Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172697 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risnowati Martin
"ABSTRAK
Bahasa yang merupakan alat komunikasi digunakan oleh anggota masyarakatnya untuk saling berhubungan, mengemukakan gagasan dan menyampaikan pesan. Dengan kemajuan teknologi modern dewasa ini, minat manusia terhadap perkembangan dunia menjadi besar. Dengan menguasai lebih dari satu bahasa maka seseorang akan mempunyai pengetahuan yang semakin luas, karena ia dapat berhubungan dengan anggota masyarakat bahasa lain yang dikuasainya.
Kosakata suatu bahasa dapat bertambah melalui proses morfologis atau morfosintaktik. Salah satu proses yang terjadi adalah proses komposisi. Dalam bahasa Indonesia dikenal ungkapan membanting tulang yang bermakna "bekerja keras" atau berkerat rotan "memutuskan hubungan". Demikian juga dalam bahasa lain, bahasa Perancis misalnya, dikenal ungkapan coup d'etat yang berarti "perebutan kekuasaan".
Sintem komposisi terbentuk melalui proses penggabungan dua monem atau lebih. Setiap gabungan mempunyai monem yang merupakan unsur pusatnya. Makna yang dikandung sebuah sintem komposisi merupakan suatu kesatuan makna yang tidak dapat dipilah-pilah lagi. Hal ini sering menimbulkan masalah bagi pemakai bahasa itu, bahasa yang bukan merupakan bahasa ibunya.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari makna sintem komposisi bahasa Perancis. Langkah pertama adalah mengumpulkan ungkapan bahasa Perancis dari berbagai sumber data. Kemudian dilakukan analisis semantik pada ungkapan-ungkapan yang terkumpul untuk melihat kaitan makna baru dengan makna monem pembentuknya. Ungkapan yang dapat dikumpulkan berjumlah 596 buah, 403 ungkapan merupakan idiom sebagian, masih ada keterkaitan makna dengan makna monem pembentuknya, dan selebihnya -193 ungkapan- adalah idiom penuh karena tidak dapat keterkaitan makna dengan makna monem pusatnya. Langkah terakhir adalah mencarikan padanannya dalam bahasa Indonesia."
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya-LPUI Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Nurul Azizah
"Elemen bahasa seperti ekspresi, idiom, peribahasa, dan metafora selalu menjadi hal yang menarik bagi para ahli bahasa karena elemen tersebut diyakini sebagai alat
yang berguna untuk menjelaskan budaya atau karakteristik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan beberapa peribahasa dan idiom dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang menggunakan hewan sebagai alat metafora. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik kognitif. Teori conceptual metaphor, The Great Chain of Being, dan konsep discourse and world
digunakan untuk menganalisis dan membandingkan ekspresi hewan di kedua bahasa, Jenis hewan yang digunakan sebagai alat metafora dalam penelitian ini adalah anjing, kucing, burung, ikan, dan kuda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar alat metafora yang digunakan di kedua bahasa mempunyai makna dan karakteristik yang mirip. Terlihat juga bahwa budaya, kondisi geografi, adat, dan agama mempengaruhi persepsi alat metafora di kedua bahasa.
Elements of language such as fixed expressions, idioms, proverbs, and metaphors have always been an interest among linguists because of the fact that such elements are considered to be a useful tool in describing culture or characteristics. The aim of this research is to compare and analyze some of the proverbs and idioms in English and Indonesian that use animal names as the metaphorical vehicle. This research uses cognitive semantics as the approach. The conceptual metaphor theory, the Great Chain of Being, and the concept of discourse and world are used to compare and analyze the animal expressions from both languages. The animals that are used
as the corpus of the study are dog, cat, bird, fish, and horse. The result of this study shows that most of the shared metaphorical vehicles also share similar meanings or represent similar characteristics. It also appears that the perception of the animals used in both languages differ according to cultural identities, geographical
conditions, customs, and religion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S61243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwina Burhanuddin
"Idiomaticity has so far been identified mainly with noncompositionality. According to Nunberg et al (1994), the work that has inspired me iu undertaking this study, an definition of idioms which relies solely on uoncompositionality criterion will fail to recognize some important dimensions of idiomaticity, including, among other, conventionality and figuration.
