Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Percandian di situs Batujaya relatif baru ditemukan, yaitu pada tahun 1985. Karena temuan yang relatif baru, maka kajian tentang percandian di situs Batujaya inipun belum banyak dilakukan, apalagi yang berkaitan dengan lingkungan fisik dikaitkan dengan peninggalan berupa bangunan candinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa situs Batujaya berada pada dataran aluvial yang subur dan banyak mengandung air tawar. Walaupun demikian, situs ini sering pula terjadi banjir. Untuk mengatasi ini dilakukan upaya untuk meninggikan dasar bangunan, mengurung sekitar bangunan dan melapisi bangunan dengan lepa. Mengingat masih sangat sedikitnya data yang terungkap, maka dalam panelitian ini masih dirasakan kekurangan dan kelemahan. Mudah-mudahan di masa mendatang penelitian di sini akan lebih intensif lagi, sehingga akan menjadi lebih jelas lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
"Berbeda dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jawa Barat `miskin` akan peninggalan masa lalu berupa candi. Namur, citra itu mulai berubah selelah ditemukannya sejumlah bukit kecil (unur) oleh Tim Arkeologi Universitas Indonesia tahun 1984 di daerah Batujaya, Karawang. Mulai saat itu, penelitian percandian di situs Batujaya ini dilakukan secara bertahap. Saat ini baru diteliti 12 situs dari 24 situs yang telah di survei.Namun demikian, belum diperoleh kejelasan tentang gaya arsitektur, kronologi dan sistem pcrcandiannya. Hal lain yang memaksa untuk melakukan penelitian di percandian di daerah Batujaya ini adalah pertimbangan lokasi berupa sawah sehingga mengancam keleslarian bangunan candi akibal genangan dan resapan air. Di samping itu, aktivitas sehari-hari penduduk dalam mengerjakan sawah dengan cara mencangkul dan memperluas petak sawah dapat merusak dan menghabisi unur yang di dalamnya terpendam candi.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan lemuan baru tenlang kebudayaan dan masyarakat masa lalu, khususnya percandian di Jawa Barat Secara khusus yang ingin dicapai dalam kajian ini adalah (I) rekonstruksi bentuk bangunan candi, arsitektur, ornamental dan latar keagamaan, (2) Kronologi bangunan candi, dan (3) sistem percandian di sites Batujaya.
Penelitian ini mcrupakan kegiatan arkeologi lapangan (field archaeology) yang penekanannya pada kegiatan penggalian (excavation). Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan metode survei dan ekskavasi, dengan fokus untuk mengetahui data fisik bangunan dan lingkungannya. Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis bahan, bangunan dan kontekstual untuk mengetahui teknik dan fungal bangunan candi. Sedangkan pada pengolahan data dilakukan analogi sejarah (historical analogy) dan data lapangan (site comparative) dalam rangka penyusunan scjarah kebudayaan.
Hasil penelitian yang telah dicapai pada tahun kedua ini sasungguhnya masih perlu diteliti lagi secara intensif. Bangunan candi yang ditemukan semuanya terbuat dari bata. Umumnya bangunan candi yang ditemukan hanya tinggal bagian kaki atau bagian dasar bangunan Struktur bata bagian atas umumnya sudah rusak dan tidak beraturan lagi. Situs-situs yang diteliti intensif dalam penelitian ini adalah SEG I, SEG II-A, SEG H -B, SEG III-A, SEG IV, SEG V, SEG IX, TLJ I-A, TLJ I-B, TLJ I-C, TIJ V, DAN TLJ VIII
Adapun kesimpulan sementara yang dapat diberikan adalah:
a. Masing-masing bangunan candi.memiliki gaya arsitektur yang beraneka ragam
b. Bangunan candi tersebut memiliki latar agama Buddha
c. Kronologi absolut pereandian Batujaya belum diketahui karena sampel untuk uji laboratorium masih kurang dari memadai. Namun demikian, secara relatif diduga berasal dari dua tahap yaitu tahap pertama abad V--VII M (Tarumanagara), dan tahap kedua abad V11-X M (pengaruh Kerajaarl Sriwijay-a)
d. Sistem pencandian, dalam hal ini sistem peribadatan agama Buddha, baru terbatas pada 11 situs yang diteliti."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Efendi
"Tesis ini mengkaji Pengembangan Museum Situs Batujaya yang sesuai dengan museologi baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang memfokuskan pada kondisi Situs Batujaya. Analisisnya difokuskan pada komunikasi museum situs dengan menggunakan teore edukasi. Selanjutnya dibahas mengenai pengembangan pengelolaan koleksi dan struktur organisasi. Desain arsitektur juga menjadi pembahasan yang penting sebagai pendukung pengembangan Museum Situs Batujaya. Konsep dan desain edukasi diwujudkan dalam bentuk pameran dan program publik. Tema pameran mengenai ?Situs Batujaya sebagai satu-satunya percandian tertua di Jawa? menjadi bagian penting sebagai dasar dalam pembuatan alur cerita dan tata pamer. Tata pamer dibuat dengan teore edukasi konstruktivis dengan pendekatan lingkungan. Selain itu, cara belajar informal free-choice learning juga menjadi pilihan yang dapat dilakukan dalam pengembangan Museum Situs Batujaya.

