Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"ABSTRAK
Hewan merupakan salah satu temuan arkeologis yang penting dalam rangka penelitian masa lalu manusia. Hewan di samping merupakan sumber pangan, juga digunakan dalam kehidupan religi yaitu sebagai bekal kubur.
Bekal kubur adalah berbagai jenis benda (termasuk manusia dan hewan) yang disertakan bersama mayat dalam penguburan. Penyertaan bekal kubur pada mayat/rangka ini umumnya berlandaskan keinginan dan kepercayaan masyarakat yang masih hidup untuk mencukupi keperluan si mati dalam perjalanan ke alam arwah, dan untuk melanjutkan kehidupan di sana.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya berupa deskriptif analitik. Data-data yang dikumpulkan berupa data-data sekunder, yaitu hasil-hasil laporan penelitian lapangan atau ekskavasi arkeologi yang telah diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Denpasar. Data-data tersebut dicatat, dipilah, dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui jenis-jenis hewan yang digunakan sebagai bekal kubur, mengetahui ciri-ciri khusus dari kubur yang menggunakan bekal kubur hewan, dan mengetahui latar belakang dipilihnya jenis hewan tertentu sebagai bekal kubur.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Pertama, jenis-jenis hewan yang digunakan sebagai bekal kubur di situs Gilimanuk adalah hewan babi, anjing, dan ayam; Kedua, secara tegas tidak ada ciri khusus yang membedakan antara kubur yang menggunakan hewan dengan kubur yang tanpa menggunakan hewan sebagai bekal kubur; Ketiga, mengingat hanya sebagian kecil saja kubur yang menggunakan bekal kubur berupa hewan, maka kemungkinan besar menunjukkan status sosial tertentu dalam masyarakatnya. Di samping itu, disertakannya hewan dalam penguburan tersebut mempunyai latar belakang dan makna tertentu pula."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"ABSTRAK
Salah satu bukti tingkah laku dan budaya manusia masa lalu yang menarik untuk diungkapkan adalah yang berhubungan dengan tradisi penguburan. Penguburan memiliki arti dan peranan yang penting dalam proses kehidupan manusia. Penguburan dianggap sebagai suatu perlakuan masyarakat dalam rangka memperlakukan dan mengantar seseorang yang meninggal kembali menuju ke alam kehidupan lain, yang disebut dunia roh atau dunia para leluhur.
Aspek-aspek dalam penguburan, khususnya penguburan primer, banyak yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini mengkaji tentang penguburan primer dengan melihat aspek-aspek orientasi/arah bujur mayat/rangka yang dikubur, sikap badan dan anggota badan mayat/rangka, serta jenis dan sebaran bekal kubur yang disertakan dalam penguburan tersebut.
Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan, di mana data-data yang digunakan berdasarkan laporan-laporan yang telah diterbitkan. Data-data penguburan ini berasal dari situs Plawangan (Jawa Tengah), Gilimanuk (Bali), dan Liang Bua (Nusa Tenggara Timur). Data yang digunakan dalam kajian ini berjumlah 62 rangka, masing- masing 28 rangka dari situs Plawangan; 22 rangka dari situs Gilimanuk; dan 12 rangka dari situs Liang Bua.