The semantic characteristics of idioms introduced by Nunberg et al. are conventionality, which has something to do with transparency or opacity, and compositionality.
Nurnberg et al. divide idioms into two groups: phrasal idioms and idiomatic combination (or idiomatic expressions). This study, however, shows that idioms in Minangkabau need to be divided into three groups: complex-word idioms (following Moeliono, 1980), phrasal idioms and idiomatic combination.
Complex-word idioms in Minangkabau are formed either by means of affixation or by means of reduplication. Affixes used for this purposes are (1) prefixes ba-, ma-, and to-, (2) combining form Rasa-, and (3) contixes pa-...-an and ka-...-an. Reduplication of bases can be (1) complete and (2) partial.
Phrasal idioms, the meanings of which are indicated by the whole phrase rather than distributed to their respective constituents, consist of verbal idioms and nominal idioms. On the basis of the data analysed in this study, verbal idioms in Minangkabau belong to verbs of state. Verbal idioms may occur in (1) the construction VERB + NOUN as exemplified by malapeh as (free + air) 'to obtain no benifit', barxinyak aia (have oil + water) 'to make ends meet' etc. and (2) the construction ADVERB + VERB as exemplified by alah Hang (already + lost) 'to die', sadang sarek (being + full) 'pregnant' etc. On the basis of their constructions, nominal idioms iii Minangkabau are of two types: (I) NOUN + NOUN as exemplified by kacang iuiang (nut + plant hair) 'fink', induak bareh (mother + rice) 'wife' etc. and (2) NOUN + NOUN as exemplified by kudo itarn (horse + black) 'unexpected winner', aia gadang (water + big) 'flood'.
Idiomatic combinations refer to idioms whose constituents contain elements with identifiable idiomatic meanings. On the basis of their contents, idiomatic combinations in Minangkabau can be grouped into proverbs, aphorisms, maxims, slogans, similes, and satires.
Idioms in Minangkabau are usually used to refine expressions, to sharpen intentions, to ridicule, to advise, to slander, to praise and to express feelings such as happiness, disappointment, impatience, reluctance, anger, etc."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amalia Syafa Dewanti
"Konstruksi bahasa seperti idiom memiliki keterkaitan erat dengan budaya masyarakat sehingga dapat menjadi tantangan bagi penerjemah dalam mengalihbahasakannya dengan tepat. Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menerjemahkan idiom. Atas dasar itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi penerjemahan idiom bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtun My Roommate is A Gumiho (? ???? ??). Pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah “Strategi penerjemahan apa yang digunakan dalam menerjemahkan idiom bahasa Korea ke bahasa Indonesia dalam webtun My Roommate is A Gumiho?”. Penelitian ini menggunakan teori tujuh strategi penerjemahan Vinay & Darbelnet (1995) dan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Korpus penelitian adalah webtun My Roommate is A Gumiho episode 1 hingga 104 yang dirilis melalui Naver dan LINE Webtoon. Dari total 90 data idiom, ditemukan bahwa strategi yang paling banyak digunakan adalah kesepadanan (50 data), diikuti dengan strategi penerjemahan harfiah (21 data), transposisi (12 data), modulasi (5 data), dan adaptasi (2 data). Sementara itu, strategi penerjemahan peminjaman dan kalke tidak ditemukan. Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa idiom yang muncul lebih dari sekali namun diterjemahkan menggunakan strategi dan terjemahan yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan penerjemah untuk menerjemahkan makna kontekstual sembari tetap memperhatikan situasi pembicaraan dalam teks BSu.