This thesis reviewing the development of the Site Museum of Batujaya in accordance with the new museology. Using descriptive qualitative method focusing on the condition of Archaeological Site of Batujaya, the analysis focused on the communications museum site by using the theory of education. Further discussion regarding the development of collection management and organizational structure, and the architectural design also became an important discussion to support the development of Batujaya Site Museum. The educational concept and design to be done by the "Museum Site of Batujaya" embodied in the form of exhibitions and public programs. "Batujaya Site as the oldest temple in Java" as the exhibition theme played an important role as a basic plot in the making of storyline and exhibition design, which created on the base of the constructivist educational theory in accordance with environmental approach. Furthermore, free-choice informal learning method is also an option in the development of Batujaya Site Museum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
Jakarta: Kiblat Buku Utama, 2010
930.1 HAS k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
"Disertasi ini pada dasarnya merupakan hasil penelitian terpadu dalam bidang arkeologi, yang bertujuan untuk merekonstruksikan sejarah kebudayaan daerah panlai utara Jawa Barat, berdasarkan peninggalan arkeologi yang diperoleh rnelalui survei dan ekskavasi di kawasan silus Balujaya, Karawang, Jawa Barat, sejak tahun 1985 hingga tahun 2006. Cakupan waktunya meliputi masa akhir prasejarah (akhir Masa Perundagian) sampai masa akhir Tarumanagara, yang meliputi kurun waktu sekitar abad ke-2 hingga abad ke-10. Dalam disertasi ini dibahas beberapa unsur kebudayaan berdasarkan sumber utamanya berupa peninggalan arkeologi, di antaranya berupa sisa-sisa kompleks percandian bata, arca, bcnda-benda hiasan (ornamen), inskripsi, meterai (volive tablet) terakota, gerabah, alat logam, perhiasan, dan kerangka manusia. Melalui analisis dan tinjauan dengan pendekatan induktif-deduktif dan holistik, diperoleh kesimpulan-kesimpulan dan penafsiran yang kemudian digunakan secara eksplanatif untuk mcnjelaskan dan merekonstuksikan gambaran mengenai sejarah kebudayaan Jawa Barat, khususnya daerah pantai utara. Rekonstruksi sejarah kebudayaan ini meliputi rekonstruksi unsur-unsur kebudayaannya yaitu: (1) tatanan permukiman; (2) tata masyarakat; (3) religi; (4) kesenian; (5) teknologi; (6) bahasa dan keberaksaraan; (7) sistem perekonomian.
Daerah pantai utara Jawa bagian barat, khususnya daerah pantai utara Jawa Barat, merupakan daerah hunian pantai yang luas, yang sudah terbentuk sejak Zaman prasejarah, dari Masa Bercocok Tanam hingga Masa Perundagian. Daerah permukiman ini dikenal sebagai Daerah Kebudayaan Buni atau Kompleks Gerabah Buni (Buni Pottery Complex), dan dilandai terutama oleh tinggalan budayanya berupa artefak gerabah yang memiliki daerah persebaran yang luas. Masyarakat penghuni daerah ini tergolong ke dalam ras Mongoloid. Mereka hidup dari perdagangan yang didukung oleh kegiatan industri gerabah, pertanian dan penangkapan ikan (nelayan). Masyarakat budaya Buni ini telah memiliki stratifikasi sosial dan sistem kepimpinan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketika orang-orang India datang di daerah pantai ulara Jawa Barat ini masyarakat setempat mulai menyerap unsur-unsur kebudayaan India dan terjadilah proses akulturasi yang menyebabkan timbulnya perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Pengenalan dan penerapan konsep-konsep baru dalam kehidupan masyarakat ini telah menumbuhkan dinamika sosial-budaya menuju suatu kehidupan baru yang berlandaskan unsur-unsur kebudayaan India. di antaranya terwujud dalam bentuk institusi kerajaan yang bernama Tarumanagara dan religi baru yaitu agama Weda dan Buddha. Dalam kehidupan masyarakat di wilayah ini terlihat adanya kesinambungan dari masa akhir prasejarah ke masa awal sejarah, khususnya dari akhir Masa Perundagian ke masa awal Tarumanagara.
