Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Meidyawati E.H.
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mencari cara sterilisasi guta-perca yang efektif dan efisien sebelum digunakan untuk mengisi saluran akar. Guta-perca yang dicemari Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis direndam dalam natrium hipoklorit dengan konsentrasi 5,25 % ; 2,65 7. ; 1,31 7 dan ke dalam povidon yodium dengan konsentrasi 10 % ; I. % ; 0,5 'I. selama 0,5 ; 1 ; 3 ; 6 menit. Kemudian dibilas dengan merendam dalam larutan fisiologis NaCl steril, lalu dibiak dalam perbenihan thioglikolat, dan dieramkan pada suhu 370C selama 72 jam, untuk dilihat apakah perbenihan tetap jernih, atau menjadi keruh. Ternyata efek kedua desinfektans ini tidak berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa kedua bahan ini bisa digunakan untuk sterilisasi guta-perca sebelum pengisian saluran akar. Pada konsentrasi yang kecil dan dalam waktu yang singkat kedua desinfektans ini sudah cukup efektif mematikan kuman Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis."
Lengkap +
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Meidyawati E.H.
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari cara sterilisasi guta-perca yang efektif dan efisien sebelum digunakan untuk mengisi saluran akar. Guta-perca yang dicemari Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis direndam dalam natrium hipoklorit dengan konsentrasi 5,25 % ; 2,65 % ; 1,31 % dan ke dalam povidon yodium dengan konsentrasi 10 % ; 1 % ; 0,5 % selama 0,5; 1; 3; 6 menit. Kemudian dibilas dengan merendam dalam larutan fisiologis NaCl steril, lalu dibiak dalam perbenihan thioglikolat,dan dieramkan pada suhu 370C selama 72 jam, untuk dilihat apakah perbenihan tetap jernih, atau menjadi keruh. Ternyata efek kedua desinfektans ini tidak berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa kedua bahan ini bisa digunakan untuk sterilisasi guta-perca sebelum pengisian saluran akar. Pada konsentrasi yang kecil dan dalam waktu yang singkat kedua desinfektans ini sudah cukup efektif mematikan kuman Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Hendroyono
"ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan daya saing rumah sakit di-era pasar global, perlu dilakukan reformasi manajemen perumahsakitan yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah manajemen dalam efficiency, productivity, quality and patient responsiveness. Pengendalian infeksi nosokomial sangat bergantung pada kinerja sterilisasi rumah sakit, khususnya pada penatalaksanaan pembedahan dan kegiatan pelayanan medik lain yang menggunakan alat-alat steril.
Pelayanan sterilisasi Instalasi Bedah Sentral merupakan pusat pelayanan sterilisasi RSUD Kota Bekasi. Instalasi ini menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan, mendistribusikan instrumen operasi ke kamar bedah dan alat medik ke ruangan-ruangan yang membutuhkan produk steril.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi dengan kapasitas 261 tempat tidur, BOR 67,1 - LOS 3,7 - TOI 1,83 - BTO 65,54 - jumlah operasi 350 pasien per bulan (OK IGD: 100, OK IBS: 250); mempunyai pelayanan sterilisasi yang masih bergabung dengan OK IBS dengan berbagai masalah dan mendapat banyak keluhan dari pengguna jasa pelayanannya terutama para ahli bedah dan petugas kamar bedah yang lainnya.
Banyaknya komplain dan masalah tersebut membuat OK IBS ingin memperbaiki diri, karena OK IBS merupakan bagian dari Rumah Sakit, dan merupakan penggalan jalur panjang dari "moment of truth" mulai dari pasien masuk ke halaman parkir hingga pasien pulang yang harus selalu diperbaiki dan disempumakan demi kepuasan dan keselamatan berobat pasien. Untuk mendapatkan gambaran pelayanan sterilisasi OK IBS menurut kacamata penyedia pelayanan (provider), perlu dilakukan suatu penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving Approach) dengan tujuan menyusun plan of action perbaikan kualitas layanan sterilisasi dari OK IBS RSUD Kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara FGD (Focus Group Discussion), wawancara mendalam (indepth interview), expert panel dan observasi langsung, serta telaah data sekunder.
Penelitian ini menghasilkan suatu prioritas masalah dan prioritas penyelesaian masalah. Tiga masalah utama pada sterilisasi OK IBS adalah mesin sterilisator yang kurang dalam kualitas dan kuantitas, luas tempat bekerja yang terbatas dan kemampuan SDM sterilisasi di OK IBS yang masih belum cukup memadai.
