Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Nowo Retno
"Persaingan yang semakin ketat pada industri perumahsakitan menuntut rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan unggulan yang mempunyai daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang. Rumah Sakit Bhakti Yudha sejak tahun 1998 telah menetapkan rencana strategi pengembangan rumah sakit dengan pelayanan unggulan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Penetapan ini didasarkan karena faktor historis yang berawal dari Rumah Bersalin dan menjadi market leader di Kota Depok. Pelayanan unggulan diharapkan menjadi pelayanan yang lebih unggul dibanding yang lain dan dapat memberikan kontribusi pendapatan yang menguntungkan bagi rumah sakit.
Dengan terjadinya perubahan lingkungan eksternal dan internal. Rumah Sakit Bhakti Yudha dituntut untuk selalu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya. Namun sejak ditetapkan pelayanan unggulan tahun 1998 sampai tahun 2002 belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelayanan unggulan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bertujuan untuk menganalisis pelayanan Kesehatan lbu dan Anak sebagai pelayanan unggulan. Data sekunder yang digunakan adalah dari data kegiatan rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Analisis situasi lingkungan dilakukan baik terhadap lingkungan eksternal dan internal pelayanan KIA dengan menggunakan matriks IE dan matriks BCG. Implementasi pelayanan KIA dianalisis dari tahun 1998 sampai 2002 dengan wawancara mendalam dengan jajaran direksi Rumah Sakit Bhakti Yudha. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemetaan pelayanan unggulan KIA saat ini dengan menggunakan matriks IE berada pada sel VI, sedang dalam matriks portofolio BCG yang diperluas berada pada kuadran Faithful Dog. Strategi yang direkomendasikan adalah penciutan. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pelayanan unggulan KIA tahun 1998-2002 belum dimplementasikan secara konsisten terhadap strategi yang telah ditetapkan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh Rumah Sakit Bhakti Yudha adalah melakukan penghematan dan efisiensi produksi, pengendalian biaya yang ketat, memfokuskan pada segmen yang lebih sempit, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Disarankan agar rumah sakit melakukan analisis terhadap unit-unit lain secara menyeluruh untuk mendapatkan unit unggulan utama sebagai antisipasi apabila unggulan MA prospeknya makin memburuk dan harus dilikuidasi.
Daftar Pustaka: 31 (1989-2002)

High competitions in the hospital industry pursuit hospitals to provide the superior services, which have competitive advantage in seize the opportunities. Since it was established in 1998, Bhakti Yudha Hospital has developed Strategic Planning of Hospital Development to come up with the decision that the Maternity and Child Service is considered as the hospital's superior service. This decision was based on the fact that Maternity and Child clinic was initially dominate as market leader is the background of this decision. The superior service is prior to other services in gaining the benefit of hospital business.
The environmental changing, both external and internal, forces the hospitals to adapt and adjust to survive. Nevertheless Bakti Yudha Depok Hospital hasn't made any evaluation to their superior services yet.
This research is designed as a descriptive study and the purpose is to analyze the maternity and child health service as a superior service of Bhakti Yudha Hospital. The data used is secondary data from hospital activities and district health officer document. Environment situation analyze is made to both external and internal environment, using IE and BCG matrix. Implementation analyze of this service during 1998-2002 is conducted by in depth interview toward the director and management related.
The summarize of this research is that from mapping, by IE matrix, the maternity and child health service of Bhakti Yudha Hospital is located in cell VI, and by advanced BCG portfolio this service is in Faithful Dog Quadrant. The strategy recommended is retrenchment. In addition, this study shows that this service hasn't been implemented consistently against the strategies decided.
Therefore, recommended efforts may be: efficient in production and operational budget, specifies market segmentation, and improved the quality of services. Hospital management needs to execute the comprehensive study about the other services unit to establish the alternative superior service when the prospect of current superior service is bad and being liquidated.
