Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112044 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kisdaryeti
"Peran Inslalasi Farmasi RS Dr. M. Hoesin Palembang dalam menunjang pelayanan kesehatan antara lain pelayanan obat-obalan yang merupakan salah satu faktor penting dalam penyembuhan pasien, sehingga harus dikelola secara professional. Rendahnya jumlah pasien yang mengambil obat di Tempat Pelayanan Obat (TPO) rawat jalan merupakan salah satu indikator yang menyangkut kualitas pelayanan obat di rumah sakit. Untuk itu dilakukan penelitian tentang alternatif cara untuk meningkatkan jumlah pasien yang mengambil obat di Tempat Pelayanan Obat (TPO) rawat jalan RSMH Palembang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem secara deskriptif dengan observasi data resep yang dilayani di TPO rawat jalan dan data kunjungan pasien umum poliklinik rawat jalan dua tahun terakhir (2000 dan 2001). Penelitian secara kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam kepada Direktur Pelayanan Medik, Kepala. Instalasi Farmasi, Apoteker penanggung jawab pelayanan di TPO rawat jalan, dan Asisten apoteker pelaksanan di TPO rawat jalan serta pasien umum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa alternatif cara yang harus diambil untuk meningkatkan jumlah pasien yang mengambil obat di TPO rawat jalan RSMH Palembang adalah, melengkapi ketersediaan obat di TPO rawat jalan dengan cara menginventarisasi obat-obat yang digunakan oleh dokter-dokter poliklinik rawat jalan., menurunkan harga obat di TPO rawat jalan yang disamakan atau lebih murah dari harga obat di apotik sekitar RSMH Palembang agar bersaing, dan memindahkati lokasi TPO rawat jalan kedepan (pintu masuk rumah sakit) dekat Ruang Informasi agar dikenal masyarakat.
Berdasarkan basil penelitian disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit Dr. M. Hoesin Palembang untuk menentukan alternatif mana yang lebih menguntungkan bagi rumah sakit dalam meningkatkan jumlah pasien yang mengambil obat di TPO rawat jalan RSMH Palembang.

Alternative Methods Of Increasing The Number Of Patients Who Choose To Purchase Their Medications At The Outpatient Pharmacy (TPO) Of Dr. M. Hoesin Hospital (RSMH), Palembang 2003The role of the Pharmacy Installation at Dr. M, Hoesin Hospital, Palembang (RSMH), in contributing to healthcare is through the dispensing of medications which is an important factor contributing to the recovery of patients, and must be carried out in a professional manner. The low number of patients who choose to receive medications at the Outpatient Pharmacy (TPO) are one indicator of the quality of the medications available at the hospital. Because of this fact, this research was undertaken to explore alternative methods for increasing the number of patients who choose to purchase their medications at the TPO of RSMH, Palembang.
This research was carried out using a systematic approach in a descriptive manner. The data was compiled from prescriptions, which were supplied by TPO, and from patients? visits to the general outpatient clinic over the past two years (2000 and 2001). Additionally, qualitative data was gathered through interviews with the Director of Medical Care, the Head of the Pharmacy Installation, the Pharmacist who answered as one who serves patients at TPO, and the Assistant Pharmacist who is in charge of implementation at TPO with general patients.
The results of this research indicate that the alternative methods, which must be adopted for increasing the number of patents choosing to purchase their medications at TPO of RSMH, Palembang, should include the following: (l) supplementing the availability of medication at TPO by taking inventory of the medications used by outpatient clinic doctors, (2) lowering the prices of medications at TPO to make them competitive with the prices of pharmacies nearby RSMH Palembang, and (3) moving the location of TPO to the front (entrace of the hospital) near the Information Center which is known by the community.