Language constructions such as idioms have a close relationship with the culture of the people. It can be a challenge for translators to convey the meaning appropriately. There are several strategies that can be used to translate idioms. On that basis, this study aim to examines the strategy in translating Korean idioms into Indonesian in the webtoon My Roommate is A Gumiho (? ???? ??). The research question is "What translation strategy is used in translating Korean idioms into Indonesian in the webtoon My Roommate is A Gumiho?". This study uses Vinay & Darbelnet's (1995) theory of seven translation strategies and a descriptive analysis method with a qualitative approach. From a total of 90 idioms, it was found that the most used strategy was equivalence (50 datas), followed by literal translation (21 datas), transposition (12 datas), modulation (5 datas), and adaptation (2 datas). Meanwhile, borrowing and calque translation strategies are not found. In this study, there were several idioms that appeared more than once but were translated using different strategies and translations. This can be caused by the tendency of translators to translate its contextual meanings while still paying attention to the situation of the conversation in the SL text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Shayna Zaviera Setiawan
"Penelitian ini membahas mengenai frasem yang terdapat pada berita olahraga Jerman dan Indonesia edisi Agustus 2021 – Januari 2022. Data diambil dari laman web Der Spiegel dan BolaSport. Penelitian ini dilakukan dengan metodologi penelitian kualitatif dengan teori dari Wolfgang Fleischer (1982) dan Harald Burger (2015) untuk menganalisis tingkat keidiomatisan frasem yang berada pada judul berita olahraga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 judul berita olahraga Jerman yang mengandung frasem. Sembilan frasem termasuk idiom penuh, tiga frasem termasuk idiom sebagian, dan tiga frasem termasuk kolokasi. Terdapat ketimpangan hasil yang didapat dari laman berita BolaSport dengan kurun waktu yang sama. Hasilnya terdapat 95 judul berita dengan 35 frasem. 27 frasem termasuk idiom penuh dan delapan frasem termasuk idiom sebagian. Hal ini dikarenakan penggunaan frasem yang monoton dan berulang dalam berita Indonesia dibandingkan dengan berita Jerman.

This research discusses phrases found in German and Indonesian sports news from August 2021 to January 2022. The Data are taken from Der Spiegel and Bola Sport websites. The method used is a qualitative research method using the theory of Wolfgang Fleischer (1982)) and Harald Burger (2015) to analyze the idiomaticity of phraseme in the title of sports news. The result shows there are 15 titles of German sport news that contain phraseme. Nine phrasemes are full idioms, three phrasemes are partial idioms, and three phrasemes are collocations. There is a difference in the result from the Bolasport with the same period. The result from the BolaSport website shows there are 95 news titles that contain 35 types of phrasemes. 27 phrasemes are full idioms, and eight phrasemes are partial idioms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yemima Seda
"Penelitian ini membahas idiom yang terdapat dalam serial Netflix Kitz (2021). Tidak sepenuhnya idiom di serial ini tercantum dalam kamus Duden 11. Penelitian ini berfokus pada makna dan fungsi pragmatis apa saja yang terkandung dalam idiom serial Kitz. Penelitian dilakukan dengan pendekatan semantik untuk menganalisis makna leksikal dan fraseologis idiomnya. Teori Fleischer (1982) dan teori tindak tutur Searle (2005) turut digunakan untuk menganalisis fungsi pragmatis idiom yang dikaitkan dengan konteks ketika tuturannya terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 idiom yang ditemukan dalam serial, 14 di antaranya tercantum dalam kamus Duden 11, sedangkan 8 lainnya tidak tercantum, tetapi dapat ditemukan dalam kamus idiom bahasa Jerman yang lain. Selain itu, ke-22 idiom tersebut memenuhi tiga klasifikasi fungsi pragmatis menurut Fleischer, yaitu 11 idiom berfungsi untuk menunjukkan hubungan sosial di antara penutur, 7 idiom untuk menunjukkan emosi penutur, dan 4 idiom untuk mendukung argumen.