References : 31 (1989-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virlia Astari Wardhani
"Fenomena menjamurnya jumlah rumah sakit yang ada, meningkatnya kompetisi kualitas pelayanan kesehatan, serta tuntutan masyarakat akan pelayanan prima, membuat pihak manajemen rumah sakit perlu berbenah diri dalam banyak hal, terutama perbaikan pada kornpetensi sumber daya yang dimiliki, termasuk para perawat, karena merekalah ujung tombak kepuasan pelanggan. Penerapan prinsip kualitas pelayanan sebaik mungkin perlu dilakukan untuk dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga kualitas pelayanan dapat meningkat. Keith Davis serta Vroom sebagaimana dikutip oleh Mitchell (1997), mengatakan bahwa kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) dan motivasi merupakan penentu kinerja yang pada akhimya akan mempengaruhi tingkat kualitas pelayanan. Oleh sebab itulah, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana komponen kinerja mempunyai pengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dimana responden yang menjadi sampel penelitian adalah perawat yang bekerja pada rumah sakit Bhakti Yudha Baru, Depok. Data didapatkan dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Melalui penelitian yang telah dilakukan terhadap perawat yang kebetulan terpilih, diperoleh hasil bahwa variabel-variabel yang terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan, motif; dan insentif. Adapun variabel harapan tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan.
Implikasi manajerial bagi pihak manajemen rumah sakit Bhakti Yudha dalam menyikapi hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat, memperhatikan kebutuhan dasar para perawat, melakukan teknik pemotivasian yang tepat, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, dan memberikan penghargaan akan prestasi yang telah dicapai oleh para perawat. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan sikap kerja perawat guna mewujudkan Bhakti Yudha yang lebih baik.

The increasing demand of public health facility leads to the re-managed of service and quality in the hospital. The mainly focus are human resource skill and competence improvement for nurses. This idea concerns on the importance of front line employee in developing customer relationship. Principles in service and quality are needed to implement for the customer satisfaction. Keith Davis and Vroom in Mitchell (1997), stated that ability (knowledge and skill) and motivation affected significantly to service and quality level. For those reasons, this research tends to figure out how further performance component affecting health service and quality level.
This research is based on survey, that a respondent is not randomly selected to be sample. The criterion of this sample is nurses who work at Bhakti Yudha Hospital, in Depok. This is a primary data that is collected from questionnaire and is analyzed using multiple regression metodology. By using respondents, it is concluded that knowledge, skill, motive and incentive are significantly affecting the service and quality in the hospital. Meanwhile expectancy is not significantly affecting the service and quality.
Those results lead to some implications to management level to plan and set up some improvement program to develop and maintain the level of service in the hospital. In spite of that, the management should create the climate of work that gives an opportunity to every nurse for a better culture. Rewards must be handled seriously for any achievement so that the nurse having a motive to work better."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husein
"Pendahuluan. Peranan Perawatan Antenatal sangat panting sekeli dalam menurunkan ungka kematian bayi maupun angka kematiam Ibu hamil dan masa nifas. Lama Hari rawat merupakan salah satu penilaian uatuk menilai mutu layanan audit rumah sakit disamping BOR RS , Angka Kematian Bayi , Angka Kematian Maternal, GDR, serta NDR. Betapapun baiknya mutu pelayanan suatu rumah sakit tidak akan mendapat hasil luaran yang baik pula, apabila tidak ditunjang oleh faktor-faktor eksternal. Hal ini tergambar pada penelitian yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi LHR pada pasien ibu hamil yang mendapat tindakan Bedah Sesar di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok.
Tujuan. Untuk meagetahai Faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi Lama. Hari Rawat pasien yang mendapat tindakan bedah sesaria.
Metodologi. Studi Rotrospektif merupakan metode yang dipakai dalam penelitian ini terhadap 300 sampel dari 583 populasi sejak tahun 1992-1994. Merupakan data sekunder yang diambil dari Catatan Medik Bagian Informatika Rumah Sakit. Pengolahan data dengan Analiais Univariat, dan Analisia Bivariat yaitu Uji Analisis Varians, Uji Korelasi, uji t serta uji Scheffe
Hasil. Dari 14 variabel bebas yang diteliti hanya 2 variabel babas menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik melalui uji t yaitu faktor Tempat Tinggal dan Indikasi Operasi. Uji Korelasi yang di lakukan pada variabel bebas dengan LHR yakni Faktor Umur menunjukkan korelasi yang relatif bermakna secara statistik Hasil analiais univariat menunjukkan mean LHR selama 6 hari, dengan variasi antara 1 sampai 14 hari.
Kesimpulan. Hipoteeis yang semula dibuat berdasarkan kerangka konsep tidak secara keseluruhanmendukung penelitian ini. Walaupun tidak keseluruhan faktor penelitian dapat dibuktikan kemaknaannya. secara atatistik, ada hal penting yang perlu dicatat yaitu Mean LHR pasien yang mendapat tindakan Bedah Sesar adalah selama 6 hari. Angka rata - rata ini sesuai dengan standard yang dibuat oleh IDI bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI. Sebenarnya telah ditetapkan juga oleh Bagian Kebidanan Rumah Sakit Bhakti Yudha bahwa LHR pasien bedah sesaria. adalah 4 hari setelah sehari pasca bedah.
