Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Suwardjono Surjaningrat
Jakarta: BKKBN, 1974
613.9439 SUW f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Dwi Fajar Maulana
"Implementasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) merupakan wujud pemanfaatan teknologi informasi pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan program. SIGA telah dikem-bangkan sejak Tahun 2017, tetapi sampai saat ini belum bisa sepenuhnya dimanfaatkan karena masih rendahnya cakupan data registrasi fasilitas kesehatan pelayanan keluarga berencana dan kelompok kegiatan, yaitu sebesar 34,15% di Tahun 2019. Data tersebut penting karena merupakan data rujukan pada proses pelaporan dan pencatatan melalui aplikasi SIGA. Berdasarkan penelusuran akar masalah, ditemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya cakupan data registrasi adalah masih rendahnya penerimaan pengguna aplikasi SIGA. Penggunaan aplikasi SIGA telah diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 87 Tahun 2014, namun hanya 40,4% kab/kota dari target 188 kab/kota di Tahun 2020 yang telah melakukan pelaporan hasil pelayanan kontrasepsi melalui aplikasi SIGA (Data Bulan Februari 2020). Dengan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan modifikasi model penerimaan pengguna UTAUT 2 untuk menge-tahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna aplikasi SIGA. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Model pada 273 data yang berhasil dikumpulkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor Performance Expectancy, Effort Expectancy, dan Habit memengaruhi niat perilaku untuk menggunakan aplikasi SIGA, sedangkan Facilitating Conditions, Habit, dan Behavior Intention memengaruhi perilaku penggunaan aplikasi SIGA.

Implementation of the Family Information System (SIGA) is a form of information tech-nology utilization by the National Population and Family Planning Board (BKKBN) to support the successful implementation of the current program. Even though it has been developed since 2017, SIGA has yet to be fully utilized, due to the low coverage of family planning service health data registration and activity group data registration, namely 34.15% in 2019. This data is important because it is a reference data for the reporting and recording process through SIGA. Based on problem tracing, it was found that one of the causes for the low coverage of registration data was the acceptance of SIGA users. Alt-hough the use of SIGA has been regulated in the Republic of Indonesia's Government Regulation Number 87 of 2014, only 40.4% of districts/cities of the target 188 districts/ cities in 2020 have reported contraceptive service results through SIGA (February 2020 data). With that problem, the researcher used a modified model, UTAUT 2 user ac-ceptance to see what factors affect the acceptance of SIGA users. 273 respondent data were processed using the Partial Least Square-Structural Equation Model method. The results show that Performance Expectancy, Effort Expectancy, and Habit influence be-havioral intention to use SIGA, while Facilitating Conditions, Habit, and Behavior Inten-tion of SIGA use behavior."
Jakarta: Fakultas Ilmu Kompter Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rina
"Penelitian ini menganalisa dinamika interalcsi dalam keluarga orangiua tunggal untuk memahami fami{v_/imctionirzg dengan Beavers Systems Model. Pendekatan lcualitatif digunakan untuk memperoleh deskripsi yang kaya mengenai keluarga orangtua tunggal dan keberfimgsiannya saat ini. Wawancara dilakukan terhadap 3 keluarga dan masing-masing keluarga diwakili oleh orangtua tunggal dan salah satu anaknya yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Untuk mendukung data yang diperoleh, sebelum wawancara para panisipan diminta untuk mengisi instmmen Self-report Family Inventory (SFI) yang dikembangkan berdasarkan Beavers System Model.
Hasil analisis menunjukkan keunikan dari masing-masing keluarga orangtua tunggal dalam berfungsi. Saat ini, ketiga kasus menunjukkan tingkatan family functioning yang berbeda-beda, yaitu adeqzzaiefamilies, midrange mfxedfamilies, dan borderline famlies. Penelitian ini juga memperlihatkan adanya usaha untuk menyamakan famiy functioning masing-masing keluarga tunggal dengan kondisi mcreka sebelum menjadi kcluarga orangtua tunggal.

The study analyzed the dynamics of interactions in single-parent families in order to understand the family fiinctioning using the Beavers Systems Model. This qualitative study was conducted to provide rich descriptions of single-parent families and their functioning at this moment. Interviews were conducted with 3 families. Each was represented by the single parent and one ofthe children that were suitable for the research. In order to support the data, before the interviews, the participants were asked to iill in the Self-report Family Inventory (SFI) that was developed based on the Beavers Systems Model.
The analysis revealed the uniqueness of each single-parent families in their functioning. The three cases showed different levels of family functioning; adequate families, midrange mixed families and borderline families. This study also revealed the efforts of each family to match their family functioning with what they had before they became single-parent families.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri,
640 MKMG
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Saikhul Hadi
Yogyakarta: Cinta Pena, 2005
306.8 SAI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Dinamika keluarga Jawa dan komunitas desa tidak bisa dinyatakan sebagai suatu hubungan langsung.Ikatan teritorial sedesa menguat kala seajalan dengan ikatan kekerabatan,etnis,atau pemimpin yang otoritatif...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
MM Sri Dwiyantari
"Tesis ini mengkaji secara kualitatif bagaimana keluarga buruh ter-PHK berupaya mempertahankan hidupnya. Dalam kajian ini keluarga dipandang sebagai sistem dari sistem yang lebih luas. Karena itu kajian lebih berfokus pada bagaimana keluarga-keluarga ter-PHK tersebut memanfaatkan sumber-sumber internal (sistem) dan sumber-sumber eksternal keluarga dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui masalah-masalah keluarga yang timbul akibat Kepala Keluarga (KK) ter-PHK, (2) mengetahui strategi adaptasi yang digunakan keluarga dalam mempertahankan hidup dan pemulihan stabilitas keluarga, yang meliputi (a) bagaimana keluarga mendefinisikan peristiwa PHK dan (b) bagaimana keluarga memanfaatkan sumber-sumber dan (3) mengetahui konsekuensi yang terjadi dalam keluarga termasuk perubahan yang terjadi, dalam kaitannya dengan ketahanan hidup keluarga dan pemulihan stabilitas keluarga.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan antara lain sebagai bahan penyusunan model intervensi keluarga buruh pada umumnya dan keluarga buruh ter-PHK khususnya untuk membantu agar adaptasi keluarga produktif.
