Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuty Handayani
"Sungai Citarum yang lerlelak di Jawa Barat digunakan untuk tenaga lislrik, irigasi dan air minum. Luas DAS, panjang sungai serta perbedaan elevasi karena topografinya memungkinkan dibangunnya tiga waduk pada sungai tersebut. Pada musim hujan curah hujan setempat dan anak-anak sungai di wilayah pertanian dapat mencukupi kehutuhannya; tetapi di musim kering suplai air dari waduk sangat diperlukan. Untuk itu ingin diketahui keandalan sungai Ci Tarum melalui ke tiga waduk yang terbangun diatasnya dalam memenuhi kebutuhan pengairan di musim kering: Dengan perhitungan debit tiap Sub Das di tiga waduk serta oulflownya dengan menggunaka m hidrograf aliran, maka keandalan waduk dapal diketahui. Hasilnya menunjukan dalam kondisi kering normal sungai Citarum masih dapat memenuhi kebutuhan pengairan, tetapi pada kondisi kering yang panjang; maka perlu dilakukan penghematan air agar kebutuhan yang lain dapat terpenuhi."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Sebuah percobaan telah dilakukan untuk mengkaji potensi tumbuhan air Lemna perpusilla Torr dalam menyerap unsur hara dari air Waduk Saguling serta tingkat produktivitas biomassanya untuk pakan ikan. Percobaan dilakukan pada 8 unit bak plastic berisi 2 liter air Waduk Saguling, di bawah atap polikarbonat penyerap radiasi matahari 70%. Perlakuan yang diberikan adalah kepadatan kultur dengan 4 taraf, yaitu 0 (kontrol), 5, 10, dan 15 gram, masing-masing dengan 2 ulangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi pertumbuhan lemna serta daya serap lemna terhadap unsur hara. Hasil uji coba memperlihatkan potensi peran ganda lemna, yaitu sebagai agen fitoremediasi untuk mengendalikan pencemaran unsur hara di perairan dan sebagai pakan alternatif yang bernilai gizi tinggi dan ramah lingkungan. Dengan demikian dapat disarankan untuk pemanfaatan lemna untuk mengendalikan kesuburan air waduk, sementara biomassa yang dihasilkan dijadikan pakan ikan yang dipelihara di keramba jaring apung. "
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Model distribusi spasial nitrit dan nitrat telah dikembangkan untuk mengantisipasi ancaman pencemaran peruntukan kualitas air untuk perikanan dan sumber baku air minum di badan air waduk Jatiluhur."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Setyo Rekso Samudro
"ABSTRAK
Salah satu alternatif dalam penyediaan air bersih untuk memenuhi ketersediaan air bersih kampus UI Depok pada waktu yang akan datang sesuai dengan master plan UI tahun 2010, adalah dengan memanfaatkan air waduk UI Depok yang sudah ada sebagai air baku untuk diolah menjadi air bersih.
Waduk yang ditinjau adalah waduk buatan dari perluasan clan pendalaman sungai kecil yang berada disekitar kampus UI Depok yang mempunyai hulu di dekat jalan masuk menuju politeknik UI dan berhilir dekat asrama kampus.
Untuk menjamin kemampuan serta layak tidaknya air waduk tersebut digunakan sebagai air diperlukan analisa kuantitatif dan kualitatif pada waduk tersebut.
Analisa kuantitatif dilakukan untuk .nendapatkan jumlah air waduk yang dapat diambil sebagai air baku dengan tidak merusak fungsi waduk sebelumnya dan nilai estetika waduk itu sendiri serta kekontinyuitasnya.
Analisa kualitatif dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter nilai sifat fisika, kimia serta bakteri yang ada pada air waduk tersebut, sehingga dapat ditentukan layak atau tidaknya air waduk tersebut dijadikan air baku sesuai dengan standar air baku mute yang ada.
Dari hasil analisa kuantitatif terlihat bahwa air waduk UI Depok tidak dapat diambil secara kontinyu terutama pada musim kering, sehingga perlu adanya supiesi dari air irigasi yang dapat memberikan sumbangan dalam penyediaan air bersih pads musim kering.
