimal. Banyak faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah, seperti pendidikan, pengetahuan, sikap, pengalaman perawat, sarana dan fasilitas yang tersedia, serta pengawasan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kepada hal di atas tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan klien pra bedah di RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Penelitian dilaksanakan melalui kegiatan cross sectional survei dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada 99 orang perawat sebagai responden (total sampel) yang bertugas di Instalasi Bedah RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 6 variabel yang diduga berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah, ternyata hanya variabel tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan perawat yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah. Dari hasil analisis regresi logistik ternyata variabel pendidikan mempunyai hubungan yang paling bermakna dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah, dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka peluang perawat untuk melaksanakan pendidikan kesehatan pra bedah yang baik mencapai 15.29 kali dibanding tingkat pendidikan rendah. Rata-rata perilaku perawat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah didapatkan hasil baik 44.4% dan kurang 55.6%.
Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pendidikan kesehatan pra bedah di RSU.Dr. Hasan Sadikin Bandung, disarankan untuk terus memelihara dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat, melengkapi protap yang sudah ada dengan protap pendidikan kesehatan pra bedah, serta melengkapi sarana dan fasilitas yang dibutuhkan.

Factors Which Related to Nurse Behavior in the Implementation of Pre - Operative Health Education Clients in Surgical Department of RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung, in 2001Operation as one among other efforts of medical therapies, besides the aims of healing the clients, also able to cause various complication, such as respiratory system disorders, gastrointestinal system disorders, urinary system disorders and the delayed of wound healing. On the other hand operation leads to stress, because of threaten to the body, integrity and human soul. This unsolved stress can make problems on pre-operative, during operation and post operative. (Perioperatively)
One of the efforts that should be undertaken by nurses to solve the problems above is to implement the pre-operative health education, which in principal purpose is to prepare physical and mental of the clients facing operation.
In USA the implementation of health education proven could decrease drug consumption, lessen the painful and anxiety. These all would cut down the duration of treatment days, and at last could decrease the hospital payment that should be paid by the client. More over since 1972, the American Hospital Association has declared that pre-operative health education is a right of the client, so it should be a necessity for nurse to implement it.
In the surgical department in RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung, pre-operative health education has been implemented, but not maximum yet. There are many factors that might be influenced the implementation of the pre-operative health education, such as; education, knowledge, attitude, nurse experiences, instruments, the provided facilities and the supervision of the implementations.
Based on those mentioned above, the objective of this research was to obtain information concerning factors which related to nursing behavior in the implementation of pre-operative health education clients, in surgical department of RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung.
The research was conducted through activities of cross sectional survey, using respondents of nurses which worked at the surgical department in RSU. Dr.Hasan Sadikin Bandung. The total samples were 99 respondents, and data collection was done through observation of nursing activities and interview.
Statistical analysis used distributions frequencies and chi-square analysis to find the relationships among the dependence variable and each independence variables. However, multivariate analysis with the logistic regression was also used to find the dominance independence variable which gave the highest relation.
The research results showed there was a significant relationship among nurses behavior in the implementation of pre-operative health education with education level and knowledge. The nurses which higher level education were usually done better in implementing pre-operative health education, 15.29 times compared with the low level education. On the average nurse behavior of the pre-operative health education got the good results 44.4% and less than 55.6%.
To RSU. Dr. Hasan Sadikin Bandung suggested to complete operational procedure with the pre-operative health education guidance, to complete the instruments and facilities, also the continuation of effort in increasing the nurse education, should be kept and increased."