Based on the results of this research, it is proposed to the management of Dr. M. Hoesin Hospital, Palembang to establish an alternative way of increasing the number of patients who receive treatment at TPO of RSMH Palembang, which is more profitable for the hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Sudirman
"Dengan semakin bertambahnya jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang (RSMH), beban kerja perawat pelaksana dirasakan semakin besar, Tenaga perawat di RSMH berjumlah 634 orang sedangkan jumlah kapasitas tempat tidur berjumlah 660 tempat tidur: Di instalasi Penyakit Dalam RSMH Palembang, jumlah tempat tidur (162 TT) dengan jumlah tenaga perawat (65 orang), atau rasio 2 : 5 menunjukkan bahwa RSMH Palembang sepertinya belum mencapai standar RS Tipe A dan B. Menurut Departemen Kesehatan ratio antara perawat dengan TT adalah 3 perawat : 2 tempat tidur. Hal ini salah satu penyebabnya adalah kurang meratanya pendistribusian tenaga perawat, disisi lain masih banyaknya tenaga perawat yang ditempatkan pada unit-unit non keperawatan. Tenaga perawat yang dipekerjakan di unit rawat jalan mencapai lebih dari 100 orang. Hal ini diduga rnerupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat. Sampel dari penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja pada Ruang Rawat inap Instalasi Penyakit Dalam RSMH Palembang berjumlah 58 orang. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner tanpa dilakukan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kinerja perawat (p=0,000), dengan subvariabel yang dominan dalam mempengaruhi kinerja perawat adalah sistem penugasan.
Peneliti memberikan saran kepada RSMH Palembang, yang meliputi perbaikan dalam hal pendistribusian tenaga perawat, perlunya dilakukan supervisi yang terus menerus, perlunya evaluasi kinerja secara berkala dan pemberian penghargaan (reward). Selain itu peneliti juga menyararankan agar setiap perawat memahami Standard Operating Procedure (Protap) sebagai bentuk operasional dari sistem penugasan yang jelas dan terukur.

The Relationship of Job Responsibility and the Task of Nursing Staff at in Patient Wards of Internal Deasease Unit in RSMH Palembang in 2003The more patients treated in RSMH Palembang, the bigger job responsibility the nursing staffs have. The nurse working load get larges, the totality of whole nurses in Dr. Mohammad Hoesin Hospital now are 634 man, and total of capacity of hospital's bed are 660 beds. In the Department of Interns the ratio of the beds (165 beds) compared with numbers of nursing staff (65 nurses) or in the ratio of l to 2,5 shows that RSMH Palembang nursing staff is 3 nurses to 2 beds. One of the reason is unspread about distribution of a nursing staff, on the other side, still a lot of a nursing staff to get position in non-nursing units, beside that about 100 nursing staff does at out patient unit. This is supposed to have affected the tasks of a nursing staff. On the other side, a nursing staff does a lot more administrative work than does her nursing routine tasks. This is supposed to have affected the tasks of a nursing staff.
This research is aimed to observe the relationship between the job responsibility with the task of nursing staff. The samples of this research are 58 nurses working at the in patient wards of Internal Disease Unit in RSMH Palembang.
The result of this research shows that there is a significant relationship between the job responsibility with the task of nursing staff and the dominant variable which influence the nursing staffs task is the system of order.
The researches suggests that increase i.e. nurse distribution, continuous supervision, periodic evaluation of the tasks, and reward given. The other case the researches suggest that every nursing staff at RSMH Palembang should understand Standard Operating Procedure (Protap) as an operational form a distinct and measurable order system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masnir Alwi
"Kualitas pelayanan rumah sakit merupakan indikator yang menentukan citra rumah sakit yang pada gilirannya akin menentukan kesinambungan rumah sakit baik sebagai lembaga pelayanan kesehatan maupun sebagai bisnis pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan rumah sakit akan meningkat apabila penggunaan obat di rumah sakit dilakukan secara rasional. Kepatuhan dokter menulis resep berdasarkan standar obat yang berlaku akan meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keparuhan dokter menulis resep berdasarkan Formularium RSMH Palembang. faktor Internal yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetalman, lama kerja, sikap, dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yang diteliti meliputi kepemimpinan, imbalan, jabatan, peran Panitia Farmasi dan Terapi, peran Komite medik, dan peran Detailer. Dalam hal ini dilakukan juga penelitian untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan. Data diperoleh melalui survey menggunakan kuisioner yang validitas dan reliabilitas telah diuji coba terlebih dahulu. Besar sampel penelitian adalah 100 responden, dilakukan secara cross .yccfional dengan analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan "chi square", dan multivariate dengan "regresi logistik".