Daftar Bacaan : (1973 - 1994)

Factors That Influence The Length Of Stay Of Pregnant Mothers Who Underwent Cesarean Section Surgery At Obstetric Department In Bhakti Yudha Hospital - Depok Administration City, During 1992 - 1994.Introduction. The role of Antenatal Care is very important in decreasing Neonatal. Death Rate, Maternal Death Rate and Puerperalis phase. The Length of Stay ie one of the components to asses the hospital's quality of care in addition to Hospital Bed Occupancy Rate and Infant Mortality Rate, Maternal Death Rate, Gross Death Rate and Net Death. Rate. A high quality of care in hospital will not produce good outputs, if it is not supported by external factors. This was shown in this research about Hectors that influence the Length of Stay of pregnant mothers who underwent Cesarean Section surgery at Bhakti Yudha Hospital-Depok.
Objectives. The research objective way to analyze factors that presumed influencing the Length of Stay of pregnant mothers who underwent Cesarean Section surgery.
Methodology. The research was a Retrospective study on 300 Cesarean Section cases during 3 years period, 1992-1994, sampled from 583 populations . Data used were from the Medical Record of the Hospital Information Unit, Univariat Analysis,, and Bivariat Analysis each as Analysis of Variance, Correlation test, t-test, Scheffe test were used.
Result_ Two out of 14 independent variables which thawed significant difference by statistic test (t-test), were Residence factor and Indication of Surgery. The Analysis of Correlation on independent variable with Length of Stay showed that Agee had a statistically significant correlation. Univariat Analysis showed that the Mean of Length of Stay were 6 days, with its variance ranged from 1 to 14 days.
Summary. The hypothesis which had been made bailed on these concepts were not all supported in this study. Although not all of research factors could be proved statistically significant, it is important to underline that the Mean of Length of Stay of clients who underwent Cesarean Section was. 6 days. This mean matched the standard issued by Indonesian Medical Association in cooperation with Health Department Actually, the Length of Stay of patient who underwent Cesarean Section at Obstetric Department in Bhakti Yudha Hospital are 4 days after one day post operative.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Luckyatiningsih
"Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat, terutama biaya di rumah sakit , oleh karena biaya di rumah sakit mencapai 65 % dari seluruh biaya pelayanan kesehatan, sehingga hal ini akan mempengaruhi besarnya iuran bagi peserta.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif Data diambil dari laporan bulanan iuran, biaya, serta klaim dari rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran peningkatan iuran, jaminan dan rasio klaim serta biaya pelayanan kesehatan dibagian rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit. Peningkatan iuran ternyata lebih rendah dari peningkatan biaya pelayanan kesehatan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Peningkatan iuran peserta tidak sesuai lagi dengan biaya pelayanan kesehatannya. Karakteristik dari peserta yang membuat biaya pelayanan kesehatan menjadi tinggi adalah : peserta pensiunan yang berobat di rumah sakit swasta dengan diagnosa penyakit degeneratif, umurnya lebih dari 56 tahun, lama hari rawat inapnya lebih dari 16 hari dan statusnya adalah peserta.
Penulis menyarankan untuk : 1). Mengevaluasi iuran peserta yang disesuaikan dengan peningkatan biaya pelayanan kesehatan dengan memperhitungkan rasio klaimnya; 2). Mengevaluasi kembali biaya kapitasi di PPK I dan melakukan supervisi ke rumah sakit untuk mengendalikan biaya; 3). Mengevaluasi laporan secara periodik.

Analyses Of Hospital Costs Of Basic Plus Program In Jabotabek During 1996The Problem studied in this research was the rise of health care cost especially hospital costs. This caused increased of premium for member. This research was descriptive analyses. The data were taken from financial and claim report of hospital care.
The purpose of this research is to got described the increased of premium, benefit and claim ratio with characteristic from the member of health care benefit basic plus program in mean health care cost in outpatient and inpatient hospital. The increased of premium was less than the increased of health care costs. Hospital costs comprised of 65 % of total health care cost.
This study found that the increased in health care costs was not againted by the increased in premium. Several factors, such as old age, private hospitals: degenerative diseases, subscriber, and length of stay have contributed to the high hospital costs.