Unsur religi dari kebudayaan India yang mula-mula diserap adalah agama Weda, seperti yang tersirat di dalam inskripsi-inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman, raja Tarumanagara. Di samping agama Weda, kemudian muncul pula agama Buddha yang meninggalkan sisa-sisanya berupa kompleks percandian di kawasan situs Batujaya. Agama Buddha yang berkembang di daerah pantai utara Jawa Barat ini bercorak Mahayana. Kompleks percandian agama Buddha di Batujaya ini mempunyai ciri yang sangat menonjol, yaitu telah menggunakan bahan bangunan berupa bata dan lepa stuko. Penggunaan bata dan lepa stuko pada percandian di Batujaya ini menandai pula tingkat perkembangan teknologi bangunan yang telah dicapai pada waktu itu. Gaya seni hias dan seni arcanya memperlihatkan ciri gaya seni Nalanda yang telah dipengaruhi oleh gaya seni Gandhara. Penemuan inskripsi-inskripsi di kompleks percandian Batujaya yang telah menggunakan aksara Palawa dan bahasa Sanskena, walaupun masih terbatas dalam kegiatan religi, telah menandai munculnya Lradisi budaya bertulis (lirerate culture), suatu babakan baru dalam kehidupan budaya masyarakat setempat.
Dalam penelitian ini dikemukakan pula beberapa kesimpulan lain yang bcrkenaan dengan perkembangan sejarah di wilayah ini, yaitu invasi Sriwijaya ke Bhimijawa (yang tidak lain adalah kerajaan Tarumanagara), menjelang akhir abad ke-7. lnvasi Briwijaya ke Taruminagara ini telah membawa pula pengaruh baru terhadap pcrkembangan politik, religi dan kesenian di Tarumanagara, khususnya di daerah pantai utara Jawa Barat. Berdasarkan pertanggalan C14 (radiocarbon dating) dan pertanggalan relatif yang diperoleh berdasarkan analisis terhadap tinggalan-tinggalan yang ada, kompleks percandian di kawasan situs Batujaya berasal dari masa sekilar abad ke-6 dan ke-7 dan berkembang terus hingga akhir abad ke-10. [HSD]."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
D1828
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Candi Blandongan merupakan salah satu candi di Komplek Percandian Batujaya,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Candi ini belum diketahui bentuk dan
fungsinya secara pasti. Bentuk dan fungsi pada candi ini penting untuk diketahui
guna merekonstruksi tingkah laku manusia pada masa lampau terutama dalam hal
pembangunan candi pada masa awal perkembangan agama Buddha di daerah
Jawa bagian barat. Penelitian mengenai bangunan Candi Blandongan dimulai
dengan pendeskripsian yang dilanjutkan dengan melakukan analisis khusus dan
kontekstual terhadap bangunan candi. Analisis dilakukan dengan cara
membandingkan bangunan Candi Blandongan dengan bangunan candi lain yang
ada di Komplek Percandian Batujaya. Hasil dari analisis tersebut adalah sebuah
eksplanasi bahwa bangunan Candi Blandongan diperkirakan merupakan bangunan
candi yang memiliki stupa pada bagian atasnya dan berfungsi sebagai pusat
pemujaan pada masa awal perkembangan agama Buddha di daerah Jawa bagian
barat., Blandongan Temple is one of the temples in Batujaya Enshrinement Complex.