Penelitian dilakukan di Kel. Keroncong Kec. Jatiuwung Tangerang. Informan ditentukan dengan menggunakan cara Snowball Sampling (sampel bola salju). Jumlah informan adalah 11 keluarga buruh ter-PHK bertempat tinggal di RW 01, 02 dan 03. Pengambilan informan dihentikan pada keluarga ke-11 setelah terjadi pengulangan informasi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa masalah utama yang muncul dalam keluarga dengan ter-PHKnya Kepala Keluarga adalah masalah keuangan keluarga (financial hardship). Karena perubahan kondisi itulah keluarga melakukan penyesuaian agar mampu bertahan hidup. Penyesuaian-penyesuaian tersebut dilakukan dengan berbagai strategi adaptasi. Terdapat 7 (tujuh) strategi adaptasi keluarga, tiga diantaranya menjadi strategi utama penentu kebertahanan dan pemulihan stabilitas keluarga yaitu (1) pendefinisian ulang peristiwa PHK, (2) peningkatan upaya kerja keluarga dan (3) pemanfaatan dukungan sosial. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Persepsi keluarga yang memandang peristiwa PHK sebagai "bukan kegagalan hidup" bahkan sebagai kesempatan menjadi faktor penentu bagi kebertahanan dan pemulihan stabilitas keluarga, (2) Pemanfaatan sumber-sumber internal sistem (pekerjaan isteri, pengalaman kerja suami dan anak dewasa yang telah bekerja) menjadi penentu kebertahanan keluarga dan pemulihan stabilitas jangka pendek maupun jangka panjang dan (3) Pemanfaatan dukungan sosial berupa bantuan keluarga dan pemerintah melalui program BPS menjadi strategi efektif bagi kebertahanan keluarga jangka pendek sedang pemanfaatan sumber lingkungan yaitu teman (sedaerah asal, partai, keagamaan), bantuan pemerintah melalui program P2KP, bantuan tetangga atau bantuan saudara berupa informasi mengenai peluang kerja baru menjadi strategi yang efektif bagi kebertahanan keluarga jangka panjang dan pemulihan stabilitas keluarga.
Strategi-strategi adaptasi tersebut membuahkan konsekuensi : (1) Pada keluarga ter-PHK dengan isteri yang bekerja di sektor formal, upaya kerja keluarga dengan mendukung pekerjaan isteri dan pencarian pekerjaan baru bagi suami menjadi strategi efektif bagi ketahanan jangka pendek dan jangka panjang. (2) Pada keluarga dengan isteri yang memiliki pekerjaan di sektor informal peningkatan upaya kerja keluarga dengan mengembangkan pekerjaan sampingan isteri menjadi pekerjaan pokok merupakan strategi efektif bagi kebertahanan keluarga jangka pendek maupun jangka panjang. Pada keluarga ini pemulihan stabilitas keluarga relatif cepat. (3) Pada keluarga dengan isteri yang tidak memiliki pekerjaan apapun, pemanfaatan bantuan keluarga, bantuan pemerintah, pemanfaatan uang pesangon menjadi strategi efektif bagi kebertahanan jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang strategi yang efektif adalah dengan upaya pencarian pekerjaan baru. Pemulihan stabilitas keluarga ini lamban dan sangat tergantung pada ada tidaknya bantuan pihak lain yang memberikan informasi mengenai peluang kerja.
Ternyata keluarga buruh dengan isteri yang memiliki pekerjaan sampingan di rumah menjadi sumber penentu kebertahanan keluarga dan cepatnya pemulihan stabilitas keluarga. Dan hal ini cenderung dilakukan oleh keluarga tahap III. Sedang keluarga tahap I dan II cenderung mencari pekerjaan formal baru. Demikian pula keluarga tahap IV dan V namun bagi keluarga ini menjadi tidak efektif karena faktor usia yang membuat lingkungan sulit merespon permintaan sistem.
Pada keluarga tahap III tersebut perubahan cenderung terjadi pada berubahnya tugas isteri yang semula sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga, menjadi berperan penuh bersama suami mencari nafkah keluarga. Pada keluarga tahap I,II, IV dan V perubahan yang terjadi cenderung pada jenis pekerjaan pokok keluarga.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan strategi adaptasi keluarga, keluarga buruh ter-PHK mampu bertahan hidup dan terjadi pemulihan stabilitas keluarga. Hal itu lebih produktif jika ada bantuan dari pihak lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar keluarga proaktif memanfaatkan sumber sistem dan bagi pihak-pihak di luar sistem (pemerintah setempat, pengurus P2KP setempat, LSM, pendamping masyarakat, lembaga keagamaan, sanak saudara, teman dan tetangga) secara proaktif memberi perhatian dan membantu keluarga ter-PHK sehingga adaptasi untuk mempertahankan hidup dan pemulihan stabilitas keluarga menjadi produktif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galvin, Kathleen M.
London: Scott, Foresman and Company , 1982
306.87 G 32 f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>