To control hospital costs, I recommended that PT. JAMSOSTEK do the following:
To evaluate premium in accordance with the increased of claim ratio.
To evaluate capitation rate in PCP and to supervise hospital, to asses over utilization.
To do periodic evaluation on financial report
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Desriana Elisabeth
"Penelitian ini menguji hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, dan kepedulian terhadap lingkungan dengan kepuasan pelanggan terhadap 14 rumah sakit vertikal di Indonesia. Untuk melihat kinerja dan hubungan di antara indikator-indikator tersebut, digunakan analisis deskriptif dan uji korelasi regresi dengan bootstrapping. Selain itu, dilakukan pula pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Dari hasil penilaian kinerja, didapatkan sebagian dari sasaran strategik belum mencapai nilai optimum. Sementara dari hasil analisis bivariat, didapatkan tidak ada hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, kepedulian terhadap lingkungan yang berkorelasi dengan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, diperlukan adanya perbaikan manajemen dan sistem di internal rumah sakit, maupun Kementerian Kesehatansebagai regulatorterkait indikator kinerja yang digunakan dalam penilaian BLU, termasuk indikator sasaran strategik di dalamnya.

This study examines relationship between the variables of service quality performance indicators, public awareness and concern for the environment and customer satisfaction among 14 vertical hospitals in Indonesia. To see the performance and the relationship between these indicators, used descriptive analysis and correlation regression with bootstrapping. In addition, a qualitative approach through in-depth interviews was also applied. Performance evaluation results obtained from a portion of the strategic objectives have not yet reached the optimum value. The results of the bivariate analysis, found no association between the variables of service quality performance indicators, public awareness, environmental awareness is correlated with customer satisfaction. Thus, it is necessary improve management and internal systems in hospitals, and the Ministry of Health as a regulator on the performance indicators used in the hospital autonomy (BLU) assessment, including its strategic targets.
"
Depok: Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husin Usman
"Penelitian ini merupakan studi observasional melalui pendekatan analisis kuantitatif secara cross sectional yang meneliti tentang karakteristik pasien pada pemilihan rawat inap di RSUBY yang berlokasi di Kodya Depok merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas rawat inap yang lengkap di kawasan ini, Sejak tahun 1995 s/d 1999 terjadi penurunan tingkat hunian (BOR) yang cukup signifikan dan puncaknya terjadi pada tahun 1999 (54%). Banyak aspek yang berpengaruh pada penurunan angka BOR Mi. Pihak Rumah Sakit perlu menitikberatkan upaya secara proaktif pada upaya peningkatan BOR ini. Salah satunya dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang berpengaruh pada pemilihan rawat inap.
Penelitian ini dilaksanakan pada fasilitas rawat inap umum RSUBY sejak 8 Rini ski 15 Juli 1999. Maksud penelitian ini untuk mengidentifikasi aspek karakteristik pasien yang terdiri dari aspek pribadi pasien dan aspek tempat pelayanan rumah sakit sebagai variabel bebas yang dihipotesiskan berhubungan dengan pemilihan rawat inap di RSUBY sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari aspek karakteristik pasien variabel Alasan Pilihan Rumah Sakit, Tempat Tinggal Pasien, Penghasilan dan Pengalaman dirawat di Rumah Sakit lain berhubungan dengan Pemilihan Rawat Inap di RSUBY dan aspek Tempat Pelayanan Rumah Sakit variabel Tingkat Kepuasan Pelayanan Perawat, Tingkat Kepuasan, Pelayanan Administrasi dan Keuangan serta Tingkat Kepuasan Pelayanan Kebersihan dan Kenyamanan Ruang Perawatan berhubungan dengan Pemilihan Rawat Inap di RSUBY. Hasil Penelitian juga menemukan informasi lain seperti karakteristik profil konsumen, situasi persaingan dan kekuatan internal rumah sakit.
Pada bagian akhir, penulis menyajikan bentuk ulasan berupa aplikasi pemasaran berdasarkan hasil penelitian. Penulisan lebih terfokus pada komunikasi pemasaran secara event marketing yang didukung publisitas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyah Sri Erawati
"Dalam mengemban statusnya sebagai rumah sakit swadana, RSUD Pasar Rebo berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan nyaman bagi konsumen sasarannya.
