Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rumsah Rasad
"Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 100 sampel debu rumah yang berasal dari daerah Bambu Apus Pamulang, dengan kategori perumahan menengah kebawah. Dengan menggunakan teknik flotasi, telah dapat ditemukan telur Nematoda usus dan kista Protozoadari 478,80 gram debu yang diperiksa. Kista Protozoa yang ditemukan adalah dari E histolytica 17%; E coil 29p; G lamblia 5% dan B hominis 1%. Sedangkan telur Nematoda usus yang ditemukan adalah A lumbricoides 21%; T trichiura 10%; O vermicularis 34% dan cacing tambang 12%.
Dari sampel tersebut ternyata 13% nya ditemukan campuran antara kista Protozoa dan telur nematoda usus. Penelitian ini menunjukkan bahwa bila prevalensi telur Nematoda usus dan kista protozoa tinggi pada sekelompok masyarakat, maka akan ditemukan juga pencemaran lingkungan yang tinggi pula. Debu rumah merupakan sumber infeksi dan reinfeksi terutama bagi anak-anak yang bermain di lantai. Dengan menggunakan teknik flotasi untuk pemeriksaan parasit usus ternyata dapat ditemukan lebih banyak telur Nematoda usus, maupun kista protozoa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepadatan dan keragaman jenis tungau debu rumah (TDR) yang didapatkan dengan teknik isolasi dan teknik flotasi. Sampel debu dikumpulkan dengan penyedot debu 10 rumah di Perumahan BTN Pamulang, Tangerang. Selanjutnya sampel debu dibawa ke Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk pemeriksaan. Tungau yang didapat diidentifikasi berdasarkan kunci determinasi Krantz (1978) dan Mc Daniel (1979). Disimpulkan bahwa teknik flotasi lebih baik dari pada teknik flotasi lebih baik daripada teknik isolasi. "
MPARIN 9 (1-2) 1996
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widiastuti S. Manan
"ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 78 sampel tinja penderita tersangka HIV/AIDS yang berasal dari RS. Pemerintah dan RS Swasta di Jakarta.
Dengan menggunakan teknik Ritchie (Konsentrasi) dapat ditemukan berbagai spesies Parasit Usus yaitu telur Nematoda Usus dan Kista Protozoa usus. Kista Protozoa usus yang ditemukan adalah Entamoeba histolytica 32 (24,96%) ; Giardia Lamblia 41(31,98%); Blastocyctis hominis 5 (3,9%), sedangkan telur Nematoda Usus yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides 14 (10,92%) ; Trichuris trichiura 23 (17,94%) dan Cacing tambang 4 (3,12%). Dari sampel tinja yang diperiksa ditemukan 21 (26,91%) campuran antara telur Nematoda dan kista Protozoa.
Ditemukannya spesies Parasit Usus pada penderita tersangka HIV/AIDS sebagai indikator untuk diagnosis AIDS, karena Parasit usus dapat berperan dalam infeksi oportunistik tersebut pada penderita HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Herlien Widjaja
"ABSTRAK
Diagnosis infeksi parasit usus dilakukan menggunakan pemeriksaan mikroskopik feses, akan tetapi pemeriksaan mikroskopik memiliki banyak metode dan belum ditentukan metode mana yang merupakan baku emas. Laboratorium Departemen Parasitologi FKUI menggunakan dua metode pemeriksaan mikroskopik, yaitu metode langsung dan metode konsentrasi formalin-eter Ritchie untuk pemeriksaan rutin pada sampel feses. Penelitian ini pun disusun untuk membandingkan efektivitas kedua metode tersebut dalam diagnosis parasit usus. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan data berupa data sekunder, yaitu hasil pemeriksaan dari sampel feses yang dikirim ke Laboratorium Parasitologi FKUI. Data kemudian dianalisis dengan uji Fisher dan ditentukan nilai sensitivitas dan spesifisitasnya dengan pengganti baku emas berupa nilai positif gabungan kedua metode. Hasil didapatkan pemeriksaan mikroskopis menggunakan metode langsung memiliki sensitivitas 100 dan spesifisitas 100 , sedangkan metode konsentrasi formalin-eter Ritchie memiliki sensitivitas lebih rendah yakni 98 dan spesifisitas 100 . Uji Fisher menyatakan perbedaan bermakna untuk hasil pemeriksaan kedua metode

ABSTRACT
Microscopic stool examination has been used for diagnosing intestinal parasite infection. However, there are lots of methods for stool preparation prior to examination and a definite gold standard have yet to be determined. Laboratory of Parasitology FKUI has been using two methods, which are direct method and formol ether concentration method Ritchie . This study compared the effectivity of both method in diagnosing intestinal parasite infection. This was a cross sectional study that use secondary data which were result for examination of stool samples sent to Laboratory of Parasitology FKUI. The collected data would then be analyzed using Fisher test. The sensitivity and specifity of each method were determined using the total positive result from both methods as replacement for gold standard. It was found that direct method had the sensitivity of 100 and specificity of 100 when Ritchie method had lower sensitivity 98 and specificity 100 . Result from Fisher test showed that the difference in the two method was statistically significant "
2016
S70374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Firstivia Seafty
"ABSTRAK