2001
T9338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Asmorohadi
"Karya ilmiah akhir ini merupakan kumpulan dari laporan praktik residensi keperawatan medikal bedah yang terdiri dari laporan kasus kelolaan, penerapan edukasi perawatan kolostomi berdasarkan evidence based nursing dan laporan inovasi tentang aplikasi pengkajian ESAS (edmonton symptom assessment system). Praktik ini menerapkan asuhan keperawatan pada pasien kanker dengan menggunakan pendekatan teori peaceful end of life. Fokus dari teori ini adalah menerapkan lima konsep utama yaitu nyeri, nyaman, dihargai dan kedekatan dengan orang yang bermakna. Tujuan dari pendekatan teori ini adalah untuk mencapai kehidupan yang damai dan berarti bagi keluarga dan orang lain diakhir kehidupannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien adalah edukasi. Edukasi perawatan kolostomi bertujuan untuk memandirikan pasien dalam merawat kolostominya. Metode edukasi perawatan kolostomi dengan audiovisual mampu memberikan motivasi pada pasien kanker. Selama proses perawatan keluhan pasien harus mendapatkan perhatian yang khusus. Pengkajian ESAS akan membantu mencatat keluhan secara sistematis. Kelima konsep dari teori peaceful end of life dapat dijadikan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien kanker, sedangkan edukasi perawatan kolostomi dengan menggunakan audovisual lebih mudah dipahami oleh pasien, dan format pengkajian ESAS merupakan instrumen pengkajian yang valid, layak dan dapat diandalkan untuk menilai gejala yang dirasakan pasien.

Scientific work is a compilation of the final report medical-surgical nursing practice residency which consists of case reports under management, the application of colostomy care education based on evidence based nursing and innovation reports on applications ESAS assessment (edmonton symptom assessment system). This is implement nursing care to cancer patients using a theoretical approach peaceful end of life. The focus of this theory is the application of the five main concepts of pain, comfortable, valued and meaningful proximity with people. The purpose of this theoretical approach is to achieve a peaceful and meaningful life for families and others at the end of his life. One effort to improve the knowledge and skills of the patient was education. Education aims to colostomy selfcare. Method of education with audiovisual able to motivate cancer patients. During the treatment process of the patient's complaints should get special attention. ESAS assessment will help record complaints systematically. The fifth concept of the peaceful end of life theory can be used as a reference in performing nursing care to cancer patients, whereas colostomy care education by using audiovisual more easily understood by the patient, and assessment formats ESAS is a valid assessment instrument, feasible and reliable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Takasihaeng, Jan
Jakarta: Kompas, 2000
305.905 14 JAN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Yuliatri
"Meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, di tengah-tengah tingginya tarif pelayanan, terbatasnya sumber daya dan munculnya berbagai variasi dalam praktek kedokteran, mengakibatkan peningkaatan kualitas pelayanan menjadi agenda nasional di negara-negara maju. Di Indonesia telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, antara lain dengan pembangunan sarana pelayanan kesehatan baik di tingkat dasar maupun di tingkat rujukan. Pembangunan sarana pelayanan kesehatan rujukan. mengakibatkan pertambahan jumlah rumah sakit yang pesat Di lain pihak, masyarakat sebagai pengguna pelayananan kesehatan menjadi semakin kritis, antara lain karena peningkatan pendidikan dan status ekonomi.
Tingkat kepuasan pasien sebagai salah satu outcome pelayanan di samping status kesehatan (indikator klinik), sekarang ini telah secara luas digunakan untuk menilai kualitas pelayanan. Metode pengukuran tingkat kepuasan yang telah secara luas digunakan adalah metode SERVQUAL PZB (Parasumman, Zeithmall, Berry, 1988)_ Untuk menyempurnakan kekurangan metode ini, Andaleeb, melakukan modifikasi untuk melakukan pengukuran tingkat kepuasan. Modifikasi metode SERVQUAL oleh Andaleeb mengukur tingkat kepuasan secara umum dengan 5 dimensi kepuasan, yaitu responsiveness, assurance, communication, discipline dan baksheesh. Selain mengukur tingkat kepuasan pasien, penting juga diketahui faktor--faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien, yang antara lain terdiri dari karakteristik sosiodemografik, karakteristik kesehatan, karakteristik rawat inap dan karakteristik pelayanan (Thi dick , 2002).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien secara umum di Instalasi Rawat lnap RS Pusat PERTAMINA berikut faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan tersebut. Dalam penelitian ini tingkat kepuasan diukur dengan 4 dimensi kepuasan menurut Andaleeb yaitu dimensi responsiveness, assurance, communication, dan discipline. Determinan kepuasan yang diteliti terdiri dari karakteristik sosiodemografik (umur, jenis kelamin, status pernikahan, status pendidikan, status pasien dan pilihan atas rumah sakit), karakteristik kesehatan pasien (persepsi pasien tentang kondisi kesehatannya dan persepsi pasien tentang perubahan kondisi kesehatannya), karakteristik rawat inap (lama perawatan, persepsi pasien tentang lama perawatan, jumlah tempat tidur dalam ruang perawatan, jenis kelas rawat inap) dan karakteristik pelayanan (rasio jumlah pasienlperawat).