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rata-rata kepatuhan dokter menulis resep berdasarkan Formularium adalah 52,28 %. Faktor internal yang bermakna berhubungan dengan kepatuhan adalah variabel tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yang bermakna berhubungan dengan kepatuhan adalah variabel kepemimpinan, peran komite medik, dan peran detailer. Faktor-faktor dominan adalah variabel sikap, jenis kelamin, peran detailer, tingkat pendidikan, peran komite medik, dan motivasi.
Dari penelitian ini diharapkan agar pimpinan RSMH beserta jajarannya memperbaiki citra kepemimpinan dengan introspeksi. Dengan citra kepemimpinan yang baik diharapkan pendekatan kepada dokter yang sebenarnya mempunyai sikap dan motivasi tinggi mendukung kebijakan penulisan resep berdasarkan Formularium tidak akan sulit. Perlu dilakukan peningkatan peran Kornite medik dan Panitia Farmasi dan terapi untuk mengeliminasi peran detailer, perlu dilakukan sosialisasi Formularium RSMH, dan meinanfaatkan dokter residen dan dokter umum, beserta dokter wanita untuk meningkatkan kepatuhan dokter.

The Factors that Relate to the Discipline of Doctor for Writing the Prescription Follow the Legal Standard of Medicine in Hospital of RSMH Palembang CityThe quality of service in hospital is an indicator to determine its image, so it can influence its activity not only as social service institution but also as business service institution. The quality of service in hospital will increase influenced by rational using of its medicine The discipline of doctor writes prescription based on the legal standard of medicine will increase the rationality of its medicine usage.
The aim of this research is how to know the factors relate to the discipline of doctor for writing prescription based on formulation of RSMH Palembang. Internal factors that are investigated consist of age, sex, education, knowledge, experience, attitude, and motivation. External factors that are investigated consist of leadership, incentive, job, function of Medicine Committee and Therapy, function of Medical Committee, and function of Detailer. Besides that, in this case, the aim of this research is to know the dominant factors that influence the discipline. Data is collected by survey method, using valid and reliable questionnaire. The total of -samples in this research are 100 respondents, hold by cross sectional, using quantitative analysis. Method of analysis used variant, two variant combination of chi square, and multi variant combination of logistic regression.
Conclusion, the discipline of doctor that writes the prescription following the medicine formulation shows 52,28 percent. The internal factors that determinate relate to the discipline are education, knowledge, attitude, and motivation. So, the external factors determinate it are leadership, function of Medical Committee, and function of Detailer. The dominant factors determinate the discipline are attitude, sex, function of l)etailer, education, function of Medical Committee, and motivation.
Recommendation. The management of RSMH Hospital and their staffs must be improved their image, how to be introspection themselves. The good image of leadership is implied how to persuade the doctors, who have good motivation and good attitude, in order they realize and is not too difficult to write the prescription follow the formulation. So, it is important to increase the function of Medical Committee, and Medicine Committee and Therapy to eliminate the function of Detailer. It needs the socialization of formulation of RSMH join together with candidate physician and physician, and female physician, in order to improve the discipline of doctors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T12711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Oktarina Rony
"Dari kondisi yang ada pada Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang diketahui bahwa pemanfaatan kapasitas terpakai hanya 33% dari kapasitas terpasang. Ini menyebabkan jumlah pendapatan rumah sakit dari bagian ini tidak optimal. Untuk itu perlu dipikirkan suatu upaya untuk mengatasi masih rendahnya kunjungan pada Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang tersebut.
Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui strategi meningkatkan kunjungan Rawat .ialan RS Pelabuhan Palembang, berikut factor ekstemal dan internal yang mempengaruhi.
Metodotogi yang digunakan datam penelitian ini adalah metode telaah kasus, dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Febniari 2003. Metoda pengumpulan data diperoleh melalui data primer lewat wawancara indepth interviewdan melakukan diskusi kelompok. Serta data sekunder melalui penelusuran data rekam medis rumah sakit dan data dari Badan Pusat Statistika kota Palembang.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peluang utama Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang adalah mengembangkan pasar dan produk yang ada. Dengan ancaman yang ditakutkan adalah larinya pasien, dokter spesialis dan perusahaan pelanggan ke rumah sakit lain.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, bahwa rendahnya kunjungan dikarenakan fungsi internal marketing rumah sakit belum berjalan optimal, jumlah dokter di poli spesialis tidak merata, kecepatan layanan di masing-masing poli tidak sama, waktu tunggu yang lama serta sarana bagian rawat jalan yang kurang memadai. Oleh karena itu disarankan kepada pihak rupiah sakit untuk melakukan peningkatan profesionalisme SDM bagian pemasaran, mengkaji ulang kembali beberapa poli spesialis yang masih dapat ditingkatkan kunjungan pasiennya, mcningkatkan kecepatan layanan, memperpendek waktu tunggu dan memperbaiki sarana pelayanan bagian rawat jalan.