Terdapat beberapa prinsip pemeriksaan mikroskopis feses yaitu dengan metode langsung, sedimentasi formalin-eter Ritchie , flotasi, dan biakan. Metode yang digunakan untuk mendiagnosis parasit usus yang biasa digunakan di Laboratorium Parasitologi FKUI yaitu pemeriksaan langsung dan formalin-eter Ritchie . Namun, belum diketahui apakah metode lainnya seperti flotasi memiliki efektifitas yang lebih baik atau buruk untuk mendiagnosis infeksi parasit usus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efektifitas metode formalin-eter Ritchie dengan flotasi gula jenuh dalam deteksi parasit usus. Desain penelitian yang digunakan merupakan studi potong-lintang. Dari 32 pasien yang diperiksa fesesnya dengan metode flotasi gula jenuh ditemukan hasil positif sebanyak 27 sampel 84 dan hasil negatif sebanyak 5 sampel 16 . Dengan metode formalin-eter Ricthie didapatkan hasil positif sebanyak 24 sampel 75 dan hasil negatif sebanyak 8 sampel 25 . Nilai sensitivitas metode flotasi gula jenuh menunjukan hasil yang lebih besar daripada metode formalin-eter 95 vs 90 . Sedangkan nilai spesifisitas metode flotasi gula jenuh lebih rendah daripada formalin-eter 33,3 vs 50 . Pada uji Fischer untuk metode flotasi gula jenuh didapatkan nilai p=0,049

ABSTRACT
There are several principles of microscopic examination of stool, such as the direct method, formalin ether sedimentation Ritchie , flotation, and culture. The method used to diagnose intestinal parasites commonly used in the Laboratory of Parasitology FKUI is direct examination and formalin ether Ritchie . However, flotation method for intestinal parasitic infections diagnosis is unknown. This study aims to compare the effectiveness of formalin ether Ritchie and flotation saturated sugar method in the detection of intestinal parasites. This study was conducted by using cross sectional design. From 32 patients examined with saturated sugar flotation method found 27 samples 84 with positive results and 5 samples 16 with negative results. Formalin ether Ricthie method found 24 samples 75 with positive results and 8 samples 25 with negative results. Sensitivity of saturated sugar flotation method shows greater results than formalin ether method 95 vs 90 . Specificity of saturated sugar flotation method is lower than the formalin ether 33.3 vs 50 . Fischer test for saturated sugar flotation method p 0.049 "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesilia Permatasari
"ABSTRAK
Frekuensi pengambilan sampel tinja dalam pemeriksaan mikroskopik mempengaruhi hasil pemeriksaan, namun sampai saat ini belum ada pedoman jumlah pengambilan sampel tinja untuk deteksi infeksi parasit usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pengambilan sampel tinja yang lebih efektif untuk deteksi infeksi parasit usus dengan pemeriksaan mikroskopik. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Data pada penelitian merupakan hasil pemeriksaan dari sampel tinja yang dikirim ke Laboratorium Parasitologi FKUI tahun 2006-2015. Teknik sampling yang digunakan ialah non probability sampling yaitu consecutive sampling dengan mengambil sampel tinja dari subjek yang memeriksakan tinjanya 3 kali di hari yang berbeda dengan dengan interval pemeriksaan sampel pertama dan ketiga kurang dari 10 hari. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pemeriksaan dengan pengambilan sampel tinja dua kali meningkatkan hasil positif dibandingkan pengambilan sampel tinja satu kali 30,9 vs 34,1 uji Fisher

ABSTRAK
The sampling frequency of obtaining stool from patient rsquo s samples will determine the microscopic examination result, however the frequency of taking stool samples from a patient for detecting intestinal parasites has not been standardized. The aims of this study was to determine the most effective frequency of stool sampling for intestinal parasites detection by microscopic examination. The study was conducted by using cross sectional design. Data of this study were obtained from the examination result of stool samples sent to the Laboratory of Parasitology, FKUI from 2006 2015. The sampling technique used was consecutive sampling, which was done by taking stool samples from subjects being examined for three different days. The examination of three samples should not exceed ten days. This study showed that examination of stool samples taken twice increased positive outcomes compared to samples taken once 30.9 vs 34.1 Fisher 39 s exact test"
2016
S70388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Heru Karsono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap telur jenis-jenis cacing parasit usus pada sapi dan kerbau yang terdapat di R.P.H Cakung, Jakarta Timur. Pada sapi yang berasal dari Jawa Timur terbanyak diinfeksi oleh cacing Trichuris spp., Trichostrongylus spp., dan Bunostomum spp. Pada sapi asal Bali banyak diinfeksi oleh Toxocara spp., dan Bunostomum spp. Pada sapi asal Nusa Tenggara Timur banyak diinfeksi Moniezia spp., Toxocara spp. Dan Oesphagostomum spp. Pada kerbau asal Jawa Timur banyak diinfeksi oleh Fasciola spp. Dan Mecistocirrus spp. Pada kerbau asal Sulawesi Selatan banyak diinfeksi oleh Fasciola spp. Dan Mecistocirrus spp.