Salah satu upayanya adalah membuka Poliklinik Kesehatan Sore (PKS) pada akhir tahun 1994 dengan membuka 8 poliklinik. Dalam perjalanannya hingga pertengahan tahun 1996 angka kunjungan pasien relatif konstan padalah telah dilakukan perpanjangan hari buka bagi 3 poll. Hal ini merupakan indikator kurang maksimalnya pemanfaatan PKS oleh konsumennya. Untuk itu perlu diketahui informasi tentang perkembangan konsumen dengan melakukan pemantauan tentang keinginan dan kebutuhan konsumen sasaran .
Tujuan penelitian ini ialah diperolehnya informasi yang memberikan gambaran tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PKS sebagai bahan penyusunan strategi pengembangan PKS. Penelitian ini merupakan survai deskriptif analitik dengan desain cross sectional dari data primer yang diambil melalui kuesioner dengan melakukan wawancara terhadap 236 orang responden.
Tehnik analisa data ialah analisa univariat dan analisa bivariat untuk menganalisa faktor-faktor yang diteliti. Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor yang diteliti dengan pemanfaatan PKS.
Hasil penelitian umumnya merlunjukkan bahwa persepsi responden terhadap pelayanan PKS relatif baik dan hanya sebagian kecil yang juga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di sekitar PKS RSUD Pasar Rebo.
Persepsi responden yang relatif baik belum diikuti dengan pemanfaatan PKS yang optimal, hal ini disebabkan karena manajemen RSUD Pasar Rebo belum menyebarluaskan infomasi keberadaan PKS dengan aktif.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka seyogyanya manajemen RSUD Pasar Rebo harus lebih aktif memberi informasi kepada konsumen sasaran.

Utilization Of Pelayanan Kesehatan Sore (PKS) Or Afternoon Health Care Service At Pasar Rebo General HospitalAs a swadana (self-funding) government hospital, Pasar Rebo General Hospital (RSUDPR) is mostly concern in improving the quality of their health care service by providing better quality health care, affordable to the target consumer and creating convenience for them.
One of the effort made is by operating an Afternoon Health Care Services, known as PKS which opens from 2 pm until 5 pm in the afternoon. PKS has 8 clinics and since it was opened at late 1994 until recently the flow of the patients has been relatively constant even though 3 clinics has prolonged the work day. The average patient per day at the moment is 53 persons, which is relative low compare to 96 persons which is the figure if PKS with 8 clinics is fully utilized. In other word the shortage of patients is an indicator that PKS is not being fully utilized by its target customer.
For that reason, information regarding the behavior of the target customer is needed and can be achieved through monitoring their wants and needs so we can really understand them. Because the lack of information about the customer could mean the customer leaving us.
The objective of this research is to obtain information about the factors affecting the utilization of PKS as an input to set up a strategic plan for PKS.
This research is made by using descriptive survey with cross sectional design and using primary- data taken from questionnaire of. 236 respondent interviewed. Univariate analysis is used to set up the frequency distribution and followedbythebivariateanalysisto obtain the cross tabulation of variables used in this research.
The result shows that in general the perception about PKS is relatively good but more attention must be made to the service delivered by doctors and the sanitary factor of the toilet. Other health care facilities nearby has no affect in the utilization of PKS, the perception of the patient who also use other health care facilities is that PKS is relatively better especially the price which they think is affordable.
The fact is that the relatively fair perception itself could not increase the utilization of PKS. So for the sake of increasing the number of patients the management must be actively involved in promoting PKS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T1654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Sakti Rahardjo Soedipo
"Kelangsungan pelayanan kesehatan sangat tergantung dari para pengelolanya, tak terkecuali dalam pelayanan rumah sakit, yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Agar Rumah sakit dapat tetap survive maka perlu didukung oleh sistem keuangan yang baik, dapat memuaskan pelanggannya baik pelanggan eksternal maupun pelanggan internal, dijalankannya bisnis inti secara professional. Untuk itu , maka salah satu pendekatan yang dapat dipakai adalah dengan memakai balanced scorecard. Di sini tidak saja dibahas kinerja keuangan rumah sakit tetapi juga kinerja non keuangan, antara fogging indicator dengan leading indicator. Empat aspek kinerja tersebut adalah kinerja keuangan, kinerja pelanggan, kinerja bisnis internal dan kinerja pertumbuhan dan pembelajaran. Rumah Sakit Umum Cianjur yang merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang berada di Jawa Barat ingin memberikan akuntabilitas kinerjanya dengan memakai pendekatan ini.
Penelitian ini memakai pendekatan deskriptif, dimana data yang diperoleh baik data primer dari responder maupun data sekunder yang sudah ada akan dianalisis dengan cara deskriptif, kemudian dicoba mengaitkan hasil penelitian ini secara analitik.