Daftar Pustaka : 24 (1979-2001)

From the existing conditions of the outpatient clinic of Pelabuhan Palembang, it is apparent that it is operating at only 33% of its full capacity. This causes the output of the outpatient clinic to be less than optimal. Therefore, it is necessary to consider a strategy for increasing the low number of visits to the outpatient clinic of Pelabuhan Hospital, Palembang.
The purpose of this research is to know how increasing the number of visits to the outpatient clinic of Pelabuhan Hospital. Palembang, as well as Ending external and internal influential factors.
This research was carried out with case study methods at January-February 2003.
The primary data was obtained through indepth interviews and group discussionswith hospital administrators. Secondary data was obtained through examining hospital records and data from the Center for Health Statistics in Palembang.
From this research, it appears that the main opportunity for increasing the number of visits to the outpatient clinic of Pelabuhan Hospital, Palembang is by giving priority to develop the market and product. One existing problem is that patients seek treatment from other specialists and other treatment centers.
In Conclusion, the low number of patients seeking treatment at the outpatient clinic, is caused by there is not enough promotion and information from the hospital, limited number of specialists, service time, waiting time and facilities still poor. It is advisable that the hospital increase to improve the quality of the marketing human resources, reevaluate the some of the specialists that can be increase in the number of patient visits, and improve the following:
- Service time.
- Waiting time.
- Facilities of the outpatient clinic.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Berandini Prastiwi
"Rumah sakit sebagai penyedia jasa layanan kesehatan dituntut untuk selalu dapat menyediakan pelayanan yang berkualitas, cepat, menyenangkan dan memuaskan pelanggan. Karena banyaknya rumah sakit saat ini, meningkatnya arus informasi dan tingkat pendidikan membuat masyarakat semakin kritis dan memilih rumah sakit yang dapat berkualitas.
Kunjungan pasien di unit rawat jalan RS. Marinir Cilandak pada tahun 2001-2003 yang semakin menurun, di sisi lain adanya keluhan pasien poliklinik yang diterima oleh manajemen dan adanya pasien yang batal berobat karena kecewa terhadap pelayanan di Poliklinik membuat peneliti ingin melihat bagaimana gambaran kepuasan pasien di unit rawat jalan RS.Marinir Cilandak.
Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya pengukuran kepuasan pasien di Unit Rawat Jalan RS. Marinir Cilandak sehingga tujuan penelitian ini untuk mengukur kepuasan pasien / keluarganya di Unit Rawat Jalan RS.marinir Cilandak dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan. Janis penelitian yang dilakukan adalah cross sectional survey, dengan pendekatan analisa kuantitatif dan kualitatif. Peneliti menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas menggunakan Korelasi Pearson Product Moment (r) dan diuji reliabilitas menggunakan nilai Alpha. Kuesioner diedarkan kepada 400 responden yang berobat di unit rawat jalan RS.Marinir Cilandak pada April - Juni 2004.
Dari penghitungan distribusi frekuensi didapatkan karakteristik responden yang paling banyak datang berobat adalah wanita, usia 21-35 tahun, tidak bekerja/ibu rumah tangga, pendidikan SMA, dengan gaji 1-2 juta per bulan, status pasien militer/keluarganya, tempat tinggal di jakarta selatan, cara pembayaran dengan biaya dinas dan datang ke rumah sakit dengan alasan rumah sakit dinas. Untuk mengetahui gambaran kepuasan digunakan metode servqual dengan menghitung servqual score. Hasilnya adalah pada dimensi reliability (- 0,92), kemudian dimensi responsiveness (-0,80), dimensi tangible (-0,62), dimensi assurance (-0,56) dan terakhir dimensi empathy (-0,51). Dui 400 orang responden yang puas terhadap terhadap dimensi tangible 19%, Reliability 13.5%, Responsivenes 19.8%, assurance 23,5% dan empathy 33%.