Dari hasil analisa kualitatif terlihat kualitas air waduk yang akan dijadikan air Baku terdapat beberapa parameter yang melebihi standar air baku mutu yaitu; Parameter fisika berupa warna untuk musim kemarau dan penghujan. Parameter kimia berupa mangan, nitrit pada seat musim kemarau dan KMn04, besi, nitrit, magnesium, ammonium, kalsium pada saat musim penghujan, Parameter mikrcbiologi berupa angka kuman pada saat musim kemarau dan penghujan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan waduk sebagai air bake untuk penyediaan air bersih kampus tersebut tidak layak.

"
2001
S35676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Kurniasari
"Perubahan kondisi lingkungan bersifat dinamis termasuk perubahan kuantitas dan kualitas lingkungan. Perubahan lingkungan terjadi akibat aktivitas alam maupun aktivitas manusia. Tidak sedikit aktivitas manusia yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan. Alam memiliki kemampuan untuk memulihkan perubahan lingkungan yang terjadi, namun perubahan yang sangat besar memungkinkan alam kesulitan untuk melakukan pemulihan.
DAS Citarum adalah sumber air baku utama bagi masyarakat Jawa Barat maupun DKI Jakarta. Kualitas DAS Citarum akan menentukan kualitas sumber air baku tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pola perubahan kualitas air Citarum yang difokuskan pada parameter BOD5, COD, dan DO serta analisis alokasi industri sebagai suatu altematif antisipasi perubahan kualitas air sungai. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Perubahan kualitas air Citarum homogen menurut waktu pengukuran sepanjang tahun 1994 hingga tahun 2000.
2. Ada kecenderungan perubahan kualitas air Citarum menurut waktu sepanjang tahun 1994 hingga tahun 2000.
3. Perubahan kualitas air Citarum homogen menurut lokasi Citarum dari hulu hingga hilir sungai.
4. Ada kecenderungan perubahan kualitas air Citarum menurut lokasi Citarum dari hulu hingga hilir sungai.
5. Ada pengaruh keberadaan waduk kaskade Citarum terhadap perubahan kualitas air Citarum.
6. Ada pengaruh alokasi industri terhadap perubahan kualitas air Citarum.
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji Friedman untuk mengetahui homogenitas perubahan kualitas air menurut perubahan waktu maupun lokasi. Uji Z untuk mengetahui kecenderungan perubahan kualitas air terhadap perubahan waktu maupun lokasi, perhitungan sen slope untuk mengetahui tingkat kecenderungan perubahan kualitas air, serta simulasi model terhadap variasi debit sungai, debit limbah, BOD5 limbah dan jarak dengan menggunakan program dari Perum Jasa Tirta II yaitu First Basic Streeter-Phelps Model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Perubahan kualitas air Citarum tidak homogen menurut waktu pengukuran sepanjang tahun 1994 hingga tahun 2000.
2. Pada Citarum Hulu, kecenderungan perubahan BOD5 dan COD menurun dan perubahan DO menaik. Hal ini dimungkinkan kondisi lingkungan yang masih terpelihara dengan baik. Pada Citarum Hilir, kecenderungan perubahan BOD5 dan COD menaik dan perubahan DO menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan tambak ikan di kawasan waduk, kegiatan industri maupun peningkatan jumlah penduduk.
3. Pada Citarum Hulu, tingkat perubahan COD cenderung lebih besar dari pada BOD5. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan peraturan pengendalian limbah industri cukup efektif menurunkan kadar COD. Pada Citarum Hilir terutama di lokasi bendung Curug, tingkat perubahan COD jauh lebih besar dengan tingkat perubahan BOD5. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kandungan organik yang tidak dapat terurai secara biologis tinggi yang diperkirakan bersumber dari kegiatan industri.
4. Perubahan kualitas air Citarum tidak homogen menurut lokasi Citarum mulai dari hulu hingga hilir sungai.
5. Sebelum waduk kaskade Citarum, kadar BODE dan COD menunjukkan kecenderungan menaik sehubungan peningkatan kegiatan industri. Sepanjang waduk kaskade Citarum, kadar BOD5 dan COD menunjukkan kecenderungan menurun sehubungan dengan proses sedimentasi dan aerasi pada waduk. Setelah waduk kaskade Citarum, kadar BOD5 dan COD menunjukkan kecenderungan menaik sehubungan peningkatan kegiatan industri.