Dari berbagai jenis cacing parasite usus pada sapid an kerbau yang didapatkan, terdapat jenis yang juga dapat menginfeksi manusia, yaitu Fasciola spp., Toxocara spp., Oesphagostomum spp., Trischostrongylus spp., dan Trichuris spp."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Infeksi saluran cerna oleh cacing dan protozoa memiliki prevalensi cukup tinggi dan masih menjadi masalah di Indonesia, terutama pada anak-anak. Dengan faktor sampah sebagai sumber penyebaran penyakit infeksi parasit usus, kawasan Bantar Gebang merupakan salah satu kawasan yang berisiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang, Bekasi dan hubungannya dengan jarak rumah terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Desain penelitian ialah Cross-Sectional. Penelitian dilakukan pada Februari 2012 sampai Juni 2014 di RT 01 RW 01, RT 01 RW 03 dan Sekolah Alam, Desa Ciketing, Kecamatan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi dan terkumpul sebanyak 139 responden yang melakukan pemeriksaan feses dan mengisi kuesioner. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 72,7 % anak-anak di TPA Bantar Gebang terinfeksi parasit usus yang didominasi infeksi protozoa dengan infeksi Blastocystis hominis terbanyak (52,2 %). Data sebaran responden diketahui paling banyak (61,2 %) tinggal pada jarak dekat (kurang dari 10 meter) dengan TPA. Hasil uji Chi-Square, tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi parasit usus dengan jarak rumah terhadap TPA (p=0,766). Disimpulkan, Prevalensi infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang adalah 72,7 % dan tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi parasit usus dengan jarak rumah terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
, Gastrointestinal worms and protozoa infections have high prevalence and are still problems in Indonesia, especially in children. Waste factor is the source of intestinal parasites infectious disease spread, and Bantar Gebang is one of the high-risk area. This study aims to determine the prevalence of intestinal parasitic infections in children at Bantar Gebang landfill, Bekasi and its relationship with the distance of home to the landfill (TPA). The study design was cross-sectional. The study was done in February 2012 until June 2014 at RT 01 RW 01, RT 01 RW 03 and Sekolah Alam, Ciketing village, Sumur Batu sub-district , Bantar Gebang, Bekasi, and collected 139 respondents who have stool examination and filled the questionnaire. Results of the study found 72.7 % children at Bantar Gebang landfill infected with intestinal parasites witch is dominated by protozoa infection with the most one is Blastocystis hominis infection (52.2 %). Data distribution of the respondents known most (61.2 %) lived in short distance (<10 meters) with landfill. Results of Chi-Square test, there was no significant relationship between intestinal parasite infection with the distance of home to the landfill (p = 0.766). As the conclusion, prevalence of intestinal parasite infections in children at Bantar Gebang landfill is 72.7 % and there was no significant relationship between intestinal parasite infection with the distance of home to the landfill (TPA).
]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdanti Rahma Putri
"Infeksi parasit usus banyak dijumpai di negara berkembang dan erat kaitannya dengan kebersihan diri dan lingkungan. Faktor lingkungan yang diduga ikut berperan dalam transmisi parasit adalah keadaan lantai rumah. Penelitian dengan desain crosssectional ini bertujuan untuk mengetahui angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan keadaan lantai rumah pada anak-anak di TPA Bantar Gebang. Data diambil bulan Maret 2012 dengan subjek penelitian berjumlah 122, diolah menggunakan program SPSS versi 16.00, dan dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi parasit usus sebesar 73% dan berhubungan bermakna dengan infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang Bekasi (p=0,047), di mana lantai rumah yang terbuat dari tanah meningkatkan risiko penularan infeksi parasit usus.

Intestinal parasitic infections are found in many developing countries and is closely related to personal and environmental hygiene. One of the environmental factors suspected responsible for the intestinal parasite transmission is the house floor condition. This study with cross-sectional design was aimed to determine the infection rate of intestinal parasites and its relationship with the house floor condition in children in Bantar Gebang. Data was taken in March 2012 with 122 consecutive sampling, processed using SPSS version 16, and was analyzed by chi square test. The results showed intestinal parasitic infection rate by 73% and was significantly associated with intestinal parasitic infections (p = 0.047), in which floor made of soil increases the transmission risk of intestinal parasitic infections."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>