Kemudian dilakukan uji chi square untuk melihat kemaknaan perbedaan proporsi antara karakterisitik responden dengan kepuasan. Hasilnya menunjukkan adanya hubungan signifikan hanya tingkat pendidikan dengan kepuasan responden dimensi assurance dengan nilai p = 0,012. Rata-rata nilai persepsi dan harapan pasien kemudian dipetakan kedalam diagram kartesius yang terdiri dari 4 kuadran dimana masing-masing kuadran dapat menggambarkan harapan dan persepsi responden terhadap pelayanan serta prioritas perbaikannya. Ketepatan waktu dimulainya pelayanan, kecekatan perawat dan penjelasan dokter tentang penyakit merupakan atribut yang terletak di kuadran A dan merupakan prioritas utama untuk segera diperbaiki. Untuk mencari akar masalah dari faktor pada kuadran A dilakukan pengamatan dan wawancara.
Dengan menggunakan diagram fishbone didapatkan penyebab terjadinya faktor-faktor yang terletak di kuadran A adalah keterlambatan dokter, sarana belum memadai, berkas status terlambat masuk poli, kurangnya waktu tatap muka antara dokter dan pasien, tidak ada SOP perawat di poli, kurangnya ketrampilan komunikasi pada perawat dan kurangnya fungsi pengawasan. Diakhir penelitian disarankan menunjuk koordinator unit rawat jalan, membuat komitmen dengan dokter, membenahi medical record, mengoptimalkan fungsi Kepala Sub Departemen Perawatan, membuat SOP dan alur proses di poliklinik, menjadwalkan pelatihan dan melengkapi kebutuhan yang belum tersedia.

Hospital as the public health service is required to always provide a quick, qualified, comfort and satisfied services to the public. As today, there already many hospital existing and increasing in the information field as well as education, making people are getting critical in choosing a good and qualified hospital.
Outpatient visiting to the Marinir Hospital Cilandak during year 2001 - 2003 are getting decreased, and on the other side there have been complaining of the patient to the hospital and been accepted by the management, also some patient have been cancelled their treatment at the hospital due to the unsatisfaction toward the hospital services and this has become a reason for the surveyor to see the description of how is the satisfaction of the patient in having the services at the Marinir Hospital Cilandak.
The main problem in this survey is that there is no certain measurement of the patient satisfaction at the Marinir Hospital, so that the aim of this survey is to make certain satisfaction measurement of the patient and their family in having services in this hospital and to upgrade the quality of the services as well. The type of the survey that will be doing in this hospital is cross sectional survey, by analyzing quantitative and qualitative approach. The surveyor is using questioner that has been tested its validity using Pearson Product Moment r correlation and reliability tested using Alpha value. The questionnaire were circulated to 400 respondent that have their treatment at the Mariner Hospital Cilandak during April - June 2004.
From the frequent distribution calculation, the most characteristic respondent is coming from women by age of 21 - 35, jobless 1 house maker, senior high school that earn 1-2 million per month, patient status military / the family, living in south Jakarta, term of payment by military service and visiting hospital as to military service hospital.
To find out of satisfaction description, there will be using servqual method by calculate servqual score. Which in result at the reliability dimension (- 0,92), then responsiveness dimension (-0,80) tangible dimension (-0,62), assurance dimension (-0,56) and latest empathy dimension (-0,51). From 400 respondent those who satisfied with tangible dimension is 19%, Reliability 13,5%, Responsiveness 19,8%, Assurance 23,5% and empathy 33%. Following is chi square test to find out the proportional different between respondent characteristic and satisfaction. The significant relation is only showed on the education grade with respondent satisfaction at the assurance dimension with value p = 0,012. The average perception and patient desire will be mapped into kartesius diagram which is consist of 4 quadrant where in each quadrant describe wishes and perception respondent toward the service and its priority mending. Punctuality in servicing, nurses alertness and doctor's explanation / diagnosis in regard with its disease are all in the A quadrant and are main priority to have its mend immediately. To find out the main reason from the A quadrant there has been a surveyed and interviewed.