Hasil penelitian: 1) Kinerja keuangan: dari rencana pendapatan tahun 1999 tercapai 100,16 %, tahun 2000 tercapai 101,76 %, tahun 2001 tercapai 101,87 %, tahun2002 tercapai 100,27 % dan tahun 2003 tercapai 100,74 %. Peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun terus terjadi yang disebut trend positif. Tahun 2001 dibandngkan tahun 1999 terjadi peningkatan lebih dari 200 % dan tahun 2003 hampir 300 % jika dibandingkan dengan tahun yang sama.J dibandingkan dengan pengeluaran ditahun yang sama, selalu terjadi sisa anggaran. Dengan kata lain pendapatan melebihi kewajibannya sehingga berada diatas break event paint. 2) Kinerja pelanggan : Tingkat kepuasan pelanggan rata-rafa berada lebih dari 75% dengan derajat kepuasan 100 %, sehingga dikatakan bail. Pada Diagram kartesius, di kuadran A ditemukan faktor kepuasan pelanggan berdasarkan dimensi keandalan petugas, di kuadran B ditemukan dimensi kepuasan yang bersifat tangible dan keyakinan pelanggan akan kemampuan 1 keterampilan petugas, di kuadran C ditemukan dimensi kepuasan empati dan responsivitas petugas dalam setiap keluhan pelangggan, di kuadran D tidak ditemukan adanya dimensi kepuasan. 3) kinerja bisnis internal: Pada rawat jalan ditemukan trend yang terus meningkat disetiap tahun. Kunjungan tahun 2001 adalah lebih dari 115 000 prang, tahun 2002 berjumlah lebih dari 119 000 orang dan tahun 2003 adalah lebih dari 122 000 orang. BOR tahun 2001 adalah 74,24 %, tahun 2002 adalah73 % dan tahun 2003 adalah 79,58 %, BTO pada 3 tahun tersebut secara berurutan adalah 88 kali, 83 kali dan 95 kali pertahunnya. NDR dan GDR masih berada dibawah garis yang ditolerasikan oleh depkes yakni kurang dari 25 orang untuk NDR dan kurang dari 45 orang untuk GDR. 4) Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran : kepuasan pekerja berada pada level 3,25 dari skala 5 dan Likert yang berarti berada diantara puas dan sangat puas. Tingkat drop out petugas yang rendah, tingkat produktivitas karyawan yang tinggi. Produktivitas tahun 2001 adalah Rp 26000, tahun 2002 Rp 31 000 dan tahun 2003 Rp 39 000 perhari.
Berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan bahwa keempat kinerja pelayanan di Rumah Sakit Umum Cianjur dengan memakai pendekatan balanced scorecard sudah cukup memadai. Tinggal dikembangkan dengan memakai ukuran rasio di lingkungan keuangan dan penaksiran harta tetap yang dimiliki rnmah sakit ini.

The Survival of health service depends greatly upon the management, including those of a hospital as an integral part of health services in general in order for hospital to survive it has to have the support of a sound financial system, able to satisfy the patients/customers, both external and internal, and its core business professionally. In order to find our all that, one of the approaches that can best be used is the balance scorecard. Not only must the financial aspect of the hospital be addressed, the non-financial aspects must also be considered, the logging indicators as well as the leading indicators. Performance comprises four aspects- the financial aspect, the customers aspect, the internal business aspect and the growth and instruction aspect. The Cianjur General Hospital, one of the Government hospitals in West of Java, wishes to present the accountability of its performance by using the approach already cited.
This is a descriptive research, who primary data are obtained from respondents plus the already existing secondary data which are then analysed descriptively.