Kurangnya kualitas mesin sterilisator bermula dari tidak adanya monitoring dan pengawasan berkala pada mesin sterilisator yang ada dan karena tuntutan volume pekerjaan yang meningkat dari tahun ketahun, sehingga petugas terbiasa bekerja dengan mesin sterilisator uap berkapasitas 500 liter pengadaan tahun 1980 yang dalam keadaan rusak; dengan produk linen operasi yang selalu basah dan rusaknya instrumen operasi serta linen operasi oleh sterilisator panas-kering yang merupakan andalan OK IBS selama ini. Masalah mesin sterilisator ini dapat dipecahkan dengan menetapkan bahwa mesin steam sterilisator yang lama sebagai mesin tidak layak pakai dan menggantikannya dengan mesin baru untuk sementara atau pembentukan instalasi CSSD dengan kelengkapan sarana dan prasarananya.
Perkembangan OK IBS yang terwujud dari beberapa kali renovasi tidak disertai dengan perkembangan dan renovasi atau perbaikan kinerja seksi sterilisasi; sehingga luas ruang bekerja dan sarana sterilisasi yang ada sejak tahun 1980 dengan 2 kamar operasi tidak disiapkan untuk keadaan sekarang dengan 5 kamar operasi dan frekuensi operasi 250 pasien per bulan. Masalah ruang kerja sterilisasi ini dapat dipecahkan dengan pembangunan gedung CSSD baru sebagai instalasi yang mandiri di-area belakang RSUD sebelah Unit Laundry.
Paradigma pembelajaran (learning paradigm) perlu dibangun di kalangan petugas OK IBS, khususnya petugas sterilisasi; kurangnya kualitas dan kuantitas SDM sterilisasi OK IBS dapat disebabkan oleh terbiasanya bekerja tanpa SOP, tanpa pengawasan, dan tanpa koreksi dimana keterbatasan pengetahuan tentang sterilisasi dari pimpinan dan pelaksana OK IBS dalam beaurocratic paradigm akan menjadi hambatan dari suatu usaha perbaikan dan pergembangan kinerja organisasi sterilisasi. Masalah kualitas dan kuantitas SDM ini dapat dipecahkan dengan menambah SDM baru yang siap untuk ditingkatkan kualitasnya melalui pendidikan berkala dan berlanjut bagi staf CSSD yang dilaksanakan oleh RS.Sardjito di Yogyakarta.
Kualitas pelayanan sterilisasi di OK IBS dipengaruhi juga oleh kinerja unit-unit lain di RSUD Kota Bekasi dan dipengaruhi oleh kebijakan manajemen, sehingga masalah-masalah yang muncul merupakan masalah yang terjadi juga di seluruh rumah sakit. Pemecahan masalah di OK IBS tidak dapat dilaksanakan hanya oleh OK IBS sendiri tetapi harus ada intervensi Manajemen Rumah Sakit.
Perlunya melakukan advokasi kepada DPR-D Kota Bekasi, agar masalah sterilisasi yang pada akhirnya menentukan kualitas pelayanan RSUD kota Bekasi dapat dimaklumi juga menjadi tanggung jawab pemerintah kota Bekasi sebagai stake-holder rumah sakit.

ABSTRAK
Reformation of the hospital management is necessary to improve the competitiveness of hospitals in global market era so that managerial problems in efficiency, productivity, quality and patient responsiveness could be solved. Control of nosocomial infection depends heavily on the performance of the sterilization unit in the hospital, especially in surgical treatment and other medical services which utilize sterile instruments.
Sterilization service of IBS Operating Theatre (OT) is the center for sterilization services at RSUD kota Bekasi which receives, processes, produces, sterilizes, stores and distributes surgical instruments to the operating theatre and medical instruments to units which needed them.
Bekasi City Regional Hospital (RSUD kota Bekasi) with the capacity of 261 beds, BOR 67,1 - LOS 3,7 - TOl 1,83 - BTO 65,54 - 350 monthly surgical procedure (Emergency OT: 100, Central OT: 250); has sterilization service combined within IBS OT with various problems and getting complaints from service users, especially the surgeons. Due to the high complaint rate, IBS OT strives to improve its service since it is an integral part of the hospital and part of the "moment of truth" for patient?s wellness and satisfaction. This study is conducted to obtain a picture of IBS OT's sterilization service from the provider's perspective.
This is a qualitative study with problem solving approach which aims to draft a plan of action to improve the quality of sterilization service at IBS OT RSUD kota Bekasi. Data collection was conducted through FGD (Focus Group Discussion), in-depth interview and direct observation and secondary data analysis.
This study results in problem and problem-solving priorities. The three main problems during IBS OT sterilization are: poor quality and quantity of sterilizatormachines, limited working area and human resources capability in IBS OT that not yet sufficient.
The poor quality of sterilizator machine started with the absence of regular monitoring and maintenance, and also due to the increasingly workload. The operator became used to work with the damaged 500-litre steam sterilization machine from 1980; with wet surgical lines and the damaged surgical instruments and linens by the hot-dry sterilizator which is the mainstay of IBS OT. The problem of sterilizator could be solved by discharging the damaged steam sterilizator and replacing it with a new machine; or the formation of CSSD unit complete with the necessary equipment.