Sebagai hasil dari kajian ini diperoleh kesimpulan bahwa orientasi atau arah bujur mayat/rangka yang dikubur sebagian besar mengarah ke gunung yang dianggap suci dengan meletakkan bagian kaki searah dengan arah gunung. Mengenai sikap badannya, umumnya dalam posisi lurus berbaring, tetapi dengan bermacam-macam variasi sikap tangan dan kaki. Sedangkan jenis bekal kubur yang umum dijumpai adalah periuk. Suatu hal yang cukup menarik dalam bekal kubur ini bahwa rangka/mayat yang berjenis kelamin perempuan selalu ditemukan bekal kubur berupa periuk, sementara itu yang berjenis kelamin laki-laki selalu dijumpai bekal kubur berupa kapak atau tajak."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkeliku, Agustinus Sem Porak
"Disertasi ini mengkaji perkembangan judi dalam ritual adu kerbau (ma’pasilaga tedong) dalam upacara pemakaman rambu solo’ di Tana Toraja dan Toraja Utara. Perkembangan judi dalam atraksi ma’pasilaga tedong yang menggambarkan perubahan dalam masyarakat Toraja baik itu perubahan struktur sosial dan juga perubahan ritual. Pelaksanaan upacara rambu solo’ yang semakin mewah menjadi fenomena akan perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat Toraja. Perkembangan judi dalam permainan adu kerbau dapat menjadi jendela untuk melihat perubahan sosial dan kebaharuan dalam ritual. Ma’pasilaga tedong tidak bisa dilepaskan dari ritual rambu solo’ karena kerbau dan permainan adu kerbau bagian dari ritual. Selama kerbau masih ada kerbau dan menjadi hewan kurban dalam upacara rambu solo' adu kerbau akan selalu ada dalam rambu solo’. Permainan selalu terbuka pada tindakan judi yang dapat melahirkan pranata baru. Pertanyaan yang bisa diajukan terhadap fenomena ini adalah bagaimana perubahan tersebut terjadi dan bagaimana para aktor berperan sebagai agen perubahan? Data diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan metode etnografi yang menekankan observasi terlibat dan wawancara mendalam. Melalui observasi peneliti terlibat dalam ritual dan hadir dalam arena judi. Data-data observasi diperkuat dan dilengkapi melalui wawancara mendalam dengan para tokoh adat dan pelaku ritual serta aktor judi. Data lapangan juga diperkaya dengan penelusuran literatur. Data dianalisa berdasarkan perspektif ritual sebagai proses perubahan sosial. Ritual adalah tindakan untuk memberi penghormatan kepada yang meninggal yang bisa menguatkan ikatan para pelaku ritual dengan para leluhur. Fungsi ritual juga memperkuat ikatan sosial di antara pelaku ritual. Selanjutnya tindakan pengorbanan yang selalu menyertai ritual menjadi sarana (kendaraan) untuk mempresentasikan status sosial dan mengkonstruksi pranata judi.

This dissertation discusses the development of gambling in the buffalo fighting ritual (ma'pasilaga tedong) in the rambu solo' funeral ceremony in Tana Toraja and North Toraja. The development of gambling in the ma'pasilaga tedong attraction depicts changes in Toraja society, both changes in social structure and also changes in rituals. The increasingly luxurious implementation of the rambu solo' ceremony is a phenomenon that reflects the changes that are taking place in Toraja society. The development of gambling in buffalo fighting games can be a window to see social changes and newness in rituals. Ma'pasilaga tedong cannot be separated from the rambu solo' ritual because buffalo and buffalo fighting games are part of the ritual. As long as there are still buffaloes, and they are sacrificial animals in the rambu solo ceremony, buffalo fighting will always be in rambu solo'. The game is always open to gambling actions that can give birth to new institutions. The questions that can be asked about this phenomenon are how does this change occur, and how do actors act as agents of change? Data was obtained through research using ethnographic methods, which involved observation and in-depth interviews. Through observation, researchers were involved in rituals and were present in the gambling arena. Observational data is strengthened and complemented through in-depth interviews with traditional leader ritual practitioners and gambling actors. Field data was also enriched by literature searches. Data were analyzed based on the perspective of ritual as a process of social change. Rituals are actions to pay respects to the dead which can strengthen the bonds of ritual practitioners with their ancestors. The ritual function also strengthens social ties between ritual practitioners. Furthermore, the act of sacrifice that always accompanies the ritual becomes a means (vehicle) for presenting social status and constructing gambling institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008
930.1 SOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Fatimah Yahya
"Bon-odori sebagai salah satu kebudayaan Jepang sudah berkembang sejak sangat lama dan masih dipraktikkan hingga saat ini. Selama perkembangan zaman dan teknologi Bon-odori juga mengalami beberapa perkembangan. Penelitian ini akan membahas mengenai perubahan makna sakral dan perubahan lainnya yang terjadi pada Bon-odori sejak masuk ke Jepang hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode studi literasi. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada perubahan makna sakral pada Bon-odori yang masih dilakukan di Jepang. Sedangkan pada aspek-aspek lain Bon-odori, seperti gerakan, lagu, musik, dan instrumen pengiring Bon-odori terdapat perubahan yang terjadi seiring berkembangnya zaman.