The findings of the research include: 1) financial performance the projected income for 1999 was realized 100.16%, for the year 2000, 101.76 % for 2001, 101.87 % for 2002, 100.27 % and for the year 2003 100.74 %. The yearly increase of more than 200 % in the 2001 income, and almost 300 % in 2003. Compared with the expresses spent in the same year, there was a positive balance. In other words the income of the hospital exceeds its obligation hence it is above the break even point. 2) For the customers aspect it can be said that the average customers satisfaction reached 75 % of the 100 scales, which can be considered good. On the Kartesius diagram, quadrant A show s the customers satisfaction based on the reliability of staff members; quadrant B shows the tangible dimension of the customer satisfaction and their trust in the ability of the medical staff, quadrant C shows the dimension of empathy with and responsiveness of the staff members to every gripe or complaint that the patient' may show, quadrant D does not show any satisfaction dimension. 3) Internal business performance the number of patients under therapy keeps increasing every year. There were more than 115.000 visits made by patients in 2001 more than 119.000 visits in 2002, and more than 122.000 in 2003. The BOR for 2001 is 74.24%, 73% in2002 and 79.58% in 2003, making annual BTO for the three consecutive years 88 times, 83 times, and 95 times. The NDR and the GDR be still below the level tolerance under line by the Department of Health which is lower than 45 person for GDR and 25 person for NDR. 4) Instruction and growth performance: employee satisfaction is at the level on 3,25 the Likert Scale of 5 which means a point between satisfactory an very satisfactory. The level of dropouts among the worker is low, where as productivity among the employees is high. Productivity in 2001 was Rp 26.000,00; Rp 31.000,00 in 2002; and 2003 was Rp 39.000,00.
It can be concluded that on the basic of this research using balanced scorecard approach, the tour service performances at the Cianjur General Hospital are quite satisfactory. What is left to be done now is for further development and improvement of facilities, using as standard the ratio between the financial aspect of the operation and the estimation of the value of the fixed of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Pada tahun - tahun mendatang akan terjadi persaingan yang ketat dalam bisnis perumahsakitan. RS PGI Cikini memperkuat posisi bersaing dengan mengembangkan pelayanan-pelayanan unggulan, diantaranya adalah Unit Ginjal Hipertensi, Unit ICU/ICCU dan Unit Gawat Darurat. Namun demikian hingga saat ini belum ada analisis tentang unit-unit pelayanan kesehatan yang diunggulkan sehingga belum diketahui pelayanan unggulan mana yang menjadi prioritas unggulan dan posisi masing-masing pelayanan unggulan dalam bisnis rumah sakit serta belum diketahui pula strategi yang akan diterapkan dalam upaya memperoleh keunggulan bersaing.
Untuk mengetahui unit unggulan mana yang menjadi prioritas unggulan dan strategi apa yang tepat untuk diterapkan, dilakukan penelitian analisis kualitatif dan kuantitatif, dengan bantuan peramalan menggunakan model Times Series Forecasting dari program QSB+. Penelitian ini meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dan Consensus Decision Making Group (CDMG) antara Direktur Medis, Direktur Penunjang Medis, Kepala Unit Rawat Jalan dan para dokter dari masing - masing unit unggulan. Selanjutnya dilakukan pemilihan strategi dan dilanjutkan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan, dalam matriks BCG unit ini masuk dalam kuadran cash cows, dan dalam matriks IE masuk dalam kuadran hold and maintain.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa prioritas unggulan adalah unit ginjal hipertensi dengan strategi pilihan penetrasi pasar. Sedang saran yang diajukan adalah unit ginjal hipertensi sebelum benar-benar menurun dan menimbulkan beban bagi rumah sakit sebaiknya menetapkan alternatif pelayanan kedua sebagai unggulan baru dan dalam menerapkan strategi bagi unit ginjal hipertensi sebaiknya dilakukan dengan memilih pelayanan yang menunjang pelayanan utama dan menguntungkan bagi rumah sakit.

Analysis of Determining Excellent Health Services Priority at PGI Cikini Hospital 2000In the years to come there will be a tight competition in the hospital business. PGI Cikini hospital is strengthening its competitive position by developing excellent services such as through the Hypertension-Kidney Unit, Intensive Care Unit and Emergency Unit. However, to date, the analysis of the excellent services has not been conducted. Therefore, the hospital cannot determine its priority and position of the excellent service in the hospital business. In addition, the strategy that will be implemented to reach competitive advantage still unknown.
To know which excellent unit will be prioritized and what strategy is appropriate to be implemented, the qualitative and quantitative analytical research is performed. The forecasting method using the Times Series Forecasting model of QSB+ program is used to support the research. This research covers the external and internal analysis by collecting the primary and secondary data. The methods used are an in-depth interview and the Consensus Decision Making Group involving The Medical Director, Medical Support Director, Chief of Outpatient Unit and some doctors of the excellent units. The methods are followed by discussions and a selection of the right strategy.