The development of IBS OT from several renovations is not accompanied by the development and renovation or improvement of the sterilization unit; therefore the available working area and sterilization unit since 1980 with 2 operating theatres is not ready for the current condition with 5 operating theatre and 250 surgical procedures per month. This problem could be solved with the development of a new, contained CSSD building in the area at the back of RSUD, next to the Laundry Unit.
Learning paradigm needs to be socialized amongst IBS OT personnel, especially those handling the sterilization; the poor quantity and quality of sterilization personnel at IBS OT could be caused by the comfort of working without SOP, control and correction due to the limited knowledge about sterilization of the management of IBS OT. All of these and the bureaucratic paradigm will hinder the effort of performance improvement of the sterilization organization. The problem of human resources quantity and quality could be solved with the addition of new personnel who is ready to be developed through periodic continuing education for CSSD staff at Sardjito Hospital in Yogyakarta.
Sterilization service quality at IBS OT is also influenced by the performance of other units at RSUD kota Bekasi and management's decision, therefore the arising problems are also common problems at the hospital. Problem solving at IBS OT could not be conducted solely by IBS OT but need intervention from hospital management.
It is also important to approach Bekasi City Parliament (DPRD) to ensure that sterilization problem, which will ultimately determine the service quality of Bekasi City Regional Hospital, also falls under responsibility of Bekasi City government as one of the hospital's stake-holders.
"
Lengkap +
2007
T19096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
M. Jusuf Hanafiah
Jakarta: Perkumpulan untuk sterilisasi Sukarela Indonesia, 1981
613.942 JUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Tri Ramadhan
"Sterilisasi wanita merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang mempunyai efektifitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan. Namun, penggunaan sterilisasi wanita di Jawa Timur masih sangat rendah dibandingkan rata-rata di dunia. Skripsi ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang menjadi determinan penggunaan sterilisasi wanita serta besaran pengaruh tiap faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan populasi penelitiannya yaitu Wanita Usia Subur 15-49 tahun. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu penggunaan sterilisasi wanita, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, paritas, indeks kesejahteraan, dan daerah tempat tinggal. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel umur merupakan determinan terbesar terhadap penggunaan sterilisasi wanita di Jawa Timur (OR 9,13) diikuti oleh paritas (OR 5,75), pekerjaan (OR 2,38), indeks kesejahteraan (OR 2,23), dan tingkat pendidikan (OR 2,02). Sosialisasi dan edukasi untuk penggunaan sterilisasi sebagai alternatif metode kontrasepsi yang efektif dan ekonomis dalam jangka panjang perlu digencarkan terutama menyasar pada kalangan WUS berumur 35 tahun keatas dan mempunyai 3 anak atau lebih.

Female sterilization is one of the long-term contraceptive methods that have high effectiveness in preventing pregnancy. However, the use of female sterilization in East Java Province is still very low compared to the average in the world. This thesis aims to see what are the determinants of female sterilization use and the magnitude of the influence of each of these factors. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey in 2017 with a research population of women of childbearing age 15-49 years old. The dependent variable in this study is the use of female sterilization, while the independent variables of this study are age, occupation, level of education, parity, welfare index, and area of residence. The results of multivariate analysis showed that age was the biggest determinant of female sterilization use in East Java (OR 9.13) followed by parity (OR 5.75), employment (OR 2.38), welfare index (OR 2.23), and education level (OR 2.02). Socialization and education for the use of sterilization as an alternative to effective and economical methods of contraception in the long term needs to be intensified, especially targeting the women of childbearing age 35 years old and over and having 3 or more children."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Alya Putri
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang bersifat anaerob fakultatif, membentuk pigmen kuning, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok. Bakteri ini seringkali ditemukan pada saluran pernapasan atas dan kulit. Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya seperti bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. S. aureus merupakan salah satu bakteri Gram positif yang banyak ditemukan di lingkungan medis yang berpotensi menimbulkan infeksi tak berbahaya maupun gejala lebih serius terhadap pasien rawat inap di rumah sakit. Sebagai upaya pencegahan terjadinya infeksi ringan maupun serius akibat bakteri S. aureus, maka dilakukan metode sterilisasi bakteri. Dalam studi kali ini dilakukan perbandingan efikasi menggunakan metode sterilisasi UV-C dan ozon terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro. Bakteri dipaparkan ozon dan sinar UV-C dengan durasi 15, 30 dan 45 menit. Dilakukan pula uji lanjutan sterilisasi stetoskop. Selanjutnya dilakukan analisa Total Plate Count (TPC) untuk mengetahui tingkat kematian bakteri dan dilakukan uji statistik berupa ANOVA, Mann-Whitney, dan Kruskal-Wallis sehingga dapat ditentukan metode sterilisasi yang paling efektif terhadap S. aureus. Penelitian menunjukkan bahwa sterilisasi menggunakan sinar UV-C dan ozon paling efektif pada durasi paparan 30 menit.