The form and function is important to note in order to reconstruct human behavior
in the past, particularly in temple constructing matters in the early days of the
development of Buddhism teachings in western Java. The research is started by
describing the temple physical building and followed by performing form analysis
and contextual analysis. Analysis is done with comparing Blandongan Temple
building to other building temples inside Batujaya Enshrinement Complex. The
result of said analysis explains that Blandongan Temple building probably is a
temple with stupa on top of it and had been used as worship place in the early
days of the development of Buddhism teaching in western Java.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012
959.801 KEM w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Mulyawati
"Penelitian mengenai keramik di situs Astana Gunung Jati Cirebon telah dilakukan sejak tahun 1987 hingga 1989. Tujuannya ialah untuk mencari keterangan mengenai penggunaan keramik sebagai hiasan pada bangunan-bangunan kuna di daerah Cirebon, mengetahui populasi, persebaran, serta fungsi dari keramik-keramik yang terdapat di situs Astana Gunung Jati, serta mencoba mengetengahkan keramik-keramik itu dengan peranan kesultanan Cirebon pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi Kepustakaan meliputi kepustakaan mengenai keramik itu sendiri serta kepustakaan mengenai latar sejarah Cirebon. Studi lapangan meliputi survey pada situs tersebut dan wawancara yang dilakukan baik terhadap ahli-ahli, keramik maupun terhadap para pejabat yang bertugas di daerah tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa keramik-keramik tersebut berjumlah sebanyak 8212 buah, terdiri dari berbagai bentuk dengan piring merupakan jumlah terbanyak (79,31%). Ditinjau dari segi asal tempat pembuatannya kebanyakan keramik-keramik tersebut berasal dari berbagai negara di kawasan asian dengan Cina menempati posisi negara terbanyak {67,28%). Dari segi masanya paling banyak berasal dari abad 18-20 (97,80%). Sehingga dapat dikatakan keramik-keramik tersebut merupakan keramik baru.
Dari segi fungsinya dapat dikatakan keseluruhannya berfungsi sebagai hiasan bangunan (98,82%) walau ada pula yang mempunyai fungsi lain. Kedatangan keramik di situs ini dapat dikatakan secara bertahap dan berkesinambungan (dari periode ke periode). Akan tetapi peletakan keramik-keramik tersebut tidak dapat digunakan sebagai penentu usia bangunan di situs tersebut, oleh karena tidak teraturnya pemasangan benda-benda keramik tersebut (keramik dari periode yang lebih tua disejajarkan dengan keramik dari periode yang lebih muda)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nur Ramdhaniah
"Artikel ini membahas tentang dinamika Perhimpunan Tirtajasa sebagai perkumpulan etnis Banten di Bandung 1928 hingga 1935, dalam upayanya meningkatkan kehidupan ekonomi dan pendidikan masyarakat Banten. Kajian tentang Perhimpunan Tirtajasa masih jarang ditemukan. Kajian-kajian sebelumnya hanya sedikit menyinggung pembentukan Perhimpunan Tirtajasa dan aktivitasnya di bidang sosial dan pendidikan, tetapi belum secara utuh membahas perihal proses pembentukan Perhimpunan Tirtajasa. Perhimpunan Tirtajasa terbentuk melalui hasil reorganisasi Paguyubann Kabeningan Hate pada tahun 1928. Faktor pendorong pembentukan Perhimpunan Tirtajasa adalah kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat Banten yang terbelakang, serta kegiatan Pagoejoeban Pasoendan yang belum berdampak bagi masyarakat Banten. Terdapat dinamika pada perjalanan Perhimpunan Tirtajasa mewujudkan tujuan-tujuannya, seperti munculnya polemik atas pembentukan Perhimpunan Tirtajasa oleh etnis Sunda berinisial Kawe. Pada tahun ketiganya, terjadi perluasan kegiatan perhimpunan melalui pendirian cabang di Jakarta, Serang, Bandung, Menes, dan Tangerang. Penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan Perhimpunan Tirtajasa berdampak bagi kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat di Banten melalui pendirian koperasi Tirtajasa dan Hollands Inlands School (HIS) Met de Koran Tirtajasa di berbagai wilayah di Banten. Artikel ini ditulis menggunakan Metode Sejarah dengan data berupa koran sezaman, koleksi foto, buku, disertasi, dan artikel.

The article describes the dynamics of the Tirtajasa Association as a Banten ethnic association in Bandung from 1928 to 1935. In the article, the Banten people discuss its efforts to improve their economic life and education. Research on the Tirtajasa Association is still scarce. Previous studies have focused only on the formation of Tirtajasa Association and its social and educational activities. The Tirtajasa Association formation process has not yet been fully discussed. Tirtajasa Association was formed in 1928 as the result of the reorganization of the Kabeningan Hate Association. Tirtajasa Association was formed because of the backward economic and educational conditions of Banten. Moreover, there was no impact on Banten's people from the Pagoejoeban Pasoendan activities. In its journey to achieve its goals, the Tirtajasa Association has dynamics. In this case, there has been a polemic over formation of the Tirtajasa Association by Sundanese with Kawe initials. The association's activities expanded by establishing branches in Jakarta, Serang, Bandung, Menes, and Tangerang in its third year. As shown by this study, Tirtajasa Association's activities have a positive impact on the economic conditions and education of people in Banten through their cooperative and the Hollandsch Inlandsche School (HIS) Met de Koran Tirtajasa. The article was written using historical sources, including newspapers, photos, books, dissertations, and articles, using the Historical Method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>