ABSTRACT
Bon-odori as one of the Japanese cultures have developed since a very long time and are still practiced today. During the changing era and technologies development Bon-odori also experienced some developments. This research will discuss changes in sacred meaning and other changes that have occurred in Bon-odori since entering Japan until now. This research uses literacy study methods. Based on the result of the research there were no changes in the sacred meaning of Bon-odori that were still carried out in Japan. Whereas in the other aspects of the Bon-odori, such as movements, songs, music, and, accompaniment instruments of the Bon-odori there are changes that occur as the times passes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 1977
930.1 SOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.P. Soejono
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008
930.1 SOE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
392.598 UPA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Yuliani Kurnia
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh ajaran Buddha dan Konfusianisme yang berkembang di Korea terhadap tata cara dan makna ritual pemakaman dan peringatan arwah yang dilakukan masyarakat Korea. Namun, penulis membatasi masalah ini pada ritual yang dilaksanakan sebelum mendapat pengaruh agama Kristen dan perkembangan modernisasi. Sebelum membahas topik tersebut, penulis juga membahas mengenai pandangan masyarakat Korea mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian yang dijadikan dasar dilaksanakannya kedua ritual tersebut. Dari penelitian kualitatif deskriptif ini, disimpulkan adanya pengaruh yang kuat dari ajaran Buddha dan Konfusianisme dalam makna dan pelaksanaan ritual pemakaman dan peringatan arwah dalam masyarakat Korea dan kedua ritual tersebut tetap dilaksanakan secara turun-temurun hingga sekarang ini.

Abstract
This thesis discusses the influence of Buddhism and Confucianism that developed in Korea toward the procedure and meaning of funeral and memorial services performed in Korean society. However, the author limits this problem in the rituals conducted prior to the influence of Christianity and the development of modernization. Before addressing the topic, the author also discussed the Korean society views of death and life after death which is used as the basis of the implementation of both the ritual. From this descriptive qualitative research, we can conclude the existence of the strong influence of Buddhism and Confucianism in the meaning and implementation of funeral and memorial services in Korean society and the rituals are still carried out by generations until today."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Hanief Saha Ghafur
"Suatu hal yang menarik untuk dikaji dewasa ini adalah pembangunan kepariwisataan. Pembangunan Pariwisata telah banyak menyuguhkan berbagai tontonan, permainan tradisional, upacara adat dan berbagai bentuk seni pertunjukan. Kegiatan ini telah menjadi agenda kegiatan resmi dari berbagai biro dan agen perjalanan wisata, perhotelan dan organisasi-organisasi kesenian di daerah. Semua bentuk kegiatan tersebut didukung oleh pemerintah, yang memang membutuhkan masukan devisa bagi pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai kepentingan besar dibalik semua perhelatan besar tersebut. Untuk itu, pemerintah akan berbuat apa saja bagi kesuksesan upacara-upacara tersebut.
Dalam pembangunan kepariwisataan di Indonesia banyak suguhan berupa macam-macam bentuk tontonan, permainan tradisional, upacara adat dan berbagai bentuk seni pertunjukan. Namun yang menjadi persoalan, yaitu apabila bentuk pertunjukannya berupa upacara ibadah keagamaan, seperti Hudoq. Bagi masyarakat dayak di pedalaman Kutai upacara Hudoq masih di anggap sakral dan dihayati sebagai upacara religius. Namun dilain pihak para penyelenggara, para turis asing, dan kebanyakan para penonton melihat upacara tersebut dengan sikap areligius, profan dan dianggap sebagai tontonan biasa.
Penelitian ini mengkaji dampak pembangunan pariwisata terhadap upacara perladangan dan upacara ritual Hudoq khususnya. Tulisan ini mencoba memberi gambaran tentang bagaimana proses pembangunan mendesakralisasi upacara ibadah keagamaan. Proses itu terjadi manakala Hudoq tercerabut dari basis sosial dan kulturalnya, sehingga menjadi sekedar sebuah tontonan yang areligius dan profan. Ketercerabutan tersebut karena Hudoq sudah kehilangan nuansa religio-culturalnya melalui proses pembangunan yang telah disekularisasikan."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>