Staphylococcus aureus is a facultatively anaerobic bacteria, producing yellow pigments, generally grown in pairs or groups. These bacteria are often found in the upper respiratory tract and skin. S. aureus infection is associated with several pathological conditions, including ulcers, acne, pneumonia, meningitis, and arthritis. S. aureus is one of the Gram-positive bacteria found in many medical environments that have the potential to cause harmless infections or more serious symptoms to hospitalization patients. As an effort to prevent the occurrence of mild and serious infections due to S. aureus bacteria, the method of sterilization of bacteria is carried out. In this study, efficacy comparisons were conducted using UV-C and ozone sterilization methods against Staphylococcus aureus bacteria. Bacteria are exposed to ozone and UV-C light with durations of 15, 30 and 45 minutes. Further tests of stethoscope sterilization are also carried out. Furthermore, Total Plate Count (TPC) analysis is performed to determine bacterial mortality rates and statistical tests in the form of ANOVA, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis can be determined so that the most effective sterilization methods against S. aureus can be determined. Research shows that sterilization using UV-C light and ozone is most effective at an exposure duration of 30 minutes."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulya Viani Andarini
"Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu jenis bakteri Gram negatif yang sering ditemukan pada peralatan medis yang terkontaminasi. P. aeruginosa menjadi penyebab beberapa infeksi nosokomial seperti penyakit otitis eksterna, dermatitis, folikulitis, selain itu dapat menyebabkan infeksi pada mata, luka bakar, saluran napas bagian bawah, saluran kemih, dan organ lainnya.  Pencegahan terhadap penyebaran P.  aeruginosa di lingkungan fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan, salah satunya dengan memanfaatkan paparan ozon dan radiasi UV-C untuk mensterilkan alat kesehatan untuk mencegah penyebaran bakteri P. aeruginosa. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat efektivitas paparan ozon dan radiasi UV-C dengan variasi waktu 0, 15, 30, dan 45 menit terhadap bakteri P. aeruginosa. Penelitian lanjutan diberikan perlakuan terhadap alat medis yaitu thermo-gun dengan variasi waktu 0, 10, 15, dan 30 menit untuk melihat efektivitas dari metode sterilisasi yang digunakan. Selanjutnya dilakukan persentase pengurangan jumlah koloni dan uji statistik menggunakan ANOVA, Mann-Whitney, dan Kruskall-Wallis. Hasil penelitian menunjukan persentase pengurang koloni bakteri 100% setelah diberikan paparan UV-C dengan durasi 15 menit pada media padat. 96% koloni bakteri berkurang setelah diberikan paparan ozon dengan kapasitas 2000 mg/h selama 45 menit. Sedangkan pada uji lanjutan didapatkan pengurangan bakteri sebanyak 75% dan 74% pada paparan UV-C dan Ozon oleh karena itu kedua perlakuan tidak menunjukan perbedaan signifikan untuk mensterilisasi thermo-gun

Pseudomonas aeruginosa is a type of Gram-negative bacteria that is often found in contaminated medical equipment and is not cleaned properly. P. aeruginosa is the cause of several infections such as externa otitis disease, dermatitis, folliculitis, in addition it can cause infections of the eyes, burns, urinary tract, and other organs. Prevention against the spread of P. aeruginosa in the hospital environment is needed, the study using plasma and radiated UV to sterilize medical devices is considered to prevent the spread of P. aeruginosa bacteria. The purpose of this study was to determine the effectiveness of exposure to ozone and UV-C radiation with time variations of 0, 15, 30, and 45 minutes against P. aeruginosa bacteria. Further research was given treatment of medical devices, namely thermo-guns with time variations of 0, 10, 15, and 30 minutes to see the effectiveness of the sterilization method used. Furthermore, the percentage reduction in the number of colonies and statistical tests using ANOVA, Mann-Whitney, and Kruskall-Wallis were carried out. The results showed that the percentage of bacterial colony reduction was 100% after being exposed to UV-C with a duration of 15 minutes on solid media. 96% of bacterial colonies were reduced after being exposed to ozone with a capacity of 2000 mg/h for 45 minutes. Meanwhile, in the follow-up test, it was found that there was a 75% and 74% reduction in bacteria on exposure to UV-C and Ozone. Therefore, the two treatments did not show a significant difference to sterilize the thermo-gun."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yozar Anwar
Jakarta: Perkumpulan untuk sterilisasi Sukarela Indonesia, 1980
363.97 ANW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>