This study discusses idioms in the Netflix’s series Kitz (2021). Not all the idioms in this series are listed in Duden 11 dictionary. This study focuses on the meanings and pragmatic functions contained in idioms of the Kitz series. The study was conducted with a semantic approach to analyze the lexical and phraseological meaning of the idiom. Theory by Fleischer (1982) and theory of speech act by Searle (2005) were also used to analyze the pragmatic function of idioms associated with the context in which the speech occurred. The results showed that of the 22 idioms found in the series, 14 of them were listed in the Duden 11 dictionary, while the other eight were not listed but could be found in other German idiom dictionaries. In addition, the 22 idioms fulfill three classifications of pragmatic functions according to Fleischer, namely 11 idioms to show social relations between speakers, 7 idioms to show the speaker’s emotions, and 4 idioms to support arguments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syarli Annisa Noorsyablina
"Penelitian fraseologi ini membahas tentang penggunaan idiom dan fungsi pragmatiknya dalam serial TV asal Jerman berjudul Skylines. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan semantik untuk menganalisis makna leksikal dan makna fraseologis, dan pendekatan pragmatik dengan teori fungsi pragmatik frasem oleh Fleischer (1997). Dari total jumlah 24 idiom yang ditemukan dalam serial ini, 16 merupakan idiom yang tercantum dalam kamus ekspresi idiomatik Duden 11, sedangkan 8 lainnya tidak tercantum. Idiom yang tidak tercantum dapat dikenali menggunakan referensi dari idiom berbahasa Inggris dan termasuk ke dalam kategori Widespread Idioms menurut Piirainen (dalam Ajie, 2020). Selain itu, ke-24 idiom tersebut juga memenuhi 4 fungsi pragmatik frasem Fleischer, yaitu 10 idiom yang menunjukkan adanya kedekatan hubungan sosial di antara penutur, 7 idiom yang menunjukkan emosi yang dirasakan penutur, 5 idiom yang menunjukkan eufemisme atau memperhalus ungkapan, dan 2 idiom argumentatif atau untuk mendukung sebuah argumen.

This phraseological research discusses the use of idioms and their pragmatic functions in the German TV series called Skylines. This research was conducted using a qualitative descriptive method and using a semantic approach to analyze the lexical meaning and phraseological meaning, and a pragmatic approach with the pragmatic function theory of phrasem by Fleischer (1997). Of the total 24 idioms found in this series, 16 idioms are listed in Duden 11 German idiomatic expression dictionary, while the 8 others are not listed. Idioms that are not listed can be identified using references from English idioms and are included in the Widespread Idioms category according to Piirainen (as cited in Ajie, 2020). In addition, the 24 idioms also fulfill Fleischer’s pragmatic functions of phrasem, namely 10 idioms that show closeness of social relations between speakers, 7 idioms that show the emotions felt by speakers, 5 idioms that show euphemisms and 2 idioms that support an argument (argumentative).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Chaer, 1942-
Jakarta: Rineka Cipta, 1997
R 499.221313 ABD k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Annisa Eldiani
"Penelitian yang termasuk ke dalam ranah ilmu fraseologi ini membahas tentang tingkat keidiomatisan dan kesepadanan makna idiom yang mengandung leksem Nase dalam bahasa Jerman dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori tingkat keidiomatisan (Grade der Idiomatizität) oleh Palm dan teori kesepadanan (Äquivalenz Typologie) oleh Koller. Penelitian dilaksanakan dengan metode studi kepustakaan dengan data yang diperoleh dari kamus dan sumber daring. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisis kontrastif yang bertujuan untuk membandingkan idiom dalam kedua bahasa melalui perbandingan makna secara leksikal dan fraseologis. Dari total sepuluh idiom yang mengandung leksem Nase yang telah berhasil dikumpulkan, tujuh idiom memiliki tingkat keidiomatisan penuh (Vollidiomatische Phraseme), sedangkan tiga idiom lainnya memiliki tingkat keidiomatisan sebagian (Teilidiomatische Phraseme). Jika ditinjau berdasarkan teori kesepadanan menurut Koller, terdapat delapan idiom dan padanannya yang memiliki kesepadanan sebagian (partielle Äquivalenz), dua idiom dan padanannya tidak sepadan (Nulläquivalenz) dan tidak ada idiom padanannya yang dikategorikan ke dalam jenis kesepadanan substitusi (Substitutions-Äquivalenz).