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan analisis kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel adalah 194 pasien rawat inap berusia 20 tahun yang telah dirawat minimal 3 hari, pada hari terakhir masa perawatannya di RS Pusat PERTAMINA selama bulan Mei 2004. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan adalah modifikasi SERVQUAL dari Andaleeb. Karakteristik kesehatan pasien diukur dengan SF 36 v2 dari Rubin dan Ware.
Dari penelitian ini diperoleh gambaran tingkat kepuasan pasien secara umum di Instalasi Rawat inap RS Pusat PERTAMINA, yaitu pasien puas 48.1%, tidak puas 51.9%; ditemukan hubungan yang bermakna dan berbeda kekuatannya antara tiap dimensi kepuasan dengan tingkat kepuasan secara umum, di mama dimensi assurance sebagai dimensi yang paling dominan berhubungan dengan tingkat kepuasan secara umum. Model regresi akhir dari tingkat kepuasan pasien secara umum dibentuk oleh variabel persepsi pasien tentang perubahan kondisi kesehatannya (karakteristik kesehatan) dan persepsi pasien tentang lama perawatannya (karakteristik rawat inap). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen RS Pusat PERTAMINA untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanannya.

Analysis in Factors Correlate to Inpatient Satisfaction in PERTAMINA Central Hospital, Jakarta, 2004Growing demand for health care, rising costs, constrained resouncigN and evidence of variations in clinical practice have made improving the quality of health care became one of important point in national agenda of many developed countries. Indonesia have tried many efforts to increased the quality of medical services, i.e. by developing many primary and referral health facilities. The impact of this process is the increasing number of hospitals. On the' other hand, the community, as the customer of the heath service, have became more critical, along with improved education and finance of the community.
Patient satisfaction level, which has became one of the outcome from health service process, besides the functional status (clinical indicator), nowadays has been widely used to evaluate quality of medical service. SERVQUAL method from PZB (Parasuaaman, Zeithmal, and Berry, 1988) has been widely applied to evaluate quality of medical service. To control many weakness of this method, Andaleeb modified this instrument He measured overall satisfaction based on 5 dimensions of satisfaction, which are responsiveness, assurance, communication, discipline and baksheesh It is also important to notified factors that correlate to patients overall satisfaction, such as sociodemographic, health, stay and service characteristics (Thi et al, 2002).
The objective of this research is to know the overall inpatient satisfaction level in PERTAMINA Central Hospital and the correlated factors. In this study, the inpatient satisfaction was measured by 4 satisfaction dimensions of Andaleeb, which are responsiveness, assurance, communication and discipline. Factors correlate to satisfaction are sosiodemographic characteristics (age, sex, marital status, education level, patient status and patient's choice of hospital), health characteristics (patient's self-perceived of their general health status and patient's self perceived of changes in their general health status), stay characteristics ( length of stay, patient's perception of their length of stay, bed and class) and service characteristics (patients/nurse ratio).
It is an observational research, using quantitative analysis and cross sectional design. Samples are 194 inpatients, ages? 20 years, which have stayed for at least 3 days in hospital., on their last day in PERTAMINA Central hospital during May 2004. The method has been used to measure the satisfaction is SERVQUAL modification instrument from Andaleeb. Patient's health characteristics were measured with the SF 36 v2 from Rubin and Ware.
