Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oman Fathurahman
"Sejarah mencatat, bahwa pada akhir paruh pertama abad VII, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Sani (1637-1641), di Aceh terjadi sebuah ketegangan politik keagamaan yang melibatkan para politisi dan tokoh-tokoh agama setempat. Peristiwa tersebut bersumber dari adanya kontroversi atas doktrin wahdah al-wujud atau wujudiyyah yang dalam konteks Aceh, dikembangkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin As-Sumatrani.
Ulama terdepan yang menentang keras ajaran tersebut adalah Nuruddin ar-Raniri, seorang Indo-Arab asal Randir (Gujarat) yang fasih berbahasa Melayu. Ar-Raniri, yang berada di Aceh dari tahun 1637 sampai 1644 itu menganggap sesat ajaran wujudiyyah Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani. Sebagai seorang ulama ortodoks yang lebih mementingkan pengamalan syariah, ar-Raniri mengeluarkan fatwa bahwa doktrin wujudiyyah bersifat heterodoks, menyimpang dari akidah Islam, sehingga mereka yang tidak mau bertobat dan menolak menanggalkan paham tersebut, dapat dianggap kafir, dan dijatuhi hukuman mati.
Sikap ar-Raniri tersebut didukung penuh oleh Sultan Iskandar Sani, sehingga para pengikut Hamzah Fansuri harus menanggung tindak kekerasan aparat kerajaan. Mereka dikejar-kejar dan dipaksa melepaskan keyakinannya terhadap doktrin wujudtyyah, bahkan karya-karya mistik Hamzah Fansuri dikumpulkan dan dibakar di depan mesjid besar Banda Aceh, Bait ur-Rahman, karena karya-karya tersebut dianggap sebagai sumber penyimpangan akidah umat Islam.
Kehadiran seorang ulama lain, yaitu Abd ar-Rauf as-Sinkili, membawa perubahan suasana di Aceh. Dengan bekal pengetahuan berbagai bidang keagamaan yang diperolehnya selama 19 tahun di tanah Arab, as-Sinkili mencoba menjadi penengah di antara kedua pihak yang bertikai. As-Sinkili tidak menolak mentah-mentah doktrin wujudiyyah yang menjadi sumber perdebatan, melainkan mencoba menafsirkannya dengan nuansa yang diharapkan dapat diterima, baik oleh ar-Raniri, maupun oleh para pengikut wujudiyyah Hamzah Fansuri dan as-Sumatrani.
Tanggapan as-Sinkili atas kontroversi doktrin wujudiyyah tersebut, secara implisit tercermin dalam salah satu naskah karangannya dalam bahasa Arab, yaitu Tanbin al-Masyi al Mansub ila Tariq al- Qusyasyiyy (Petunjuk bagi orang yang menempuh tarikat al-Qusyasyi). Naskah ini juga mengandung berbagai ajaran tasawuf as-Sinkili dalam tarikat Syatariyyah.
Dalam penelitian ini, saya mencoba membuat suntingan teks dan analisis isi atas teks dimaksud."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ash-Shayim, Muhammad
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996
297.5 ASH at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bekasi: Karya Mulya, 2007
248.4 MEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Umi Kalsum
"Kesalahpahaman terhadap penafsiran doktrin wujudiyyah menimbulkan kontroversi terhadap doktrin tersebut. Hal ini telah terjadi sejak munculnya tasawuf dalam Islam. Beberapa pendapat ada yang pro dan kontra tergantung dari sisi mana mereka melihat.
Untuk itu dalam penelitian ini, penulis mengangkat inti pokok doktrin wujudiyyah yang terdapat di dalam teks TRBHIM kemudian menyatakan penafsiran al- Palimbani mengenai doktrin tersebut. Sehingga ditemukan adanya unsur menghujat alau mendukung doktrin tersebut dengan berdasarkan Quran, Hadis dan teks-teks yang terkait unsur tasawuf seperti Risdlah karya Sihabzeddin dan Alukhtasar karya Kemas Fakhruddin. Sedangkan untuk suntingan teksnya penulis mengambil salah satu dari 3 naskah yang ada. Pemilihan teks ini berdasarkan atas kelayakannya untuk dijadikan edisi teks.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa naskah TRBHIM merupakan karya al- Palimbani dan mengenai penafsirannya terhadap doktrin tersebut ia berada sebagai juru damai; menyetujui doktrin ini, jika aspek tasybih dilihat dengan kacamata tanzih; dan menolaknya jika dilihat aspek tasybihnya saja. Selain itu teks ini juga membuktikan telah dimulainya penekanan terhadap ajaran neo-sufisme di Palembang shad ke-18. Sedangkan naskah MS A, yaitu naskah koleksi perpustakaan Nasional dengan kode v.d.w 37 yang dianggap layak untuk dijadikan suntingan teks."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Fathurnahman
Bandung: Mizan, 1999
297.64 OMA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elin Erlina
"Banten Sultanate is a region known having active and productive ulema (the savants) in writing and copying manuscripts (works) especially religious manuscripts. The process of works writing got full support from the ruler. It had been recorded since Sultan Abu Mafakir Mahmud Abd al-Qadir regime (ruled 1626-1651), and furthermore, the productive period of process of works writing continued until the 19th century. Many of them belonged to Middle East ulema alumnae and stayed in Mecca for a long time, while being there they were active in writing work. Banten Sultanates had a religion counselor, who was one of ulema alumnus, at the same time as a royal work writer who was used to write on his king request. Some religious manuscripts were /dab literature which contained religious teaching an advices, for example filch, theology, Sufism or mysticism, tafsir, nahwu and sarI(Arabic grammer), akhlaq (morals and Islam etics), etc. They were written in Arabic, Sundanesse, Javanesse, and Malay with Pegon, Jawi, Arabic and Latin writing character. And those manuscripts haven't been much researched yet until to day primarity from philological approach. One of Bantenese who had ever been in Mecca is Abdullah bin Abd al-Qahhar al-Bantani - henceforth we call him al-Bantani - he was a writer and copier of the 18""' century's works in the rule of Sultan Abu Nasr `Arif al-Din Zain