The research shows that the Hypertension-Kidney Unit within BCG matrix is in Cash Cows quadrant and within IE matrix is in Hold and Maintain quadrant. The research concludes that the priority is Hypertension-Kidney Unit and the choice of its strategy is by means of market penetration. The PGI Cikini Hospital is therefore suggested to make a new excellent unit, based on the unit in star quadrant: The ICU/ICCU. The other suggestion is for the hospital to choose appropriate strategy which supports the core business and for the hospital's profitability."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T 7811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryezi Tahir
"Imbalan atau kompansasi yang diterima dari pasien atau oleh pelaksana pelayanan kesehatan di rumah sakit atas perlakuan yang diberikan kepada pasien atau klien tersebut disebut Jasa Pelayanan.
Belum terdapatnya peraturan/perundangan-undangan yang sesuai dengan job's pola pembagian jasa pelayanan tersebut maka setiap pimpinan rumah sakit harus arif dan bijak mengatur dan mendistribusikannya. Rumah Sakit Jiwa Prof. H.B. Sa'anin Padang, seperti juga rumah sakit umum daerah ataupun rumah sakit jiwa lainnya, tidak jarang kebijakan yang diambil untuk pola pembagian jasa pelayanan menimbulkan rasa ketidakadilan, ketidakwajaran dan kurang proporsional oleh sebagian karyawan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan faktor-faktor internal dan eksternal dari lingkungan Rumah Sakit Jiwa Prof. H.B. Sa'anin Padang, terhadap pola pembagian jasa pelayanan series usulan pola pembagian jasa pelayanan yang sesuai dengan asas atas keadilan, kewajaran dan proporsional serta sesuai dengan harapan karyawan sendiri.
Suatu studi kasus dilakukan dengan metode kualitatif dengan informan dari Rumah Sakit jiwa Prof. KB. Sa'anin Padang. Dokumen/arsip yang ada dan terkait dengan pola pembagian jasa pelayanan tersebut dilakukan obeservasi dan pengkajiannya.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran Pola Pembagian Jasa Pelayanan itu dirasakan oleh sebagian karyawan belum adil, layak dan proporsional dan sangat tergantung dari Kebijakan Rumah Sakit Jiwa Prof. KB. Sa'anin Padang atas rekomendasi Tim Evaluasi Jasa Pelayanan melalui kesepakatan tim atau komitmen karyawan. Tenaga profesional terutama tenaga profesi perawat sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan tentang kebijakan pola pembagian jasa pelayanan.
Peneliti menyarankan agar usulan pola pembagian jasa pelayanan yang baru dipertirnbangkan oleh pihak manajemen Rumah Sakit Jiwa Prof. H.B. Sa'anin Padang sebagai bahan masukan untuk merevisi pola pembagian yang sekarang dan memasukan beberapa variabel internal dan eksternal dari Rumah Sakit Jiwa Prof H.B. Sa'anin Padang, dalam pola pembagian jasa pelayanam Kemudian disarankan juga untuk mensosialisasikan fakor-faktor internal dan eksternal tersebut serta asasasas keadilan, kewajaran dan proporsional dalam pembagian jasa pelayanan Rumah Sakit Jiwa Prof. H.B. Sa'anin Padang, dan yang sangat penting adalah komitmen karyawan dan pemahaman kerja sama tim dalam mewujudkan Rumah Sakit Jiwa Prof H.B. Sa'anin Padang.

Analysis on Policy on Distribution of Service Rewards Applied in Prof HB Saanin Mental Hospital, Padang West Sumatera Province Year 2004Incentive or compensation sourced from patient/client by health provider in hospital for the service provided is called as service rewards. The unavailability of rules regarding the distribution of service rewards forced hospital managers to wisely distribute it. As in many other hospitals, the distribution of service rewards applied in Prof HB Saanin Mental Hospital invited injustice feeling and felt as unfair and non-proportionate by some employees.
This study aimed at investigating influences internal and external factors within the Prof FIB Saanin Mental Hospital environment on distribution pattern of service rewards. This study also provides distribution pattern that is in line with justice, fairness, and proportionate principles and accepted by the employees.
This study was a case study using qualitative method with informants from the hospital Available related documents and archives were observed and reviewed.
The study results reveal that the distribution of service rewards was felt as injustice and inappropriate and was heavily depended on hospital policy based on recommendation by service rewards evaluation team processed by team agreement or employee's commitment. Nurses played very decisive role in the decision making process on service rewards distribution.
It is suggested to the hospital management to consider the proposal of new service reward distribution pattern as input to revise the existing pattern and to include several internal and external variables in the distribution pattern. It is also suggested to socialize those factors and justice, -fairness, and proportionate principles in distribution pattern. The most important thing is employee's commitment and understanding about teamwork in implementing the hospital vision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>