The results are satisfied patients 48.1%, unsatisfied patients 51.9% with 905 cut of point_ There are correlations with different strength association between each dimension to the overall satisfaction. Assurance was the most dominant dimensions that correlate with overall satisfaction. The last regression model of overall satisfaction was constructed by patient's self perceived of changes in their general health (health characteristics) and patient's perception of their length of stay (stay characteristics). The result of this study was hopefully can be utilized by the hospital management to improve their quality in delivering medical service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Sagita
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien oleh dokter dan Komite Mutu Keselamatan Pasien Manajemen Risiko KMKPMR di RS Permata Depok tahun2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien di RS Permata Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan case study dengan metode wawancara mendalam, telaah data sekunder dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja, pengetahuan tentang pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien, kerja rangkap, komunikasi,pengambilan keputusan dan penghargaan berhubungan dengan faktor pencatatan insiden keselamatan pasien oleh dokter, sedangkan pengalaman kerja, komunikasidan penghargaan berhubungan dengan faktor pelaporan insiden keselamatan pasienoleh KMKPMR.

The aim of this research is to identify the supporting and inhibiting factors relating to the recording and reporting the incidence of patients safety at Permata Depok Hospital in 2017. Type of research is qualitative using case studies with in depthinterview, secondary data review and document review.
The results of this studyare work experience, knowledge, work load, communication, decision making andreward related to the factors of recording the incidence of patients safety by the doctors, while work experience, communication and reward are related the factorsof reporting the incidence of patient rsquo s safety by The Hospital Committee of Patient Safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Gani
"Kepuasan pasien adalah salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas pelayanan yang berada di bawah standar. Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap citra rumah sakit. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya karakteristik Pasien.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Sigli dari tanggal 15 November- 30 Desember 2002, Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional terhadap 100 pasien rawat inap. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat untuk : distribusi frekuensi, chi-square, dan regresi logistik. Hasil yang didapatkan menunjukkan tingkat ketidakpuasan pasien sebesar 51%. Dari uji bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel umur dan kelas perawatan, dan yang tidak berhubungan adalah variabel pendidikan, pekerjaan dan penjamin biaya. Regresi logistik mendapatkan faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah veriabel umur dan kelas perawatan pasien.
Dari hasil ini disarankan bagi pihak pengelola rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama terhadap pelayanan perativat dan pelayanan makanan. Pelayanan ini lebih khusus terhadap pasien yang usia lebih tua dan kelas perawatan pasien. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini dengan menggabungkan metoda kualitatif dengan kuantiaatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Factors Related to In-patients Satisfaction at Sigli General Hospital in 2002 Patients' satisfaction is one of the indications in measuring the quality of health services. Low patients' satisfaction indicates that the quality of health services is below the standard. Low patients' satisfaction may effect to the image of the hospital. Patients' satisfaction is influenced by many factors, one of them is the characteristic of patients.
This study aimed to get the information about the patients' satisfaction and the related factors to the characteristic of the patients. The research was conducted at Sigli General Hospital from November 15 to December 30, 2002. The research is a cross-sectional study to 100 in-patents. The analyses used were univariate, bivariate, and multivariate for: frequency distribution, chi-square, and logistic regression. The result of the study showed that the degree of the patients' unsatisfaction was 51 %. From the bivariate test, it was found that the factors that associate with the patients' satisfaction were age and class of nursing care variables, and the unassociated were education. job and payment guarantor. Logistic regression get the dominant factors, which were related to the patients' satisfaction, that were the variables of age and class of patient nursing.
From this result, it was suggested that the hospital management should improve the public services, especially nursing care and food menu. This services should be to the old-patients and class of nursing. There is a need of further studies about the study of satisfaction which combine the qualitative and quantitative methods in order to get the better result in satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T12696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wikandono
"Salah satu tempat layanan kesehatan adalah rumah sakit. Oleh karena itu sebagai tempat layanan masyarakat perlu memiliki karakter mutu yang sesuai dengan harapan pasien. Mutu layanan yang baik adalah yang dapat memuaskan pelanggan. Kepuasan adalah keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk atau jasa yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Kotler, 1997).