By using fishbone diagram they can find out the reason of the factors which are in the A quadrant such as doctor who come late, inadequate service, file /medical record that is being late to reach the poll, lack of time between doctor and patient, no SOP at the poll, lack of communication among nurses and lack of supervision. At the end of the survey, it is suggested to appoint the coordinator for outpatient unit, making commitment with doctor, organize medical record, optimal the function of head of nursing dept, preparing SOP, making regulation at the poli, scheduling the training and completing the necessary things that has not been provided.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Komariah AS
"Visi Indonesia sehat 2010 merupakan cita-cita baru untuk menciptakan penduduk dan lingkungan yang sehat. Tetapi dalam pelaksanaannya tentunya tidak terlepas dari adanya berbagai kendala, antara lain kendala yang bersumber dari sumberdaya manusia, pembiayaan maupun dari sistem informasikesehatan sendiri.
Program pembangunan kesehatan di waktu lampau berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sebagai contoh Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian bayi setiap tahunnya, dengan laju penurunan rata-rata 3,4%. Di bidang fisik pembangunan kesehatan telah berhasil membangun sarana-sarana kesehatan (puskesmas/pustu, rumah sakit). Dibidang pembiayaan telah dikembangkan berbagai model pembiayaan antara lain Dana Sehat, Dana Upaya Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan bertambahnya keluarga miskin yang diperkirakan mencapai 60 %, sehingga membuat rendahnya kemampuan daya beli masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan inipun dikhawatirkan akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat oleh karena kurangnya kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit.
Untuk mencegah dampak tersebut pemerintah telah melaksanakan berbagai langkah dalam rangka membantu keluarga miskin di Indonesia, salah satunya program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) yang dilaksanakan pertama kali pada tahun 1999/2000. Dananya disalurkan melalui Kantor Pos ke Puskesmas, Rumah Sakit. Diharapkan dengan adanya program ini akan dapat membantu keluarga miskin dalam hal memenuhi kebutuhan akan kesehatan mereka.
Namun dalam kenyataannya pemanfaatan layanan kesehatan oleh keluarga miskin masih rendah. Beberapa penelitian mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan telah dilakukan menunjukkan adanya penurunan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh Gakin yaitu dari 87,3% pada periode April 1999 menjadi 32,3% pada September 2001.
RSUD Bari Palembang yang berada di Kecamatan Seberang Ulu I juga melaknakan program JPS-BK dengan jumlah gakin 15.842 KK dana yang diperoleh sebanyak Rp 665.942.647,-, tetapi pemanfaatan pelayanan kesehatan di rumah sakit ini masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan (rawat jalan) oleh Gakin dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan rawat jalan RSUD BARI Palembang oleh pemegang Kartu Sehat JPSBK di Kota Palembang.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian survey, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pendapatan, jarak, pelayanan kesehatan, fasilitas/tenaga medis, dan prosedur layanan perawatan dengan pemanfaatan rawat jalan RSUD BARI Palembang oleh pemegang Kartu Sehat. Sebagai responden adalah kepala keluarga pemegang kartu sehat JPS-BK di dua kecamatan di kota Palembang berjumlah 200 responden yang dipilih secara acak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan, pendapatan, pengetahuan, jarak atau kemudahan transportasi, fasilitas atau tenaga medis dan prosedur layanan perawatan kesehatan berhubungan dengan pemanfaatan rawat jalan RSUD Bari Palembang. Sebanyak 23% dari responden pernah memanfaatkan kartu sehatnya. Sedangkan faktar internal yang tidak berpengaruh dengan pemanfaatan rawat jalan di RSUD BARI Palembang adalah umur, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga.
Daftar bacaan 30 (1978-2003).

Factors Related to Health Care Utilization of Poor Family in RSUD Bari Palembang at the Sub District of Kertapati and Seberang Ulu, the City of PalembangThe Vision of Health Indonesia 2010 is a new goal to make people and its environmental stay health. However, it meets any obstacles such as human resources, finance, and health information system as well on implementing it.
In the past, health development program accomplished to improve public health status. For example, Indonesia has accomplished to decrease infant mortality rate every year with average decrease rate is 3.4%. Also in health sector physical development, Indonesia has succeeded to build health facilities such as hospitals, health centers, and supporting health centers. In finance sector, Indonesia has developed Healthy Fund, Public Health Effort Fund, and Public Health Care Insurance.