al-`Asyigin bin `Abd al-Fath Syifa' 7ain al-`Arifin (1753-1777). He wrote three religious books and one of them is Fat/i al Muluk Liyasila ila Malik al-Mu/0k `ala Qa `idat Ahl al-Su/ilk (FM) that contained mysticism. This book had neo¬sufism typical written based on Sultan's request in 1183 H (1769M) and become one of Sultan's private library collections. He is also considered as a great Bantenes ulemas after Yusuf al-t Makassari (d. 1699M). The other his works and copies in manuscripts now are still kept in National Library of Indonesia and have not been published yet. FM is a codex unicus and autographic manuscript which in this research as an object that is done using philological and intertextual approach with editing of the text and content analysis. FM's content represents description of Sufism tendency happened commonly in the world of Islam in the 17d' - 18' centuries. In that era, Sufism tended to Islam orthodhox that was tighter and was reconciled with al-Ghazali teaching. While al-Ghazali was considered as a sunni sufic mystic prominent figure. Around the 16tl' - 17d' centuries, sufism world tended to heterodhox and heretical teaching, for instance wandat al-wujud (the unity of being) doctrine of Ibn `Arabi which is considered as a philosophical sufic mystic. Through FM, al-Bantani did reconciliation between al-Ghazali's teaching and Ibn 'Arabi's teaching, and based this reconciliation (or combination) of teaching on the main source of syari a (Islamic formal law, Sacred law); the Koran and the sunna (the prophet tradition). It made al-Bantani's teaching and thought categorized Neo-sufism. This reconciliation of the two teaching (al-Ghazali's and Ibn `Arabi's) was reflected primarily on al-Bantani's thought of relation between God and Nature which regarded as the relation between Khhliq (The Creator) and khalq (the creature). In such a relation, al-Bantani made the concept of tajalli (manifestation of God) of Ibn `Arabi becoming more accessible from the syaz a side, that is Allah does tajalli with creature in His tanzih (purification) and His tasybth (assimilation) so the only and only God as The One Reality is Allah who is pure from all countable creature - He is an Uncountable - and similarity to the creature. His tajalli or tanazzul is..."
2007
T37302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamiek S. Utami Chandrayani
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah
"Bachtiar (1974) dalam salah satu artikelnya menuliskan bahwa di antara tujuan pembangunan nasional yang harus diperhatikan pada masa-masa mendatang adalah pentingnya memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional. Pengembangan budaya nasional Indonesia secara historis tidak dapat dipisahkan dari berbagai nilai budaya masa lampau yang banyak tersimpan dalam dokumen-dokumen sejarah. Salah satu wujud dokumen sejarah yang banyak mengandung nilai budaya masa lampau ialah peninggalan yang berupa naskah-naskah klasik Nusantara. Salah satu jenis naskah itu antara lain adalah naskah-naskah Melayu klasik yang cukup banyak jumlahnya.
Naskah-naskah Melayu klasik yang bernilai tinggi itu menurut Hussein (1974: 12) belum ditangani secara saksama dan optimal. Bahkan menurut Chambert Lair dalamArchipel 20 (1980: 45) ada empat ribu naskah Melayu yang belum diteliti orang. Karena itulah banyak di antara naskah-naskah itu yang masih terlantar di berbagai perpustakaan, baik di dalam maupun di luar negeri (Robson, 1978: 2-3). Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, mengingat naskah-naskah itu merupakan warisan sastra yang memiliki nilai-nilai spiritual dan intelektual yang sangat berguna untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang (Sutrisno, 1981: 7)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nisa
"Penelitian ini menyajikan suntingan teks dari naskah Syair Keagamaan. Dalam menyajikan suntingan teks, metode yang digunakan adalah metode kritis. Penelitian ini juga membahas analisis isi Syair Keagamaan. Penelitian ini akan mencoba melihat apa yang ingin disampaikan pengarang dalam syair tersebut. Pembahasan mengenai syair tersebut akan ditinjau dari unsur intrinsiknya untuk mengetahui lebih dalam apakah syair ini mengandung unsur agama atau tidak. Setelah itu, akan dijelaskan pula pembagian jenis_jenis naskah Melayu klasik.

This study presents the editing of Syair Keagamaan. In order to present the editing of the text, it used critic method. This study also discusses analyze of Syair Keagamaan content. This study tries to look what the author want to talk. Beside that, this text will observe from intrinsic element to know more deep that the text have religion element or not. After that, this study will explain too about categories of Malay Manuscript."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Hadi Wibowo
"Skripsi ini membahas ilmu perbintangan yang ada dalam naskah sastra kitab yang berjudul Kitab Bintang. Penelitian ini menggunakan metode landasan dan edisi biasa. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat tiga aspek utama dalam pembahasan ilmu falak (perbintangan), yaitu aspek penanggalan, astronomi, dan astrologi. Masyarakat Melayu zaman dahulu terbukti percaya pada perhitungan hari-hari baik dan buruk.

This thesis discusses Cosmography that is found in the literature manuscript entitled "Kitab Bintang". This research study uses the foundation method and regular edition method. The study resulted in showing the facts that there are three main aspects of Cosmography discussion. Those aspects are the calendar, astronomy, and astrology. With these findings, it is proven that the ancient Malay people believed in the calculation of the auspicious and non-auspicious days."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>