6. Sebelum waduk kaskade Citarum, tingkat peningkatan COD hampir dua kali dari tingkat peningkatan BOD5. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan organik yang sulit terurai yang umumnya bersumber dari kegiatan industri cukup tinggi. Sepanjang waduk kaskade Citarum, tingkat penurunan COD hampir dua kali dari tingkat penurunan BOD5. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan organik yang sulit terurai menurun cukup efektif dengan adanya proses sedimentasi dan aerasi pada waduk. Setelah waduk kaskade Citarum, tingkat peningkatan COD hampir 4 kali dari tingkat peningkatan BOD5. Hal ini menunjukkan peningkatan kegiatan industri sangat tinggi dibandingkan dengan lokasi sebelum waduk kaskade Citarum.
7. Adanya perbedaan yang nyata terhadap kadar BOD5 dan DO pada variasi jarak industri.
Kesimpulan hasil penOlitian ini menunjukkan bahwa:
1. Pola perubahan kualitas air Citarum tidak homogen menurut waktu sepanjang tahun 1994-2000.
2. Kecenderungan perubahan kualitas air Citarum menurut waktu tergantung pada pola pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang berpotensi mempengaruhi kualitas air.
3. Pola perubahan kualitas air Citarum tidak homogen menurut lokasi Citarum dari hulu hingga hilir sungai.
4. Kecenderungan perubahan kualitas air Citarum menurut lokasi tergantung pada kondisi lingkungan dan kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan.
5. Keberadaan waduk kaskade Citarum mempengaruhi perubahan kualitas air Citarum dengan adanya peningkatan kualitas air Citarum setelah waduk kaskade Citarum.
6. Alokasi kegiatan industri mempengaruhi perubahan kualitas air Citarum. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan kadar BOD5 dan DO pada variasi jarak industri.

The Identification and Analysis on The Pattern of Water Quality Fluctuation at CitarumThe changes of environmental condition are dynamic, so are the changes of environmental quantity and quality. Environmental changes are resulted from natural as well as human activities. Many of human activities have caused pollution and environmental damages. Nature has self-recovering ability from any damages. However, nature will have difficulties in recovering from tremendous changes.
Citarum catchments area is the main drinking water source for West Java and Jakarta communities. The quality of Citarum catchments area determines the quality of the drinking water source. This research aims to analyze the pattern of water quality fluctuation at Citarum focusing on the BOD5 and DO parameter while also analysing industrial allocation as an alternative to anticipate the changing of river water quality. Hypotheses used in this research were as follows:
1. There was homogeneity in the changes of water quality at Citarum according to time during the year of 1994 to 2000.
2. Water quality at Citarum had a tendency to change according to time during the year of 1994 to 2000.
3. There was homogeneity in the changes of water quality at Citarum according to location along the upper to the lower stream.
4. Water quality at Citarum had a tendency to change according to location along the upper to the lower stream.
5. The existence of Citarum cascade dam affected the water quality fluctuation at Citarum.
6. Industrial allocation influenced the water quality fluctuation at Citarum.
Those hypotheses were tested using Friedman test to examine the homogeneity in the pattern of water quality fluctuation with the changes of time and location, Z test to examine the trend of water quality fluctuation with the changes of time and location, sen slope calculation to examine the degree of trend of water quality fluctuation; and model simulation with the variation of river flow rate, wastewater flowrate, BCDs level of the wastewater and distance using First Basic Streeter-Phelps Model, a program owned by Perum Jasa Tirta
The research found that:
1. Water quality fluctuation at Citarum was not homogeneous according to time during the year of 1994 to 2000,
2. At the upper stream of Citarum, there was a trend of decreasing BOD5 and COD level and increasing DO level. This possibly because the environmental condition was still well maintained. At the lower stream of Citarum, there was a trend of increasing BOD5 and COD level and decreasing DO level. An increasing fish farming activity at the dam area, increasing industrial activity as well as population growth possibly caused this condition.
3. At the upper stream, the degree of change in COD more than BOD5. It meant that the application of industrial wastewater regulation is effective to decrease COD. At lower Citarum, particularly at Curug dam, the degree of change in COD level change was far more significant than the degree of BOD5 change. It showed the increase of organic content that was not biodegradable possibly came from industrial activities.
4. Water quality fluctuation at Citarum was not homogenous with the changes of location along upper to lower stream.
5. Before Citarum cascade dam, BOD5 and COD tended to increase with the increasing industrial activities. Along Citarum cascade dam, BOD5 and COD level tended to decrease because of sedimentation and aeration process in the dam. After Citarum cascade dam, BOD5 and COD tended to increase with the increasing of industrial activities.