A long-economy crisis affected the increase of poor families that approximately reaches 60%, resulted the ability to pay of people in fulfilling daily need was low. The circumstance might give negative effect to the level of health status due to lack of people's ability on utilizing health care facilities, particularly hospital.
To avoid the above situation, the government has conducted any programs to help poor families in Indonesia. One of them is Social Safety Net-Health Division (SSNHD) program, which initially started in 199912000. The fund of the program is distributed to health centers and hospitals via Post Office. Hopefully it will help poor families to fulfill their health need. In fact, poor families who utilize the health care are still low. Some researches show that there is a decrease on utilizing the health care from 87.3% in April 1997 to 32.3% in September 2001.
RSUD Bari Palembang that located in the Sub district of Seberang Ulu 1" also conducted the SSN-HD program for 15,842 head of families and got the fund as much as Rp 665,942,647. Nevertheless, health care utilization in that hospital was low.
The aim of the study was to assess the level of health care utilization (outpatient care) of poor family and factors related to it.
The study was a survey research that conducted to assess the relationship between age, education, knowledge, occupation, number of family member, revenue, distance, health care, facility/medical staff, procedure of in-patient care, and outpatient care utilization of RSUD Bari Palembang by Healthy Cardholders. The respondent of this study were head of families who were SSN-HD Healthy Cardholders in the City of Palembang. The number of respondents was 200 that selected randomly.
The study resulted that factors of education, revenue, knowledge, distance or access, facility or medical staff, and procedure of in-patient care, related to outpatient care utilization in RSUD Hari Palembang. Only 23% of respondents had ever used their Healthy Card. Beside that, internal factors such as age, occupation, and number of the family member did not related to outpatient care utilization in RSUD Bari Palembang.
References: 30 (1978-2003)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusbi Azhar
"Belum adanya gambaran kepuasan klien merupakan masalah di Poliklinik Penyakit Dalam lnstalasi Rawat Jalan RSMH Palembang. Kepuasan klien yang rendah akan berdampak kunjungan pasien pada rumah sakit, sehingga pada akhirnya akan menurunkan pendapatan rumah sakit.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan klien dan Faktor yang diduga herhubungan dengan kepuasan klien yaitu interaksi perawat-klien dan karakteristik klien. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan RSMH Palembang dari tanggal 12 Maret sampai 17 Maret 2001 dengan pendekatan kuantitatif, crossc sectional pada 114 klien rawat jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan klien sebesar 55,3 % yang merupakan gambaran komposit dari respon perawat, kecepatan pelayanan, keramahan dan kejelasan informasi yang dilakukan oleh perawat. interaksi perawat-klien dicerminkan dengan 4 komponen yaitu perilaku, tampilan emosional, waktu dan tahapan interaksi. Keempat komponen ini seluruhnya berhubungan dengan kepuasan klien dan salah satu diantaranya yaitu perilaku merupakan faktor yang paling dominan.
Dengan hasil penelitian ini disarankan kepada Kepala lnstalasi Rawat Jalan untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat melalui petugas kesehatan untuk dapat memperhatikan klien yang mempunyai harapan yang tinggi terhadap perilaku perawat dan cenderung tidak puas terhadap layanan perawat. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini terutama menyangkut tentang kepuasan klien diruang-ruang rawat inap dan kualitas pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Jalan."
Universitas Indonesia, 2001
T568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adelia Suvina Febrila
"Tuberkulosis sensitif obat (TB SO) adalah penyakit infeksius yang utamanya disebabkan Mycobacterium tuberculosis tanpa bukti strain resisten terhadap Rifampisin dan Isoniazid. Pada tahun 2022, WHO menerima jumlah kasus baru TB paling banyak yang pernah dilaporkan (7,5 juta kasus) dan Indonesia menyusun kasus TB paling banyak kedua dari total kasus (10% kasus). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum OAT harus ditelaah untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan OAT. Tujuan penelitian adalah menganalisis kepatuhan pengobatan dan faktor-faktor yang memengaruhinya secara signifikan terkait regimen TB SO di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI).  Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional menggunakan data rekam medis pasien TB SO di RS UI dalam periode 2 tahun (1 Januari 2022–31 Desember 2023). Kepatuhan dihitung dengan proportion of days covered (PDC) dan hubungan antarvariabel dianalisis dengan Fisher’s Exact Test, dilanjutkan dengan analisis regresi logistik multivariat untuk mengontrol pengaruh variabel-variabel penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 103 pasien TB SO rawat jalan di RS UI, 94 pasien tergolong memiliki kepatuhan tinggi (PDC ≥90%), 8 pasien tergolong memiliki kepatuhan moderat (PDC 80–89%), dan hanya 1 pasien tergolong tidak patuh (PDC <80%). Hasil uji Fisher’s Exact Test menggambarkan hubungan signifikan antara jenis kelamin dan kepatuhan (p = 0,044). Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa berdasarkan Charlson Comorbidity Index (CCI), pasien tanpa derajat keparahan komorbiditas 8,3 kali lebih patuh dalam penggunaan obat dibandingkan pasien dengan derajat keparahan komorbiditas berat (aOR = 8,305; 95% CI 1,056—65,286; p = 0,044). Kesimpulan penelitian adalah derajat keparahan komorbiditas pasien berhubungan signifikan secara statistik terhadap kepatuhan pengobatan.