This phraseological research discusses the level of idiomaticity and the equivalent meaning of idiom that contain the “Nase” component in German and its equivalent in Indonesian. This research uses idiomatic level theory (Grade der Idiomatizität) by Palm and equivalence theory (Äquivalenz Typologie) by Koller. The research was conducted using a literature study method with data obtained from dictionaries and online sources. In addition, this study also uses a contrastive analysis method which aims to compare idioms in the two languages based on lexical and phraseological meaning. There are ten idioms containing the component “Nase” in German that have been collected, seven idioms have a full idiomatic level (Vollidiomatische Phraseme), while the other three idioms have a partial idiomatic level (Teilidiomatische Phraseme). Based on the equivalence theory by Koller, there are eight idioms that have partial equivalence (partielle Äquivalenz) to their equivalents, two idioms with no equivalence (Nulläquivalenz) and no idiom that can be categorized as substitution equivalence (Substitutions-Äquivalenz) to its equivalent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dianty Hevy Kartini
"Penelitian ini membahas bagaimana idiom diterjemahkan berdasarkan tingkat keidiomatisannya. Data yang akan digunakan komik, karena komik mengandung unsur visual. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana proses idiom diterjemahkan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia jika dilihat dari sudut pandang tingkat keidiomatisannya.
Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tingkat keidiomatisan yang menurut Palm (1995:12-13), teori penerjemahan idiom menurut Nida dan Taber (1969:12) dan teori prosedur penerjemahan menurut Machali (2009:62). Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 16 idiom, sembilan idiom termasuk ke dalam frasa metaforis transparan, tiga idiom termasuk ke dalam frasa metaforis legap dan empat idiom termasuk ke dalam frasa khusus.
Hasil penelitian membuktikan bahwa idiom yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan penerjemahan idiom ke non idiom. Selain itu, untuk menerjemahkan idiom yang merupakan frasa metaforis transparan membutuhkan sedikit prosedur penerjemahan dibandingkan dengan idiom yang merupakan frasa metaforis legap dan frasa khusus.

This research discusses how idioms are translated based on level of idioms. The Data will be used comics because the comics contain visual elements. The aim of this research to discuss how the idioms are translated from German into the Indonesian language based on level of idioms.
The theories of this research are the level of idioms concept according to Palm (1995:12-13), the theory of the translation of idioms according to Nida and Taber (1969:12) and the theory of the translation procedure according to Machali (2009:62). In this study found as many as 16 idioms, nine idioms included in the transparent metaphorical phrases, three idioms included into the non-transparent metaphorical phrases and four idioms included in the special phrase.
The results of this research proved that the idioms are translated into Bahasa Indonesia used the translation of idioms to non-idioms. Also, to translate idioms which are the phrase transparent metaphorical, need fewer steps of the translation procedures than idioms which are the phrases of the non-transparent metaphorical and special phrases.
Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tingkat keidiomatisan yang menurut Palm (1995:12-13), teori penerjemahan idiom menurut Nida dan Taber (1969:12) dan teori prosedur penerjemahan menurut Machali (2009:62).  Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 16 idiom, sembilan idiom termasuk ke dalam frasa metaforis transparan, tiga idiom termasuk ke dalam frasa metaforis legap dan empat idiom termasuk ke dalam frasa khusus.
Hasil penelitian membuktikan bahwa idiom yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan penerjemahan idiom ke non idiom. Selain itu, untuk menerjemahkan idiom yang merupakan frasa metaforis transparan membutuhkan sedikit prosedur penerjemahan dibandingkan dengan idiom yang merupakan frasa metaforis legap dan frasa khusus.

This research discusses how idioms are translated based on level of idioms. The Data will be used comics because the comics contain visual elements. The aim of this research to discuss how the idioms are translated from German into the Indonesian language based on level of idioms.
The theories of this research are the level of idioms concept according to Palm (1995:12-13), the theory of the translation of idioms according to Nida and Taber (1969:12) and the theory of the translation procedure according to Machali (2009:62). In this study found as many as 16 idioms, nine idioms included in the transparent metaphorical phrases, three idioms included into the non-transparent metaphorical phrases and four idioms included in the special phrase.
The results of this research proved that the idioms are translated into Bahasa Indonesia used the translation of idioms to non-idioms. Also, to translate idioms which are the phrase transparent metaphorical, need fewer steps of the translation procedures than idioms which are the phrases of the non-transparent metaphorical and special phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>