Lokasi penelitian dilakukan di rumah sakit umum daerah Budhi Asih Jakarta Timur. Variabel dependen yang diteliti adalah kepuasan pelanggan berdasarkan lima dimensi mutu (bukti fisik, keandaian, daya tanggap, jaminan dan empati), sedangkan variabel independennya adalah faktor-faktor yang berhubungan kepuasan meliputi karakteristik.
Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan survei, sedangkan data yang diambil adalah primer. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Sampel (n=85) diambil dengan quota sampling terhadap pasien dengan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Sedangkan analisis yang dipakai adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik) serta analisis importance dan performance.
Hasil penelitian didapatkan hanya sebagian kecil dari total responden yang merasa puas terhadap mutu layanan rawat inap. Tidak ada hubungan antara karakteristik (umur; jenis kelamin; pendidikan; status perkawinan; pengeluaran; pekerjaan) dan kepuasan pelanggan rawat inap RSUD Budhi Asih Jakarta bulan Mei Tahun 2003.
Ada 11 atribut layanan yang menjadi prestasi RSUD Budhi Asih sesuai dengan Importance and Performance Analysis (Kuadran II), sedangkan ada 4 atribut layanan yang rnenjadi prioritas untuk segera dilakukan upaya perbaikan (Kuadran 1)
Sebagai kesimpulan, faktor tanggungan pembayaran merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan, artinya pelanggan yang pembayaran rumah sakitnya tidak ditanggung sendiri (pihak lain) berpeluang merasa puas hampir 4 kali dibandingkan responden yang menanggung sendiri pembayaran rawat inap (p value 0,0263 dan Odd Ratio : 3, 9896).
Peneliti memberikan saran berupa :
  • Pemberian penghargaan (reward) secara berkala bagi pihak manajemen, dokter, perawat, petugas kesehatan lain, petugas lain sesuai atribut layanan pada Kuadran II.
  • Menjadikan `bersikap sopan kepada pasien' , sebagai nilai-nilai organisasi.
  • Perlu segera melakukan upaya perbaikan atribut layanan pada Kuadran I

One of health service's places is an hospital. That is why, as a public health service, it is necessary has quality character which appropriate with customer's expectation. The excellent quality service that can be customer satisfaction. Satisfaction is situation that someone felt to shape product from to compare performance or product outcome that had felt in connected with someone expectation (Kotler, 1997).
Location of Research at district public hospital (RSUD) of Budhi Asih, East Jakarta. Dependent variable is customer satisfaction based on five dimensions of quality (tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy), where as an independent variables were factors connected with customer satisfaction, included characteristics.
Research has done the cross sectional method with survey, where as data that is taken primary. Instrument has used questioner. Samples (n=85) had been taken with quota sampling to patients that have had criteria definitely. Where as analysis had been taken univariate, bivariate and multivariate analysis (logistic regression) with Importance and Performance Analysis.
The result of study was taken only a few customers from total respondent felt satisfied. There were not connected between characteristics (age, sex., education, marital status, suspend money and occupation) and customer satisfaction in-patient RSUD Budhi Asih East Jakarta May 2003.
There were 11 service attributes that could be achievement RSUD Budhi Asih appropriate by Importance and Performance Analysis (Quadrant II), where as 4 service attributes that to shape priority improvement directly (Quadrant I).
The conclusion of study: the guarantee payment was dominant factor that connected with satisfaction, it means customers whom guarantee payment was paid by others (not themselves) probability satisfied almost 4 times compared with respondent who paid by themselves (p value 0, 0263 and Odd Ratio: 3, 9896)
The suggestions are :
  • a. Present reward on way periodic to management, doctor, nurse, provider and others appropriate service attribute of Quadrant II
  • To create "Be polite to the patient" as a organization value
  • Improvement on service attributes at Quadrant I immediately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>