Drug sensitive tuberculosis (DS TB) is an infectious disease mainly caused by Mycobacterium tuberculosis without proof of strain resistance against Rifampicin and Isoniazid. In 2022, WHO received the highest number of TB new cases ever reported (7,5 million cases) and Indonesia comprised the second most out of total cases (10% of cases). Factors associated with anti-tuberculosis drugs adherence should be analyzed to increase TB treatment success rate. The purpose of the study is to analyze medication adherence and the factors significantly associated with DS TB regimen in the University of Indonesia Hospital (RS UI). The study design used is cross-sectional using medical record data of DS TB patients in RS UI within a 2 year period (1 January 2022–31 December 2023). Adherence is measured with proportion of days covered (PDC) and the relationship between variables is analyzed using Fisher’s Exact Test, continued with multivariate logistic regression to control the effect of study variables. This study found that within 103 DS TB outpatients in RS UI, 94 patients had high adherence (PDC ≥90%), 8 patients had moderate adherence (PDC 80–89%), and only 1 patient was classified as non-adherent (PDC <80%). Fisher’s Exact Test showed a significant relationship between gender and adherence (p = 0,044). Multivariate logistic regression analysis found that based on Charlson Comorbidity Index (CCI), group with no degree of comorbidity severity is 8,3 times more likely to adhere in taking medications than group with severe degree of comorbidity (aOR = 8,305; 95% CI 1,056—65,286; p = 0,044). This study concluded that severity of comorbidity has a statistically significant relationship with medication adherence."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Shintaresmi WP
"Formularium merupakan dokumen berisi kumpulan produk obat yang digunakan sebagai standar pengobatan terhadap pasien di RSUD Budhi Asih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai ketidaksesuaian resep terhadap formularium rumah sakit, khususnya pada pasien rawat jalan penderita Diabetes Melitus. Selain itu juga untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dokter terhadap formularium RSUD Budhi Asih edisi tahun 2007, pengetahuan dan sikap pasien serta status pengobatan pasien dengan ketidaksesuaian resep. Desain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data yang diambil merupakan data primer dan data sekunder, dilakukan selama periode Januari hingga Juni 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaksesuaian resep terhadap formularium rumah sakit sebesar 15,1 % dan kesesuaian resep sebesar 84,9 %. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dokter, sikap dokter, status pengobatan pasien, pengetahuan, dan sikap pasien dengan ketidaksesuaian resep terhadap formularium rumah sakit.
Formulary is a document which contains of the products that used as a standard medication for patient in RSUD Budhi Asih. This study has been done in order to get a general description of the inappropriate of prescriptions with the Hospital Formulary, especially Diabetes Melitus out patient. Moreover, to find out the correlation between the knowledge and doctors attitude about the Budhi Asih Hospital Formulary year 2007 ed, knowledge and patient attitude and status medication of patient with inappropriate of prescription. The method of this study was analytical descriptive with the collecting data by retrospective, primary and secondary data from January until June 2007. The result showed that 15,1 % prescription was inappropriate and 84,9 % prescription was appropriate to the Hospital Formulary. Based on the statistical analysis by chi square test method, it could be concluded that there was a significant correlation between knowledge and attitude of the doctors, the status of patient, knowledge and attitude of patient with inappropriate prescription to the hospital formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>