6. Before Citarum cascade dam, the increase of COD level was almost twice the increase of BOD5 level. This showed the relatively high content of organic matter came from industrial activities that were difficult to degrade. Along Citarum cascade dam, COD level decreased with a rate almost twice as BOD5 level. This showed that organic matter that was difficult to degrade decreased quite effectively with sedimentation and aeration process in the dam. After Citarum cascade dam, the rate of COD level increase was almost four times the increase of BOD5 level. This showed that the increase of industrial activities was very high compare to the location before Citarum cascade dam.
7. There are significant difference of BOD5 and DO at variation of distance among industries.
The research concluded that:
1. The pattern of water quality fluctuation at Citarum did not show any homogeneity according to time during the year 1994 to 2000.
2. The trend of water quality fluctuation at Citarum according to time depended on the rate of population and economy growth.
3. The pattern of water quality changes did not show any homogeneity according to location from upper to lower stream.
4. The trend of water quality fluctuation according to location depended on the existing environmental condition and on the activities having a potency to pollute the environment.
5. The existence of Citarum cascade dam affected water quality fluctuation at Citarum as shown by the increase of river water quality after passing the Citarum cascade dam.
6. The allocation of industrial activities influenced water quality fluctuation at Citarum. This was shown by the fluctuation of BOD5 and DO level with the variation of distances from industry.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T 3692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Waduk Jatiluhur merupakan danau buatan yang mempunyai banyak
manfaat atau ‘multifungsi’, terutama sebagai irigasi pertanian.
Pembendungan aliran Ci Tarum di Pasir Jatiluhur tahun 1967 mengakibatkan
kecepatan arus air menurun ketika memasuki genangan atau ‘inlet’ waduk,
sehingga sebagian besar material tanah yang masuk ke dalam waduk melalui
proses erosi mengalami sedimentasi atau pengendapan. Sedimentasi yang
terjadi pada permukaan Waduk Jatiluhur, lambat laun dapat mengurangi
kapasitas tampungan waduk dalam beroperasi.
Hasil analisa antara morfologi sebelum Waduk Jatiluhur beroperasi
dengan morfologi dasar Waduk Jatiluhur setelah beroperasi, yaitu tahun 1995
sampai 2000 maka akan diperoleh perubahan morfologi Waduk Jatiluhur.
Pola perubahan morfologi dasar Waduk Jatiluhur sampai tahun 2000
cenderung mengalami pengendapan. Pengendapan yang terjadi di Waduk
Jatiluhur sampai tahun 2000 cenderung menempati bagian tepi waduk
menuju bagian tengah waduk. Hal ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh
kondisi alam yang terdapat pada tepi Waduk Jatiluhur, misalnya terhadap
keberadaan jenis penggunaan tanah kering, yaitu kebun campuran, wilayah
lereng, misalnya antara lereng kurang dari 8 % dan kelas lereng 15 - 25 %,
dan jenis tanah yang mempunyai tingkat erodibilitas sedang yaitu jenis tanah
podsolik."
Universitas Indonesia, 2006
S34028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Dian Sanjaya
"Air murni (H2O) terdiri darl senyawa isotop-isotop oksigen C^O, dan ^"O) dan hidrogen (^H, dan ^H) yang merupakan isctop yang stabil. Terjadinya traksinasi isotop melalui proses evaporasi sebagai akibat penyinaran langsung sinar matahari akan membawa konsekuensi terhadap komposisi isotop aiam pada suatu perairan yang terbuka. Proses fraksinasi tersebut berakibat isotop ringan seperti dan akan menguap terlebih dahulu dan pada air waduk akan tertinggal isotop berat seperti dan dengan kata lain air waduk mengalami pengkayaan isotop berat. Penelitian dilakukan pada 7 lokasi keramba yang berbeda di waduk Jatiiuhur. Berdasarkan hasil data diperoleh bahwa pada keramba 1, 2, dan 3 mempunyai nilai isotop aiam yang lebih kaya (enrich) dibandingkan yang iainnya, hal ini membuktikan bahwa pada keramba tersebut mempunyai karakteristik sebagai air yang diam sehingga kurang baik untuk dijadikan tempat budidaya ikan jaring apung"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>